Diduga Dirampok, Penjaga Rumah H Denni Ilham Panggabean Ditemukan Tewas Dengan 18 Tikaman di Gedung Johor
* HP Baru dan Dompet Berisi Sejumlah Uang Raib
Delitua (SIB)
Sungguh malang nasib, Jumanto alias Anto (24) warga Jl Karya Jaya, Gg Eka Jaya I, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor ini. Ia ditemukan bersimbah darah dengan kondisi luka pada mata sebelah kanan, leher hampir putus, dan sekitar 18 tikaman senjata tajam di sekujur tubuh, Selasa (23/11) sekira pukul 00.10 WIB di Pos Satpam rumah milik mantan ketua DPRD Medan, H Denni Ilham Panggabean, Jl Eka Warni II, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor. Belum diketahui pasti motif kematian korban, namun kuat dugaan korban sebelumnya dirampok. HP jenis Hi Touch milik korban yang baru sebulan dibelinya serta dompet berisi uang ratusan ribu rupiah raib.
Keterangan yang dihimpun wartawan menyebutkan korban pertama kali ditemukan oleh kakaknya, Rina (36) dan Mian (42) abang iparnya yang sebelumnya menerima SMS dari korban yang menyebutkan dirinya telah dibunuh. ” Sekitar pukul 12 malam kurang, aku dihubunginya lewat SMS yang mengatakan dirinya telah dibunuh, ” kata Rina dengan nada sedih.
Mendapat pesan tersebut Rina dan Mian kemudian mendatangi tempat kerja korban di lokasi kejadian tepatnya di Pos Satpam rumah milik H Denni Ilham Panggabean. Sesampainya di lokasi kejadian, alangkah terkejutnya Rina dan Mian ketika melihat korban telah bersimbah darah dengan kondisi mengenaskan. Posisi tubuh miring sembari memegang HP tergeletak di kasur yang ada di dalam kamar pos Satpam tersebut. Rina dan Mian yang melihat langsung menjerit histeris dan memberitahukannya ke warga sekitar. Warga yang mengetahui kejadian mendatangi lokasi kejadian sembari memberikan pertolongan dan membawa korban ke RS Mitra Sejati, Medan untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun, setelah sekitar satu jam setengah mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU, korban akhirnya tewas. Jenazah korban dibawa ke RSUP H Adam Malik Medan guna diotopsi dan selanjutnya dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan.
Kakak korban, Rina, yang dijumpai wartawan di lokasi kejadian, Selasa (23/11) sekira pukul 12.00 WIB menyebutkan, sangat terpukul dengan kepergian korban yang dikenal rajin dan ramah tersebut. ” Dia tinggal di sini bersama saya dan sering membantu membersihkan kebun dan ruangan di dalam rumah itu. Sebelum kejadian sekitar pukul 17.00 WIB memang ada temannya seorang lelaki yang datang mencari dia. Namun karena korban belum pulang, temannya itu pun kembali pulang. Lebih lanjut menurut Rina, berdasarkan keterangan dari tetangganya, malam itu sebelum kejadian ada suara lelaki yang memanggil-manggil nama adiknya tersebut. Tidak lama kemudian, peristiwa itupun terjadi, ” kata Rina sembari mengatakan HP milik korban ada dua, namun HP jenis Hi Touch yang baru sebulan dibeli korban dan dompet berisikan sejumlah uang ikut hilang.
Pantauan wartawan di TKP, kamar yang ada di Pos Satpam tempat korban pertama kali ditemukan telah dipasang police line, dan polisi melakukan proses identifikasi serta memeriksa saksi-saksi untuk mengusut kasus kematian korban. Mendapat laporan kejadian tersebut, Kanit Jahtranras Poldasu, Kompol Gideon Setiawan SIK didampingi anggota langsung terjun ke lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan.
Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga melalui Kanit Reskrim Iptu Semion Sembiring saat dikonfirmasi wartawan di lokasi kejadian menyebutkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. “Kita masih memeriksa saksi-saksi untuk kemudian melakukan pengembangan guna mengungkap pelaku yang menyebabkan kematian korban,” terang Kanit Reskrim.
Informasi lain yang diperoleh wartawan dari warga sekitar menyebutkan, korban merupakan anak yang baik dan agak sedikit tertutup. “Dia sering naik sepeda namun kadang-kadang naik sepedamotor milik keponakannya,” ucap salah seorang warga sembari mengatakan sekitar 10 hari belakangan ini, korban sering bersama seorang pria bertubuh tegap yang mengendarai mobil. (BSK/ r)
Sumber: hariansib
Penjaga Rumah Denni Panggabean Dibunuh
MEDAN (Berita): Jumanto alias Anto ,30, warga Jalan Ekawarni I Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor, Selasa (23/11) dinihari ditemukan tewas dibunuh di rumah Denni Ilham Panggabean, anggota DPRD Medan dari Partai Demokrat di Jalan Eka Warni No 31-A Medan Johor.
Informasi yang diperoleh di lokasi kejadian menyebutkan, korban ditemukan warga di dalam pos penjagaan rumah Denni Ilham Panggabean sekira pk 00:10. Jufri, salah seorang warga mengatakan, pada malam itu dirinya sempat mendengar suara teriakan minta tolong dari kakak korban bernama Sri Wahyuni.
Mendengar teriakan tersebut, Jufri dan kawan-kawannya yang berada di warung kopi berhamburan menuju tempat kejadian dan menyaksikan Jumanto alias Anto dalam kondisi kritis akibat luka tusukan sedikitnya 17 liang. ‘Saat itu, saya melihat leher korban berdarah dan biji matanya nyaris keluar. Kemudian korban segera diboyong ke rumah sakit Mitra Sejati,’ jelas Jufri. Karena kondisi korban yang semakin kritis, Juamnto alias Anto dilarikan ke Rumah Sakit Adam Malik. Malang korban menghembuskan nafasnya.
Kanit Reskrim Polsekta Delitua Iptu S Sembiring menyebutkan, pelaku pembunuhan tersebut masih dilacak dan diduga motifnya perampokan karena handphone korban dibawa pelaku.
Sedangkan saksi yang dimintai berjumlah lima orang, termasuk kakak kandung dan abang ipar korban serta 3 orang warga yang melihat korban terkapar besimbah darah di dalam pos penjagaan rumah tersebut.
Menurut Iptu Sembiring, sebelum tewas, korban sempat mengirim pesan singkat via HP kepada kakaknya bahwa dirinya akan dibunuh. ‘Pelaku pembunuhan masih dilacak,’ jelas Iptu Sembiring. Menurut warga, rumah Denni Ilham Panggabean yang besar dan mewah tersebut tidak ada penghuninya namun pada hari tertentu di rumah tersebut sering diadakan acara-acara resmi. (att)
Sumber: beritasore
Penjaga Rumah Mantan Ketua DPRD Medan Tewas Dibunuh
Written by Yuni Wednesday, 24 November 2010 10:02
Penjaga rumah mantan Ketua DPRD Medan Deni Ilham Panggabean, di Jalan Jalan Eka Warni No 31 A, Lingkungan III, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, ditemukan tewas mengenaskan.
Korban ditemukan tergeletak bersimbah darah di pos penjagaan, Selasa (23/11) sekitar pukul 00.10 WIB.
Korban diduga sempat melawan, karena saat ditemukan pada bagian lehernya terdapat luka tusukan, mata sebelah kanan hampir keluar, kedua tangannya dan dada sebelah kanan juga terdapat luka tusukan. “Saat ditemukan, kondisinya kritis dengan nafas terengah-engah,” ujar kakak korban bernama Sri Wahyuni (37) sebelum menjalani pemeriksaan di Mapolsek Delitua, Selasa (23/11).
Dituturkan Sri, adiknya Juwanto (35), warga Jalan Eka Warni I, Lingkungan II, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, ditemukan sekarat tergeletak bersimbah darah di pos penjagaan rumah milik Deni Ilham Panggabean dengan 17 tusukan.
Sebelumnya Sri mendapat pesan singkat melalui SMS dari korban karena dirinya terancam akan dirampok dan dibunuh oleh orang tak dikenal.
“Juwanto ada mengirim pesan singkat melalui SMS sebanyak 3 kali. Dua SMS pertama Juwanto mengatakan, kalau dirinya sedang terancam akan dirampok dan dibunuh oleh dua orang tak dikenal. Sedangkan SMS terakhir mengatakan, Bu... cepat kemari, ada yang mau bunuh aku. Saat itu juga aku datang,” ujar Sri.
Tiba di rumah tempat Juwanto bekerja, situasi rumah terlihat sepi. Sri terkejut melihat Juwanto tergeletak bersimbah darah di atas kasur di sudut ruangan dengan nafas terengah-engah. Spontan, Sri menjerit minta tolong membangunkan warga sekitar untuk membantu adiknya.
“Kakaknya datang ke warung kopi tempat kami nongkrong sambil menjerit-jerit minta tolong kalau adiknya digorok. Kami langsung datang untuk melihat dan membantu,” cetus Zufri yang ikut membantu mengangkat korban untuk dibawah ke rumah sakit. “Nyawa korban dalam keadaan ktitis. Namun kita harus menunggu polisi sebelum membawanya ke rumah sakit. Sayang, korban keburu tewas, sehingga polisi tidak mendapat keterangan siapa orang yang membunuh Juwanto,” beber Zufri lagi.
Karena aparat kepolisian yang ditunggu tak kunjung tiba, pihak keluarga akhirnya membawa korban ke RS Mitra Sejati. Setelah menjalani perawatan medis selama 4 jam di ruang ICU RS Mitra Sejati di Jalan AH Nasution, nyawa Juwanto tidak dapat tertolong.
Polisi yang datang ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP meminta pihak keluarga agar jenazah korban dioutopsi. Setelah mendapat persetujuan, jenazah korban dibawah ke RSU H Adam Malik Medan.
Keterangan dari kepolisian, Juwono diduga korban perampokan. Ini dibuktikan, handphone miliknya hilang diduga dibawa oleh kawanan rampok.
"Dari hasil olah TKP, korban diduga dirampok, Barang miliknya seperti handphoen hilang. Kita belum bisa memberikan keterangan, karena masih dalam penyelidikan,” ujar Kanit Reskrim Delitua Iptu Pol Samion Sembiring.
Terkait kasus ini, polisi sudah memeriksa lima orang saksi berikut barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian. “Saksi yang diperiksa sebanyak 5 orang, yakni abang, abang ipar, kakak, kakak ipar dan sepupuh korban. Sedangkan barang bukti yang diamankan adalah topi milik pelaku, celana bekas darah dan baju,” beber Samion.
Keterangan beberapa warga sekitar, malam sebelum Juwanto dibantai, ada orang yang memanggilnya dari luar pagar rumah. Karena daerah tersebut sepi dan tidak menyangka bakal terjadi pembunuhan, warga pun tidak memperdulikannya.
Apalagi, rumah tersebut sering dijadikan tempat kumpul-kumpul Juwanto bersama teman-temannya. “Warga yang tahu hanya ada orang yang memanggilnya dari luar pagar. Namun, warga tidak terlalu memperdulikan karena Juwanto sering mengajak teman-temannya ngumpul di rumah tersebut, ” ujar warga yang identitasnya tidak mau disebutkan,
Sumber: www.harian-global
Tidak ada komentar:
Posting Komentar