Selasa, 03 Februari 2009

Menteri Siti Fadilah meninjau pelayanan kesehatan di RSU Sembiring, Deli Tua

Siti Fadilah Supari ‘’Menteri Terpopuler dan Paling Aktif” Pilihan Harian Waspada Medan

03 Feb 2009
Menkes RI, Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K), hari Rabu, 28 Januari 2009 lalu meperoleh penghargaan “Menteri Terpopuler dan Paling Aktif” pilihan harian Waspada Medan. Penghargaan diserahkan dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA, MM, Pemimpin Umum Harian Waspada bertempat di SDN 06/09/48, Jl. Yos Sudarso, Kota Medan. Penghargaan diserahkan bertepatan Hari Bakti Waspada ke-62 yang juga dihadiri Walikota Medan Drs. H. Afifudin Lubis.


Menurut Pemimpin Redaksi Harian Waspada, H. Prabudi Said, Menkes Dr. Siti Fadilah Supari dinilai sebagai Menteri Terpopuler dan Paling Aktif di jajaran kabinet Indonesia Bersatu, karena berbagai hal.
Dalam 5 tahun terakhir Indonesia menghadapi masalah yang datang dari dalam dan luar negeri. Salah satunya adalah masalah kesehatan, khususnya flu burung di Tanah Karo. Berkat kegigihan Menkes serta kerjasama dengan Pemda Sumatera Utara, kasus flu burung tersebut dapat ditangani sekaligus membuka mata dunia adanya konspirasi di balik penyakit tersebut. Dalam kaitan itu, Menkes turun langsung dan mengambil keputusan yang tepat untuk mencegah penularannya. Dr. Siti Fadilah Supari dinilai berani menentang kebijakan Amerika dengan menuntut virus sharing yang adil transparan dan setara. Kemudian di sela-sela kesibukannya, menyempatkan menulis buku berjudul ”Saatnya Dunia Berubah, Tangan Tuhan dibalik Virus Flu Burung”, ujar Prabudi Said. Selain itu, banyak kebijakan Menkes yang sangat bermanfaat bagi warga miskin di samping upaya meningkatkan derajat kesehatan bangsa. Kebijakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), kata Prabudi Said, telah banyak membantu akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu disamping kebijakan publik lainnya seperti Desa Siaga dengan Poskesdes untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada masyarakat maupun P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir serta kebijakan tentang Obat Murah Berkualitas (Obat Serba Seribu) dan Apotek Rakyat. Dalam sambutannya Menkes menyatakan terima kasih. Penghargaan ini bukan untuk pribadi saya, melainkan untuk semua pelaku pembangunan kesehatan. Karena itu, saya menghargai apa yang dilakukan Harian Waspada melalui pelayanan kesehatan gratis dan kampanye cuci tangan pakai sabun, donor darah dan lain-lain. Hal ini merupakan salah satu bentuk perhatian harian Waspada terhadap pembangunan kesehatan, ujar Menkes. Menkes menambahkan, dalam menjalankan amanah pembukaan UUD 1945, Kabinet Indonesia Bersatu telah menunjukkan pencapaian yang positif. Keberhasilan itu ditunjukkan dengan perbaikan indikator kesehatan, yaitu menurunnya angka kematian bayi (AKB) dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Membaiknya angka kematian ibu (AKI) dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Prevalensi gizi kurang pada balita menurun secara luar biasa dari 37,5% pada tahun 2003 menjadi 18,4% pada tahun 2007. Sedangkan umur harapan hidup (UHH) mengalami peningkatan dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada 2007. Menkes menyadari, keberhasilan tersebut belum memenuhi harapan bangsa, karena itu kita harus bekerja lebih keras lagi agar pencapaian pembangunan kesehatan lebih baik lagi. Peran serta masyarakat termasuk media perlu ditingkatkan terutama dalam pengawasan dan pengendalian, membantu pemerintah mencapai pembangunan kesehatan. Masih banyak fasilitas kesehatan yang membutuhkan peralatan, sarana prasarana, tenaga dan biaya untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat, ujar Dr. Siti Fadilah Supari. Menkes menambahkan, tantangan pembangunan kesehatan masih cukup berat. Hal ini terkait dengan kemampuan ekonomi masyarakat yang sebagian besar masih rendah. Karena itu dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan harus pro rakyat dan pro orang miskin. Saya menyadari kalau rakyat tidak sehat, mana mungkin memiliki produktivitas yang tinggi. Semangat itu saya tuangkan dalam program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin yang saat ini dikenal dengan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Dengan program Jamkesmas, masyarakat miskin dan tidak mampu telah dapat mengakses pelayanan kesehatan tanpa perlu memikirkan biaya perawatan di rumah sakit. Dalam program ini masyarakat miskin mendapatkan seluruh jenis pelayanan sesuai kebutuhan, seperti pertolongan persalinan, hemodialisa hingga operasi jantung, ujar Menkes. Selain itu, program terobosan lainnya itu menurunkan harga obat generik maupun obat generik bermerek, menanggulangi kejadian luar biasa (KLB) flu burung dan memperjuangkan status rumah sakit pemerintah menjadi badan layanan umum (BLU). Jika rumah sakit berbentuk badan usaha milik negara (BUMN) atau perseroan terbatas (PT), maka pusat-pusat layanan utama kesehatan itu akan diambilalih pihak asing, karena sudah banyak pihak asing yang antri serta siap mengambil alih. Namun saat ini rumah sakit milik pemerintah pusat (Depkes) telah berstatus BLU dan banyak rumah sakit milik pemerintah daerah sedang dalam proses menjadi BLU, kata Menkes. Menkes juga menegaskan pentingnya transparansi dalam memberikan kartu Jamkesmas bagi masyarakat miskin dan tidak mampu, agar pelayanan kesehatan gratis tersebut dapat dinikmati oleh orang yang berhak. Tanpa adanya transparansi, yang akan mendapat keuntungan adalah orang kaya. Agar hak-hak orang miskin tidak terabaikan, saya minta Harian Waspada ikut membantu pengawasan dalam program Jamkesmas ini, kata Menkes. Dalam kunjungan di Sumatetera Utara, Menteri Kesehatan RI juga meresmikan gedung Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Regional Sumatera Utara, kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun sekaligus melantik dokter kecil dan dokter remaja se Kota Medan serta meresmikan Pos Kesehatan Kelurahan di Kota Medan dan meninjau pelayanan kesehatan di RSU Sembiring, Deli Tua. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Setjen Depkes. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faksimili: 021-5292 1669, 021-522 3002 atau alamat e-mail: puskom.depkes@gmail.com.
Sumber: http://rs-triadipa.com

Tidak ada komentar: