Oleh: Amirul Khair
Terasa rileks dan segar usai mengikuti buka puasa bersama di kediaman pengusaha CV Ginting Jaya yang juga anggota DPRD Deliserdang H Sabar Ginting SE di Jalan Pamah Kelurahan Delitua Barat Kecamatan Delitua Pekan lalu meski suasana dibalut hujan rintik.
Usai melaksanakan salat maghrib berjamaah dan menyantap aneka menu makanan, Penulis sempat melebur duduk bersama H Sabar Ginting, Danyom Armed II Letkol Surya Darma Damanik, Camat Delitua Efendi Citra Capah dan terlibat dalam diskusi ringan namun sarat makna.
Negara Mandiri
Ada banyak pembahasan menarik dalam diskusi singkat tersebut. Mulai dari politik, hukum, pemerintahan, nasionalisme, kemasyarakatan dan sebagainya. Intinya bermuara kepada perbincangan terkait potret Indonesia sebagai sebuah negara yang ternyata memiliki potensi luar biasa dan bisa menjadi negara mandiri yang dibutuhkan dunia internasional.
Menurut Danyom Armed II Letkol Surya Darma Damanik, Indonesia punya potensi luar biasa yang menjadikan negeri ini menjadi negara mandiri yang dunia internasional sangat membutuhkan keberadaan Indonesia. Sayangnya, rakyat Indonesia belum mampu memberdayakan diri untuk mewujudkan potensi tersebut.
Pada kenyataannya ungkap Damanik, negara-negara erofa sangat menakuti keberadaan Indonesia menjadi negara mandiri yang dijuluki sebagai negeri "Macan Asia".
Keberadaan Indonesia di mata negara erofa sangat ditakuti sehingga Indonesia diperlakukan secara baik. Namun paradigma berpikir rakyat ini didoktrin dengan pemikiran-pemikiran yang mengeyampingkan substansi lewat hal-hal yang tidak dirasakan sebagai bentuk ‘penjajahan’ seperti, kebudayaan, kemiskinan dan kebodohan.
Sebab, bila Indonesia dengan kekuatannya diembargo, justeru menjadi motivasi bagi rakyatnya untuk menjadi negara yang mandiri layaknya Iran yang ternyata mampu bangkit dan maju dari himpitan embargo.
Kekuatan ini menurut Damanik, sangat diyakini negara-negara erofa sehingga tidak berani menekan Indonesia dari sektor apapun kecuali lewat ‘celah-celah’ paradigma kebudayaan yang meluputkan perhatian dari segi kemiskinan dan kebodohan.
Nasionalisme
Pemikiran lainnya dilontarkan Camat Delitua Drs Efendi Citra Capah yang memandang ketertinggalan Indonesia disebabkan kadar nasionalisme rakyat Indonesia yang semakin menipis. Padahal, nasionalisme merupakan kekuatan bangsa Indonesia untuk menunjukkan jati dirinya kepada negara lain.
Kekuatan nasionalisme yang dimiliki rakyat Indonesia terbukti menjadikan negeri ini meraih kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 lewat drama proklamasi yang telah mengorbankan segala yang dimiliki termasuk jiwa dan raga.
Tapi ungkap Damanik, nasionalisme terkait psikologis jiwa yang mengalami pasang surut. Nasionalisme rakyat Indonesia akan kembali bangkit manakala memiliki satu musuh. Dimisalkannya, saat perang kemerdekaan bangsa Indonesia yang multi etnik dan agama memiliki musuh yang sama yakni, Penjajah. Kondisi ini yang membuat nasionalisme rakyat meningkat karena punya keterkaitan kepentingan yang sama yaitu, merdeka dari tangan penjajah.
Bergantung Pemimpin
Sementara Politisi PAN H Sabar Ginting SE menilai, kebobrokan Indonesia sangat bergantung dengan komitmen para pemimpinnya untuk memahami kondisi serta membangun negeri ini untuk kesejahteraan rakyatnya.
Paradigma yang terbentuk di kalangan pemimpin saat ini menurutnya masih berkutat untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya sendiri. Kepentingan-kepentinga pribadi dan kelompok inilah yang akhirnya mengabaikan kepentingan rakyat secara luas sehingga yang menjadi korban tetaplah rakyat.
Seharusnya, para pemimpin hari ini mau turun langsung melihat kondisi obyektif rakyatnya. Jangan hanya sekadar menerima laporan dari pejabat bawahannya yang terkadang hanya laporan "angin surga" alias Asal Bapak Senang.
Bagi politisi, Sabar Ginting berpendapat bahwa orientasi politik ke depan juga harus lebih mengarah kepada substansi kepentingan rakyat dan tidak lagi berorientasi kepada kepentingan parpol semata dengan mengabaikan kepentingan rakyat secara luas.
Dari diskusi ringan tersebut ada sebah kesimpulan bahwa Indonesia adalah negeri ‘Maha’ luar biasa yang bila disadari dan diiringi dengan aksi nyata lewat kesadaran serta kebersamaan akan mampu menjadikan Indonesia sebagai negara mandiri yang disegani dan ditakuti lawan.
Sayang, kondisi rakyat kita hari ini belum siap menjadi orang besar dengan cita-cita menjadi Indonesia yang mandiri di mata dunia. Akan tetapi, tetap selalu ada harapan dan cita-cita bahwa Indonesia akan mencapai potret sebagai negara mandiri di dunia. ***
Terasa rileks dan segar usai mengikuti buka puasa bersama di kediaman pengusaha CV Ginting Jaya yang juga anggota DPRD Deliserdang H Sabar Ginting SE di Jalan Pamah Kelurahan Delitua Barat Kecamatan Delitua Pekan lalu meski suasana dibalut hujan rintik.
Usai melaksanakan salat maghrib berjamaah dan menyantap aneka menu makanan, Penulis sempat melebur duduk bersama H Sabar Ginting, Danyom Armed II Letkol Surya Darma Damanik, Camat Delitua Efendi Citra Capah dan terlibat dalam diskusi ringan namun sarat makna.
Negara Mandiri
Ada banyak pembahasan menarik dalam diskusi singkat tersebut. Mulai dari politik, hukum, pemerintahan, nasionalisme, kemasyarakatan dan sebagainya. Intinya bermuara kepada perbincangan terkait potret Indonesia sebagai sebuah negara yang ternyata memiliki potensi luar biasa dan bisa menjadi negara mandiri yang dibutuhkan dunia internasional.
Menurut Danyom Armed II Letkol Surya Darma Damanik, Indonesia punya potensi luar biasa yang menjadikan negeri ini menjadi negara mandiri yang dunia internasional sangat membutuhkan keberadaan Indonesia. Sayangnya, rakyat Indonesia belum mampu memberdayakan diri untuk mewujudkan potensi tersebut.
Pada kenyataannya ungkap Damanik, negara-negara erofa sangat menakuti keberadaan Indonesia menjadi negara mandiri yang dijuluki sebagai negeri "Macan Asia".
Keberadaan Indonesia di mata negara erofa sangat ditakuti sehingga Indonesia diperlakukan secara baik. Namun paradigma berpikir rakyat ini didoktrin dengan pemikiran-pemikiran yang mengeyampingkan substansi lewat hal-hal yang tidak dirasakan sebagai bentuk ‘penjajahan’ seperti, kebudayaan, kemiskinan dan kebodohan.
Sebab, bila Indonesia dengan kekuatannya diembargo, justeru menjadi motivasi bagi rakyatnya untuk menjadi negara yang mandiri layaknya Iran yang ternyata mampu bangkit dan maju dari himpitan embargo.
Kekuatan ini menurut Damanik, sangat diyakini negara-negara erofa sehingga tidak berani menekan Indonesia dari sektor apapun kecuali lewat ‘celah-celah’ paradigma kebudayaan yang meluputkan perhatian dari segi kemiskinan dan kebodohan.
Nasionalisme
Pemikiran lainnya dilontarkan Camat Delitua Drs Efendi Citra Capah yang memandang ketertinggalan Indonesia disebabkan kadar nasionalisme rakyat Indonesia yang semakin menipis. Padahal, nasionalisme merupakan kekuatan bangsa Indonesia untuk menunjukkan jati dirinya kepada negara lain.
Kekuatan nasionalisme yang dimiliki rakyat Indonesia terbukti menjadikan negeri ini meraih kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 lewat drama proklamasi yang telah mengorbankan segala yang dimiliki termasuk jiwa dan raga.
Tapi ungkap Damanik, nasionalisme terkait psikologis jiwa yang mengalami pasang surut. Nasionalisme rakyat Indonesia akan kembali bangkit manakala memiliki satu musuh. Dimisalkannya, saat perang kemerdekaan bangsa Indonesia yang multi etnik dan agama memiliki musuh yang sama yakni, Penjajah. Kondisi ini yang membuat nasionalisme rakyat meningkat karena punya keterkaitan kepentingan yang sama yaitu, merdeka dari tangan penjajah.
Bergantung Pemimpin
Sementara Politisi PAN H Sabar Ginting SE menilai, kebobrokan Indonesia sangat bergantung dengan komitmen para pemimpinnya untuk memahami kondisi serta membangun negeri ini untuk kesejahteraan rakyatnya.
Paradigma yang terbentuk di kalangan pemimpin saat ini menurutnya masih berkutat untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya sendiri. Kepentingan-kepentinga pribadi dan kelompok inilah yang akhirnya mengabaikan kepentingan rakyat secara luas sehingga yang menjadi korban tetaplah rakyat.
Seharusnya, para pemimpin hari ini mau turun langsung melihat kondisi obyektif rakyatnya. Jangan hanya sekadar menerima laporan dari pejabat bawahannya yang terkadang hanya laporan "angin surga" alias Asal Bapak Senang.
Bagi politisi, Sabar Ginting berpendapat bahwa orientasi politik ke depan juga harus lebih mengarah kepada substansi kepentingan rakyat dan tidak lagi berorientasi kepada kepentingan parpol semata dengan mengabaikan kepentingan rakyat secara luas.
Dari diskusi ringan tersebut ada sebah kesimpulan bahwa Indonesia adalah negeri ‘Maha’ luar biasa yang bila disadari dan diiringi dengan aksi nyata lewat kesadaran serta kebersamaan akan mampu menjadikan Indonesia sebagai negara mandiri yang disegani dan ditakuti lawan.
Sayang, kondisi rakyat kita hari ini belum siap menjadi orang besar dengan cita-cita menjadi Indonesia yang mandiri di mata dunia. Akan tetapi, tetap selalu ada harapan dan cita-cita bahwa Indonesia akan mencapai potret sebagai negara mandiri di dunia. ***
Sumber: analisadaily
4 komentar:
Diskusi yang berbobot; Bila perlu diseminarkan, untuk mendapatkan feed back dari kalangan luas.
Setuju pak, mudah- mudahan membawa perubahan bagi bangsa.
Kami PT MEGA DWIDAYA
Jasa pengiriman mobil dan alat berat keseluruh indonesia.
Head Office :
Jln.Madrasah 2 Blok B No.46 Duren Sawit-Jakarta Timur
Hp.081298215159
Pin bb 57d65332
Kami PT MEGA DWIDAYA
Jasa pengiriman mobil dan alat berat keseluruh indonesia.
Head Office :
Jln.Madrasah 2 Blok B No.46 Duren Sawit-Jakarta Timur
Hp.081298215159
Pin bb 57d65332
Posting Komentar