Medan (SIB)
Sedikitnya lima puluh warga dari Kelurahan Kota Matsum dan Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Sumatera Utara (Sumut) mendatangi pusat jajanan berbuka puasa Ramadhan Fair di Jalan Mesjid Raya Medan, Rabu (11/8).
Dalam aksinya, warga protes karena pihak penyelenggara Ramadhan Fair dinilai pilih kasih dalam pembagian stand jualan dan tidak mengutamakan warga sekitar. Aksi warga dari dua kelurahan ini terjadi secara bergelombang.
Mereka secara tegas menyatakan kekecewaannya dengan pihak kelurahan setempat, karena mengutamakan pedagang dari luar kelurahan berjualan di lokasi pusat jajanan berbuka puasa Ramadhan Fair.
Bahkan menurut warga, sejumlah pedagang yang tahun lalu berjualan, tidak mendapat stand dan digantikan pedagang lain dari Kecamatan Medan Helvetia, Medan Tembung, Medan Amplas dan Kecamatan Delitua.
Salah seorang warga, Abdurrohim mengatakan, ide pembuatan pusat jajanan berbuka puasa Ramadhan Fair sendiri awalnya untuk mengakomodir sejumlah pedagang berbuka puasa yang ada di kawasan Ismailiyah dan Jalan Mesjid Raya.
Karena keberadaan pedagang mengakibatkan kemacetan tiap sore, Pemko Medan kemudian membuat Ramadhan Fair yang dipusatkan tiap tahun di Jalan Mesjid Raya, tepat di samping Mesjid Al Matsum.
“Tapi sekarang yang mendapat stand jualan bukan warga sekitar atau pedagang lama, tapi pedagang dari daerah lain. Kita menduga ada permainan pihak kelurahan dan penyelenggara,” kata Abdurrohim.
Menanggapi protes warga, Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Medan, Risma Ria Hutabarat mengatakan, pihaknya akan bekerjasama dengan Polsekta Medan Kota guna menyelidiki dugaan permainan jual beli stand yang dilakukan pihak kelurahan.
“Jika pihak kelurahan terbukti mengutip imbalan dari penempatan stand, saya akan tindak tegas. Jangan sampai Ramadhan Fair yang menjadi agenda tahunan di Kota Medan menjadi terusik karena perbuatan oknum tertentu,” kata Risma.
Ramadhan Fair sendiri merupakan lokasi pusat jajanan berbuka puasa. Tiap tahun, Jalan Mesjid Raya Medan disulap menyerupai pasar kaget. Ratusan pedagang menawarkan berbagai makanan berbuka puasa, termasuk sejumlah makanan khas dari berbagai daerah di Sumut, seperti minuman toge sejenis cendol asal Mandailing. Tiap hari, sedikitnya dua ribu warga menyerbu kawasan ini sekedar untuk berbuka puasa.(M16/g)
Sumber: hariansib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar