Senin, 28 Maret 2011

Peziarah Cheng Beng Membludak, Ratusan Mobil Antre

Medan, (Analisa)

Ratusan kenderaan bermotor didominasi mobil, antre untuk memasuki Pekuburan Tionghoa Kedai Durian pada Perayaan Cheng Beng tahun ini, Minggu (27/3). Para peziarah mulai berdatangan sejak pukul 03.30 WIB dan mulai membludak pukul 06.00 WIB. Walau telah diantisipasi pihak Yayasan Budi Luhur dibantu pihak kepolisian, kecamatan, kelurahan, perangkat desa, dan lainnya,

namun tetap saja terjadi antrean panjang. Karena jumlah kenderaan melebihi kapasitas jalan dan lokasi parkir.

Pantauan wartawan di lokasi pekuburan Tionghoa tersebut, membludaknya antrean mobil ini sudah terjadi mulai dari simpang Titi Kuning Jalan Brigjen Katamso hingga memasuki Jalan Perbatasan dan lokasi pekuburan. Kemacetan juga terjadi di berbagai akses masuk lainnya pekuburan, seperti Marindal. Tidak sedikit peziarah harus antre berjam-jam hingga dapat melakukan ritual Cheng Beng.

Cheng Beng hari ketiga, yang bersamaan dengan hari libur, menyebabkan peziarah terfokus melaksanakan ziarah kubur. Berkat kesigapan petugas Polsekta Delitua bekerjasama dengan Polsekta Patumbak dibantu panitia, kelompok pemuda, dan masyarakat, kemacetan tersebut bisa diatasi. Bahkan, sebagian warga setempat juga memanfaatkan momen tersebut untuk mengangkut para peziarah ke lokasi Cheng Beng dengan kenderaan roda dua.

"Untuk tahun ini, jumlah peziarah mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Hal itu dibuktikan dengan antrean panjang kenderaan roda empat milik peziarah tak terhindarkan. Atas nama yayasan, saya mohon maaf atas ketidaknyamanan peziarah serta warga dan pengguna jalan lainnya," ujar Ketua Yayasan Budi Luhur Kedai Durian, Harun atau lebih akrab disapa Alun.

Kepada masyarakat yang membantu kelancaran pelaksanaan Cheng Beng, Alun juga menyampaikan terimakasihnya. Tanpa bantuan dan partisipasi masyarakat setempat, tambah Alun, pelaksanaan Cheng Beng yang dilaksanakan setiap tahun tidak akan berjalan dengan baik dan lancar.

Partisipasi

Terkait bantuan Rp 50.000 dari peziarah ketika akan masuk lokasi pekuburan, Alun mengemukakan bahwa bantuan tersebut merupakan bantuan partisipasi peziarah untuk biaya operasional, meliputi pemeliharaan, kebersihan, perbaikan sarana jalan. "Meski sedikit mengalami kendala di lapangan, namun peziarah tetap memberikan bantuannya setelah mendapat penjelasan dari panitia di lapangan," papar Alun seraya menambahkan bahwa kutipan itu baru tahun ini diberlakukan.

Untuk menghindari antrean panjang tersebut, pengurus yayasan mengimbau peziarah agar memanfaat hari-hari biasa untuk melakukan ziarah kubur. "Itulah solusi yang bisa lakukan bagi calon peziarah, baik dari dalam maupun luar kota. Apalagi Cheng Beng kan waktunya cukup panjang hingga 10 hari. Jadi untuk kenyamanan jangan terfokus hanya saat hari libur karena hari biasa lebih lapang" harap Harun. (msm/rrs)
http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=90538:peziarah-cheng-beng-membludak-ratusan-mobil-antre-&catid=960:28-maret-2011&Itemid=209

Minggu, 27 Maret 2011

Tabung Gas Meledak, Dua Pekerja Luka Bakar


Medan, (Analisa)

Dua pria korban luka bakar akibat ledakan tabung gas 3 kg dirawat intensif di Rumah Sakit Umum (RSU) Mitra Sejati Jalan AH Nasution, Sabtu (26/4) siang. Kedua korban Burhan Simanjuntak (25) dan Kodim (22) mengalami luka di wajah, leher, dada dan pinggang.

Pihak keluarga tidak mau berkomentar. Informasi yang diterima, kedua korban merupakan pekerja pembuatan tabung gas elpiji di Jalan Eka Suka, Kelurahan Johor Medan. Pihak Polsekta Delitua yang menerima laporan dari warga tentang kejadian ledakan ini langsung meluncur ke TKP dan memeriksa saksi yang ada termasuk pemilik usaha.

Menurut pihak medis, Ferdinan, kondisi kedua korban saat ini sadar. Tapi keduanya mengalami luka bakar serius sekitar 50 persen dan saat ini juga kita akan melakukan operasi terhadap luka bakar yang dialami oleh keduanya. “Yang paling parah kedua korban mengalami luka bakar di wajah, leher dan dada. Itu sangat fatal,” jelasnya.(nai)

Sabtu, 26 Maret 2011

Cheng Beng Hari Pertama Lancar, Peziarah Terharu Beri Bantuan


Medan, (Analisa)

Memasuki hari pertama Cheng Beng (ziarah kubur, red) pejiarah mulai mendatangi pekuburan. Meski belum terlalu ramai, peziarah hari pertama Cheng Beng yang bagi masyarakat Tionghoa merupakan ritual setahun sekali di perkuburan Tionghoa Kedai Durian berjalan lancar, Jumat (25/3).

Di beberapa titik juga terlihat pihak keamanan baik dari petugas kepolisian sektor Delitua dan Patumbak serta Koramil 08/MT serta Muspika senantiasa membantu kelancaran pelaksanaan ritual. Pantauan wartawan di lapangan, peziarah mengendarai mobil dengan tertib memasuki komplek perkuburan. Tampak juga pihak yayasan Budi Luhur selaku pengelola perkuburan memberikan pelayanan baik ketika peziarah tiba dan memasuki lokasi perkuburan.

Biaya operasional sebesar Rp 50 ribu per kendaraan roda empat atau lebih yang merupakan bantuan partisipasi para peziarah untuk biaya operasional meliputi pemeliharaan, kebersihan, perbaikan sarana jalan dengan ikhlas diberikan peziarah kepada petugas pengelola perkuburan ketika masuk ke komplek perkuburan.

“Para peziarah terharu ketika kita jelaskan untuk apa uang partisipasi tersebut. Meski ada yang tidak tahu, kita berikan penjelasan bahwa selama ini kita tidak pernah meminta kutipan untuk menjaga kuburan nenek, orangtua ataupun leluhur peziarah, namun kita tetap menjaga serta mengawasi agar kuburannya tetap baik,” sebut Ketua Yayasan Budi Luhur Kedai Durian, Harun.

Harun atau yang lebih dikenal Alun menjelaskan, biaya operasional tersebut baru pertama kali diberlakukan, mengingat yayasan sudah puluhan tahun tidak membebankan para peziarah dengan biaya operasional tersebut. Para peziarah tentu akan menyadari biaya yang harus dikeluarkan yayasan selama puluhan tahun. “Yayasan tanpa pamrih melakukan ini. Maka itu kita berharap atas pengertian dan bantuan para peziarah,” kata Harun.

Tokoh masyarakat Medan Johor ini menambahkan, untuk menggugah hati peziarah pihak yayasan juga memasang spanduk tentang makna Yayasan Budi Luhur yang telah dijabarkan yakni "Budi baik atau berbuat baik, Untuk orang banyak, Dimaknai amal dari Iman, Lanjut usia sama dengan, Umur panjang keduanya, Hidup dalam perjuangan, Untung atau Rugi laba tidak masuk kriteria".

Karena itu, lanjut Harun, diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak agar Cheng Beng berjalan sukses. Karena apa yang pihaknya lakukan juga hasil dari musyawarah semua pihak, sehingga yayasan akan terbantu untuk memenuhi biaya operasional yang selama ini telah dikeluarkan. Menurut Harun, seperti tahun-tahun sebelumnya, pada saat Cheng Beng pejiarah bukan hanya datang dari Kota Medan, tapi juga daerah lain di Sumut, Pulau Jawa, Batam, Pakan Baru bahkan Malaysia dan Singapura. (msm)

Jumat, 25 Maret 2011

6 Ekor Sapi Disikat Dari Kandang

MEDAN (Berita): Enam ekor sapi hilang dicuri dari kandangnya di Desa Durin Tonggol, Kecamatan Pancurbatu. Akibatnya, pemilik ternak menderita kerugian Rp36 juta. Korban Dede Rusli, 36, warga Jalan Delitua Gang Kolam, Kecamatan Delitua, telah melaporkan pencurian ternak itu ke Polsekta Pancurbatu, Kamis (24/03).

Menurutnya, pencurian enam ekor sapi miliknya yang dipelihara Peni, 34, warga Dusun III, Desa Durin Tonggal, Kecamatan Pancurbatu, baru diketahui, Minggu (20/3) pagi sekira pukul 06.00.

Dede yang didampingi Peni menuturkan, sebelumnya dia mempercayakan pemeliharaan 13 eko sapi miliknya kepada Peni. Korban baru mengetahui sapinya hilang setelah diberitahu Peni melalui telefon seluler (HP) sekitar pukul 09.00.

Sementara Peni mengatakan, pagi itu dirinya seperti biasanya melihat sapi-sapi itu di kandangnya. Namun, saat itu dia tidak melihat lagi ke 13 ekor sapi tersebut di dalam kandangnya.

Setelah dilakukan pencarian, dia menemukan tujuh ekor sapi tak jauh dari lokasi kandang, tetapi enam ekor lagi tak kelihatan. Di lokasi itu, Peni juga menemukan tali dan sandal serta terlihat ada tapak bekas ban mobil.

Kapolsekta Pancurbatu Kompol JKTampubolon saaat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan pengaduan korban tentang pencurian enam ekor sapi tersebut. “Saat ini kasus tersebut masih dalam penyidikan serta memeriksa sejumlah saksi,” ujarnya.(att)
http://beritasore.com/2011/03/25/6-ekor-sapi-disikat-dari-kandang/

Selasa, 22 Maret 2011

Siswa kelas IV SDN 108075 Jalan Pamah Delitua Gang Tumiran dianiaya guru

Lagi, guru aniaya murid
Warta
SUWANDI
WASPADA ONLINE

DELITUA - Tindak kekerasan guru kembali terjadi dilakukan SR yang kerap menganiaya muridnya Dedy (10), siswa kelas IV SDN 108075 Jalan Pamah Delitua Gang Tumiran, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli Serdang.

Peristiwa tersebut, kemudian dilaporkan ke Polsek Delitua dengan nomor STBL/192/III/2011/SU/Resta Medan/Sek Delitua. Oknum guru itu telah melanggar pasal UU Nomor 22 tahun 2002 tentang perlindungan anak.

"Selaku orang tua, kami keberatan anak kami dipukul guru. Sedangkan kami tidak pernah memukul mereka seperti itu, hingga Dedy mengalami memar dan nyaris depresi. Ini harus ditindak lanjuti oleh Kacabdis dan jangan pura-pura tidak tahu," kata oirangtua Dedy, Siti Rafiah, siang ini.

Hasil investigasi, ternyata korban pemukulan SR bukan hanya Dendy, tetapi Devi Hermansyah (10) pernah juga jadi korban sepakan guru tersebut. Sejumlah ibu-ibu yang berdomisili di Delitua Barat, meminta guru tersebut perlu dipindahtugaskan.

Namun ironisnya, ketika hal ini dipertanyakan kepada Kacabdis Delitua, Ruslah, terang-terangan menyatakan tidak tahu hal itu. Informasi ini menjadi buah bibir di kawasan Delitua sekitarnya akibat guru main hakim kepada muridnya.

Editor: SASTROY BANGUN
(dat01/wol/rilis)
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=182748:lagi-guru-aniaya-murid&catid=15:sumut&Itemid=28

Kamis, 17 Maret 2011

Polsek Delitua kirim mayat ke Ruangan Instalasi Jenazah RSUP HAM

Illustrasi
MEDAN (Berita) : Tiga mayat tanpa identitas (Mr X) di Ruang Instalasi Jenazah RSUP H. Adam Malik Medan, hingga kini belum juga diambil oleh pihak keluarga. Ketiga mayat tersebut masuk ke rumah sakit tersebut dalam waktu yang bersamaan yakni pada Sabtu (12/03) lalu.

Kasubbag Humas Sairi M. Saragih, DCN, Mkes, mengatakan awalnya, Polsek Delitua mengirimkan mayat laki-laki yang diperkirakan berusia lima puluhan tahun ke Ruangan Instalasi Jenazah RSUP HAM. “Ciri-cirinya kurus, rambut beruban, berjenggot, ada sakit kulit di bagian pinggangnya, mayat ini diduga gelandangan,” jelas Sairi, Selasa (15/03).

Sedangkan Sabtu (12/3) siang, seorang pria tak dikenal meletakkan mayat perempuan di Ruang IGD RSUP H. Adam Malik Medan. Mayat tersebut ciri-cirinya, kulit hitam, rambut lurus, tinggi badan 165 cm, diperkirakan berumur dua puluhan tahun. “Dia letakkan begitu saja mayat itu di depan IGD, setelah itu dia pergi. Kondisi mayat kala itu mulutnya berbuih namun sudah meninggal,” ujar Sairi.

Sore harinya, Polsek Namorambe juga mengantarkan mayat perempuan ke RSUP H. Adam Malik. Adapun ciri-cirinya yakni kulit sawo matang, tinggi badan 150 cm, kurus. “Identitasnya juga belum diketahui, pihak kepolisian hanya mengantarkan mayat tersebut ke Ruang Instalasi Jenazah,” ungkapnya.

Untuk itu, pihaknya menghimbau bagi keluarga yang merasa kehilangan sanak saudara untuk segera datang ke RSUP H. Adam Malik Medan. Jika dalam waktu dekat ini ketiga mayat juga tidak diambil oleh pihak keluarga, maka pihak RSUP H Adam Malik Medan akan menguburkannya di Pekuburan massal daerah Delitua. (don)
Sumbber: http://beritasore.com/2011/03/17/tiga-mayat-mr-x-belum-diambil-keluarga/

Selasa, 15 Maret 2011

Buddha Ramsi (Delitua) hadiri Mukerda VII Sekber PMVBI Sumut

Kisaran, (Analisa)

Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) VII Sekber Persaudaraan Muda-mudi Vihara, Vihara Buddhayana Indonesia (PMVBI) Sumut di Sekolah Perguruan Kisaran pada 5-6 Maret 2011berlangsung sukses.

Demikian siaran pers Wakil Ketua Sekber PMVBI Sumut, Kurniady, kepada Analisa, Jumat (11/3).

Dalam sambutannya, Bupati Asahan diwakili Kaban Kesbang dan Linas Kabupaten Asahan Buwono Prawana mengajak semua tokoh bersikap konstruktif, arif dan bijaksana serta terus bergandengan tangan dan merapatkan barisan menghadapi berbagai permasalahan yang timbul. Dia juga mengajak segenap masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat.

Turut hadir perwakilan Sangha Agung Indonesia Sumut Ony Hindrakusuma yang juga konsul kehormatan Kerajaan Belanda, Ketua MBI Asahan H Sutardyn, Ketua Sekber PMVBI Sumut Eddy Jonson, Ketua Yayasan Perguruan Diponegoro Halim Budiono, Magabudhi Asahan Josep Randy dan Yatiman serta yang mewakili Kapolres Asahan, DInas Pendidikan, Departemen Agama, FKUB dan para undangan.

Mukerda VII Sekber PMVBI diikuti 33 Pesaudaran Muda mudi Vihara / Cetiya se Sumu antara lain, PMV Adi Dharma Shanti, Borobudur, Loka Shanti, Metta Karuna, Dharma Wijaya, Atmavichara, Metta Jaya, HudCow, Sukong, Sakyamuni, Maha Manggala, Paramita, Mendut, Ratana Stupa Agung, Mitra Buddhis Centeer (Kota Medan.

Kemudian, PMV Buddha Paduma (Binjai), Buddha Ramsi (Delitua), Buddha Narada (Tanjungmorawa), Budi Abadi (Lubukpakam), Maha Dana, Avalokitesvara, Ekayana, Vidya Vajra Ganda (Tebingtinggi), Jetavana (Aekkanopan, Labura), Buddha Jayanti (Rantauprapat, Labuhanbatu), Avlokitesvara Padangsidimpuan, Avlokitesvara Sibolga, Vimala Dharma (Gunung Sitoli, Nias) dan tuan rumah PMV Swastimuni Kisaran, Asahan.

Di acara itu, turut dilaksanakan berbagai pelatihan untuk membekali pemuda Buddhayana antara lain pelatihan organisasi, dharmaduta, media komunikasi dan gelanggang anak buddhis.

Ketua Panitia Vivi Susanty menuturkan, pascapelaksanaannya acara harapan mendapalam terhadap sosialisasi dari setiap perwakilan PMV/Cetiya nya masing-masing sehingga membawa dampak perubahan positif bagi pengembangan Buddhisme di Indonesia. (rel/aln)
Sumber: analisadaily

Jumat, 11 Maret 2011

warga Namori Village Dusun III Delitua, tewas mengenaskan dengan kepala pecah

Illustrasi 

MEDAN (Berita): Lagi kecelakaan lalulintas merenggut nyawa seseorang. Kali menimpa seorang wanita tua turunan Tionghoa yang tewas digilas truk container saat melintas dengan sepeda motornya di Jalan Kol Yos Sudarso, tepatnya depan Pasar Palapa Pulo Brayan Medan, Kamis (10/02) sekitar pukul 11.45 WIB.

Nenek bernama Megawati, 70, warga Namori Village Dusun III Delitua, tewas mengenaskan dengan kepala pecah, kedua tangan patah dan usus terburai. Petugas Satlantas Polresta Medan yang mendapat informasi dari masyarakat segera tiba dilokasi kejadian dan memboyong mayat korban ke ruang Instalasi Jenazah RSU Pirngadi Medan.

Informasi yang di terima dari warga menyebutkan, nenek malang tersebut mengendarai sepeda motor jenis Honda Supra X BK 4095 FZ mencoba menyeberang berbalik arah. Namun sepeda motor korban disenggol truk container B 9971 RL, sehingga korban jatuh. Naas posisi tubuh korban jatuh tepat di ban belakang truk container tersebut.

“Dia tewas langsung di tempat,” sebut Monang, warga sekitar yang menyaksikan kecelakaan maut tersebut. Sedangkan supir truk tersebut begitu mengetahui terjadinya tabrakan langsung menyelamatkan diri ke kantor polisi setempat untuk meminta perlindungan agar tidak dihakimi warga.

Selanjutnya petugas Polisi Lalulintas segera mengevakuasi jenazah korban ke RSU Pirngadi Medan untuk Otopsi. Insiden kecelakaan ini membuat Jalan Kol Yos Sudarso menjadi macat total karena banyaknya warga yang menonton insiden tersebut.

Sementara itu, suami korban saat ditemui di ruang Instalasi Jenazah RSU Pirngadi Medan mengatakan, istrinya tiap pagi sudah keluar rumah untuk mengajar les privat ke rumah-rumah warga.

“Setiap hari dia selalu berangkat sendiri mengendarai kereta. Kebiasaannya mengajar les dari Jalan Bilal sampai ke Pulo Brayan. Bahkan sampai ke Jalan Tilak,” katanya yang enggan menyebutkan namanya. (don)
http://beritasore.com/2011/03/11/wanita-tionghoa-remuk-dilindas-truk-kontainer/

Senin, 07 Maret 2011

Gimana perasaan mu lagi ML digrebek orang tua

Illustrasi
MEDAN (Berita): Sepasang remaja Bu, 20, dan kekasihnya Ni, 15, digerebek oleh orangtua Ni di salah satu hotel kawasan Jalan Jamin Ginting, Padangbulan Medan, Sabtu (05/03) sekira pukul 20:00.

Selanjutnya, pasangan mesum warga Komplek Milala, Pancurbatu, yang diduga sedang melakukan hubungan intim layaknya suami istri itu, dibawa ke Polsekta Delitua.

Informasi yang diperoleh di kepolisian, Minggu (6/3), selama ini, hubungan asmara keduanya tidak direstui oleh orang tua Ni, namun gadis baru gede itu tetap saja menjalin hubungan dengan cara sembunyi-sembunyi.

Sebelumnya, Bu yang merupakan mahasiswa swasta mengajak Ni untuk jalan keluar menikmati malam mingguan. Kedua remaja yang sudah lama berpacaran tersebut, pergi dari rumah Ni setelah permisi dengan orang tuanya. Dengan mengendarai sepedamotornya, Bu dan Ni menuju Medan.

Di tengah perjalanan, tepatnya di Jalan Jamin Ginting, Padangbulan, Bu dan Ni masuk ke hotel D. Diduga dalam kamar hotel itu melakukan hubungan intim layaknya suami istri.

Namun, keduanya yang tidak menyadari kalau kedua orangtua Ni yang sudah mengikuti mereka mendobrak kamar. Bu dan Ni yang dalam keadaan bugil terkejut melihat kehadiran kedua orangtuanya. Pasangan tersebut selanjutnya dibawa orangtua Ni ke Polsekta Delitua untuk diproses secara hukum.

“Pasangan remaja tersebut masih diproses karena orangtua si perempuan keberatan dengan kejadian ini,” sebut Kanit Reskrim Polsekta Delitua AKP Simon Sembiring. (att)
http://beritasore.com/2011/03/07/pasangan-mesum-digerebek/