Selasa, 15 Oktober 2013

Suka Makmur, Indra Z Nasution (45) gelapkan uang Kurban 10 sapi warga

Sumber: www.merdeka.com
Warga ngamuk di Mapolsek karena dana kurban digelapkan.
 ©2013 Merdeka.com/Yan Muhardiansyah
Merdeka.com - Puluhan warga Dusun III dan IV Desa Suka Makmur, Kecamatan Delitua, Deliserdang gagal berkurban pada Idul Adha 1434 H, Selasa (15/10). Ibadah itu batal terlaksana setelah seorang panitia kurban, Indra Z Nasution (45) menggelapkan uang yang dipercayakan jamaah kepadanya.

Perbuatan Indra Z Nasution membuat warga kecewa dan emosi. Apalagi uang yang digelapkan Sekretaris Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Baitur Rohim ini dikumpulkan ratusan warga dengan cara mencicil untuk dapat berkurban. Sebagian di antara mereka bahkan belum melunasinya.

"Dia (Indra) menggelapkan uang jamaah yang ada di Masjid Baitur Rohim kurang lebih Rp 91 juta untuk 10 ekor lembu," ucap Ponidi, Bendahara BKM Baitur Rohim di Mapolsek Delitua, Selasa (15/10).

Warga tidak menyangka Indra tega melakukan penggelapan. Soalnya, dia dikenal berperilaku baik dan pandai berbicara layaknya pejabat atau motivator.

"Kita percaya kepadanya karena selama ini perbuatannya positif, seperti dia banyak membantu pembangunan masjid. Kemarin malam pun sempat membelikan perlengkapan kurban untuk kita," jelas Ponidi.

Warga mulai menyadari uangnya sudah digelapkan sejak Senin (14/10) malam. Mereka khawatir karena 10 ekor lembu yang direncanakan akan dikurbankan tidak kunjung tiba.

Hingga salat Idul Adha, Selasa (15/10) pagi, lembu yang dijanjikan tak juga datang. Sementara itu, Indra tak ikut salat Idul Adha di Masjid Baitur Rohman. Dia pun tidak berada di kediaman istri pertamanya yang berjarak dua rumah dari masjid itu.

Usai salat, warga pun bermusyawarah. Mereka sepakat menjemput Indra di kediaman istri keduanya di Lubuk Pakam, Deliserdang. Dia berhasil ditemukan di sana, kemudian dibawa dan disidang di Masjid Baitur Rohim, Delitua.

Saat ditanyai warga, Indra terus berkelit. Dia berdalih uang pembelian lembu itu sudah diserahkan kepada pemilik ternak di Kabupaten Langkat. Namun setelah perwakilan warga mengecek ke Langkat, Indra terbukti berbohong.

Indra pun jadi bulan-bulanan warga. Kepalanya sampai bocor dan terpaksa dijahit.

Melihat amukan warga, tokoh masyarakat setempat pun mengevakuasi Indra ke Mapolsek Delitua. Tapi, warga tetap ikut ke kantor polisi. Mereka masih membogem Indra yang turun dari mobil yang membawanya.

"Gara-gara kau mamakku pingsan-pingsan," teriak seorang pemuda sambil melayangkan pukulan. "Dia aja kita kuliti," sambung warga lainnya.

Indra akhirnya bebas dari pukulan, setelah diamankan polisi yang berjaga di Mapolsek Delitua. Ketika ditanyai wartawan, Indra tak banyak berkomentar. "Sebenarnya bukan tidak ada," katanya singkat tanpa mau melanjutkan jawabannya.
[hhw]

Selasa, 01 Oktober 2013

Meriam Cantik dari Kerajaan Delitua

Sumber: http://travel.detik.com/read/2013/10/01/182247/2374776/1519/meriam-jelmaan-putri-cantik-di-istana-maimun-medan?8800041024
Meriam Puntung di Istana Maimun (Fitraya/detikTravel)
Medan - Ketika berwisata ke Istana Maimun di Medan, jangan lewatkan sebuah bangunan kecil beratap ijuk di sisi kanan istana. Di dalamnya terdapat sebuah meriam buntung dengan legenda penjelmaan putri yang cantik.

detikTravel beberapa waktu lalu jalan-jalan ke Istana Maimun di Medan. Puas berkeliling istana, saya tertarik memasuki sebuah bangunan khas Batak beratap ijuk di sisi kanan istana.

Di depan pintu masuk terdapat sebuah prasasti besar buatan Dinas Pariwisata Kota Medan. Isinya rupanya penjelasan soal bangunan ini dan Legenda Meriam Puntung alias meriam buntung.

Disebutkan, Meriam Puntung adalah penjelmaan dari adik Putri Hijau dari Kerajaan Deli Tua bernama Mambang Khayali nan cantik jelita. Dia berubah menjadi meriam dalam mempertahankan istana dari serbuan Raja Aceh yang ditolak pinangannya oleh Putri Hijau.

Akibat laras meriamnya yang terlalu panas karena menembak terus menerus, maka akhirnya meriam pecah menjadi dua bagian. Ujung meriam yang merupakan bagian yang satu, melayang dan menurut dongeng jatuh di Kampung Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Tanah Karo. Sedangkan bagian yang lain disimpan pada bangunan kecil di sisi kanan Istana Maimun.

Wah! Legenda yang menarik. Saya pun jadi penasaran dan masuk ke bangunan tersebut. Di dalamnya ada seorang ibu bernama Farida yang menjadi penunggu. Sementara, pengunjung membayar uang sukarela Rp 3.000 untuk kebersihan.

Ruangannya sekitar 4x6 meter. Ada semacam altar dengan atap berbentuk rumah Batak dan di bawahnya dibalut kain hijau. Di balik kain hijau itulah terdapat meriam buntung.

Nah rupanya, di bagian atas meriam ditabur aneka bunga-bunga. Menurut Farida, masyarakat ada yang percaya meriam ini membawa berkah.

"Iya ini Meriam Puntung kalau orang ada kaul (punya impian-red), kemari hari Senin, Kamis atau Jumat. Taruh bunga-bungaan," kata Farida yang suaminya masih keluarga Kesultanan Deli.

Ah, terlepas dari kepercayaan dan legenda yang ada, Meriam Puntung adalah kisah sejarah yang menarik. Sepotong kisah dari meriam yang sepotong juga, Meriam Puntung menambah pengalaman menarikwisatawan yang mengunjungi Istana Maimun Medan.