Selasa, 28 Februari 2012

Buka kantor di Pasar Delitua Jamsostek aja pedagang Delitua ikut Jamsostek


ilustrasi
MEDAN- Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) maupun pengusaha dan karyawan koperasi tidak perlu ragu-ragu untuk menjadi peserta jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek). Karena, Kementerian Koperasi Negara Koperasi dan UKM sudah memberi slogan bahwa Jamsostek merupakan sahabat UKM.
“Saya kira pelaku UKM dan koperasi tidak perlu ragu-ragu menjadi peserta jamsostek. Mumpung Jamsostek sudah membuka diri. Jika dahulu ada kekhawatiran tidak mampu bayar, ternyata para pelakunya sudah bisa. Bahkan sekarang jamsostek sudah diminati oleh para pekerja di sektor informal,” tegas Deputy III Bidang Pembiayaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM DR Pariaman Sinaga MM usai membuka Bimbingan Teknis Kepada Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang Berbadan Hukum Koperasi yang diselenggarakan Dinas Koperasi dan UKM Sumut di Dharma Deli, Senin (27/2).
Contohnya, lanjut Pariaman, yang baru dilaksanakan di Cimahi. Di sana, Para pedagang sudah mendaftar sebagai peserta jamsostek. Setelah menjadi peserta, jamsostek bersedia memfasilitasi para pedagang melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) untuk memiliki kios. Para pedagang yang juga peserta Jamsostek tersebut berhak memperoleh pelatihan dan memiliki kios dari CSRnya Jamsostek.
Sementara di Subang, petani sayur-mayurnya juga sudah menjadi peserta jamsostek, saling bahu membahu. “Ada resiko di sini dibantu oleh jamsostek. Ada resiko di sana, ya dibantu Jamsostek. Karena itu, saya imbau tidak usah ragu-ragu menjadi peserta jamsostek,” jabar Pariaman seraya menambahkan sebenarnya tenaga non formal justeru lebih banyak dibanding para pekerja sektor formal yang harus diproteksi oleh Jamsostek.
Tidak dipungkiri bahwa di di dunia nyata semua orang harus membayangkan akan ada resiko-resiko yang bakal terjadi. “Sama seperti saat kita sedang berdoa. Salatlah engkau dengan khusuk seolah-olah engkau akan mati besok. Jadi kita sudah bayangkan itu,” katanya.
Nah, resiko-resiko inilah yang kemudian dialihkan ke jamsostek. Selama ini, lanjut Pariaman, Jamsostek berkosentrasi pada pekerja formal. “Padahal di luar itu, kita sudah lihat UKM/koperasi sudah bertumbuh, jamsostek bisa menyerap mereka menjadi peserta dan lebih banyak,” tegas Pariaman.
Meski mereka tidak di sektor formal, namun mereka tetap perlu diberi kesempatan menjadi peserta jamsostek. Makanya ada peserta jamsostek dari sektor umkm dan pegawai koperasi.
Kepala PT Jamsostek (Persero) Cabang Medan Pengarapen Sinulingga yang turut hadir mengungkapkan, di lingkungan koperasi saat ini banyak pelaku usaha formal maupun informal yang bisa dijadikan peserta jamsostek.
“Para pelaku koperasi maupun UKM sudah menjadi target kita untuk menjadi peserta. Dan Diskop dan UKM Sumut dalam hal ini Kadiskop & UKM Jonni Pasaribu sudah bersedia membantu,” tegas Pengarapen turut didampingi Kabid Progsus Yosep Rizal.
Diharapkan, lanjutnya, mereka dapat dilindungi Jamsostek. Baik para pedagang kaki lima, nelayan, abang beca, petani maupun tenaga kerja yang memiliki usaha di sektor informal.
Untuk memudahkan para pekerja di sektor informal tersebut, dalam waktu dekat Jamsostek Medan akan membangun rumah-rumah Jamsostek di lokasi pasar, seperti di pajak USU, dan pasar Deli Tua.
Di tempat yang sama, Ketua Koperasi Serba Usaha Bantu Pengusaha Rakyat (KSU-BPR) Hasan Basri mengungkapkan, saat ini karyawan koperasi yang dipimpinnya sudah terdaftar sebagai peserta Jamsostek. “Karyawan kita sudah terdaftar sebagai peserta jamsostek 80 orang,” katanya. (ila)

Sabtu, 11 Februari 2012

Air Tirtanadi rusak di Delitua terasa sampai ke Belawan


Penyaluran Air PDAM Tirtanadi Macet
ilustrasi
Pelanggan air bersih PDAM Tirtanadi di Kota Medan bagian Utara mengeluhkan akibat tak lancarnya pasokan air ke rumah warga mereka sejak sebulan terakhir. Padahal, pasokan air bersih paling dibutuhkan warga.
Seperti diutarakan seorang pelanggar air bersih, Mutia (30) warga Lingkungan II Kelurahan Martubung, Medan Labuhan, Jumat (10/2) siang. Dia  menyampaikan, air PDAM Tirtanadi terkadang mengalir, bahkan  terkadang tidak. Namun, yang lebih membuat pelanggan geram setiap bulan harus tetap membayar tagihan rekening air.
“Hampir setiap hari kondisi air disini mati, padahal kewajiban kami membayar setiap bulannya selalu dipenuhi,” katanya kesal.
Dia mengatakan, tidak lacarnya pasokan air bersih dari PDAM Tirtanadi tanpa ada pemberitahuan, bahkan matinya air PDAM Tirtanadi tak tentu terkadang matinya mulai pagi hingga sore hari. “Seperti kemarin air mati dari jam 12.00 WIB hingga menjelang pukul 19.00 WIB. Kejadian ini sudah sebulan kami alami,” ungkapnya.
Akibat kondisi air yang tidak lancar itu, wanita pengelola salon di Jalan KL Yos Sudarso Km 16 Medan Labuhan ini mengaku berdampak terhadap terganggunya  pelanggan tempat usahanya. “Aku sangat kecewa atas pelayanan PDAM Tirtanadi karena dampaknya jelas merugikan bagi aku dan warga lainnya,” ucapnya.
Keluhan serupa juga diutarakan, Ningsih (31) warga Lorong Kesenian Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan. Menurut ibu dua anak ini, akibat dari tidak mengalirnya pasokan air bersih membuat warga di sekitar tempat tinggalnya kesulitan mencari air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
“Untuk memenuhi kebutuhan masak, minum dan MCK terpaksa beli air galon itupun terpaksa antre,” ungkapnya.
Kepala Bidang (Kabid) Humas PDAM Tirtanadi Medan, Jumirin mengaku, ketidak lancaran pasokan air bersih ke ke pelanggan karena PDAM Tirtanadi tengah melakukan perbaikan instalasi di kawasan Deli Tua, Medan yang mengalami kebocoran.
Meski demikian keluhan para pelanggan akan ditindaklanjuti dengan melakukan pengecekan di lokasi. “Kami tetap respon keluhan para pelanggan, dan petugas teknik akan melakukan pengecekan ke lapangan nantinya,” cetusnya. (mag-17)

Rabu, 08 Februari 2012

Digorok, dipukul bunuh & diperkosa eee polsek delituanya..


Dibongkar Setelah 43 Hari Dikubur

DIBONGKAR: Keranda tempat jenazah Elihada Hasibuan diboyong untuk otopsi.
FARIDA NORIS RITONGA/SUMUT POS
DIBONGKAR: Keranda tempat jenazah Elihada Hasibuan diboyong untuk otopsi.
Mayat Korban Pembunuhan Tertukar
Suasana di Tempat Pemakaman Umum (TPU) kawasan Jalan Guru Patimpus, Selasa (7/2), mendadak ramai. Keramaian itu bukan karena adanya jenazah yang akan dikebumikan. Namun, sebaliknya, salah satu kuburan terpaksa dibongkar pihak keluarga. Ada apa sebenarnya?
Farida Noris Ritonga, Medan
Pembongkaran kuburan itu bukan tanpa alasan, atau bukan untuk kepentingan mistis. Namun di balik pembongkaran kuburan satu ini yang jelas karena pihak keluarga sendiri menginginkannya. Padahal, jenazahnya sudah dikebumikan selama 43 hari.
Pada nisan kuburan itu, tertulis nama Sunita Binti Ponirin dan dikebumikan pada 27 Desember 2011 lalu. Namun, nama itu dinilai salah, kuburan yang letaknya di pojok sebelah kiri dan tidak jauh dari pagar pembatas ini, ternyata kuburan dari Elihada Hasibuan Binti Mahidin Hasibuan, yang merupakan korban pembunuhan di kamar nomor 17 Hotel Bambu Hijau Jalan Jamin Ginting Km 11,5 Simpang Selayang.
Di siang hari yang terik kemarin inilah tiga penggali kubur dari pihak keluarga langsung melakukan pembongkaran kuburan. Meski matahari tepat di atas kepala, pembongkaran itu tetap berjalan lancar. Keluarga dari korban berkumpul dan membacakan doa sebelum pembongkaran itu dilakukan.
Beberapa petugas kepolisian dari Poldasu juga terlihat hadir. Setelah dipastikan bahwa jenazah adalah Elihada Hasibuan Binti Mahidin Hasibuan, maka pembongkaran pun dilakukan.
Tidak begitu dalam, hanya 1,5 meter kedalamannya. Bau busuk tercium saat jenazah mulai diangkat dan dimasukkan ke dalam peti jenazah berwarna putih. Spontan keluarga terlihat menangis melihat jenazah Elida.
“Ini kuburan saudara saya. Sebelumnya kita sudah membuat surat pembongkaran ke Poldasu. Semuanya sudah sesuai proses di kepolisian. Yang dikubur ini namanya Elida bukan Sunita Binti Ponirin atau yang biasanya disebut Ita Boneng,”kata M Tohar Hasibun, keluarga korban.
“Jadi pihak Siti Sundari yang mengaku ini jenazah adiknya Ita Boneng keliru. Mereka salah, saya juga heran, kenapa pihak kepolisian Polsek Deli Tua langsung mengizinkan mereka membawa jenazah Elida tanpa menunjukkan bukti-bukti otentik bahwa ini keluarga dari Siti Sundari,” sahutnya lagi.
Sebelumnya, kata M Tohar, saat di RSUPH Adam Malik Medan, jenazah Elida belum diketahui identitasnya. Cerita dia, jenazahnya diotopsi di Adam Malik. Setelah itu, Siti Sundari datang dan mengaku itu jenazah Ita Boneng.
“Kami hanya terlambat 5 jam ke RSUP H Adam Malik Medan setelah Siti Sundari membawa jenazah Elida. Naasnya, di dalam catatan petugas kamar jenazah, tertulis alamat yang salah. Kami mencari-cari kemana jenazah Elida dibawa. Ternyata tidak ketemu, di buku itu alamatnya palsu,” jelasnya mengingat kembali peristiwa itu.
Bahkan, pihak keluarga sempat meributkan masalah itu di Polsek Delitua. “Hanya karena gigi mendiang ompong dan pada kakinya ada bekas knalpot, mereka lantas membawa jenazah Elida. Pihak Siti Sundari bilang, korban sudah lama tak pulang dan bekerja di Malaysia. Sejak kapan Elida bekerja di Malaysia? Jangan-jangan ini ada permainan. Jenazah Elida sengaja dibawa dan langsung dikubur ke pemakaman ini,” terangnya lagi.
Menurutnya, Elida tewas setelah dibunuh oleh adik iparnya, Adi Arianto yang menyimpan dendam terhadap korban. “Dia dibunuh dengan cara yang keji, lehernya ada luka gorokan, kepalanya dipukul dengan benda tumpul, setelah tidak bernyawa, korban lalu disetubuhi,” ucapnya lagi.
Terbongkarnya kasus tersebut, setelah pelaku yang berhasil ditangkap mengakui perbuatan keji tersebut dan mengatakan korban bernama Elida.
“Kita ada bukti, jenazah ini adalah Elida. Ini juga berdasarkan hasil pemeriksaan di kepolisian dan pemeriksaan sidik jari dan menyatakan korban adalah Elida,” ungakapnya.
Menurutnya, pelaku nekat membunuh Elida karena merasa korban adalah penyebab keretakan rumah tangganya.
“Sebelum pergi dari rumah, Elida sempat mengatakan ingin bertemu dengan pelaku karena ada urusan bisnis. Setelah itu, Elida tidak pulang lagi, dan ternyata kami mendapat kabar dia tewas dibunuh. Bukan itu saja, pelaku juga mengambil ATM dan sepeda motor korban,” urainya.
Kini setelah pembongkaran kuburan selesai dilakukan, jenazah langsung dikebumikan di TPU Marendal Jalan Bajak 1.
“Ini merupakan amanah mendiang sebelum meninggal. Dia pernah mengatakan ingin dikubur di dekat rumahnya kalau meninggal nanti. Makanya kuburan ini dibongkar,” ujarnya.
Mendiang meninggalkan 4 orang anak. “Kita hanya ingin pelaku dihukum seberat-beratnya karena kasus ini merupakan pembunuhan berencana sekaligus perampokan. Setelah ini kita semua keluarga akan berembuk kembali, untuk menuntut keluarga Siti Sundari kita belum pikirkan. Yang penting jenazah dulu yang kita urus,” tukasnya.
Sementara itu, suami korban, Suriaman hanya terduduk dan tidak bersedia ditanyai lebih jauh perihal kematian istrinya. “Jangan tanya saya, saya nggak tahu. Saya cuma mau ngurus jenazah istri saya ini. Jangan tanyakan dengan saya lagi,” bebernya. (*)
Sumber: http://www.hariansumutpos.com/2012/02/26009/dibongkar-setelah-43-hari-dikubur.htm

Selasa, 07 Februari 2012

Ayo.. foto siapa yg serang KFC titi kuning ini...


Polisi: Bukan Geng Motor
ilustrasi
MEDAN-Polisi mengaku kejadian di KFC Titikuning bukan aksi geng motor. Soalnya, dari hasil pemeriksaan dua saksi karyawan KFC, keduanya mengaku tak melihat ada atribut geng motor.
“Sudah dua orang kita mintai keterangan kita belum berani menyimpulkan pelaku bagian dari geng motor, karena saat beraksi kawanan ini tak membawa bendera maupun atribut geng motor.
“Belum tentu, jangan disimpulkan dulu,” kata Kanit Reskrim Polsek Delitua, AKP Semion Sembiring, Senin (6/2).
Dari hasil amatan wartawan kemarin (6/2), polisi juga tak ada melakukan penyelidikan di lokasi. Di lokasi tak ada ditemukan police line. Padahal, menurut sejumlah saksi hampir seluruh pelaku yang duduk di boncengan sepeda motor masuk ke restoran dan mengobrak-abrik meja dan kursi.
“Lama juga mereka di sini, ada sekitar 10 menit,” kata pegawai KFC yang minta identitasnya disembunyikan. Selain merusak fasilitas restoran, pelaku juga merampas harta benda pengunjung. Para pegawai restoran tak berani memberikan perlawanan. “Kami kalah banyak, diperkirakan mereka naik 30 sepeda motor,” ujarnya. Pegawai tersebut mengaku menyesalkan lambatnya  kinerja polisi.
Praktisi Hukum Pidana Umum dan Kriminolog dari Fakultas Hukum UMSU, Nursariani Simatupang berpendapat untuk mengatasi aksi geng motor hendaknya masyarakat dan polisi harus bersama-sama. Polisi lebih gencar untuk melakukan razia di sejumlah tempat yang dilalaui geng motor dan tempat nongkrongnya geng motor dan memberikan pembinaan terhadap kelompok geng motor yang berhasil dibekuk.
Kapolresta Medan, Kombes Pol Tagam Sinaga SH usai memberikan kuliah umum di Universitas HKBP Nommensen Medan, mengaku, polisi sudah maksimal melakukan pengamanan. (gus/adl/jon)

Minggu, 05 Februari 2012

Sepak bola: SSB Hendra Delitua ke babak semifinal


MEDAN- SSB Medan Utara dan Hendra Delitua sukses melaju ke babak semifinal, setelah menyelesaikan babak per delapan besar pada Turnamen Piala Mabar 2012  di Lapangan Mabar Pasar II Jalan Mangaan Medan Deli, Jumat (3/2).
Hasil tersebut diperoleh kedua SSB itu dari tendangan adu penalti setelah menjalani pertandingan dua babak dengan skor 0-0.
Sebelumnya, SSB Medan Utara berhadapan dengan SSB Mabar Eutag dengan skor 2-0. Sedangkan  SSB Hendra Delitua berhadapan dengan SSB Hamparan Perak dengan skor 5-4.
Dari SSB Medan Utara yang berhasil mengumpulkan gol pada tendangan adu penalti yakni Agung dengan nomor punggung 15 dan Yuda dengan nomor punggung 20 yang bertindak sebagai penjaga gawang.
Sedangkan SSB Medan Utara yang mencetak gol adalah Sudi dengan nomor punggung 10, Mahxan dengan nomor punggung 18, Danu dengan nomor punggung 11 yang juga memegang posisi sebagai kapten pada pertandingan normal, Agus dengan nomor punggung 12 dan Ridwan dengan nomor punggung 14.
“Pengurus merasa bangga atas hasil ini, dan kami berharap akan tetap semangat dalam pertandingan semifinal besok,” ucap Darmadi, Pelatih Medan Utara kepada wartawan usai pertandingan, Jumat (3/2).
Darmadi menambahkan, formasi pada pertandingan tersebut akan dipertahankan sampai babak final nanti. Babak semifinal akan dilanjutkan Sabtu (4/2), di partai pertama SSB Generasi Medan akan berhadapan dengan SSB Medan Utara dan di partai kedua SSB Supra Pratama Marendal akan berhadapan dengan SSB Hendra Delitua.
Ruslan mengharapkan pertandingan yang akan dilaksanakan hingga Minggu (5/2) tetap aman dan semua peserta turnamen menjunjung prinsip sportifitas. (mag-10)

Rabu, 01 Februari 2012

RSU Sembiring benarkan anak di perkosa GUBSU


NAMORAMBE- Sulhan Tarigan alias Gubsu (30), warga Dusun I, Desa Delitua, Kecamatan Namorambe, Deliserdang, diringkus Polisi karena mencabuli sepupunya sendiri yang masih berusia 5 tahun, sebut saja namanya Mekar, Senin (16/1) pagi pukul 09.00 WIB. Akibatnya, Gubsu kini meringkuk di sel Mapolsek Namorambe.
Kejadian itu berawal ketika Mekar sedang bermain dengan teman-temannya. Saat itu, rok Mekar tersingkap dan terlihat oleh Gubsu. Melihat pemadangan itu, nafsu Gubsu langsung naik.
Lantas Gubsu memanggil Mekar dan mengajaknya masuk ke rumah. Dengan bujuk rayu, Gubsu mempreteli baju Mekar dan mencabulinya. Puas melampiaskan nafsunya, Gubsu mengancam Mekar untuk tak menceritakan kejadian itu kepada siapapun.
Namun karena prilaku Mekar berubah. Kecurigaan orangtua Mekar semakin kuat pada Senin (30/1), ketika melihat kemaluan anaknya mengeluarkan nanah. Lantas Mekar dibawa ke RSU Sembiring Delitua.
Sesampainya di rumah sakit, dokter mengatakan, kalau kemaluan korban telah kemasukan benda tumpul dan menyebabkan infeksi pada selaput dara korban. Setelah dibujuk, akhirnya mekar mengaku kalau dia telah dicabuli Gubsu.
Mendengar penuturan anaknya yang masih polos itu, kedua orangtua korban bersma keluarganya langsung mendatangi Mapolsek Namorambe, dan melaporkan kejadian yang menimpa anaknya itu.
Kapolsek Namorambe AKP SH Karo-karo didampingi Kanit Reskrim Aiptu Baik Ginting saat dikonfirmasi membenarkan kejadian pencabulan tersebut. “Tersangka kita tangkap setelah orangtua korban membuat laporan. Saat ditangkap, tersangka mengakui perbuatannya. Karena di kantor kita tidak ada Unit PPA, tersangka langsung kita boyong ke Mapolres Deliserdang,” ujar Karokaro.(roy/smg)