Medan, (Analisa)
Ratusan kenderaan bermotor didominasi mobil, antre untuk memasuki Pekuburan Tionghoa Kedai Durian pada Perayaan Cheng Beng tahun ini, Minggu (27/3). Para peziarah mulai berdatangan sejak pukul 03.30 WIB dan mulai membludak pukul 06.00 WIB. Walau telah diantisipasi pihak Yayasan Budi Luhur dibantu pihak kepolisian, kecamatan, kelurahan, perangkat desa, dan lainnya,
namun tetap saja terjadi antrean panjang. Karena jumlah kenderaan melebihi kapasitas jalan dan lokasi parkir.
Pantauan wartawan di lokasi pekuburan Tionghoa tersebut, membludaknya antrean mobil ini sudah terjadi mulai dari simpang Titi Kuning Jalan Brigjen Katamso hingga memasuki Jalan Perbatasan dan lokasi pekuburan. Kemacetan juga terjadi di berbagai akses masuk lainnya pekuburan, seperti Marindal. Tidak sedikit peziarah harus antre berjam-jam hingga dapat melakukan ritual Cheng Beng.
Cheng Beng hari ketiga, yang bersamaan dengan hari libur, menyebabkan peziarah terfokus melaksanakan ziarah kubur. Berkat kesigapan petugas Polsekta Delitua bekerjasama dengan Polsekta Patumbak dibantu panitia, kelompok pemuda, dan masyarakat, kemacetan tersebut bisa diatasi. Bahkan, sebagian warga setempat juga memanfaatkan momen tersebut untuk mengangkut para peziarah ke lokasi Cheng Beng dengan kenderaan roda dua.
"Untuk tahun ini, jumlah peziarah mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Hal itu dibuktikan dengan antrean panjang kenderaan roda empat milik peziarah tak terhindarkan. Atas nama yayasan, saya mohon maaf atas ketidaknyamanan peziarah serta warga dan pengguna jalan lainnya," ujar Ketua Yayasan Budi Luhur Kedai Durian, Harun atau lebih akrab disapa Alun.
Kepada masyarakat yang membantu kelancaran pelaksanaan Cheng Beng, Alun juga menyampaikan terimakasihnya. Tanpa bantuan dan partisipasi masyarakat setempat, tambah Alun, pelaksanaan Cheng Beng yang dilaksanakan setiap tahun tidak akan berjalan dengan baik dan lancar.
Partisipasi
Terkait bantuan Rp 50.000 dari peziarah ketika akan masuk lokasi pekuburan, Alun mengemukakan bahwa bantuan tersebut merupakan bantuan partisipasi peziarah untuk biaya operasional, meliputi pemeliharaan, kebersihan, perbaikan sarana jalan. "Meski sedikit mengalami kendala di lapangan, namun peziarah tetap memberikan bantuannya setelah mendapat penjelasan dari panitia di lapangan," papar Alun seraya menambahkan bahwa kutipan itu baru tahun ini diberlakukan.
Untuk menghindari antrean panjang tersebut, pengurus yayasan mengimbau peziarah agar memanfaat hari-hari biasa untuk melakukan ziarah kubur. "Itulah solusi yang bisa lakukan bagi calon peziarah, baik dari dalam maupun luar kota. Apalagi Cheng Beng kan waktunya cukup panjang hingga 10 hari. Jadi untuk kenyamanan jangan terfokus hanya saat hari libur karena hari biasa lebih lapang" harap Harun. (msm/rrs)
http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=90538:peziarah-cheng-beng-membludak-ratusan-mobil-antre-&catid=960:28-maret-2011&Itemid=209
Ratusan kenderaan bermotor didominasi mobil, antre untuk memasuki Pekuburan Tionghoa Kedai Durian pada Perayaan Cheng Beng tahun ini, Minggu (27/3). Para peziarah mulai berdatangan sejak pukul 03.30 WIB dan mulai membludak pukul 06.00 WIB. Walau telah diantisipasi pihak Yayasan Budi Luhur dibantu pihak kepolisian, kecamatan, kelurahan, perangkat desa, dan lainnya,
namun tetap saja terjadi antrean panjang. Karena jumlah kenderaan melebihi kapasitas jalan dan lokasi parkir.
Pantauan wartawan di lokasi pekuburan Tionghoa tersebut, membludaknya antrean mobil ini sudah terjadi mulai dari simpang Titi Kuning Jalan Brigjen Katamso hingga memasuki Jalan Perbatasan dan lokasi pekuburan. Kemacetan juga terjadi di berbagai akses masuk lainnya pekuburan, seperti Marindal. Tidak sedikit peziarah harus antre berjam-jam hingga dapat melakukan ritual Cheng Beng.
Cheng Beng hari ketiga, yang bersamaan dengan hari libur, menyebabkan peziarah terfokus melaksanakan ziarah kubur. Berkat kesigapan petugas Polsekta Delitua bekerjasama dengan Polsekta Patumbak dibantu panitia, kelompok pemuda, dan masyarakat, kemacetan tersebut bisa diatasi. Bahkan, sebagian warga setempat juga memanfaatkan momen tersebut untuk mengangkut para peziarah ke lokasi Cheng Beng dengan kenderaan roda dua.
"Untuk tahun ini, jumlah peziarah mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Hal itu dibuktikan dengan antrean panjang kenderaan roda empat milik peziarah tak terhindarkan. Atas nama yayasan, saya mohon maaf atas ketidaknyamanan peziarah serta warga dan pengguna jalan lainnya," ujar Ketua Yayasan Budi Luhur Kedai Durian, Harun atau lebih akrab disapa Alun.
Kepada masyarakat yang membantu kelancaran pelaksanaan Cheng Beng, Alun juga menyampaikan terimakasihnya. Tanpa bantuan dan partisipasi masyarakat setempat, tambah Alun, pelaksanaan Cheng Beng yang dilaksanakan setiap tahun tidak akan berjalan dengan baik dan lancar.
Partisipasi
Terkait bantuan Rp 50.000 dari peziarah ketika akan masuk lokasi pekuburan, Alun mengemukakan bahwa bantuan tersebut merupakan bantuan partisipasi peziarah untuk biaya operasional, meliputi pemeliharaan, kebersihan, perbaikan sarana jalan. "Meski sedikit mengalami kendala di lapangan, namun peziarah tetap memberikan bantuannya setelah mendapat penjelasan dari panitia di lapangan," papar Alun seraya menambahkan bahwa kutipan itu baru tahun ini diberlakukan.
Untuk menghindari antrean panjang tersebut, pengurus yayasan mengimbau peziarah agar memanfaat hari-hari biasa untuk melakukan ziarah kubur. "Itulah solusi yang bisa lakukan bagi calon peziarah, baik dari dalam maupun luar kota. Apalagi Cheng Beng kan waktunya cukup panjang hingga 10 hari. Jadi untuk kenyamanan jangan terfokus hanya saat hari libur karena hari biasa lebih lapang" harap Harun. (msm/rrs)
http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=90538:peziarah-cheng-beng-membludak-ratusan-mobil-antre-&catid=960:28-maret-2011&Itemid=209
Tidak ada komentar:
Posting Komentar