Senin, 25 Juni 2012

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Sekolah Tinggi Agama Islam Sumatera (STAIS) Medan Delitua


Medan, (Analisa). Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Sekolah Tinggi Agama Islam Sumatera (STAIS) Medan di tiga kecamatan, yaitu Namorambe, Delitua dan Pancur Batu.
Target yang akan dicapai adalah bagaimana mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIS Medan dapat menerapkan ilmu yang dipelajari di kampus terutama dalam pendidikan agama di daerah tersebut.

Demikian disampaikan Ketua pelaksana KKL, Hotmatua P Harahap kepada wartawan di kampus II Jalan Denai Medan, Senin (18/6).

Dikatakan Hotma, KKL akan diikuti sekitar 300 mahasiswa dan dilaksanakan dari tanggal 4 Juli sampai 14 Agustus 2012, merupakan program STAIS untuk mewujudkan generasi yang qurani terutama di daerah-daerah.

Dia yang didampingi sekretaris Sahyan S.PM, Hj Uswatun Hasanah S.Ag, Beta Rapita Silalahi M.Pd dan Syaiful Bahri mengatakan, dengan KKL ini diharapkan peningkatan kualitas pendidikan agama di daerah.

"STAIS komitmen dengan program KKL ini dapat meningkatkan minat generasi muda khususnya untuk mempelajari serta mengamalkan ajaran Alquran," ungkap Hotmatua. (rmd)

Kamis, 21 Juni 2012

Kapolsek Deli Tua AKP Simon Paulus Sinulingga Gerebek Teroris



TRIBUNNEWS.COM MEDAN, - Kapolsek Deli Tua AKP Simon Paulus Sinulingga yang berada di lokasi penggerebekkan tampak kebingunan ketika ditanyai wartawan tentang diamankannya 4 orang warga eka warni oleh tim densus 88, Kamis (21/6/2012).
"Kalian tanya ke Mabes polri saja, sudah ya," ucapnya ketika berada di TKP penggerebekkan tersebut dan enggan memberikan komentar.
Berdasarkan keterangan warga sekitar, sekitar 50an polisi bersenjata lengkap, dengan nenggunakan CRV warna silver bernopol BK 1688 RR, dan satu truck brimob langsung mengepung rumah mewah berwarna pitch (krema dengan sedikit warna merah jambu). Namun tak sampai lima menit empat orang langsung digelandang tim densus 88.
Dimana dua orang pria pria digelandang dengan truck brimob, dan satu orang wanita dan pria dibawa dengan mobil CRV warna silver bernopol BK 1688 RR.

Senin, 18 Juni 2012

Camat Delitua Drs. Edy Yusuf, MSi, Danramil-15 Delitua Kapten Inf Donald Panjaitan, Wakapolsek Delita AKP Samsuar gotong royong


(Analisa/bardansyah) Camat Delitua Drs. Edy Yusuf, MSi didampingi Danramil-15 Delitua Kapten Inf Donald Panjaitan dan Wakapolsek Delita AKP Samsuar sedang membersihkan parit dalam kegiatan gotong royong bersama, Sabtu (15/6).
Delitua, (Analisa). Muspika Delitua bersama TNI dan Polri menggelar gotongroyong di tiga titik, Sabtu (15/6) pagi.
"Ketiga titik sasaran dalam kegiatan gotong royong itu yakni masjid, gereja dan pajak Delitua," ujar Danramil-15 Delitua Kapten Inf Donald Panjaitan kepada wartawan di lokasi.

Dijelaskannya, dalam kegiatan gotong royong ini pihaknya mengerahkan 20 orang personelnya. Sedangkan dari Armed 30 orang, masyarakat 50 orang, Puskodal 10 orang, Polsek Delitua 10 orang, pihak kecamatan atau kelurahan 70 orang, ormas 10 orang, Rumah Sakit Sembiring 8 orang dan PU 10 orang.

Camat Delitua Drs. Edy Yusuf MSi menambahkan, gotong royong ini juga dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Deli Serdang, Kodam I/BB dan Bhayangkara yang kebetulan hari jadinya bersamaan.

Selain itu, lanjutnya, sebagai Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) sekaligus menggalakkan Jumat bersih. Dia berharap kepada masyarakat mau mendukung dan saling peduli untuk menjaga kebersihan minimal di lingkungan masing-masing.

"Sebelumnya juga kita telah menggelar gotong royong yang sama di lingkungan dan desa di Jalan Sakti sampai Suka Makmur," katanya.

Turut hadir dalam kegiatan gotong royong itu antara lain, Pengawas Sterdam I/BB Mayor Inf Ade Komarudin, Wakapolsek Delitua AKP Samsuar, dan Ketua PAC PDIP Kecamatan Delitua Hendra Ginting.

Ketua PAC PDIP Kecamatan Delitua Hendra Ginting saat dimintai komentarnya mengaku, setiap ada kegiatan gotong royong dan diundang Muspika selalu terlibat asalkan untuk kepentingan masyarakat. 

Minggu, 03 Juni 2012

Seperti merasakan kiamat...


Sumber: http://www.hariansumutpos.com/2012/06/35154/jembatan-titi-kuning-ambruk-di-usia-74-tahun.htm

Jembatan Titi Kuning Ambruk di Usia 74 Tahun


Penunggang Sepeda Terjepit, Masuk IGD
MEDAN- Jembatan Titi Kuning yang dibangun pada tahun 1938 di Jalan M Basir Medan ambruk, Sabtu (2/6) sekitar pukul 11.30 WIB. Akibat kejadian itu, seorang pengendara sepeda, Ismail (45) warga Jalan Karya Utama, Kelurahan Pangkalan Mahsyur, Kecamatan Medan Johor, terluka akibat terperosok dan tertimpa sepedanya.
Saksi mata yang menyebutkan di lokasi, Ismail saat itu sedang mengendarai sepeda nya dari arah Jalan M Basir menuju perempatan Deli Tua – Jalan AH Nasution. Tanpa diduga, saat Ismail berada tepat di pangkal  jembatan, tiba-tiba saja, jembatan yang dilintasinya itu patah dibagian ujung. Kontan saja sepedanya langsung bergerak mundur.
“Jembatan itu patah dibagian ujung, korban terjepit sepeda dan terperosok ke kayu-kayu yang ada di sekitar jembatan,” ujar Daniel, Kepling setempat.
Warga yang tinggal di sekitar lokasi sedikit kesulitan mengevakuasi korban. Sekitar setengah jam lebih, akhirnya Ismail bisa dievakuasi dari bibir sungai tersebut. Oleh warga, Ismail kemudian dibawa ke RS Mitra Sejati, Jl AH Nasution untuk mendapatkan perawatan. “Setengah jam juga dia (Ismail_red) baru berhasil diangkat dari patahan jembatan itu,” ujar Wati, warga yang rumahnya tidak jauh dari jembatan.
Beruntung, Ismail tidak mengalami luka serius akibat kejadian naas yang dialaminya itu. Dari informasi yang dihimpun Sumut Pos, Ismail disebutkan hanya terkilir serta lecet dikedua kakinya.
“Sepertinya tidak ada yang patah bang, cuma luka lecet-lecat aja,” ujar Baim, warga yang ikut mengevakuasi Ismail.
Ismail yang lahir di Medan pada tanggal 16 Mei 1967 seperti biasanya hendak pergi berjualan tali plastik sembari menaiki sepedanya warna biru. Tali plastik itu dijual ke kedai-kedai di sekitar daerah Titi Kuning hingga Deli Tua.
“Disaat melintasi jembatan ambruk tadi. Rasanya seperti mau kiamat. Lalu, saat itu saya hanya bisa pasrah dengan kondisi yang terjadi menimpa saya. Tapi, syukurlah, saya masih bisa selamat dalam tragedi tersebut,” katanya saat berada di ruang IGD Rumah Sakit Mitra Sejati Jalan Abdul Haris Nasution
Dia mengatakan, akibat dari rombohnya jembatan itu, kaki kanan dan kiri menderita luka-luka. Kemudian, bagian punggung sebelah kanan lebam. “Rasanya sakit kali. Di saat saya tertimpa sepada ditambah lagi tertimpa kayu-kayu reruntuhan jembatan tersebut,”terangnya.
Sementara itu, Syamsudin (65 ) warga yang tinggal di Kelurahan Titi Kuning tepatnya di sebelah Jembatan Titi Kuning itu menyebutkan, jembatan yang rubuh itu dibangun pada tahun 1938. Dimana, berselang beberapa jembatan titi kuning itu dibangun. Pihak Pasukan Belanda membom Jembatan Titi Kuning sampai rusak. Namun, pada tahun 1940 Jembatan Titi Kuning itu diperbaiki.
“Yang jelas umur Jembatan Titi Kuning itu sudah puluhan tahun umurnya, dulu itu satu-satunya jalan sebelum ada jembatan yang besar sekarang ini di Jalan AH Nasution,” terang Syamsudin.
Dilanjutkanya, dimana jembatan Titi Kuning dibangun untuk menjadi alat perlintasan  warga Pangkalan Manysur Ke Titi Kuning.
“Jembatan itu hanya bisa dilalu kenderaan roda dua dan kenderaan roda empat. Kalau untuk truk, kenderaan tersebut tidak bisa melintasinya,”
Hal senada juga diungkapkan warga lainnya yang bernama, Ramli  dirinya mengatakan kalau umur jembatan itu sudah puluhan tahun lebih. Hingga usia jembatan itu tua, tapi belum pernah terlihat dirawat.
Sementara itu, Camat Medan Johor, H Azwarlin Nasution SH didampingi Lurah Pangkalan Mansyur, Ahmad Minwal Lubis dan Lurah Gedung Johor, Edwin Faisal saat ditemui sedang berada di Rumah Sakit Mitra Sejati menemani koran reruntuhan itu menyebutkan kalau untuk perawatan Jembatan Titi Kuning itu bukan dari pihak kecamatan. Melainkan dari pihak PU kota Medan. Dimana, pihak kecamatan Medan Johor selalu memonitor jembatan tersebut.
“Yang jelas perawatan untuk Jembatan Titi Kuning itu bukan dari pihak kecamatan Medan Johor melainkan pihak PU Kota Medan yang merawat jembatan Titi Kuning itu,” bilang Azwarlin.
Namun saat ditanya tentang panjang dan lebar Jembatan Titi Kuning itu, Azwarlin mengatakan panjang jembatan Titi Kuning sekira 25 Meter. Namun, kalau untuk lebarnya mencapai 4 meter. Artinya, jembatan itu hanya bisa dilintas satu arah dan tidak bisa dua arah.
Supervisor RSU Mitra Sejati, Porman br Napitupulu mengaku, korban hanya mengalami luka lecet saja. Dijelaskannya, korban sudah dilakukan pemeriksaan dan tak ada mengalami luka serius.
“Sudah kami periksa dan korban hanya luka ringan. Walaupun begitu, korban tetap kita sarankan untuk istirahat selama satu hari dirumah sakit,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolsek Deli Tua, Komisaris Polisi (Kompol) SP Sinulingga, yang berada dilokasi langsung menutup akses jembatan tersebut. Sepanjang ruas Jl M Basir sempat mengalami kemacetan. Personil Polisi terpaksa menyarankan para pengendara untuk memutar balik kendaraannya.
Terpisah, Sekda Kota Medan, Syaiful Bahri menyampaikan, Pemko Medan melalui Dinas Bina Marga Kota Medan segera memperbaiki ambruknya jembatan Titi Kuning itu. “Sampai malam, petugas dari Dinas Bina Marga sedang bekerja untuk memperbaikinya,” sebutnya via sms kepada Sumut Pos. (omi/mag-12/jon)