Senin, 30 Agustus 2010

Balai POM Sumut dan Pemkab Deliserdang Gelar Razia dibantu personil Polres Deliserdang merazia produk makanan di kecamatan Delitua

Lubukpakam, (Analisa)       

Tim Terpadu Pengendalian Pengawasan Penertiban Obat Makanan dan Minuman Balai POM Medan serta Tim Komite Nasional Garam (KNG) dan Tim Pemkab Deliserdang dibantu personil Polres Deliserdang, Rabu (25/8) merazia produk makanan, minuman dan produk kadaluarsa ke sejumlah swalayan yang ada di 9 dari 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Deliserdang.

Tim-1 dipimpin Kabag Perekonomian Setdakab Deliserdang Drs H Zainal Arifin bersama Drs Edison Pohan dari Balai POM Medan, Drs Datita Sembiring, Apt dari Dinas Kesehatan Deliserdang, Ir Baktiar Manik dari Disperindag,Prayitno dari Dinas Infokom dibantu dua personil Polres awalnya merazia Delimas Plaza di Jalan T Raja Muda Lubukpakam dan tim hanya menemukan produk makanan ringan Taro yang masa berlakunya tinggal seminggu lagi di plaza tersebut.

Selanjutnya Tim-1 menuju swalayan Gunung Mas dan Pasar Baru di Jalan Dr Sutomo Lubukpakam dan tim sama sekali tidak menemukan produk makanan dan minuman yang kadaluarsa di dua swalayan tersebut.

Sementara Tim-2 dipimpin Kasubbag Penanaman Modal Bag Perekonomian Setdakab Deliserdang Sri Darma Agung Ginting razia ke Kecamatan Percut Sei Tuan, Labuhandeli dan Batangkuis sedangkan Tim-3 dipimpin Kasi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindag Deliserdang Ardiansyah,SE razia ke Kecamatan Sunggal, Pancurbatu dan Delitua.

Ketua Tim-1 H Zainal Arifin kepada Analisa, Kamis (26/8) mengatakan dari razia yang digelar tiga tim ke sembilan kecamatan itu, tim tidak menemukan kasus yang menonjol dan hanya menemukan kesalahan tidak prinsipil seperti kemasan makanan dan minuman yang sudah agak rusak/peot.

Kepada setiap pengusaha yang usahanya dikunjungi diingatkan untuk tetap menjual dagangan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sementara hasil razia tim berupa pengawasan dan penertiban terhadap peredaran obat, makanan, minuman dan garam yang tidak beryodium serta produk yang tidak memenuhi persyaratan selanjutnya dilaporkan kepada Bupati Deliserdang melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab untuk ditindak lanjuti, kata H Zainal Arifin. (sk)

Minggu, 29 Agustus 2010

Paduan Suara Serapim dari Permata Klasis Medan-Delitua Hadiri Pembukaan Mupel Permata GBKP XIX se-Indonesia di Sibolangit


Ketua Moderamen GBKP Pdt MP Barus MTh didampingi Ketua Permata GBKP Pusat Periode 2006-2010 Pt Enrico Fenri Tarigan, Ketua Panitia Mupel Permata XIX Florida Pinem SSos, serta Ketua BPP Mamre GBKP, Sekretaris Moria GBKP dan senior Permata dan undangan dari HKI, memukul gong tanda dibukanya secara resmi Mupel Permata GBKP XIX, Jumat (27/8) sore di Retreat Centre, Desa Suka Makmur, Sibolangit. (Foto SIB/Bob Sembiring)

* Penutupan Mupel Dihibur Bam’s Samson dan GMB

Sibolangit (SIB)
Dihadiri seribuan orang, Musyawarah Pelayanan (Mupel) Permata GBKP XIX dibuka Ketua Moderamen GBKP Pdt MP Barus DTh, Jumat (27/8) sore di Retreat Center GBKP, Desa Suka Makmur, Sibolangit.
Mupel Permata (Kaum Pemuda) GBKP XIX yang berthema ” Bangkit dan Jadilah Terang” (Yesaya 60 :1), dengan sub thema “Melalui Mupel XIX ini Permata diharapkan menjadi motivator dalam spiritualitas, daya dan kemandirian dana serta menjadi terang ditengah-tengah pelayanan permata GBKP dan sekitarnya”, dihadiri Ketua Umum Permata GBKP 2006-2010 Pt Enrico Fenri Tarigan SSi, Ketua Moderamen GBKP Pdt MP Barus MTh, Wakil Sekretaris Umum Moderamen Pt Ir Ananta Purba, Kabid Koinonia Pdt Erick J Barus DTh, Ketua Umum Mamre (Kaum Bapa) GBKP Pt Ir Mulia Barus MSi, Sekretaris Umum Moria (Kaum Ibu) GBKP Pdt Suenita Sinulingga, Kepala Dispenda Kabupaten Langkat Drs Puja Sitepu mewakili Bupati Langkat, pengurus KA/KR, serta utusan permata dari masing-masing runggun dan klasis GBKP seluruh Indonesia dan undangan lainnya.

Dalam khotbahnya di kebaktian pembukaan Mupel Permata XIX, Pdt Erick J Barus DTh yang juga sebagai Kabid Koinonia Moderamen GBKP didampingi liturgis Pdt Norita Br Sembiring, mengajak kader-kader permata agar lebih kreatif lagi agar menjadi cahaya di dalam terang. Terlebih-lebih dalam menghadapi tantangan di era globalisasi, secara spiritual permata harus back to basic yaitu kembali kepada ajaran firman Allah. “Bangunlah jangan tidur lagi, bangkit dan majulah,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan permata harus dapat meningkatkan lagi skill dengan memperkuat komunitas basis dengan rajin beribadah PA dan bisa mengimplementasikan imannya di perkembangan jaman dengan cara selalu bersekutu, memecahkan roti bersama, saling mengasihi dan saling menolong satu dengan lainnya.

Sementara itu Ketua Moderamen GBKP Pdt MP Barus MTh dalam kata sambutannya berharap agar Mupel Permata menjadi pesta rohani. “Pesta rohani dan duniawi tergantung kalian dalam mengikuti Mupel ini, akan tetapi kami yakin kalian datang ke Mupel ini hanya di dalam nama Tuhan Yesus.” Di dalam sejarah GBKP, permata sangat berperan penting dalam kemajuan GBKP. Jadi kalian harus lebih maju lagi, termasuk di dalam kemajuan teknologi dan globalisasi, kalian harus dapat menunjukkan jati diri dan tidak hilang identitasnya ditelan kemajuan jaman. “Manfaatkan era globalisasi yang positif, serta bangkitlah dan menjadi terang,” katanya.

Ketua Panitia Mupel Permata GBKP XIX Florida Pinem SSos didampingi sekretaris Eka Patricia Br Bangun mengatakan Mupel Permata dimulai Jumat (27/8) hingga Minggu (29/8). Jumlah peserta yang hadir sekitar 975 orang yang terdiri dari 477 runggun yang ada di 20 klasis se GBKP. ” Mupel Permata ini adalah momen regenerasi bagi Permata GBKP untuk pelayanan yang lebih baik ke depannya. Tuhan selalu menolong, dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,” kata Florida Pinem.

Ketua Permata Pt Enrico Fenri Tarigan SSi mewakili pengurus Permata GBKP Pusat periode 2006-2010 dalam kata sambutannya mengatakan dalam Mupel Permata XIX, peserta akan menilai laporan pertanggung jawaban pengurus permata GBKP Pusat periode 2006-2010, menyusun dan menetapkan program umum, Garis Besar Pelayanan (GBP), Pokok-pokok Peraturan Rumah tangga (P3RT) Permata GBKP dan memilih Permata GBKP Pusat periode 2010-2014. “Harapan kami agar GBP dan P3Rt dan Program Umum yang kita hasilkan nanti dapat lebih baik lagi sehingga nantinya lebih terasa dan berguna ke depan buat Permata GBKP, serta semoga pengurus Permata GBKP Pusat periode 2010-2014 yang terpilih nantinya mau mendedikasikan diri, punya waktu dan mempunyai kemampuan kepemimpinan di organisasi Permata GBKP,” katanya.

Acara Mupel Permata juga dimeriahkan oleh vokal solo Anjela Tarigan dan Paduan Suara Serapim dari Permata Klasis Medan-Delitua serta talk show yang menampilkan Kabid Koinonia Moderamen GBKP Pdt Erick Barus DTh dan Wakil Sekretaris Moderamen GBKP Pt Ir Ananta Purba yang juga Humas GBKP Pusat.

Dipenutupan Mupel Permata, peserta juga akan dihibur oleh penampilan Bam’s Samson dan Giving My Best. (BSK/u)
Sumber: hariansib

Sabtu, 28 Agustus 2010

Pasangan mesum dijaring petugas Polsekta Delitua di kawasan Simpang Selayang Sunggal.

Medan, (Analisa)

Kapolresta Medan mengimbau kepada warga Kota Medan Sekitarnya agar memberikan informasi kepada pihak kepolisian bila mengetahui keberadaan para pelaku kejahatan baik narkoba, judi, premanisme termasuk para perampok yang baru beraksi di Bank CIMB Niaga Aksara.

Demikian Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga kepada wartawan saat menerima audiensi para pengurus Persatuan Wartawan (Pewarta) Polresta Medan di ruang kerjanya, Rabu (25/8) sore.

"Bila masyarakat ada memiliki informasi tersebut jangan segan dan ragu segera laporkan kepada polisi setempat agar ditindak lanjuti," tukasnya di hadapan pengurus Pewarta Polresta Medan antara lain Ketua Khairum Lubis, Sekretaris Amru Lubis, Andi Tirtayasa dan Azwandi Lubis .

Lebih lanjut dipaparkannya sampai saat ini Polresta Medan bersama tim gabungan Poldasu masih memburu dan menyelidiki keberadaan para pelaku.

"Kami minta doa restu dan mohon informasi dari seluruh warga Kota Medan agar kasus ini segera terungkap dengan tertangkapnya para pelaku," tukas Kombes Pol Tagam yang juga mantan Kapolsekta Medan Sunggal.

Dikatakannya, dukungan dan informasi dari masyarakat sangat diharapkan demi terungkapnya kasus ini.

Sebab, 80 persen kasus terungkap karena dukungan masyarakat.

"Mudah-mudahan kasus ini segera terungkap dan kita juga senantiasa memohon doa dari Yang Maha Kuasa demi kelancaran tugas-tugas pengejaran terhadap pelaku perampokan," tambahnya sembari menyatakan personil Polresta Medan dan Poldasu optimis kasus perampokan berujung maut yang menewaskan Briptu Manuel Simanjuntak dan melukai dua Satpam akan segera terungkap.

Akan Terungkap

"Cepat atau lambat, kasus perampokan ini akan segera terungkap. Pengejaran terus diintensifkan termasuk menganalisa dan evaluasi setiap hari. Kami masih fokus dan serius untuk mengungkap kasus ini," jelas Kapolresta Medan sembari mengutarakan pihaknya terus bekerja keras, termasuk melakukan olah TKP secara berulang dan diharapkan dari olah TKP tesebut bisa menunjukkan para pelakunya.

Dalam kesempatan itu Kapolresta Medan juga mengutarakan pihaknya saat juga menggelar berbagai razia pengamanan di seluruh kawasan.

"Kami instruksikan seluruh Polsekta se jajaran Polresta Medan melakukan razia di beberapa hotel yang diduga sebagai tempat persembunyian pelaku perampokan bersenjata api," tukas Kombes Pol Tagam Sinaga yang merupakan satu-satunya Kapolresta Medan berasal dari putra daerah.

Dari hasil razia tersebut belum ditemukan pengunjung hotel yang membawa senjata api.

Polisi hanya menjaring lima pasangan tak resmi dari dalam kamar hotel kelas melati.

Pasangan Mesum
 
Kelima pasangan mesum tersebut dijaring petugas Polsekta Delitua dari beberapa hotel kelas melati di kawasan Simpang Selayang Sunggal.
 
Hotel-hotel yang dirazia yakni Hotel Helvicona, Bougenville 2, Vije dan Banda Sakti.

Para penjahat bersenjata api (senpi) beberapa waktu lalu beraksi merampok Bank CIMB Niaga Jalan Aksara Medan yang menewaskan Briptu Imanuel Simanjuntak (anggota Compi III C Birimobdasu) tewas dan dua anggota Satpam M. Nazli Fahmi dan Muhdiantoro kritis akibat luka tembak dibagian dada dan lengan kanan.

Terkait kasi itu polisi juga telah memintai keterangan belasan para saksi mata, di antaranya 7 pegawai Kios CIMB Niaga Aksara yakni Patar Marpaung Kepala Service Manager CIMB Niaga Cabang Pembantu Aksara, Salles Officer (SO) Kios CIMB Niaga Aksara Syahrul, Faryani, Fipit Hariyanti, Hajizah, Zulfah Husnah dan Cut Fara dan 5 personil antara lain Jumawan alias Iwan, Suyito, Dwi Ardiansyah, Hendra Buana dan Yudi Ardian. (aru)

Pasangan mesum dijaring petugas Polsekta Delitua di kawasan Simpang Selayang Sunggal

Medan, (Analisa)

Kapolresta Medan mengimbau kepada warga Kota Medan Sekitarnya agar memberikan informasi kepada pihak kepolisian bila mengetahui keberadaan para pelaku kejahatan baik narkoba, judi, premanisme termasuk para perampok yang baru beraksi di Bank CIMB Niaga Aksara.

Demikian Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga kepada wartawan saat menerima audiensi para pengurus Persatuan Wartawan (Pewarta) Polresta Medan di ruang kerjanya, Rabu (25/8) sore.

"Bila masyarakat ada memiliki informasi tersebut jangan segan dan ragu segera laporkan kepada polisi setempat agar ditindak lanjuti," tukasnya di hadapan pengurus Pewarta Polresta Medan antara lain Ketua Khairum Lubis, Sekretaris Amru Lubis, Andi Tirtayasa dan Azwandi Lubis .

Lebih lanjut dipaparkannya sampai saat ini Polresta Medan bersama tim gabungan Poldasu masih memburu dan menyelidiki keberadaan para pelaku.

"Kami minta doa restu dan mohon informasi dari seluruh warga Kota Medan agar kasus ini segera terungkap dengan tertangkapnya para pelaku," tukas Kombes Pol Tagam yang juga mantan Kapolsekta Medan Sunggal.

Dikatakannya, dukungan dan informasi dari masyarakat sangat diharapkan demi terungkapnya kasus ini.

Sebab, 80 persen kasus terungkap karena dukungan masyarakat.

"Mudah-mudahan kasus ini segera terungkap dan kita juga senantiasa memohon doa dari Yang Maha Kuasa demi kelancaran tugas-tugas pengejaran terhadap pelaku perampokan," tambahnya sembari menyatakan personil Polresta Medan dan Poldasu optimis kasus perampokan berujung maut yang menewaskan Briptu Manuel Simanjuntak dan melukai dua Satpam akan segera terungkap.

Akan Terungkap

"Cepat atau lambat, kasus perampokan ini akan segera terungkap. Pengejaran terus diintensifkan termasuk menganalisa dan evaluasi setiap hari. Kami masih fokus dan serius untuk mengungkap kasus ini," jelas Kapolresta Medan sembari mengutarakan pihaknya terus bekerja keras, termasuk melakukan olah TKP secara berulang dan diharapkan dari olah TKP tesebut bisa menunjukkan para pelakunya.

Dalam kesempatan itu Kapolresta Medan juga mengutarakan pihaknya saat juga menggelar berbagai razia pengamanan di seluruh kawasan.

"Kami instruksikan seluruh Polsekta se jajaran Polresta Medan melakukan razia di beberapa hotel yang diduga sebagai tempat persembunyian pelaku perampokan bersenjata api," tukas Kombes Pol Tagam Sinaga yang merupakan satu-satunya Kapolresta Medan berasal dari putra daerah.

Dari hasil razia tersebut belum ditemukan pengunjung hotel yang membawa senjata api.

Polisi hanya menjaring lima pasangan tak resmi dari dalam kamar hotel kelas melati.

Pasangan Mesum
 
Kelima pasangan mesum tersebut dijaring petugas Polsekta Delitua dari beberapa hotel kelas melati di kawasan Simpang Selayang Sunggal.
 
Hotel-hotel yang dirazia yakni Hotel Helvicona, Bougenville 2, Vije dan Banda Sakti.

Para penjahat bersenjata api (senpi) beberapa waktu lalu beraksi merampok Bank CIMB Niaga Jalan Aksara Medan yang menewaskan Briptu Imanuel Simanjuntak (anggota Compi III C Birimobdasu) tewas dan dua anggota Satpam M. Nazli Fahmi dan Muhdiantoro kritis akibat luka tembak dibagian dada dan lengan kanan.

Terkait kasi itu polisi juga telah memintai keterangan belasan para saksi mata, di antaranya 7 pegawai Kios CIMB Niaga Aksara yakni Patar Marpaung Kepala Service Manager CIMB Niaga Cabang Pembantu Aksara, Salles Officer (SO) Kios CIMB Niaga Aksara Syahrul, Faryani, Fipit Hariyanti, Hajizah, Zulfah Husnah dan Cut Fara dan 5 personil antara lain Jumawan alias Iwan, Suyito, Dwi Ardiansyah, Hendra Buana dan Yudi Ardian. (aru)

Sabtu, 21 Agustus 2010

Kapolsek Delitua AKP Bahtiar Marpaung SH SSos MHum Hadiri Pemakaman Almarhum Brigadir Anumerta Manuel Simanjuntak di TPU Simalingkar B

UPACARA PENYERAHAN: Kapoldasu Irjen Pol Oegroseno memimpin acara penyerahan jenazah Brigadir Anumerta Manuel Simanjuntak kepada Brimobdasu, Jumat (20/8) di rumah duka jalan Luku III Simpang Kuala Medan.
* Keluarga Almarhum : Mendoakan pihak kepolisian dapat menangkap para pelaku penembakan serta menyerahkan diri dan bertobat
* Kapoldasu Irjen Pol Drs Oegroseno hadiri upacara persemayaman di rumah duka
* Komisi III DPR RI Ruhut Sitompul : Saya yakin pihak kepolisian dapat mengungkap kasus ini.
* Kasat Brimob Poldasu : Almarhum adalah putra terbaik bangsa

Medan (SIB)
Ribuan orang terdiri dari keluarga, kerabat, saudara, serta petugas kepolisian menghadiri pemakaman Brigadir Anumerta Manuel Simanjuntak, Jumat (20/8) sekira pukul 16.00 Wib di TPU Simalingkar B.
Pemakaman yang diawali upacara kepolisian itu dipimpin Irup Kasat Brimob Poldasu Kombes Pol Drs Verdianto I Biticaca MHum, dan pembawa acara Iptu Sarijo SPd. Saat peti jenazah diturunkan ke liang lahat sebagai penghormatan kepada almarhum tembakan salvo mengiringi dan dilakukan acara kebaktian oleh Pdt M Padang dari GKPPD. Usai kebaktian dilanjutkan penaburan bunga dan penimbunan liang lahat secara simbolis yang dilakukan oleh inspektur upacara diikuti para keluarga.

Dalam amanatnya Kasat Brimob Poldasu Drs Verdianto I Biticaca MHum mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas kepergian putra terbaik bangsa Brigadir anumerta Manuel Simanjuntak yang gugur dalam menjalankan tugas pengamanan di Bank CIMB Niaga. “Almarhum selalu memegang teguh disiplin dan loyalitas serta dedikasi yang tinggi didalam menjalankan tugas, termasuk mendarma bhaktikan dirinya untuk Republik Indonesia, sehingga sudah sepantas dan selayaknya menjadi suri teladan bagi kita semua, ” katanya. Lebih lanjut ia mengatakan agar keluarga yang ditinggalkan dapat menerimanya dengan lapang dada, karena ini merupakan kehendak Tuhan Yang Maha Esa. ” Marilah kita mendoakan agar Tuhan mengampuni kesalahan-kesalahan almarhum semoga mendapat tempat yang layak disisiNya, kata Kasat Brimob sembari menghimbau agar kesalahan yang dilakukan almarhum semasa hidup baik sengaja dan tidak sengaja di kehidupan sehari-hari maupun sesama teman dinas dimaafkan.

Sementara itu Bisara Simanjuntak mewakili keluarga almarhum mengucapkan terimakasih kepada Kapolda, Kasat Brimob beserta Satuan Brimob Poldasu atas penyelenggaraan pemakaman almarhum mulai dari awal hingga selesai, serta bantuan yang telah diberikan baik materi maupun moril. ” Kami bermohon agar peristiwa yang menimpa putra kami segera dituntaskan, agar pelaku segera ditangkap. Tidak lupa kami berdoa kepada para pelaku agar segera menyerahkan diri dan bertobat, ” kata Simanjuntak.

Turut hadir dalam upacara pemakaman Brigadir anumerta Manuel Simanjuntak antara lain Kapoltabes Medan Kombes Pol Imam Margono, Den Intel Polda Sumut, KSPN Sampali, Danki III Den C Brimob Poldasu AKP Daulat Simamora, Kapolsek Delitua AKP Bahtiar Marpaung SH SSos MHum, serta jajaran Poldasu, keluarga dan kerabat dari almarhum.

Sebelumnya Kapoldasu Irjen Pol Drs Oegroseno menjadi inspektur upacara saat jenazah almarhum Brigadir Anumerta Manuel Simanjuntak disemayamkan di rumah duka. Upacara persemayaman dilakukan setelah pihak keluarga membacakan pernyataan diikuti oleh Kapoldasu mewakili kepolisian RI dan kemudian jenazah almarhum diserahkan untuk dilakukan upacara pemakaman sesuai dengan tata cara kepolisian RI.

Dalam amanatnya Kapoldasu mengatakan kepolisian RI mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas kepergian almarhum terlebih-lebih dalam menjalankan tugas sebagai pengamanan bank. Saat ini kita akan mengantarkan jenazah almarhum ke pemakaman umum. ” Kami mohon para hadirin berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta kepada keluarga yang ditinggalkan semoga dapat menerima cobaan ini serta tabah menjalaninya, ” kata Kapolda sembari mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan bantuan secara moril dan materil.

Terkait dengan perkembangan kasus perampokan Bank CIMB Niaga tersebut Kapoldasu Irjen Pol Drs Oegroseno didampingi Kabid Humas Kombes Pol Drs Baharudin Jafar saat dikonfirmasi SIB usai upacara persemayaman menyebutkan belum dapat menentukan waktu yang pasti mengungkapkan kasus tersebut. ” Kita tidak boleh mendahului Tuhan untuk bisa memastikan pengungkapan kasus ini, namun saya sudah perintahkan ke jajaran Kapolres agar memantau daerah-daerah termasuk ke pelosok desa. Doakan saja mudah-mudahan dalam waktu singkat kita dapat mengungkapkan kasus ini, katanya singkat sembari berlalu menuju kemobilnya.

Sementara itu Ruhut Sitompul anggota Komisi III DPR RI yang hadir di rumah duka kepada SIB mengatakan dirinya mengaku selalu mengikuti perkembangan kasus perampokan bank CIMB Niaga termasuk yang menimpa Brigadir anumerta Manuel Simanjuntak. ” Saya kan duduk di Komisi III DPR RI termasuk menangani masalah Polri, ” Kata Ruhut Sitompul sembari mengucapkan turut berduka cita kepada keluarga yang ditinggalkan.Dapat ditambahkan alm dilahrikan di Medan 16 Agustus 1982 anak ke 7 dari 7 bersaudara putra dari alm Muliater Siamnjuntak dan Sinta Malum Br Saragih.(BSK/g)

Kamis, 19 Agustus 2010

Desa Suka Makmur dan kelurahan Delitua peroleh hadiah, trophy serta penghargaan pada Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 65 tahun 2010

LUBUKPAKAM (Berita): Nikmat Kemerdekaan yang dirasakan saat ini patut disyukuri karena untuk memperolehnya penuh dengan pengorbanan oleh pejuang bangsa , mengandalkan semangat kebersaman dan senjata seadanya, tidak itu saja kita dikaruniai pula alam yang subur oleh Allah SWT Tuhan Yang maha kuasa serta keragaman budaya bangsa dan Agama yang menjadi kekuatan besar membangun bangsa.

Hal itu dikemukakan Bupati Deli Serdang Drs H Amri Tambunan saat acara syukuran peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 65 tahun 2010 , sekaligus buka puasa bersama dan ceramah Ramadhan serta penyerahan talikasih kepada Legiun Veteran RI, Selasa (17/8) di kompleks Rumah Dinas Bupati, di Lubuk Pakam, yang dihadiri Muspida Plus,Wabup H Zainuddin Mars,Ketua TP PKK Ny Hj Anita Amri Tambunan,SKPD,LVRI anggota Paskibra dan undangan lainnya.

Bupati juga mengatakan , rasa haru dan bangga melihat suasana kebersamaan dan keindahan yang ditunjukkan , hadir bersama para pejuang kemerdekaan yang bertepatan pula disuasana bulan puasa Ramadhan yang patut dimaknai sebagai persamaan merdekannya bangsa Indonesia ini di tahun 45. Kebersaman ini harus terus berkelanjutan untuk memperkuat tekad mempertahankan NKRI. karena kedepan masih banyak yang perlu disempurnakan melihat era globalisasi ini akan dihadapi berbagai tantangan.

Kepada Para Veteran pejuang bangsa Bupati juga menyatakan , Semua kita manginginkan veteran belum boleh ada yang pensiun dengan maksud tidak secara formal, karena semangat juang dan pemikirannya masih dibutuhkan dan ikut terus bergandeng tangan membangun bangsa ini , karena kedepan akan lahir generasi-generasi penerus yang berhak menikmati hasil kemerdekaan ini, seraya mengajak generasi penerus terutama bagi para Paskibra untuk bertekad siap menjadi penerus cita-cita kemerdekaan , asah ketrampilan, bina kekuatan tidak ingin ditindas dan harus sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Sementara Ketua DPRD Deli Serdang Hj Fatmawati mengatakan pada peringatan HUT RI ke 65 kali ini terdapat dua dimensi penting yaitu dimensi kebangsaan dan dimensi Rohaniah, dari dimensi kebangsaan kita jadikan sebagai momentum untuk menumbuhkan semangat nasionalisme sebagai bangsa hingga dimasa mendatang, sedangkan dari dimensi rohaniah diharapkan melaui ramadhan ini dijadikan sebagai wahana untuk meningkatkan kesholehan,tidak saja sholeh secara amal ibadah tetapi sholeh dalam kepekaan sosial terhadap sesam.

Ketua LVRI Amaluddin pada kesempatan itu mengajak seluruh elemen untuk ikut bersama sama ikut membangun bangsa sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 sebagai cita cita kemerdekaan yang menghendaka masyarakat yang adil dan makmur, khususnya masayarakat di Kabupaten Deli serdang patut mensykuri nikmat pembangunan yang telah dicapai terbukti dengan banyaknya penghargaan yang diterima hal itu mari kita jadikan sebagai pemicu semangat kedepan.

Acara sukuran ini berlanjut setelah usai penurunan bendera yang bertindak sebagai irup yaitu Kapores Deliserdang AKBP Pranyoto SIK yangdirangkaikan dengan penyerahan Hadiah dan Trophy serta penghargaan kepada Sembilan Desa / Kelurahan terbaik Tahun 2010 masing-masing terbaik I Desa Paya bakung Kecamatan Hamparan Perak yang juga termasuk Desa terbaik ditingkat Nasional diundang menghadiri Upacara HUT RI di Istana Negara. Terbaik II Desa Sei Mencirim Kec Sunggal, terbaik III Desa Suka makmur Kec. Deli Tua, Desa Rumah Sumbul Kec . Sibolangit, Desa Pasar V Kebun Kelapa Kec. Beringin dan Desa Sei mencirim Kec. Kutalimbaru. Sedangkan kelurahan terbaik I Kelurahan Pekan Tanjung Morawa, terbaik II Kelurahan Delitua dan terbaik III Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuik pakam. (jmc)
Sumber: beritasore

Kamis, 12 Agustus 2010

"Jabal Noor Peduli Umat" Bagikan Paket Sembako di Kecamatan Delitua

Medan, (Analisa)

"Jabal Noor Peduli Umat" dijadwalkan membagi-bagikan 6.000 paket Sembako untuk kaum dhuafa, fakir miskin, anak yatim-piatu, termasuk anak-anak pengajian Majlis Ta’lim Jabal Noor mencapai 600 orang. Pembagian sembako itu direncanakan pada Minggu, 5 September atau 26 Ramadan 1431 H

di Markas Majlis Ta’lim Jabal Noor Jalan Ngalengko No 13 Medan.

Pimpinan Majlis Ta’lim Jabal Noor Medan KH Zulfiqar Hajar kepada wartawan di Medan, Rabu (11/8) menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan tahun ke-8 ini, selain wujud syukur kepada Allah SWT atas rezeki yang diberikan Allah SWT kepada jamaah, simpatisan dan relasi Jabal Noor.

"Hal itu dimaksudkan juga untuk menggembirakan saudara-saudara kita yang hidupnya kurang mampu dari segi ekonomi menghadapi Hariraya Idulfitri, juga sebagai bentuk merealisasikan salah satu Hadits Nabi Muhammad SAW yang bermakna:" Sebaik-baik manusia dapat memberikan manfaat bagi orang lain", ujar KH Zulfikar Hajar.

Sebab, lanjutnya, pada diri manusia ada 4 hal yang dapat disumbangkan/diberikan kepada orang lain. Yakni, waktu, tenaga, buah pikiran/ilmu dan harta.

"Jika ini dapat kita lakukan bagi orang lain, maka orang-orang yang dibantu akan mendoakan kita. Ternyata, apa yang kita lakukan ini disahuti jamaah, simpatisan dan relasi Jabal Noor. Sehingga, mereka siap memberikan bantuannya untuk kegiatan ini," jelas KH Zulfiqar Hajar seraya menambahkan, kegiatan pertama kali dilaksanakan hanya mampu membantu 300 orang. Sedangkan tahun 2009 mencapai 5.500 paket Sembako.

Dikemukakannya, dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan pada saat hari "H" kegiatan pembagian Sembako, pihaknya akan bekerjasama dengan aparat kepolisian dari Polsekta Medan Timur dan Poltabes Medan serta dibantu anggota Remaja Masjid yang jumlahnya mencapai 100 orang di antaranya 30 aparat kepolisian.

Begitu juga dalam penyaluran Sembako, sambung ulama kondang ini, diatur sesuai jadwal/shif masing-masing penerima yang tercatat dalam kupon berwarna-warni disesuaikan dengan masing-masing kelompok penerima. Yakni, pukul 08.00-10.00 WIB untuk anak-anak pengajian dan anak yatim-piatu serta lanjut usia (Lansia) sebanyak 1.000 orang. Kemudian, pukul 10.00-12.00 WIB untuk 1.500 orang dhuafa dan fakir miskin yang kelompok ini berlanjut mulai pukul 12.00-14.00 WIB hingga selesai.

"Kupon Sembako ini akan kita salurkan kepada para calon penerima langsung di lapangan melalui petugas Jabal Noor, bukan di Markas Jabal Noor. Untuk tahun ini kita akan membagikan bagi masyarakat Medan dan sekitarnya, kawasan Kelurahan Terjun (Kecamatan Medan Labuhan), Helvetia dan Delitua serta Sembahe ditambah warga muslim di sekitar Majlis Ta’lim Jabal Noor.

KH Zulfikar Hajar melihat masih banyak umat Islam yang hidup miskin. Karena itu, melalui momentum bulan suci Ramadan yang penuh rahmat, berkah dan ampunan serta menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri, pihaknya ingin membagi kebahagiaan melalui penyaluran paket Sembako.

Pimpinan Manasik yang sudah cukup dikenal di Medan ini juga mengimbau kepada jamaah, simpatisan dan relasi Jabal Noor yang ingin menyumbangkan paket Sembako serta pakaian layak pakai, seperti baju, celana, kebaya, jilbab, mukena dan kain sarung dapat menyalurkannya sejak sekarang (awal Ramadan) ke Markas Majlis Ta’lim Jabal Noor. Sebab, semua pakaian layak pakai itu akan disalurkan bagi masyarakat miskin di pinggiran Kota Medan.

Sedangkan dalam pembinaan kepada anak-anak pengajian Jabal Noor, menurutnya, setelah berjalan lebih dari 7 tahun, banyak kemajuan luar biasa diperoleh mereka.Dalam pengajian yang tidak dipungut biaya serupiah pun, pihaknya akan merasa lebih bahagia apabila anak-anak masih mau mengaji. Karena, anak-anak yang mengaji di Jabal Noor tidak saja warga di sekitar Majlis Ta’lim Jabal Noor, juga ada yang datang dari berbagai kecamatan di Medan.

"Pada acara pembagian Sembako nanti, kita akan meminta anak-anak pengajian agar memperagakan kemampuan mereka tentang akidah, ibadah dan akhlak. Sedangkan selama pengajian, mereka kita wajibkan mampu membaca Alquran maksimal 1 juz," ujarnya. (rel/hers)
Sumber: analisadaily

Pedagang Kecamatan Delitua Ikut Menyemarakan Ramadhan Fair di jalan Mesjid Raya Medan.

Medan (SIB)
Sedikitnya lima puluh warga dari Kelurahan Kota Matsum dan Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Sumatera Utara (Sumut) mendatangi pusat jajanan berbuka puasa Ramadhan Fair di Jalan Mesjid Raya Medan, Rabu (11/8).

Dalam aksinya, warga protes karena pihak penyelenggara Ramadhan Fair dinilai pilih kasih dalam pembagian stand jualan dan tidak mengutamakan warga sekitar. Aksi warga dari dua kelurahan ini terjadi secara bergelombang.

Mereka secara tegas menyatakan kekecewaannya dengan pihak kelurahan setempat, karena mengutamakan pedagang dari luar kelurahan berjualan di lokasi pusat jajanan berbuka puasa Ramadhan Fair.
Bahkan menurut warga, sejumlah pedagang yang tahun lalu berjualan, tidak mendapat stand dan digantikan pedagang lain dari Kecamatan Medan Helvetia, Medan Tembung, Medan Amplas dan Kecamatan Delitua.
Salah seorang warga, Abdurrohim mengatakan, ide pembuatan pusat jajanan berbuka puasa Ramadhan Fair sendiri awalnya untuk mengakomodir sejumlah pedagang berbuka puasa yang ada di kawasan Ismailiyah dan Jalan Mesjid Raya.

Karena keberadaan pedagang mengakibatkan kemacetan tiap sore, Pemko Medan kemudian membuat Ramadhan Fair yang dipusatkan tiap tahun di Jalan Mesjid Raya, tepat di samping Mesjid Al Matsum.
“Tapi sekarang yang mendapat stand jualan bukan warga sekitar atau pedagang lama, tapi pedagang dari daerah lain. Kita menduga ada permainan pihak kelurahan dan penyelenggara,” kata Abdurrohim.

Menanggapi protes warga, Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Medan, Risma Ria Hutabarat mengatakan, pihaknya akan bekerjasama dengan Polsekta Medan Kota guna menyelidiki dugaan permainan jual beli stand yang dilakukan pihak kelurahan.

“Jika pihak kelurahan terbukti mengutip imbalan dari penempatan stand, saya akan tindak tegas. Jangan sampai Ramadhan Fair yang menjadi agenda tahunan di Kota Medan menjadi terusik karena perbuatan oknum tertentu,” kata Risma.

Ramadhan Fair sendiri merupakan lokasi pusat jajanan berbuka puasa. Tiap tahun, Jalan Mesjid Raya Medan disulap menyerupai pasar kaget. Ratusan pedagang menawarkan berbagai makanan berbuka puasa, termasuk sejumlah makanan khas dari berbagai daerah di Sumut, seperti minuman toge sejenis cendol asal Mandailing. Tiap hari, sedikitnya dua ribu warga menyerbu kawasan ini sekedar untuk berbuka puasa.(M16/g)
Sumber: hariansib

Senin, 09 Agustus 2010

YAYASAN RSU SEMBIRING DELITUA (Akademi Keperawatan DELI HUSADA)


Alamat:
Jl. Besar No. 77 Delitua
Kec. Delitua, Kab. Deli Serdang
Sumatera Utara – 20355
Telp. (061) 7030082, Fax. (061) 7030083
Sen - Min:
0:00 - 23:45

STIKes DHDT
- P S I K (S1)
- PSIKM (S1)
- PSKEB (D3)
AKADEMI DHDT
- KEBIDANAN (D3)
- KEPERAWATAN (D3)
Terakreditasi "A"

Menerima mahasiswa/ i melalui Sipensimaru Departemen Kesehatan Republik Indonesia

PROFIL
Pendidikan tenaga kesehatan pada Yayasan RSU SEMBIRING Delitua diawali pada Tahun 1984 dengan nama “Sekolah Perawat Kesehatan SEMBIRING” (Pendidikan 6 semester / 3 tahun). Pada tahun 1992 SPK SEMBIRING dikonversi menjadi “Akademi Keperawatan “ dengan nama “DELI HUSADA” (dengan lama pendidikan 3 tahun /6 semester).
Pendidikan ini dilaksanakan atas izin dari Departemen Kesehatan RI yang berbentuk Yayasan milik Swasta (murni) dengan akte Notaris No. 18 berdiri diatas lahan + 3 ha.

Tujuan
Mendidik Mahasiswa Sebagai Tenaga Medis (Khususnya Perawat Profesional) untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia khususnya di dunia Internasional umumnya yang dibarengi dengan etika, mental yang kuat & bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Visi
Pusat pengembangan kualitas sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi Bidang kesehatan.

Misi
a. Mengembangkan pendidikan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.
b. Mengembangkan riset di bidang kesehatan untuk pembangunan ilmu kesehatan dan kepentingan terapan.

Pada tahun 2001 Akper DELI HUSADA diakreditasi oleh Departemen Kesehatan RI dengan nilai : 87,65 (Strata A). Nilai Akademi ini merupakan kelompok nilai tertinggi untuk yang pertama kali pada Akademi Swasta di Indonesia. Sehingga Pendidikan ini kerap kali dijadikan sebagai tempat studi banding bagi pendidikan sejenis baik di dalam maupun di luar propinsi Sumatera Utara.

Dengan jumlah Tenaga Pengajar Teori & Praktek terdiri dari berbagai disiplin ilmu, di antaranya : Dokter Umum, Dokter Spesialis, Sarjana Keperawatan, Sarjana Kesehatan Masyarakat, Sarjana Sains, Sarjana Pendidikan, dll.

Dalam menyampaikan materi kuliah kepada peserta didik, setiap tenaga pengajar berpedoman kepada Kurikulum yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI yang dimodifikasi oleh Akper Deli Husada.

Sumber: delihusada.tripod

Di wilayah Puskesmas Delitua 2 penderita DBD meninggal April dan Mei


Deli Serdang (SIB)
Terhitung dari Januari hingga Juni 2010, sebanyak 581 orang terjangkit penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) di Kabupaten Deli Serdang, sedang 18 orang diantaranya meninggal dunia. Hal itu diungkapkan Kadis Kesehatan Dr H Masdulhaq Siregar SpOG (K) MHK melalui Kabid P2P (Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit) Drg Rihda Hutajulu didampingi Kasi P2M (Pemberantasan Penyakit Menular) Hatorangan Sinaga SKM, kepada SIB, Senin (2/8) di ruang kerjanya.

Angka penderita DBD itu meningkat dibanding tahun 2009 dengan jumlah penderita 539 orang dan yang meninggal 12 orang. Padahal terhitung bulan Januari hingga Juni 2010 jumlah penderita DBD yang meninggal sudah 18 orang. Dari 18 penderita DBD yang meninggal 10 di antaranya merupakan orang dewasa sedang anak-anak mencapai 8 orang.
Dari 581 orang yang terjangkit DBD, di wilayah Puskesmas Tanjung Morawa paling banyak ditemukan kasus DBD hingga mencapai 67 orang. Selanjutnya di wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan ditemukan 63 orang terjangkit DBD yang diikuti wilayah Puskesmas Mulyorejo Kecamatan Sunggal dengan penderita DBD 61 orang.
Namun dari temuan itu, jumlah penderita DBD yang meninggal paling banyak ditemukan di wilayah Puskesmas Sei Mencirim Kecamatan Sunggal hingga mencapai 6 orang yang terjadi dari bulan April 3 orang, Mei 1 orang dan Juni 2 orang. Selanjutnya di wilayah Puskesmas Mulyorejo Kecamatan Sunggal juga ditemukan 3 penderita DBD dinyatakan meninggal dunia yang terjadi di Februari, Maret dan Juni 2010.

Kemudian penderita DBD yang meninggal dunia ditemukan di wilayah Puskesmas Hamparan Perak Kecamatan Hamparan Perak sebanyak 2 orang yang terjadi Februari dan Mei 2010. Di wilayah Puskesmas Delitua juga ditemukan 2 penderita DBD yang meninggal April dan Mei dan di wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan ditemukan 2 orang penderita DBD meninggal dunia. Selain itu 1 penderita DBD dinyatakan meninggal dunia ditemukan di wilayah Puskesmas Sei Semayang Kecamatan Sunggal, Puskesmas Patumbak, dan Puskesmas Pagar Jati Kecamatan Lubuk Pakam.

1 DITEMUKAN DI TANJUNG MORAWA
Menurut Drg Rihda Hutajulu didampingi Hatorangan Sinaga SKm, dari 2 anak yang dikabarkan meninggal karena DBD, hanya 1 diantaranya yang dinyatakan terjangkit DBD yaitu Deva Anjelita Boru Keliat (11) warga Jalan Lokasi Dusun XIII-B Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa. Sedang seorang lagi, Yisa Grecia Ginting (5) warga Gang Turang Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa, belum dapat dinyatakan terjangkit DBD karena baru mendapatkan perawatan ternyata langsung meninggal di RSU Elisabeth Medan.
Untuk mengantisipasi penularan DBD, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Dalu X Tanjung Morawa mengadakan fogging (pengasapan) radius seratus meter dari lokasi tempat tinggal korban, Senin (2/8).

Sementara, Kepala Puskemas Dalu X Kecamatan Tanjung Morawa, Drg Reulina ketika dikonfirmasi SIB, Senin (2/8) membantah bahwa temuan 1 balita dan 1 pelajar SD yang meninggal dikabarkan terjangkit DBD. “Belum dapat dipastikan bahwa keduanya terjangkit DBD, karena belum diperoleh hasil laboratoriumnya, namun kita sudah melakukan fogging di 2 lokasi yang dikabarkan sebagai tempat korban meninggal dunia akibat DBD,”ujarnya.(LS/g)

Sumber: hariansib

Sabtu, 07 Agustus 2010

Menakertrans Muhaimin Iskandar meninjau lokasi belajar di STIKes Deli Husada

Delitua, (Analisa)

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Drs HA Muhaimin Iskandar MSi mengatakan, sesuai data BPS Desember 2009 penduduk Indonesia 230,63 juta jiwa. Dari jumlah itu, 116 juta jiwa angkatan kerja yang berarti bertambah 2,17 juta jiwa dibanding angkatan kerja pada Agustus 2009 sebesar 113.83 juta jiwa. Tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2010 mencapai 7,41 persen yang mengalami penurunan dibanding Agustus 2009 sebesar 7,87 persen.

Namun perbaikan ekonomi makro Indonesia dan penurunan tingkat pengangguran masih belum dapat menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan, kata Menakertrans HA Muhaimin Iskandar saat menghadiri penandatanganan MoU antara PT Galang Insan Mandiri dengan STIKes Deli Husada di aula STIKES Deli Husada Delitua, Rabu (4/8).

Dikatakan, hal itu terbukti dengan adanya penurunan daya serap pertumbuhan ekonomi terhadap tenaga kerja dari 400.000 tenaga kerja per satu persen menjadi hanya sekitar 200.000 tenaga kerja per satu persen, di mana salah satu penyebab utama dari keadaan itu adalah basis perekonomian rakyat seperti pertanian, industri pengolahan dan jasa yang seharusnya menjadi basis pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja belum memenuhi harapan.

Kondisi itu memaksa penduduk terutama kelompok miskin harus bekerja apa saja untuk mempertahankan hidupnya bahkan sampai keluar negeri.

Fakta mengatakan ada sekitar 3.043.927 TKI bekerja di luar negeri. Data Kemenakertrans dan BNP2TKI tahun 2010 menyebutkan TKI yang bekerja keluar negeri sekitar 80 persen TKW dengan jenis pekerjaan 72 persen pada sektor informal (domestic workers) dan sisanya bekerja pada sektor formal, kata Menakertrans HA Muhaimin Iskandar.

Menakertrans pada kesempatan itu meninjau lokasi belajar di STIKes Deli Husada sekaligus meresmikan Laboratorium Bahasa STIKes Deli Husada dengan menandatangani prasasti.

Penandatanganan MoU antara Ir Yudhi Ismayadi,MM dari PT Galang Insan Mandiri dengan Drs Johannes Sembiring,MPd Ketua STIKes Deli Husada Delitua dan dr Arif Sudjatmiko Wakil Direktur RS Grand Medistra Lubukpakam disaksikan Menakertrans dan Ketua STIKes Johannes Sembiring mengaku bahagia atas kehadiran Menakertrans pada kegiatan itu.

Pada kesempatan itu, Menakertrans,Gubsu diwakili R Tambunan,SH MM dan Bupati Deliserdang Drs H Amri Tambunan diulosi oleh pihak Yayasan Pendidikan Deli Husada. (sk)
Sumber:   analisadaily

Curi Sepeda Motor, Dua Pemuda Diamankan Polisi

Delitua (SIB)
Ketahuan mencuri sepeda motor milik Sundino (29) warga Gg Bakti, Jl Delitua, AD (19) dan HD (21) keduanya warga Jl Delitua, Gang Baru, Kecamatan Medan Johor diamankan petugas polsek Delitua, Jumat (6/8) sekira pukul 05.30 Wib. Kedua tersangka diamankan beserta barang bukti berupa 1 unit sepeda motor jenis Honda Supra X 125 BK 6444 UO milik korban dan Satu unit sepeda motor jenis Honda Revo BK 2137 XE serta masing-masing satu buah obeng, tang kecil dan mancis yang dipakai kedua tersangka saat melancarkan aksinya.
 
Informasi yang diperoleh wartawan menyebutkan sebelum kejadian kedua tersangka dengan mengendarai sepeda motor terlebih dahulu melakukan penyisiran dan pemantauan di sekitar Jl Besar Deli Tua. Dua jam kemudian kedua tersangka pun menemukan satu unit sepeda motor milik korban yang terparkir di TKP. Keduanya pun setelah melihat keadaan aman langsung melancarkan aksinya dengan terlebih dahulu membuka plat kendaraan sepeda motor itu untuk menghindari pengejaran jika usahanya berhasil.

Setelah itu kedua tersangka pun membuka kap bagian depan sepeda motor milik korban dengan menggunakan obeng dan membakar kabel kontak sepeda motor itu dan menghidupkan mesin. Namun aksi mereka kemudian ketahuan oleh korban. Melihat sepeda motornya hendak dibawa lari kedua tersangka, korban pun langsung berteriak maling. Warga yang mendengar pun langsung melakukan pengepungan. Tidak lama kemudian petugas polsek Delitua yang melakukan patroli rutin dilokasi tersebut pun langsung mengamankan kedua tersangka beserta barang bukti ke Mapolsekta Delitua.

Sementara itu Kapolsekta Deli Tua AKP Bahtiar Marpaung SH SSos MHum melalui Kanit Reskrim Iptu Hendrik Telamuru saat dikonfirmasi wartawan membenarkan penangkapan kedua tersangka. “Kedua tersangka beserta barang bukti sudah kita amankan, keduanya berhasil ditangkap setelah ketahuan oleh pemilik sepeda motor dan disaat itu anggota Satuan Unit Reskrim Polsekta Deli Tua sedang melakukan kegiatan patroli rutin, dan langsung mengamankannya ke Mapolsekta Delitua, kasus ini masih dalam pemeriksaan guna proses lebih lanjut, tersangka dijerat pasal 363 KUHPidana, jelas Kanit Reskrim. (BSK/f)
Sumber: hariansib

Senin, 02 Agustus 2010

Delitua diantara sejarah Tanah Deli dan Medan

Medan Tanah Deli

Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera.

Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan-Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular.

Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai tersebut.

Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini merupakan penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun 1910 bahwa disamping jenis tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang spesifik. Tanah liat inilah pada waktu penjajahan Belanda ditempat yang bernama Bakaran Batu (sekarang Medan Tenggara atau Menteng) orang membakar batu bata yang berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli Klei.

Mengenai curah hujan di Tanah Deli digolongkan dua macam yakni : Maksima Utama dan Maksima Tambahan. Maksima Utama terjadi pada bulan-bulan Oktober s/d bulan Desember sedang Maksima Tambahan antara bulan Januari s/d September. Secara rinci curah hujan di Medan rata-rata 2000 pertahun dengan intensitas rata-rata 4,4 mm/jam.

Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan disana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada tahun 1863 orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.

Kampung Medan dan Tembakau Deli

Pada awal perkembangannya merupakan sebuah kampung kecil bernama “Medan Putri”. Perkembangan Kampung “Medan Putri” tidak terlepas dari posisinya yang strategis karena terletak di pertemuan sungai Deli dan sungai Babura, tidak jauh dari jalan Putri Hijau sekarang. Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan demikian Kampung “Medan Putri” yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting.

Semakin lama semakin banyak orang berdatangan ke kampung ini dan isteri Guru Patimpus yang mendirikan kampung Medan melahirkan anaknya yang pertama seorang laki-laki dan dinamai si Kolok. Mata pencarian orang di Kampung Medan yang mereka namai dengan si Sepuluh dua Kuta adalah bertani menanam lada. Tidak lama kemudian
lahirlah anak kedua Guru Patimpus dan anak inipun laki-laki dinamai si Kecik.

Pada zamannya Guru Patimpus merupakan tergolong orang yang berfikiran maju. Hal ini terbukti dengan menyuruh anaknya berguru (menuntut ilmu) membaca Alqur’an kepada Datuk Kota Bangun dan kemudian memperdalam tentang agama Islam ke Aceh.

Keterangan yang menguatkan bahwa adanya Kampung Medan ini adalah keterangan H. Muhammad Said yang mengutip melalui buku Deli In Woord en Beeld ditulis oleh N.Ten Cate. Keterangan tersebut mengatakan bahwa dahulu kala Kampung Medan ini merupakan Benteng dan sisanya masih ada terdiri dari dinding dua lapis berbentuk bundaran yang terdapat dipertemuan antara dua sungai yakni Sungai Deli dan sungai Babura. Rumah Administrateur terletak diseberang sungai dari kampung Medan. Kalau kita lihat bahwa letak dari Kampung Medan ini adalah di Wisma Benteng sekarang dan rumah Administrateur tersebut adalah kantor PTP IX Tembakau Deli yang sekarang ini.

Sekitar tahun 1612 setelah dua dasa warsa berdiri Kampung Medan, Sultan Iskandar Muda yang berkuasa di Aceh mengirim Panglimanya bernama Gocah Pahlawan yang bergelar Laksamana Kuda Bintan untuk menjadi pemimpin yang mewakili kerajaan Aceh di Tanah Deli. Gocah Pahlawan membuka negeri baru di Sungai Lalang, Percut. Selaku Wali dan Wakil Sultan Aceh serta dengan memanfaatkan kebesaran imperium Aceh, Gocah Pahlawan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya, sehingga meliputi Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kecamatan Medan Deli sekarang. Dia juga mendirikan kampung-kampung Gunung Klarus, Sampali, Kota Bangun, Pulau Brayan, Kota Jawa, Kota Rengas Percut dan Sigara-gara.

Dengan tampilnya Gocah pahlawan mulailah berkembang Kerajaan Deli dan tahun 1632 Gocah Pahlawan kawin dengan putri Datuk Sunggal. Setelah terjadi perkawinan ini raja-raja di Kampung Medan menyerah pada Gocah Pahlawan.

Gocah Pahlawan wafat pada tahun 1653 dan digantikan oleh puteranya Tuangku Panglima Perunggit, yang kemudian memproklamirkan kemerdekaan Kesultanan Deli dari Kesultanan Aceh pada tahun 1669, dengan ibukotanya di Labuhan, kira-kira 20 km dari Medan.

Jhon Anderson seorang Inggris melakukan kunjungan ke Kampung Medan tahun 1823 dan mencatat dalam bukunya Mission to the East Coast of Sumatera bahwa penduduk Kampung Medan pada waktu itu masih berjumlah 200 orang tapi dia hanya melihat penduduk yang berdiam dipertemuan antara dua sungai tersebut. Anderson menyebutkan dalam bukunya “Mission to the East Coast of Sumatera“ (terbitan Edinburg 1826) bahwa sepanjang sungai Deli hingga ke dinding tembok mesjid Kampung Medan di bangun dengan batu-batu granit berbentuk bujur sangkar. Batu-batu ini diambil dari sebuah Candi Hindu Kuno di Jawa.

Pesatnya perkembangan Kampung “Medan Putri”, juga tidak terlepas dari perkebunan tembakau yang sangat terkenal dengan tembakau Delinya, yang merupakan tembakau terbaik untuk pembungkus cerutu. Pada tahun 1863, Sultan Deli memberikan kepada Nienhuys Van der Falk dan Elliot dari Firma Van Keeuwen en Mainz & Co, tanah seluas 4.000 bahu (1 bahu = 0,74 ha) secara erfpacht 20 tahun di Tanjung Sepassi, dekat Labuhan. Contoh tembakau deli. Maret 1864, contoh hasil panen dikirim ke Rotterdam di Belanda, untuk diuji kualitasnya. Ternyata daun tembakau tersebut sangat baik dan berkualitas tinggi untuk pembungkus cerutu.

Kemudian di tahun 1866, Jannsen, P.W. Clemen, Cremer dan Nienhuys mendirikan de Deli Maatscapij di Labuhan. Kemudian melakukan ekspansi perkebunan baru di daerah Martubung, Sunggal (1869), Sungai Beras dan Klumpang (1875), sehingga jumlahnya mencapai 22 perusahaan perkebunan pada tahun 1874. Mengingat kegiatan perdagangan tembakau yang sudah sangat luas dan berkembang, Nienhuys memindahkan kantor perusahaannya dari Labuhan ke Kampung “Medan Putri”. Dengan demikian “Kampung Medan Putri” menjadi semakin ramai dan selanjutnya berkembang dengan nama yang lebih dikenal sebagai “Kota Medan”.

Legenda Kota Medan

Menurut legenda di zaman dahulu kala pernah hidup di Kesultanan Deli lama kira-kira 10 Km dari Kampung Medan yakni di Deli Tua sekarang seorang Putri yang sangat cantik dan karena kecantikannya diberi nama Putri Hijau. Kecantikan Putri ini tersohor kemana-mana mulai dari Aceh sampai ke ujung Utara Pulau Jawa.

Sultan Aceh jatuh cinta pada Putri itu dan melamarnya untuk dijadikan permaisurinya. Lamaran Sultan Aceh itu ditolak oleh saudara kedua laki-laki Putri Hijau. Sultan aceh sangat marah karena penolakan itu dianggapnya sebagai penghinaan terhadap dirinya. Maka pecahlah perang antara Kesultanan Aceh dengan Kesultanan Deli.

Menurut legenda yang tersebut diatas, dengan menggunakan kekuatan gaib seorang dari saudara Putri hijau menjelma menjadi seekor ular naga dan seorang lagi menjadi sepucuk meriam yang tidak henti-hentinya menembaki tentara Aceh hingga akhir hayatnya.

KesultananDeli lama mengalami kekalahan dalam peperangan itu dan karena kecewa Putra Mahkota yang menjelma menjadi meriam itu meledak sebagian, bagian belakangnya terlontar ke Labuhan Deli dan bagian depannya kedataran tinggi Karo kira-kira 5 Km dari Kabanjahe.

Putri Hijau ditawan dan dimasukkan dalam sebuah peti kaca yang dimuat kedalam kapal untuk seterusnya dibawa ke Aceh. Ketika kapal sampai di Ujung Jambo Aye, Putri Hijau mohon diadakan satu upacara untuknya sebelum peti diturunkan dari kapal. Atas permintaannya, harus diserahkan padanya sejumlah beras dan beribu-ribu telur dan permohonan tuan Putri dikabulkan. Tetapi baru saja uapacara dimulai tiba-tiba berhembuslah angin ribut yang maha dahsyat disusul gelombang-gelombang yang sangat tinggi.

Dari dalam laut muncullah abangnya yang telah menjelma menjadi ular naga itu dan dengan menggunakan rahangnya yang besar itu diambilnya peti tempat adiknya dikurung, lalu dibawanya masuk ke dalam laut.

Legenda ini samapai sekarang masih terkenal di kalangan masyarakat Deli dan malahan juga dalam masyarakat Melayu di Malaysia.

Di Deli Tua masih terdapat reruntuhan Benteng dan Puri yang berasal dari zaman Putri Hijau, sedang sisa meriam penjelmaan abang Putri Hijau itu dapat dilihat di halaman Istana Maimun Medan.

Penjajahan Belanda di Tanah Deli

Belanda yang menjajah Nusantara kurang lebih setengah abad namun untuk menguasai Tanah Deli mereka sangat banyak mengalami tantangan yang tidak sedikit. Mereka mengalami perang di Jawa dengan pangeran Diponegoro sekitar tahun 1825-1830. Belanda sangat banyak mengalami kerugian sedangkan untuk menguasai Sumatera, Belanda juga berperang melawan Aceh, Minangkabau, dan Sisingamangaraja di daerah Tapanuli.

Jadi untuk menguasai Tanah Deli Belanda hanya kurang lebih 78 tahun mulai dari tahun 1864 sampai 1942. Setelah perang Jawa berakhir barulah Gubernur Jenderal Belanda J.Van den Bosch mengerahkan pasukannya ke Sumatera dan dia memperkirakan untuk menguasai Sumatera secara keseluruhan diperlukan waktu 25 tahun. Penaklukan Belanda atas Sumatera ini terhenti ditengah jalan karena Menteri Jajahan Belanda waktu itu J.C.Baud menyuruh mundur pasukan Belanda di Sumatera walaupun mereka telah mengalahkan Minangkabau yang dikenal dengan nama perang Paderi ( 1821-1837 ).

Sultan Ismail yang berkuasa di Riau secara tiba-tiba diserang oleh gerombolan Inggeris dengan pimpinannya bernama Adam Wilson. Berhubung pada waktu itu kekuatannya terbatas maka Sultan Ismail meminta perlindungan pada Belanda. Sejak saat itu terbukalah kesempatan bagi Belanda untuk menguasai Kerajaan Siak Sri Indrapura yang rajanya adalah Sultan Ismail. Pada tanggal 1 Februari 1858 Belanda mendesak Sultan Ismail untuk menandatangani perjanjian agar daerah taklukan kerajaan Siak Sri Indrapura termasuk Deli, Langkat dan Serdang di Sumatera Timur masuk kekuasaan Belanda. Karena daerah Deli telah masuk kekuasaan Belanda otomatislah Kampung Medan menjadi jajahan Belanda, tapi kehadiran Belanda belum secara fisik menguasai Tanah Deli.

Pada tahun 1858 juga Elisa Netscher diangkat menjadi Residen Wilayah Riau dan sejak itu pula dia mengangkat dirinya menjadi pembela Sultan Ismail yang berkuasa di kerajaan Siak. Tujuan Netscher itu adalah dengan duduknya dia sebagai pembela Sultan Ismail secara politis tentunya akan mudah bagi Netscher menguasai daerah taklukan kerajaan Siak yakni Deli yang di dalamnya termasuk Kampung Medan Putri.

Perkembangan Medan Putri menjadi pusat perdagangan telah mendorongnya menjadi pusat pemerintahan. Tahun 1879, Ibukota Asisten Residen Deli dipindahkan dari Labuhan ke Medan, 1 Maret 1887,Ibukota Residen Sumatera Timur dipindahkan pula dari Bengkalis ke Medan, Istana Kesultanan Deli yang semula berada di Kampung Bahari (Labuhan) juga pindah dengan selesainya pembangunan Istana Maimoon pada tanggal 18 Mei 1891, dan dengan demikian Ibukota Deli telah resmi pindah ke Medan.

Pada tahun 1915 Residensi Sumatera Timur ditingkatkan kedudukannya menjadi Gubernemen. Pada tahun 1918 Kota Medan resmi menjadi Gemeente (Kota Praja) dengan Walikota Baron Daniel Mac Kay. Berdasarkan “Acte van Schenking” (Akte Hibah) Nomor 97 Notaris J.M. de-Hondt Junior, tanggal 30 Nopember 1918, Sultan Deli menyerahkan tanah kota Medan kepada Gemeente Medan, sehingga resmi menjadi wilayah di bawah kekuasaan langsung Hindia Belanda. Pada masa awal Kotapraja ini, Medan masih terdiri dari 4 kampung, yaitu Kampung Kesawan, Kampung Sungai Rengas, Kampung Petisah Hulu dan Kampung Petisah Hilir.

Pada tahun 1918 penduduk Medan tercatat sebanyak 43.826 jiwa yang terdiri dari Eropa 409 orang, Indonesia 35.009 orang, Cina 8.269 orang dan Timur Asing lainnya 139 orang.

Sejak itu Kota Medan berkembang semakin pesat. Berbagai fasilitas dibangun. Beberapa diantaranya adalah Kantor Stasiun Percobaan AVROS di Kampung Baru (1919), sekarang RISPA, hubungan Kereta Api Pangkalan Brandan – Besitang (1919), Konsulat Amerika (1919), Sekolah Guru Indonesia di Jl. H.M. Yamin sekarang (1923), Mingguan Soematra (1924), Perkumpulan Renang Medan (1924), Pusat Pasar, R.S. Elizabeth, Klinik Sakit Mata dan Lapangan Olah Raga Kebun Bunga (1929).

Secara historis perkembangan Kota Medan, sejak awal telah memposisikan menjadi pusat perdagangan (ekspor-impor) sejak masa lalu. sedang dijadikannya medan sebagai ibukota deli juga telah menjadikannya Kota Medan berkembang menjadi pusat pemerintah. sampai saat ini disamping merupakan salah satu daerah kota, juga sekaligus sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara.

Kota Medan Masa Penjajahan Jepang

Tahun 1942 penjajahan Belanda berakhir di Sumatera yang ketika itu Jepang mendarat dibeberapa wilayah seperti Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan khusus di Sumatera Jepang mendarat di Sumatera Timur.

Tentara Jepang yang mendarat di Sumatera adalah tentara XXV yang
berpangkalan di Shonanto yang lebih dikenal dengan nama Singapore, tepatnya mereka mendarat tanggal 11 malam 12 Maret 1942. Pasukan ini terdiri dari Divisi Garda Kemaharajaan ke-2 ditambah dengan Divisi ke-18 dipimpin langsung oleh Letjend. Nishimura. Ada empat tempat pendaratan mereka ini yakni Sabang, Ulele, Kuala Bugak (dekat Peurlak Aceh Timur sekarang) dan Tanjung Tiram (kawasan Batubara sekarang).

Pasukan tentara Jepang yang mendarat di kawasan Tanjung Tiram inilah yang masuk ke Kota Medan, mereka menaiki sepeda yang mereka beli dari rakyat disekitarnya secara barter. Mereka bersemboyan bahwa mereka membantu orang Asia karena mereka adalah saudara Tua orang-orang Asia sehingga mereka dieluelukan menyambut kedatangannya.

Ketika peralihan kekuasaan Belanda kepada Jepang Kota Medan kacau balau, orang pribumi mempergunakan kesempatan ini membalas dendam terhadap orang Belanda. Keadaan ini segera ditertibkan oleh tentara Jepang dengan mengerahkan pasukannya yang bernama “Kempetai” (Polisi Militer Jepang). Dengan masuknya Jepang di Kota Medan keadaan segera berubah terutama pemerintahan sipilnya yang zaman Belanda disebut “Gemeente Bestuur” oleh Jepang dirobah menjadi “Medan Sico” (Pemerintahan Kotapraja). Yang menjabat pemerintahan sipil di tingkat Kotapraja Kota Medan ketika itu hingga berakhirnya kekuasaan Jepang bernama Hoyasakhi. Untuk tingkat keresidenan di Sumatera Timur karena masyarakatnya heterogen disebut Syucokan yang ketika itu dijabat oleh T.Nakashima, pembantu Residen disebut dengan Gunseibu.

Penguasaan Jepang semakin merajalela di Kota Medan mereka membuat masyarakat semakin papa, karena dengan kondisi demikianlah menurut mereka semakin mudah menguasai seluruh Nusantara, semboyan saudara Tua hanyalah semboyan saja. Disebelah Timur Kota Medan yakni Marindal sekarang dibangun Kengrohositai sejenis pertanian kolektif. Dikawasan Titi Kuning Medan Johor sekarang tidak jauh dari lapangan terbang Polonia sekarang mereka membangun landasan pesawat tempur Jepang.

Kota Medan Menyambut Kemerdekaan Republik Indonesia

Dimana-mana diseluruh Indonesia menjelang tahun 1945 bergema persiapan Proklamasi demikian juga di Kota Medan tidak ketinggalan para tokoh pemudanya melakukan berbagai macam persiapan. Mereka mendengar bahwa bom atom telah jatuh melanda Kota Hiroshima, berarti kekuatan Jepang sudah lumpuh. Sedangkan tentara sekutu berhasrat kembali untuk menduduki Indonesia.

Khususnya di kawasan kota Medan dan sekitarnya, ketika penguasa Jepang menyadari kekalahannya segera menghentikan segala kegiatannya, terutama yang berhubungan dengan pembinaan dan pengerahan pemuda. Apa yang selama ini mereka lakukan untuk merekrut massa pemuda seperti Heiho, Romusha, Gyu Gun dan Talapeta mereka bubarkan atau kembali kepada masyarakat. Secara resmi kegiatan ini dibubarkan pada tanggal 20 Agustus 1945 karena pada hari itu pula penguasa Jepang di Sumatera Timur yang disebut Tetsuzo Nakashima mengumumkan kekalahan Jepang. Beliau juga menyampaikan bahwa tugas pasukan mereka dibekas pendudukan untuk menjaga status quo sebelum diserah terimakan pada pasukan sekutu. Sebagian besar anggota pasukan bekas Heiho, Romusha, Talapeta dan latihan Gyu Gun merasa bingung karena kehidupan mereka terhimpit dimana mereka hanya diberikan uang saku yang terbatas, sehingga mereka kelihatan berlalu lalang dengan seragam coklat di tengah kota.

Beberapa tokoh pemuda melihat hal demikian mengambil inisiatif untuk menanggulanginya. Terutama bekas perwira Gyu Gun diantaranya Letnan Achmad Tahir mendirikan suatu kepanitiaan untuk menanggulangi para bekas Heiho, Romusha yang famili/saudaranya tidak ada di kota Medan. Panitia ini dinamai dengan “Panitia Penolong Pengangguran Eks Gyu Gun” yang berkantor di Jl. Istana No.17 (Gedung Pemuda sekarang).

Tanggal 17 Agustus 1945 gema kemerdekaan telah sampai ke kota Medan walupun dengan agak tersendat-sendat karena keadaan komunikasi pada waktu itu sangat sederhana sekali. Kantor Berita Jepang “Domei” sudah ada perwakilannya di Medan namun mereka tidak mau menyiarkan berita kemerdekaan tersebut, akibatnya masyarakat tambah bingung.

Sekelompok kecil tentara sekutu tepatnya tanggal 1 September 1945 yang dipimpin Letnan I Pelaut Brondgeest tiba di kota Medan dan berkantor di Hotel De Boer (sekarang Hotel Dharma Deli). Tugasnya adalah mempersiapkan pengambilalihan kekuasaan dari Jepang. Pada ketika itu pula tentara Belanda yang dipimpin oleh Westerling didampingi perwira penghubung sekutu bernama Mayor Yacobs dan Letnan Brondgeest berhasil membentuk kepolisian Belanda untuk kawasan Sumatera Timur yang anggotanya diambil dari eks KNIL dan Polisi Jepang yang pro Belanda.

Akhirnya dengan perjalanan yang berliku-liku para pemuda mengadakan berbagai aksi agar bagaimanapun kemerdekaan harus ditegakkan di Indonesia demikian juga di kota Medan yang menjadi bagiannya. Mereka itu adalah Achmad Tahir, Amir Bachrum Nasution, Edisaputra, Rustam Efendy, Gazali Ibrahim, Roos Lila, A.malik Munir, Bahrum Djamil, Marzuki Lubis dan Muhammad Kasim Jusni.