Senin, 11 Juli 2011

Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Tirtanadi Sibolangit dulu menjangkau Binjai sekarang .....


Sumber: http://beritasore.com/2011/07/11/hutan-di-daerah-resapan-air-terancam-rusak/
* Forwara, Tirtanadi Dan Bamusi Sumut Tanam 500 Bibit Pohon Di Sibolangit
Menara air Tirtanadi 1908

SIBOLANGIT (Berita): Kini hutan yang berada di daerah resapan air di Sibolangit, Kabupaten Deliserdang terancam rusak akibat banyaknya penebangan hutan untuk pembangunan perumahan dan kegiatan lainnya.
“Jika hutan di daerah resapan air tidak dijaga dengan baik maka debit air di instalasi pengolahan air Sibolangit akan berkurang dan berdampak pada kualitas, kuantitas dan kontuinitas air pada pelanggan,” kata Ahmad Thamrin, SE,MSi, Direktur Administrasi dan Keuangan PDAM Tirtanadi Provsu kepada wartawan di sela penanaman 500 bibit pohon di Desa Rumah Sumbul, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang yang merupakan daerah resapan air Sabtu (9/7).
Forum Wartawan Peduli Air (Forwara) bersama PDAM Tirtanadi dan Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Sumut melaksanakan penanaman 500 bibit pohon di kawasan resapan air Sibolangit, tepatnya di Desa Rumah Sumbul, Kabupaten Deli Serdang Sabtu (9/7).
Penanaman pohon ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan yang saat ini sudah menghadapi krisis berkurangnya daerah resapan air. Kegiatan lingkungan yang pertama kali dilakukan oleh Forwara bersama PDAM Tirtanadi dan Bamusi mengambil thema “Air Bersih Hak Setiap Warga Negara”, dengan dijaganya kelestarian lingkungan maka sumber-sumber air akan terjaga.
Thamrin menambahkan saat ini kapasitas produksi di Intalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Tirtanadi Sibolangit rata-rata  600 liter per detik. Jika hutan terus ditebangi dan tidk dijaga dengan baik maka debitnya akan berkurang. Kondisi yang terjadi sekarang jika cuaca panas memang ada kecenderungan kapasitas produksi berkurang.
Ia menjelaskan IPA Sibolangit memiliki empat daerah resapan air dengan 21 sumber mata air. Daerah resapan air Rumah Sumbul seluas 80 hektar dibangun sejak zaman Belanda tahun 1903-1905 memiliki tiga sumber mata air dengan kapasitas produksi sekira 180 liter.
Daerah lainnya mata air Lau Bengkelawang dibangun tahun 1939 dengan 11 sumber mata air kapasitasnya sekira 180 liter per detik. Daerah mata air Lau Kaban dibangun tahun 1959 memiliki delapan sumber mata air yang kapasitas produksinya sekira 151 liter per detik. Terakhir daerah mata air Puangaja dibangun tahun 1967 dengan empat sumber mata air kapasitasnya bekisar 132 liter per detik.
Mata air di daerah resapan itu keluar melalui celah-celah batu atau dinding pegunungan lalu PDAM Tirtanadi menampungnya dan dikelola lagi dengan campuran bahan kimia sedikit. Air tersebut kemudian dialirkan melalui sistem gravitasi.
Tirtanadi Sibolangit
“Biaya yang dikeluarkan untuk IPA yang bersumber dari mata air memang tidak terlalui besar karena campuran bahan kimianya sedikit dan pengalirannya memalui sistem gravitasi. Airnya benar-benar alami dan dingin,” kata Thamrin.

Oleh karena itu dia minta supaya daerah resapan air dapat tetap tejaga dengan baik. Sebab dari zaman Belanda, pembangunan IPA bersumber dari mata air itu sudah ada. Namun diakuinya kalau dulu air dari IPA Sibolangit ini mampu melayani pelanggan hingga ke Binjai dan Belawan. Tapi sekarang hanya sampai ke pelanggan di Pancurbatu, Delitua, Padangbulan dan Gedung Johor saja karena banyaknya pertambahan pelanggan.
Thamrin menambahkan kegiatan kerjasama Forwara dan PDAM Tirtanadi dalam penanaman pohon ini dilakukan salah satu program dalam melestarikan lingkungan. Apalagi kelestarian hutan harus tetap terjaga sebab manfaatnya cukup banyak selain menjaga keutuhan air juga menyerap pencemaran udara.
Memang permasalahan lingkungan ini harus dimulai dari diri kita sendiri, karena kalau kita tidak memperhatikan lingkungan yang ada di sekitar mustahil lingkungan tersebut bisa terjaga dengan baik sembari membuka acara penanaman 500 bibit pohon Mahoni di kawasan hutan Sibolangit.

ketua Forwara Alian Nafiah Siregar mengatakan bahwa aksi penanaman 500 bibit ini sendiri sebagai rasa kepedulian dan keprihatinan terhadap masalah lingkungan yang belakangan ini banyak terjadi penebangan hutan tanpa ada batas ukur.
“Jelas saja, ini menimbulkan masalah yang cukup signifikan terutama dalam penyediaan air bersih kepada masyarakat. Kalau masalah lingkungan resapan air ini, tidak segera dijaga dan dirawat dengan baik maka yang akan timbul adalah masalah dampak lingkungan khususnya masalah air bersih yang akan menimpa  kepada masyarakat,” ucap Alian.
Ditambahkannya, Untuk itu, kita perlu menjaga kelestarian hutan yang menjadi daerah resapan air, hal ini tentunya peranan masyarakat dan pemerintah agar ikut serta menjaganya. Kalau tidak ingin kita kehilangan air bersih, karena air adalah sumber kehidupan bagi semua mahkluk yang ada di muka bumi ini.
Sementara itu Ketua umum Bamusi Sumut, Anwar Noor Siregar mengatakan bahwa pihaknya sangat memberikan apreasi dengan kegiatan penanaman 500 bibit pohon dikawasan Sibolangit Kabupaten Deliserdang, bahwa ini adalah suatu langkah yang patut untuk diteruskan oleh Forwara dalam melestarikan lingkungan terutama dalam menjaga resapan air, begitu juga dirinya memberikan atensi kepada pihak PDAM Tirtanadi dalam menjaga lingkungan.
“Kalau tidak kita, siapa lagi yang mau melakukan kegiatan penghijauan ini, jadi jangan saling tunggu siapa dan kapan untuk melakukannya, tapi bagaimana melakukannya dan mengerjakannya untuk keselamatan ummat,”tegasnya.
Menurutnya, Apa yang dilakukan oleh Forwara adalah sifat yang mulia, kalau kyai Zainuddin MZ telah meninggal dunia, dimana beliua selalu menyerukan kebaikkan untuk kita semua dalam dakwahnya.  Kini Forwaralah penerusunya melalui action yang mulia ini dengan melakukan penanaman pohon.  Dengan dilakukannya penanaman pohon ini berarti telah menyelamatkan banyak mahkluk yang ada dialam ini khususnya manusia dalam menjaga kelestarian sumber daya air bersih.
Hadir dalam kegatan aksi penanaman 500 bibit pohon dikawasan hutan di Sibolangit, Penasehat Forwara Armen Daris Pasaribu, Kacab Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Tirtanadi Sibolangit Ir H Zulham Ali Nasution, Kadiv Umum PDAM Tirtanadi Irsan Lubis, Kadiv PR Ir Amrun, Kadiv Produksi PDAM Tirtanadi Hari Batang Hari

sedangkan dari Forwara tampak Sekretaris Forwara Sahat Simatupang, Bendahara Amsal dan pengurus dan anggota Forwara, Gusliadi Ritonga, Nelly Hutabarat, Lilik Riadi, Zulmaidi, Laswiyati, Sri Andang Suyadi, Ismail  dan  tiga orang perwakilan Forwara Kabupaten Tanah Karo serta para staff dan pegawai PDAM Tirtanadi Sumtera Utara. (wie)

Tidak ada komentar: