Minggu, 27 Februari 2011

Ir Abdul Haris, MM Kadis Cipta Karya dan Pertambangan Deliserdang akan benahi Pasar di Kecamatan Delitua

Ir Abdul Haris,MM Kadis Cipta Karya dan Pertambangan Deliserdang
Lubukpakam, (Analisa)

Bupati Deliserdang Drs H Amr

i Tambunan melalui Wakil Bupati H Zainuddin Mars mengambil sumpah janji/melantik lima pejabat eselon II dilingkungan Pemkab dalam serah terima jabatan (sertijab) di aula Cendana kantor bupati Jalan Negara Lubukpakam,Jumat ( 25/2 ).

Pejabat yang dilantik Ir Abdul Haris,MM sebelumnya Kepala Dinas Pasar menjadi Kepala Dinas Cipta Karya dan Pertambangan,Ir Donal Pangondian Lumban Tobing sebelumnya Kepala Dinas Cipta Karya dan Pertambangan menjadi Kepala Dinas Pasar.

H Syafrullah,SSos MAP sebelumnya Kepala Badan PMD menjadi Asisten I Pemerintahan dan Kesra Setdakab,Drs HM Iqbal Nasution sebelumnya Asisten I Pemerintahan dan Kesra Setdakab menjadi Sekretaris DPRD dan Drs H Rahmad,MAP sebelumnya Sekretaris DPRD menjadi Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan.

Bupati Drs H Amri Tambunan dalam amanat disampaikan Wakil Bupati H Zainuddin Mars menegaskan mutasi jabatan merupakan alih tugas biasa yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan organisasi.

Di era otonomi daerah saat ini,pejabat eselon II baik Asisten Setdakab maupun pimpinan SKPD dan Staf Ahli Bupati merupakan pemegang jabatan strategis yang menjalankan tugas sebagai pembantu utama Bupati dan Wakil Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

Kepada Kadis Cipta Karaya dan Pertambangan diminta agar segera melakukan perubahan pada sektor pengembangan dan pelayanan hingga jangan ada lagi warga yang mengeluh dalam mengurus berbagai perizinan dan pemberian perizinan harus segera ditertibkan dan ditata kembali Kadis Pasar agar melakukan pembenahan pada pasar-pasar yang ada agar tersusun dengan rapi terutama di Kecamatan Delitua dan Lubukpakam.

Kepada Asisten I Pemerintahan dan Kesra Setdakab ditegaskan bahwa tugas kedepan cukup berat hingga harus selalu berkordinasi dengan semua pihak agar percepatan pembangunan terutama Bandara Internasinal Kualanamu dapat segera terlaksana.

Sekretaris DPRD diharap bisa menyiptakan kondisi yang harmonis antara legislatif dan eksekutif agar kedua lembaga itu dapat bersinergi dalam upaya percepatan pembangunan daerah.

Sedang Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan diminta menguasai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta mengenali potensi dan hambatan yang ada sesuai dengan bidang tugas.

Bedah Rumah

Sementara untuk rencana peluncuran program "bedah rumah" tidak layak huni ditargetkan dalam kurun tiga tahun kedepan akan dibedah 10.000 rumah tidak layak huni menjadi rumah layak huni,kata Bupati Drs H Amri Tambunan.

Sertijab pejabat eselon II itu dihadiri unsur Muspida Plus, Sekdakab Drs H Azwar S, MSi,Wakil Ketua TP-PKK Hj Asdiana Zai,Asisten Setdakab, Staf Ahli Bupati,pimpinan SKPD dan Camat sejajaran Pemkab. (sk)
Sumber: analisadaily

Kamis, 24 Februari 2011

YP Darul Ilmi Murni Gelar Perseni

MEDAN (Berita): Siswa Yayasan Pendidikan Darul Ilmi Murni (YP DIM) mulai tingkat TK, SD, SMP dan SMA berpartisipasi dalam Pekan prestasi seni dan olah raga (Perseni) di sekolah itu.

Perseni yang berlangsung 23-26 Februari itu memerebutkan piala bergilir H Masri dan Hj Murni, dengan kategori lomba, seperti mewarnai (TK dan SD), lomba menggambar (SD), tari kreasi daerah (TK, SD, SMP dan SMA), band pelajar, operet (SD, SMP dan SMA), futsal (SMP dan SMA), basket (SMP dan SMA), catur (SMP dan SMA) serta renang (SD, SMP dan SMA).

Bupati Deliserdang H Amri Tambunan, diwakili Wakil Bupati H Zainuddin Mars, membuka Perseni YP DIM di halaman sekolah tersebut, Rabu (23/2).

Tampak hadir, Kadis Pendidikan Deliserdang Hj Saadah Lubis, MAP, Kadis Infokom Drs Neken Ketaren, Kadis PMD H Syafrullah, SSos, anggota DPRD Deliserdang Sabar Ginting, Camat Namorambe Hendra Wijaya, Camat Delitua Edy Yusuf, Camat Medan Johor serta Muspika masing-masing kecamatan dan Kades se Namorambe.

Dalam sambutannya Bupati menyebutkan Perseni sangat strategis dalam mengembangkan dan meningkatkan kreativitas seni dan olahraga, khususnya di kalangan pelajar sebagai generasi penerus dan calon pemimpin masa depan.

“Apalagi, Kabupaten Deliserdang sejak dulu dikenal sebagai lumbung para atlet berbakat dan berprestasi baik di tingkat lokal, regional, nasional bahkan internasional,” tuturnya.

Pihaknya berharap, kondisi tersebut terus dijaga dan dipelihara sebagai bagian dari upaya konsistensi pembinaan terhadap para atlet dan kesinambungan pembangunan sektor seni budaya dan olahraga untuk memenuhi tuntutan persaingan antar daerah dan antar bangsa yang semakin ketat.

“Minimnya prestasi harus dijadikan sebagai motivasi untuk bangkit bahu membahu menyusun kekuatan dan melangkah bersama,” ujarnya.

Ia berpesan, prestasi yang diraih tidak saja merupakan modal bagi peningkatan derajat dalam perjalanan hidup ke depan, tetapi sebagai sumbangsih generasi muda guna mengangkat dan memelihara martabat bangsa dan negara dalam pergaulan negara-negara di dunia.

“Dengan kegiatan ini diharapkan para siswa tetap mengisi waktu luang yang bermanfaat agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang dapat mengaburkan masa depan,” tegasnya.

Sementara, Pendiri Yayasan Perguruan Darul Ilmi Murni, H Masri, menjelaskan, perguruan yang didirikan pada 2003 dan mulai beroperasi 2005/2006 merupakan proses pembangunan sekolah untuk membantu masyarakat, khususnya di Sumut dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Perseni dengan moto sportif, kreatif dan fun ini diharapkan dapat mengembangkan kreatifitas siswa dan lebih memotivasi siswa untuk berprestasi,” tuturnya.(aje)
Sumber: beritasore

Rabu, 23 Februari 2011

Anggota DPRD Sabar Ginting & Camat Delitua Edy Yusuf dampingi Wabup. pembukaan Porseni Darul Ilmi Murni


Wakil Bupati Deli Serdang Buka Porseni Darul Ilmi Murni
Namorambe, (beritasumut.com)
Bupati Deli Serdang Amri Tambunan diwakili Wakil Bupati Zainuddin Mars atas nama Gubernur Sumatera Utara membuka Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Yayasan Pendidikan Darul Ilmi Murni (YP DIM) 2010/2011 di Jalan Besar Namorambe-Titi Kuning, Kecamatan Namorambe, Rabu (23/02/2011).

Porseni dilaksanakan Rabu-Sabtu (23-26/02/2011) dengan berbagai lomba memperebutkan Piala Bergilir H Masri dan Hj Murni, masing-masing lomba mewarnai TK dan SD, lomba menggambar SD, tari kreasi daerah TK, SD, SMP dan SMA, band pelajar, operet SD, SMP dan SMA, futsal SMP dan SMA, basket SMP dan SMA, catur SMP dan SMA serta renang SD, SMP dan SMA.

Wakil Bupati dalam sambutannya mengatakan, Porseni sangat strategis dalam mengembangkan dan meningkatkan seni dan olahraga khususnya dikalangan pelajar sebagai generasi penerus dan calon pemimpin masa depan.

"Visi pembangunan Kabupaten Deli Serdang yang sudah disepakati hingga 2014 mendatang yakni Deli Sserdang yang maju dengan masyarakatnya yang religius, sejahtera dan bersatu dalam kebhinnekaan akan dapat diwujudkan,” ujarnya.

Dikatakan Wakil Bupati, sejalan dengan visi pembangunan, Kabupaten Deli Serdang sejak dulu dikenal sebagai lumbung para atlet berbakat dan berprestasi baik di tingkat lokal, regional, nasional bahkan internasional.

Kondisi tersebut harus terus dijaga dan dipelihara sebagai bagian dari upaya konsistensi pembinaan terhadap para atlet dan kesinambungan pembangunan sektor seni budaya dan olahraga yang dilakukan pemerintah daerah untuk memenuhi tuntutan persaingan antar daerah dan antar bangsa yang semakin ketat.

Disamping itu, minimnya prestasi harus dijadikan sebagai motivasi untuk bangkit dengan bahu membahu menyusun kekuatan dan melangkah bersama.

Kita tidak ingin generasi muda ke depan menjadi generasi yang lemah dan tidak memiliki motivasi untuk mengembangkan dirinya menjadi salah satu bagian dari pembangunan bangsa ke depan, ujarnya.

Di akhir sambutannya Wakil Bupati mengatakan bahwa prestasi yang diraih tidak saja merupakan modal bagi peningkatan derajat dalam perjalanan hidup ke depan, tetapi sebagai sumbangsih generasi muda guna mengangkat dan memelihara martabat bangsa dan negara dalam pergaulan negara-negara di dunia.

Diharapkan agar para siswa tetap mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang dapat mengaburkan masa depan.

Sebelumnya, Pendiri Yayasan Perguruan Darul Ilmi Murni Masri dalam laporannya mengatakan, perguruan yang didirikan pada 2003 dan mulai beroperasi 2005/2006 merupakan proses pembangunan sekolah untuk membantu masyarakat Deli Serdang dan sekitarnya khususnya masyarakat Sumatera Utara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Porseni dengan moto sportif, kreatif dan fun ini diharapkan dapat mengembangkan kreatifitas siswa dan lebih memotivasi siswa untuk berprestasi.

Hadir mendampingi Wakil Bupati, Anggota DPRD Deli Serdang Sabar Ginting, Kadis Infokom Neken Ketaren, Kadis Pendidikan Saadah Lubis, Kaban PMD Syafrullah, Camat Namorambe Hendra Wijaya, Camat Delitua Edy Yusuf, Camat Medan Johor, Muspika, mewakili Dinas Pendidikan Sumut dan Kades se Namorambe. (BS-028)
Sumber: beritasumut

Jumat, 18 Februari 2011

Bukti di Gg. Melati I, Melati II, Pisang, Sungai Deli, Setia Ujung, Famili, Lamboyan, Dahlia Tengah, Tanjung, Durian Dusun II dan Siti Fatimah desa Suka Makmur yang maju oleh Kades Darwin Effendi Siregar, BA

Kades Suka Makmur Darwin Effendi Siregar Tempat Pengaduan Warga

DELITUA (Berita): Kades Desa Suka Makmur Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang Darwin Effendi Siregar, BA berpendapat hidup adalah perjuangan, pro dan kontra itu sudah logis, itulah dikatakan hidup. Bukan satu jalan ke Roma, bercorak ragam cara manusia menempuh jalan hidup. Tapi berkat perjuangan dan kerja keras.

Kades Desa Suka Makmur Darwin Effendi Siregar, BA yang sudah banyak berbuat tentang pengembangan wilayah desa agar Desa Suka Makmur semakin berkembang dari sudut pembangunan. Sehingga ia mengajak warga masyarakat untuk bekerja sama yang baik, untuk pengembangan visi dan misi agar wilayah tersebut dapat berkembang. Dari sudut pembangunan itulah yang sedang dikembangkan di wilayah Desa Suka Makmur.

Kades Darwin Effendi Siregar, BA menggalakkan kembali aktivitas masyarakat bergotong royong dari sudut pembenahan parit, agar jalan air lancar dan juga tentang membuang sampah pada tempatnya sebagai motivasi agar wilayah tetap bersih sehingga melahirkan kesehatan warga, jauh dari pada penyakit demam berdarah.

Dalam hal pembersihan wilayah Kades Darwin Effendi Siregar, BA berfikir positif mengajak warga masyarakat bekerja sama dengan LKMD dan BPD (Badan Permusyawarahan Desa) dan Karang Taruna dan beserta kelompok masyarakat (POKMAS) yang sudah dilaksanakan di Delapan Dusun, yang sudah tercipta semuanya dalam pelaksanaan kerja desa. Melahirkan konsep kebersamaan sebagai penerapan dari perangkat desa yang semakin berkembang. Sebagai visi dan misi dari sudut pembangunan untuk pengembangan Desa Suka Makmur juga PNPM Mandiri Perkotaan, sejalan dengan konsep Gerakan Deli Serdang Membangun (GDSM) yang digalakkan Bupati Deli Serdang Drs. H. Amri Tambunan, sehingga terciptalah Desa Suka Makmur yang bersih dengan adanya pembenahan riol parit di wilayah Desa Suka Makmur Kecamatan Deli Tua.

Semua itu berkat kerja keras Kades Darwin Effendi Siregar, BA, yang mengkoordinir wilayah desa. Sudah mulai nampak hasil kerja keras mereka selama Darwin Effendi Siregar, BA menjadi kades, yaitu adanya pembenahan riol parit dan pengecoran yang telah dilaksanakan PNPM seperti pembenahan riol parit Gang Melati I, Gang Melati II, Gang Pisang, Gang Sungai Deli, Gang Setia Ujung, Gang Famili, Gang Lamboyan, Gang Dahlia Tengah, Gang Tanjung, Gang Durian Dusun II dan Gang Siti Fatimah. Sebagai pekerja pembenahan riol adalah swadaya masyarakat.

PNPM dan BKM bergerak dalam pengembangan Desa Suka Makmur dari sudut pembangunan dan kelompok swadaya masyarakat semasa tahun 2010 yang dilaksanakan PU Cipta Karya dari tingkat II adalah merupakan APBD.

Amri Tambunan mendukung program wilayah Desa Suka Makmur lewat Gerakan Deli Serdang Membangun (GDSM), sudah mulai nampak jalan mulus dan terciptalah dari sudut pembangunan. Sebagai desa percontohan, seperti pengerasan dan pengaspalan jalan tembus Gang Dahlia sampai Gang Seroja. Pelaksanaan itu tahun 2008 yang diresmikan oleh Bupati Deli Serdang Drs. H Amri Tambunan sehingga masyarakat merasa bangga dengan karakter pembangunan yang dilaksanakan Bupati.

Bidang keterampilan kaum wanita seperti opak sudah menjadi barang ekspor ke Malaysia sehingga orang Malaysia merasa kagum dengan mutu industri rumah tangga yang harus lebih berkembang lagi. Juga mengenai keterampilan lain kaum wanita yang semakin berkembang di Desa Suka Makmur, seperti pembuatan kerupuk dan tape yang terbuat dari ubi sehingga Kades mengharapkan kegiatan ini melahirkan kerja sama dalam membantu program pemerintah untuk mewujudkan pembangunan di wilayah Desa Suka Makmur.

Sehingga Dinas Sosial Deli Serdang dapat membantu pengembangan industri. Pada umumnya di Desa Suka Makmur kehidupan warga masyarakatnya sebagai pedagang, karyawan pabrik dan wiraswasta. Dan warga masyarakatnya sebanyak 2500 kk, 10.000 penduduk, sedangkan PKK Kesejahteraan keluarga yang dilaksanakan oleh kaum ibu yang diketuai oleh Ny. Jumiati menggalakkan keterampilan kaum wanita seperti perwiritan, pengajian akbar dan arisan setiap bulan. Untuk pengembangan ibu-ibu PKK, Posyandu lansia bekerja sama dengan puskesmas Deli Tua. Sehingga nampaklah kemajuan desa dari sudut kesehatan di wilayah Desa Suka Makmur. (pn)
Sumber: beritasore
Sumber: polisidesa-sumut.info

Kamis, 10 Februari 2011

Ir 26 warga Jalan Satria Desa Mekarsari jual ganja ke Polisi

Illustrasi
MEDAN (Berita): Empat pengedar ganja diringkus petugas Polsekta Delitua dari dua lokasi terpisah, Rabu (9/2) sekira pk 16:00.

Dari keempat tersangka yakni Mur, 35, warga Pasar I Kelurahan Asam Kumbang, Medan Selayang, PK, 34, warga Jalan Sakura Indah Kecamatan Medan Selayang, Ma, 21, warga Jalan Bunga Sakura Medan Selayang dan Ir, 26, warga Jalan Satria, Desa Mekarsari, Kecamatan Delitua, disita 68 bungkus daun ganja kering siap edar.

Informasi yang diperoleh di kepolisian menyebutkan, awalnya tiga tersangka yakni Mur, PK, dan Ma ditangkap polisi yang menyaru sebagai pembeli daun ganja di komplek Perumahan Sakura Medan Selayang.

Saat diinterogasi di lokasi penangkapan, tersangka Mur mengaku ganja tersebut dibelinya dari tersangka Ir. Kemudian polisi meringkus tersangka Ir yang sedang mangkal di satu warung di Jalan Satria Gang Sedulur, Delitua.

Dari tersangka Ir, polisi menemukan 67 bungkus ganja yang disimpan dalam plastik hitam dan digantungkan di ranting pohon cokelat. “Sebagian ganja itu sudah dijual, sisanya masih menunggu calon pembeli,” ujar tersangka Ir.

Menurut Ir, ganja itu dijual dengan harga Rp16 ribu per amplop dan dari setiap amplop mendapat untung Rp5000. “Untungya buat nambah kebutuhan keluarga,” aku buruh bangunan itu.

Kapolsekta Delitua Kompol SP Sinulingga menyebutkan, selama ini keempat pelaku merupakan pengedar ganja di kawasan Kecamatan Delitua dan simpang Selayang.

Menurut Sinulingga, asal usul ganja berikut pemasoknya sudah diketahui. “Keempat tersangka dijerat UU RI No 35 tahun 2009 dengan ancaman hukuman 10 tahu penjara,” jelasnya. (att)
Sumber: beritasore

Warga Kec. Medan Johor laporkan Istri Larikan 20 Gram Emas

MEDAN (Berita): Air susu dibalas air tuba, peribahasa itu sepertinya dialami Afrida Andrianum Panjaitan, 51, warga Jalan Karya Kasih Baru, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor. Betapa tidak, seorang wanita yang selama ini ditolongnya dan tinggal bersama di rumahnya, nekat mencuri perhiasan emas seberat 20 gram miliknya.

Mendapat perlakuan pahit itu, Afrida pun mengadukan Har, 24, ke Polsekta Delitua, Rabu (9/2) siang.

Kepada polisi, Afrida menyebutkan, 3 bulan lalu dirinya pergi ke kawasan Bintaro, Jakarta, mengunjungi kerabat keluarganya. Selama di ibukota itu, Afrida sering melihat Har dipukuli oleh suaminya yang berprofesi sebagai pemulung. Merasa kasiban dan iba mendapat perlakuan kasar dari suaminya itu, Afrida mendekati Har dan menawarkan apakah dirinya mau dibawa ke Medan dan tinggal bersamanya.

Bak gayung bersambut, spontan Har menerima tawaran itu dan keduanya pun pulang ke Medan. Selama tinggal di rumahnya, Har menunjukkan sikap yang ramah dan rajin bekerja. Namun, diam-diam ternyata Har memiliki sifat yang tak mengenakkan. Har malah mencuri 20 gram perhiasan emas milik Afrida saat pemilik rumah sedang pergi ke Tapian Daya untuk belanja.

Kepada petugas Polsekta Delitua, Afrida menyebutkan, siang itu dirinya bermaksud pergi belanja dan meninggalkan Har seorang diri. Namun, beberapa jam kemudian, saat dirinya kembali ke rumah ternyata pintu rumah dalam keadaan terkunci dari luar, sementara kunci rumah sengaja diletakkan di teras rumahnya. Di teras rumahnya itu, Afrida juga menemukan sepucuk surat yang sengaja ditinggalkan Har.

Surat tersebut, kata Afrida kepada polisi, berisikan permintaan maaf Har lantaran dirinya sangat rindu kepada suaminya yang bekerja sebagai pemulung di Jakarta.

Melihat Har tak ditemukan, timbul firasat buruk Afrida, apalagi setelah membaca isi surat tersebut. Bergegas dirinya masuk ke kamar dan melihat pintu lemarinya sudah terbuka. Bahkan, perhiasan emas 20 gram senilai Rp8 juta lenyap seketika.

Sejak kepergian Har, Afrida berusaha mencari ke beberapa tempat namun tak ketemu. Akhirnya, Afrida melaporkan peristiwa tersebut ke Polsekta Delitua. (att)
Sumber: beritasore

Selasa, 08 Februari 2011

Sa, 23, dan MMH, 17, warga Gg. Pinang cabuli onces siswi kelas 2 SMP


Illustrasi
MEDAN (Berita): Dua pelaku pencabulan berinisial Sa, 23, dan MMH, 17, keduanya warga Jalan Medan-Delitua Gg. Pinang, Kecamatan Delitua, akhirnya diringkus tim Reskrim Polsekta Delitua, Senin (07/02) sore.

Keduanya ditangkap karena diduga melakukan pencabulan terhadap siswi kelas 2 SMP yang masih berusia 14 tahun. Kepada polisi, tersangka MMH mengatakan peristiwa itu dilakukannya bersama dengan Sa pada pertengahan November 2010 di rumah korban.

Saat itu, tersangka MMH dan Sa datang ke rumah korban pura-pura meminta nasi sedangkan korban sedang sendirian di rumahnya. Setelah berada di dalam rumah tersebut, korban langsung dicabuli oleh keduanya.

Usai melakukan aksi bejatnya itu, kedua pelaku melarikan diri dan ditangkap di kawasan Delitua. Tersangka MMH mengatakan, dirinya nekat melakukan perbuatan amoral itu karena tergiur dengan kemolekan tubuh korban.

Sementara tersangka Sa mengaku kalau dirinya nekat mencabuli bahkan membawa lari korban, lantaran dirinya tak tahan dengan hubungan mereka yang semakin hari semakin ditentang oleh kedua orang tua korban.

“Setelah bebas dari penjara nanti, saya berharap bisa mempersunting korban untuk menjadi istri saya,” ujar tersangka Sa yang sehari-hari bekerja sebagai kernet truk pengangkut pasir itu.

Atas tindakan keduanya, Kapolsekta Delitua Kompol SP Sinulingga melalui Kanit Reskrim AKP S Sembiring mengatakan kedua pelaku dijerat dengan UU No. 81 dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun penjara.

“Kedua pelaku cabul tersebut kita jerat Undang Undang nomor 81 dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun penjara,” ujar AKP Sembiring. (att)
Sumber: beritasore

Rabu, 02 Februari 2011

Wow, awalnya pusat kerajaan Putri Hijau tidak di Delitua

Pertengahan April lalu, belasan peneliti berada di tengah kebun cokelat dan sawit. Dua belas hari lamanya mereka menggali enam kubang tanah sedalam 30 sampai 40 sentimeter.

Beberapa warga Desa Kota Rantang, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang turut membantu penggalian. Seperti dugaan sebelumnya, perut tanah Kota Rantang ternyata menyimpan aneka benda kuno di antaranya aneka keramik abad 13 sampai 16.

Ahli keramik kuno yang juga koordinator penggalian Nani H Wibisono menuturkan keramik di tempat itu berasal dari China masa dinasti Yuan (paling banyak) dan Ming. Keramik lain yang berhasil ditemukan peneliti berasal dari Vietnam, Thailand, Burma, dan tembikar lokal yang diduga buatan Gresik. Peneliti juga menemukan patahan batu bata yang diduga bagian dari candi, potongan kayu kapal, tulang hewan, dan batu nisan tanpa angka tahun.

Temuan itu sangat metropolis, menandakan adanya kehidupan di masa lampau. Meski belum ada kepastian, situs itu diduga sebagai petunjuk keberadan pusat Kerajaan Aru, Haru, atau Arrow. Hingga kini, belum ada kepastian di mana letak ibukota kerajaan yang pernah besar di pesisir Timur Sumatera Utara itu. Dahulu kala wilayah kerajaan ini membentang antara Aceh Taminang (Nanggroe Aceh Darussalam) sampai Rokan Hilir (Riau).

Beragam Data

Data sejarah yang pernah menyebut ibukota kerajaan itu secara beragam. Sejarawan JV Mills menyebut Kota Cina—yang kini berada di Labuhan Deli, Medan—sebagai pusat Kerajaan Aru. Masyarakat dan peneliti banyak menemukan benda arkeologis di tempat ini dari zaman Hindu--Budha. Utusan Portugis F Mendes Pinto menulis pusat Kerajaan Aru ada di tepi Sungai Petani, di Deli Tua. Hal itu dibuktikan dengan adanya benteng pertahanan berupa tanah setinggi 30 kaki. Benteng dari tanah itu hingga kini masih ada dengan kondisi yang tidak terawat.

Betapapun beragamnya informasi itu, secara historis Kerajaan Aru ada di pesisir timur Sumatera Utara. Bukti sejarah cukup kuat menyebut keberadan kerajaan ini.

Menurut buku Pararaton, Kerajaan Singosari pernah menaklukkan Aru pada 1292 saat ekspedisi pamalayu. Majapahit juga pernah menaklukkan Aru 1365 seperti yang tertulis dalam Negarakertagama. Kejayaan Aru mengalami jatuh bangun. Sepuluh tahun sebelum diserang Kertanegara dari Singosari, kerajaan ini sudah mengirimkan utusan ke China saat pemerintahan Kublai Khan pada 1282. Meskipun pernah diserang Majapahit, Aru kembali bangkit pada abad 15. Bahkan sempat menduduki Pasai dan menyerang Malaka berkali-kali. Kejayaan ini diakui oleh Portugis melalui tulisan Tom Pires dalam bukunya Suma Oriental.

Kerajaan Pasai menganggap Aru sebagai saingan di pesisir timur Sumatera. Lantaran itu enam tahun masa pemerintahannya, Sultan Iskandar menyerang Aru melalui ekspedisi militer pada 1613. Catatan pelaut Perancis Agustin de Beaulieu menyebutkan pada abad 17, Kesultanan Aceh menguasai Aru dan kerajaan lain di pesisir timur Sumatera.

Berpindah-pindah ?

Melihat data sejarah itu, kemungkinan pusat pemerintahan Aru berpindah-pindah sangat terbuka. Kepala Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan (Unimed) Ichwan Azhari membenarkan dugaan itu. Pada saat penyerangan oleh Majapahit dan Kerajaan Aceh, hampir dipastikan infrastruktur pusat Kerajaan Aru hancur.

“Saya meyakini ibukota Aru ada di Kota Rantang. Temuan arkeologis di tempat ini lengkap sesuai dengan masa kejayaannya. Setelah mendapat serangan dari Aceh dan Majapahit, pusat Aru berpindah ke Deli Tua, di sekitar Sungai Petani. Du gaan saya mereka mencari perlindungan di sana,” katanya.

Sebelum penyerbuan Aceh, Aru belum beragama Islam. Temuan batu nisan Islam bergaya Aceh di Kota Rantang menunjukkan hubungan historis keduanya. Ada kemungkinan, katanya, batu nisan ini didatangkan dari aceh. Adapun temuan batu bata merah di Kota Rantng menunjukkan masa akhir Hindu dan awal masuknya Islam.

Sumber sejarah yang menyebut pusat Kerajaan Aru belum kuat. Temuan arkeologis di Kota Cina banyak berasal dari abad 8-9. Sementara masa jaya Aru pada abad 12. Sedangkan temuan di Deli Tua masanya terlalu muda setelah abad 15. Besar kemungkinan, tuturnya pusat kerajaan Aru berpindah ke Deli Tua setelah mendapat serangan berkali-kali dari Aceh dan Majapahit.

Perdebatan tentang Aru bukan saja menarik mengenai letak ibukotanya. Cerita rakyat soal kerajan ini juga beragam versi, terutama dari sumber Melayu maupun Suku Karo. Orang Melayu beranggapan kerajaan ini beragam Islam sebelum kemudian berubah nama menjadi Kerajaan Deli. Salah satu buktinya, meriam pemberian Portugis ke Putri Hijau—permaisuri Raja Aru—kini tersimpan di Istana Maimon, Medan.

Cerita rakyat Karo meyakini, Aru merupakan kerajaan orang Karo. Masyarakatnya beragama kepercayaan dan berpusat di Siberaya, Kabupaten Karo asal Putri Hijau. “Putri Hijau tidak pernah menikah dengan Raja Deli. Semua dikatakan melayu karena Aru diserang,” sanggah Sem Ginting (69) warga Karo yang tinggal di dekat permandian Putri Hijau di Deli Tua, Deli Serdang.(Andy Riza Hidayat)
Sumber: andyriza.multiply

Benteng Delitua dan suku Karo


Karo adalah etnis tersendiri dengan kultur dan budaya sendiri, satu etnis besar yang pernah exis di Sumatra bagian Timur. Kebesaran dalam kultur budayanya, arsitekturnya (rumah adat) begitu juga terlihat dalam filsafat hidupnya yang menggambarkan way of thinking (filosofis) yang sudah tinggi. Bukti-bukti kebesaran ini tidak tercatat secara rapi seperti manifestasi kebudayaan dan peradaban tinggi Barat atau Yunani kuno misalnya. Dari yang pernah terlihat ialah tulisan atau goresan pada bambu seperti dalam sejarah Patimpus. Begitu juga terlihat dari cita-cita Hayam Wuruk (Gajah Mada) menaklukkan kerajaan besar satu-satunya di daerah Sumatra bagian timur, satu kerajaan besar orang kafir (pemena), karena kerajaan ini bukan muslim atau bukan Aceh maupun bukan Jawi, ( ‘Kalak Jawi’ adalah panggilan orang Karo terhadap orang islam tempo doeloe, umumnya orang Melayu).


Pasukan-pasukan berbagai kerajaan islam (Melayu) dari selatan dan dari laut (semenanjung Malaka) serta dari utara (Aceh, juga islam) mendesak dan menaklukkan kerajaan besar orang kafir (pemena) Haru, dan masih meninggalkan sisa pertahanan terakhir benteng Delitua yang masih terlihat sampai sekarang. Nama-nama kota dengan istilah kuta (kampung) dalam bahasa Karo tersebar mulai dari Kutaraja sampai ke Siak. Kemudian yang masih banyak terutama di Sumtim terutama di daerah-daerah etnis Karo, dan masih ada di daerah Gayo/Alas. Dalam Sumpah Palapa (1336) Gajah Mada Majapahit berjanji akan menaklukkan banyak kerajaan termasuk Haru. Tetapi yang berhasil menaklukkan Haru ternyata adalah kerajaan-kerajaan islam yang telah lama (sebelum Gajah Mada bersumpah) berusaha membinasakan kerajaan kafir terakhir didaerah Sumatra bagian Timur.

Dialektika adalah cara pikir dan cara pandang atas hal-ihwal dari segi-segi yang bertentangan didalamnya, atas alam dan pikiran manusia serta kehidupan dan perkembangan kehidupan manusia maupun perkembangan pikiran manusia . Orang Barat berpendapat dan mengatakan bahwa penemu pertama dialektika adalah orang Yunani Kuno bernama Heraklitos (500 SM) dalam Pantarei (air mengalir, sungai). Heraklitos menunjukkan proses atau perubahan tak henti-hentinya (dialektika alam). Orang Karo Kuno (Karo sinoria) sudah mengenal dan memakai dialektika dalam kehidupan dan cara pikirnya, dalam melihat alam dan dalam menilai perkembangan pikiran manusia. Ini terlihat dari pepatah kuno Karo (sudah ada sejak Karo lahir sebagai satu kesatuan struktur budaya dan kultur) yaitu: dalam alam (sungai) dikatakan ‘aras jadi namo, namo jadi aras’ (Pantarei Karo), dimana aras adalah bagian dangkal dalam aliran sungai, bagian yang beriak, bagian yang deras, bagian yang ribut dan pada gilirannya akan berubah jadi namo (lubuk), yaitu bagian yang dalam, bagian yang tenang. Jadi disini menggambarkan kedangkalan kontra kedalaman, keributan kontra ketenangan, dan yang satu berubah jadi yang lain lewat proses tertentu yaitu proses perubahan segi-segi bertentangan.

Dan dalam pikiran, seperti ‘seh sura-sura tangkel sinanggel’ (begitu tercapai cita-cita akan muncul kesusahan), menunjukkan kegembiraan kontra kesedihan, proses tak henti-hentinya hal-hal bertentangan dalam pikiran manusia. Dialektika Karo kuno menunjukkan proses dan pertentangan dalam alam maupun dalam pikiran manusia. Dialektika Heraklitos (Pantarei) menunjukkan proses dalam alam, sungai mengalir tak henti-hentinya dan perubahan tak henti-hentinya. Kalau kita menginjakkan kaki kedua kalinya kedalam satu sungai, sungainya bukan lagi sungai ketika kita menginjakkan kaki pertama kali katanya. Dialektika alam Karo atau Pantarei Karo secara jelas tidak hanya menunjukkan proses, tetapi juga adanya segi-segi bertentangan. Kenyataan-kenyataan legendaris alamiah ini cukup membuktikan tingkat peradaban dan tingkat filsafat pemikiran etnis Karo telah ada sejak adanya Karo sebagai entitas budaya dan kultur tersendiri dan jelas terlihat dari perbandingan dengan perkembangan dialektika Yunani kuno Heraklitos. Dari logika ini menjadi jelas tak teragukan bahwa etnis Karo adalah salah satu dari etnis tertua dan sangat tinggi filsafat dialektikanya dibagian dunia Sumatera bagian timur.

“The Batta Cannibal States”, sebutan John Anderson, dalam buku Mission to the East Coast of Sumatra 1823, menemukan berbagai kesatuan atau berbagai struktur kesatuan budaya dan kultur di pantai timur Sumatra. Dia melihat perbedaan dan juga melihat adanya kekuasaan (states) dalam kesatuan-kesatuan itu. Tetapi Anderson menjadikan semua entitas yang bermacam-macam itu (selain kelompok islam) dengan nama bersama yaitu ‘Batta’. Istilah ini pasti berasal dari kata ‘Batak’, tapi dalam pendengaran dan ucapan lidah totok seorang Inggris berubah jadi ‘Batta’. ‘Batak’ adalah nama julukan terhadap orang-orang atau entitas orang-orang kafir tak ber Tuhan bukan islam, ketika itu orang Karo, Toba, Simalungun dan sebagian Pakpak atau Mandailing. Mereka ini tak berTuhan tapi berDibata (Karo) atau Debata (Toba,Simalungun). Asal usul kata dari bahasa Sanskrit yang di Bali dikatakan Dewata. Orang-orang Dibata/Debata ini adalah kafir pemakan babi dijuluki sebagai kelompok ‘Batak’ oleh orang islam, dan dengan lidah Inggris jadi ‘Batta’ dan yang kanibal, artinya bagi orang Inggris Anderson bukan hanya pemakan babi tapi juga pemakan orang. Istilah ‘Batak’ atau ‘Batta’ jadi nama bersama orang-orang berDibata, satu kesatuan tersendiri dari pihak islam maupun dari orang Barat bahkan sampai kezaman kolonial Belanda dan juga termasuk demikian dalam ajaran antropologi kolonial. Antropolog orang Batak Amir Nadapdap bahkan mengatakan Gayo dan Alas sebagai Batak, dpl Batak Gayo dan Batak Alas. Sebaliknya antropologi Aceh mengatakan Aceh Gayo dan Aceh Alas, atau yang lebih tak mengenakkan lagi ialah dengan mengatakan Gayo dan Alas sebagai sub-etnis Aceh dan yang lainnya sub-etnis Batak. Ini jelas menunjukkan perkembangan pikiran expansionis etnis-etnis mayoritas dominan atas existensi etnis minoritas yang umumnya berada diluar kekuasaan atau berada dibawah dominasinya, dimasa nation state post kolonial sampai sekarang era reformasi, era yang menuntut perubahan radikal dalam hubungan saling mengakui dan saling menghormati, ‘berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah’ sesama etnis dalam nation multi etnis seperti Indonesia.

Salah satu diantara kelompok yang dijuluki ‘Batak’ atau ‘Batta’ sampai sekarang masih mempertahankan sebagai Batak yaitu orang Toba. “Namun dalam kenyataannya, orang Karo dan Mandailing menolak disebut Batak. Mereka mengaku sebagai orang Karo dan orang Mandailing, dan sama sekali bukan Batak. Demikianlah, istilah Batak kini mengacu kepada Batak Toba. Jadi, dalam pembica-raan awam, orang Batak adalah orang Batak Toba, bukan Batak yang lain.” (Kompas, Selasa, 2 Juli 2002)

Salah satu entitas diantara ‘Batta Cannibal States’ adalah Karo, satu suku bangsa peninggalan entitas Haru state, sekarang terpencar atau terpusat sekitar Sumtim, Dairi Karo, Aceh Tenggara dan Langkat. Satu entitas struktur budaya dan kultur tak terpisahkan dari existensi sejarah budaya dan kulturnya serta filsafat hidupnya, dari way of thinking yang sangat dialektis sebagai tempat lahir pertama dialektika dalam kehidupan (pikiran) dan dalam hubungan dengan alam.
Sumber: karoweb

Pasangan Diapari Siregar/ Ratna Mauli Lubis warga Jalan Genteng Gang Keluarga cemasi anaknya di Mesir Abuzar Al Ghifari Siregar dan Hafizah Siregar

Medan, (Analisa)


Situasi di Mesir yang terus tak menentu dan memanas membuat kalangan orang tua di Medan khususnya yang anaknya kuliah di sana cemas dan mendesak kepada kepada pemerintahan SBY untuk segera mengevakuasi dan memberi jaminan keamanan kepada mahasiswa terutama asal Sumut.

Desakan ini disampaikan Ratna Mauli Lubis, warga Jalan Genteng Gang Keluarga, Delitua Medan kepada wartawan di Masjid Gang Bengkok Kesawan Medan, Senin (31/1). Dijelaskan Ratna Lubis, sejak eskalasi kerusuhan meningkat di Mesir Kamis (27/1), komunikasi dengan kedua anaknya Abuzar Al Ghifari Siregar dan Hafizah Siregar terputus. “Kondisi ini tentu sangat mencemaskan karena tidak mendapat informasi tentang nasib dan kondisi kedua buah hatinya yang kuliah di Universitas Al Azhar Jurusan Syariah Islamiyah di Kairo, Mesir,” ungkapnya.

Kontak terakhir dengan anak perempuan saya Hafizah Kamis (27/1). Tapi sejak itu tidak bisa berkomunikasi lagi. Bahkan anak laki-laki saya yang juga kuliah di Mesir tidak bisa menghubungi adiknya karena jaringan informasi diputus. “Tadi waktu saya berjalan ke mari, sempat ada kontak dengan anak laki-laki saya Abuzar Al Ghifari. Dia bilang, bahan makanan nggak ada, sebab semua toko tutup. Dia juga bilang, belum bisa berkomunikasi dengan adiknya,” papar Ratna.

Ratna Mauli Lubis yang didampingi suaminya Diapari Siregar dan sejumlah orang tua mahasiswa yang anaknya kuliah di Mesir mengaku sangat risau dengan kondisi anak perempuannya Hafizah Siregar.
Terlebih lagi kabar terakhir yang diterimanya dari anak laki-lakinya Senin pagi (31/1), stok bahan makanan di tempat tinggal mahasiswa asal Sumut menipis.

Kondisi itu, ungkapnya semakin diperburuk dengan tidak berlakunya penukaran uang karena nilai tukar Dollar Amerika terus anjlok ke nilai terendah. Otomatis perekonomian lumpuh total dan kondisi ini akan sangat mengkhawatirkan keselamatan mahasiswa Indonesia ataupun WNI yang berada di negara tersebut.

Cemas

Yang membuat Ratna dan suaminya makin cemas, ada sebanyak 1.000 tahanan kabur dari penjara dan menjarah di kawasan tempat tinggal anak perempuan dan mahasiswa asal Sumut lainnya. “Para tahanan itu beringas dan kasar. Sementara polisi yang menjaga di penjara sudah tidak ada lagi,” ungkapnya.

Informasi yang saya terima, para napi itu menjarah di daerah Nasser City, daerah tempat anak perempuan saya tinggal. Itu yang saya sedihkan, saya risau. Mereka masuk ke flat-flat (apartemen mahasiswa asal Sumut) dan menggedor-gedor pintu.

Kalau anak laki-laki saya tadi bilang dikumpulkan di Himpunan Mahasiswa Medan (HMM). Yang saya khawatirkan sekali anak saya yang perempuan,” ucap Ratna sambil menyapu air matanya. Kabar terkahir yang diterima anak laki-lakinya, Abuzar, mahasiswa asal Sumut yang dikumpulkan di HMM sudah tidak bisa lagi keluar rumah. Sebab penjarahan makin meluas.

Evakuasi

Karena itulah, Ratna berharap kepada pemerintah secepatnya mengevakuasi mahasiswa asal Sumut ke tempat aman. Sebab informasi yang diterimanya, mahasiswa asal Fhilipina , Malaysia dan India sudah dievakuasi oleh pemerintahnya.

Tadi pagi, ungkapnya dia baca di twiter, India sudah mengirimkan pesawatnya langsung ke sana untuk mengangkut warganya ke negaranya. Tapi sampai detik ini, Indonesia belum ada. Malah informasi yang saya dapat tadi malam, evakuasi diprioritaskan kepada TKI. Mahasiswa hanya diminta berdiam diri saja di rumah. Justru yang kita takutkan stok makan habis, karena semua toko tutup,” harapnya.

Ratna mendesak pemerintah cepat mengambil langkah evakuasi, karena pesewat tempur pagi kemarin sudah turun dan terbang rendah di Mesir. “Sampai sekarang Presiden Mesir tetap bertahan dan tidak mau mundur. Makanya kita begitu khawatir dan risau,” tutur Ratna.

Hal senada juga disampaikan Naharman, abang dari Syahrul Azwar dan Khairunnisa. Dia bilang, sejak kerusuhan pecah di Mesir sulit berkomunikasi dengan adiknya Syahrul yang juga kuliah di Universitas Al Azhar, Mesir. Terkahir kali dia dikontak Syahrul Azwar, kemarin. Kepadanya dia minta agar dihubungkan dengan orang tuanya.

“Sebelum kerusahan pecah, saya selalu kontak dengan Syahrul. Tapi sepekan terakhir susah kali,” sebutnya. Katanya, Syahrul sempat terjebak dan tidak bisa keluar karena unjukrasa meluas. Syukurnya, dia memiliki keluarga di Mesir, dan kini Syahrul mengungsi rumah keluarga. “Untung ada pamili di sana. Sehingga cukup aman,” ucap Naharman.

Dia juga memohon kepada pemerintah agar memperhatikan nasib dan keamanan mahasiswa asal Indonesia , khususnya Sumut. Dia tak ingin, mahasiswa Indonesia menjadi korban. “Kalau memang kondisi di sana tidak memungkinkan kondusif untuk belajar dan keamanan terganggu, apalagi adik kami perempuan. Sebaiknya untuk sementara waktu pemerintah memfasilitasi dipulangkan sementara. Ini akan lebih baik,” sebutnya.

Karena kata Naharman, yang namanya kerusuhan tidak ada yang bisa menjamin, seperti kerusahan yang pernah terjadi di Indonesia pada 1998 silam. “Kalau kami ingin, untuk sementara waktu mahasiswa asal Indonesia dipuangkan dan difasilitasi minta kemudahan untuk informasi kapan bisa kembali ke sana ,” harapnya.

Di tempat yang sama, Zainuddin, mediator juga alumni Universitas Al-Azhar, Kairo menyebutkan, dari 200 orang mahasiswa asal Sumut yang kuliah di Mesir, sebanyak 50 orang di antaranya kaum hawa (wanita). “Tidak ada jalan lain, kami meminta Pemprovsu agar mendesak Presiden SBY agar ada tindak lanjut untuk ke depannya. Agar ada jalan keluar atas tindakan yang diambil pemerintah pusat,” pintanya.

Dia juga berharap, mahasiswa asal Indonesia yang terjebak di tempat kost atau asrama mahasiswa di Mesir secepatnya dievaluasi atau dipulangkan ke Indonesia . “Kondisi di sana tak bisa diharapkan, tidak ada tanda-tranda kesudahan kerusuhan,” bebernya.

Pemprovsu bantu

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) akan memberikan bantuan kepada sekira 400 mahasiswa Sumut yang belajar di negeri Mesir, saat ini tengah dilanda kerusuhan. Artinya, Pemprovsu prihatin peristiwa tersebut karena mereka terjebak dalam suasana kerusuhan. Demikian dikatakan Wagubsu H Gatot Pujo Nugroho ST kepada wartawan di Medan, Senin (31/1).

Dikatakan Wagub, Pemprovsu meminta kepada Pemerintah Pusat Cq Menteri Pendidikan dan Menteri Agama tentang keamanan mahasiswa Sumut yang sedang menuntut ilmu di Mesir. Mahasiswa Sumut yang sedang belajar di Mesir sekitar 400 orang dari kurang lebih sebanyak 5000 mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Mesir agar dipastikan dalam keadaan aman, ujar Wagub. Menurut Gatot, kalau situasi di Mesir makin terus memburuk kita dengan tegas akan meminta kepada pemerintah pusat untuk mengevakuasi mahasiswa kita yang ada di Mesir apakah untuk sementara di pulangkan ke daerah asalnya.

Ditanya berdasarkan informasi bahwa mahasiswa asal Sumut yang sedang menuntut ilmu di Mesir kekurangan makanan karena terjadinya kerusuhan tersebut, Wagub menyatakan akan berkoordinasi dengan pemerintah Pusat terlebih dahulu. Kita juga akan melihat keuangan kita dan kalau mememungkinkan kita akan mengirimkan bantuan untuk mahasiwa kita yang ada di Mesir. “Pemprovsu punya Pos Sumut Peduli, jadi kita bisa memanfaatkannya untuk membantu para mahasiswa kita khususnya dari Sumut” ujar Gatot.

Wagubsu juga mengharapkan kepada para orangtua yang putra/putrinya yang sedang belajar di Mesir untuk terus berdoa serta terus berkoordinasi dengan Pemprovsu tentang adanya informasi informasi yang diperoleh karena menurut Gatot sekarang komunikasi melalui telefon terkendala. “Jadi apabila ada informasi sekecil apapun agar disampaikan sehingga kita bisa secepatnya mengkoordinasikan dengan pemerintah pusat, katanya.(rmd/ir)
Sumber: analisadaily