Kadis Kesehatan Deliserdang Imbau ; Warga Waspadai Siklus Lima Tahunan DBD
Lubukpakam, (Analisa)
Kadis Kesehatan Kabupaten Deliserdang dr H Masdulhag Siregar,SpOG (K) MHA imbau warga mewaspadai siklus lima tahunan Demam berdarah dengue (DBD) terutama dalam kondisi cuaca yang sedang tidak kondusif seperti saat ini.
Masalahnya,kondisi seperti ini diduga dapat membawa dampak berkembangnya virus DBD dan terjadinya siklus lima tahunan DBD terlihat dari jumlah penderitanya di 19 dari 22 kecamatan yang ada di kabupaten itu,kata Kadis Kesehatan H Masdulhag Siregar kepada Analisa diruang kerjanya Jalan Sudirman Lubukpakam, Jumat (8/10).
Ditahun 2005 ditemukan 646 penderita DBD dengan 19 diantaranya meninggal dunia lalu ditahun 2006 ada 197 penderita dengan tujuh meninggal dunia, ditahun 2007 ada 433 penderita dengan 12 meninggal dunia,ditahun 2008 ada 326 penderita dengan lima meninggal dunia,ditahun 2009 ada 539 penderita dengan 12 meninggal dunia dan ditahun 2010 yang merupakan era dari siklus lima tahunan DBD hingga September saja sudah ditemukan 877 penderita dengan 23 meninggal dunia.
Penyebaran penyakit DBD tahun 2010 ini terbesar di Kecamatan Sunggal dengan 197 penderita dan 12 meninggal dunia,Tanjung Morawa 177 penderita dengan dua meninggal dunia, Percut Seituan 163 penderita dengan empat meninggal dunia, Hamparanperak 81 penderita dengan dua meninggal dunia, Pancurbatu 80 penderita dengan satu meninggal dunia, Lubukpakam 45 penderita dengan dua meninggal dunia, Batangkuis 45 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia, Patumbak 37 penderita dengan satu meninggal dunia dan Namorambe 30 penderita dengan satu meninggal dunia.
Kecamatan STM Hilir 27 penderita dengan satu meninggal dunia,Galang 17 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia,Bangunpurba 16 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia, Delitua 11 penderita dengan dua meninggal dunia,Labuhandeli 11 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia,Beringin 10 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia, Pagarmerbau 10 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia, Sibirubiru delapan penderita namun tidak ada yang meninggal dunia,Kutalimbaru tujuh penderita namun tidak ada yang meninggal dunia dan Pantailabu lima penderita namun tidak ada yang meninggal dunia. Sementara kecamatan di kabupaten itu yang bebas dari endemi DBD adalah Kecamatan Sibolangit,STM Hulu dan Sibolangit.
Untuk menangani siklus lima tahunan DBD itu,Dinas Kesehatan Deliserdang untuk kawasan yang kasus DBD nya meningkat telah melaksanakan "fogging" sementara peralatan "fogging" kini juga sudah ada disetiap Puskesmas yang ada di kabupaten itu,membagikan bubuk "abate" kepada masyarakat yang memiliki tempat penampungan air serta mengaktifkan Jumantik untuk melakukan pemantauan jentik secara rutin terutama di desa endemik DBD.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus DBD,Kadis Kesehatan H Masdulhag Siregar mengimbau warga untuk lebih rajin melaksanakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M+1T (menguras, menutup, mengubur dan telungkup) semua tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti seperti bak kamar mandi, dispencer, drum,tempat minum burung, tempat penampungan air hujan dan lainnya.
Agar tidak tertular DBD kepada warga di daerah yang tertular DBD diminta untuk tidur dengan memakai kelambu atau mempergunakan obat anti nyamuk serta mengatur pola makan yang benar dan bergizi.
Kemudian bagi warga yang mengalami gejala DBD seperti mendadak menderita panas tinggi hingga 2-7 hari,ulu hati merasa nyeri,timbul bintik bintik merah pada kulit dan kadang kadang mimisan segeralah ke Puskesmas terdekat untuk mendapat perawatan semestinya agar penyakit DBD itu dan cepat tertanggulangi.
Dari hasil pengamatan dan pemantauan jentik yang dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan diperoleh Angka Bebas Jentik (ABJ) di rumah dan lingkungan ternyata masih rendah yaitu sekitar 67 persen dari 95-100 persen dari yang diharapkan Angka Bebas Jentik Nasional (ABJN).
Kadis Kesehatan Kabupaten Deliserdang dr H Masdulhag Siregar,SpOG (K) MHA imbau warga mewaspadai siklus lima tahunan Demam berdarah dengue (DBD) terutama dalam kondisi cuaca yang sedang tidak kondusif seperti saat ini.
Masalahnya,kondisi seperti ini diduga dapat membawa dampak berkembangnya virus DBD dan terjadinya siklus lima tahunan DBD terlihat dari jumlah penderitanya di 19 dari 22 kecamatan yang ada di kabupaten itu,kata Kadis Kesehatan H Masdulhag Siregar kepada Analisa diruang kerjanya Jalan Sudirman Lubukpakam, Jumat (8/10).
Ditahun 2005 ditemukan 646 penderita DBD dengan 19 diantaranya meninggal dunia lalu ditahun 2006 ada 197 penderita dengan tujuh meninggal dunia, ditahun 2007 ada 433 penderita dengan 12 meninggal dunia,ditahun 2008 ada 326 penderita dengan lima meninggal dunia,ditahun 2009 ada 539 penderita dengan 12 meninggal dunia dan ditahun 2010 yang merupakan era dari siklus lima tahunan DBD hingga September saja sudah ditemukan 877 penderita dengan 23 meninggal dunia.
Penyebaran penyakit DBD tahun 2010 ini terbesar di Kecamatan Sunggal dengan 197 penderita dan 12 meninggal dunia,Tanjung Morawa 177 penderita dengan dua meninggal dunia, Percut Seituan 163 penderita dengan empat meninggal dunia, Hamparanperak 81 penderita dengan dua meninggal dunia, Pancurbatu 80 penderita dengan satu meninggal dunia, Lubukpakam 45 penderita dengan dua meninggal dunia, Batangkuis 45 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia, Patumbak 37 penderita dengan satu meninggal dunia dan Namorambe 30 penderita dengan satu meninggal dunia.
Kecamatan STM Hilir 27 penderita dengan satu meninggal dunia,Galang 17 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia,Bangunpurba 16 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia, Delitua 11 penderita dengan dua meninggal dunia,Labuhandeli 11 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia,Beringin 10 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia, Pagarmerbau 10 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia, Sibirubiru delapan penderita namun tidak ada yang meninggal dunia,Kutalimbaru tujuh penderita namun tidak ada yang meninggal dunia dan Pantailabu lima penderita namun tidak ada yang meninggal dunia. Sementara kecamatan di kabupaten itu yang bebas dari endemi DBD adalah Kecamatan Sibolangit,STM Hulu dan Sibolangit.
Untuk menangani siklus lima tahunan DBD itu,Dinas Kesehatan Deliserdang untuk kawasan yang kasus DBD nya meningkat telah melaksanakan "fogging" sementara peralatan "fogging" kini juga sudah ada disetiap Puskesmas yang ada di kabupaten itu,membagikan bubuk "abate" kepada masyarakat yang memiliki tempat penampungan air serta mengaktifkan Jumantik untuk melakukan pemantauan jentik secara rutin terutama di desa endemik DBD.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus DBD,Kadis Kesehatan H Masdulhag Siregar mengimbau warga untuk lebih rajin melaksanakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M+1T (menguras, menutup, mengubur dan telungkup) semua tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti seperti bak kamar mandi, dispencer, drum,tempat minum burung, tempat penampungan air hujan dan lainnya.
Agar tidak tertular DBD kepada warga di daerah yang tertular DBD diminta untuk tidur dengan memakai kelambu atau mempergunakan obat anti nyamuk serta mengatur pola makan yang benar dan bergizi.
Kemudian bagi warga yang mengalami gejala DBD seperti mendadak menderita panas tinggi hingga 2-7 hari,ulu hati merasa nyeri,timbul bintik bintik merah pada kulit dan kadang kadang mimisan segeralah ke Puskesmas terdekat untuk mendapat perawatan semestinya agar penyakit DBD itu dan cepat tertanggulangi.
Dari hasil pengamatan dan pemantauan jentik yang dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan diperoleh Angka Bebas Jentik (ABJ) di rumah dan lingkungan ternyata masih rendah yaitu sekitar 67 persen dari 95-100 persen dari yang diharapkan Angka Bebas Jentik Nasional (ABJN).
Sumber: analisadaily
Tidak ada komentar:
Posting Komentar