Senin, 31 Januari 2011

Ketahuan Curi Sepeda Motor, Pelaku Babak Belur Dihajar Massa

Ketahuan Curi Sepeda Motor di Parkiran RSUP HAM, Pelaku Babak Belur Dihajar Massa
Medan, (Analisa)


Ketahuan mencuri sepeda motor Vega R di parkiran Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM), tersangka Am (31) warga Sei Litur Sawit Seberang, Kabupaten Langkat babak belur dihajar massa, Senin (31/1) sekira pukul 13.00 WIB.

Tersangka selanjutnya diamankan petugas Satpam RSUP HAM, kemudian diboyong ke Mapolsek Delitua. Sepeda motor Vega R yang nyaris dicuri pelaku milik petugas parkir Robert (28) warga Desa Namogajah Tuntungan yang diparkirnya di RSUP HAM.

Menurut keterangan Robert di Polsekta Delitua, sebelum kejadian seperti biasa dirinya melakukan tugas rutinnya mengurus kendaraan pengunjung yang datang ke RSUP HAM. Lagi asik mengatur sepeda motor orang lain, sepeda motornya malah di incar pelaku.

Mengetahui sepeda motornya diincar pelaku, korban memancing dengan membiarkan sepeda motornya dikotak katik tersangka. Begitu sepeda motornya sudah dibawa tersangka sekira dua meter dari lokasi parkir, Robet menghampiri pelaku dan menghajarnya sambil berteriak maling. Teriakannya didengar warga sekitar, al hasil pelaku dihajar massa hingga tubuhnya babak belur. Kemudian, pihak Satpam RSUP HAM mengamankan tersangka dan selanjutnya memboyongnya ke Mapolsekta Delitua.

Ketua Satpam Rasman Ginting mengimbau kepada warga yang berkunjung ke RSUP HAM agar memarkirkan sepeda motornya ditempat parkir yang telah disediakan pihak rumah sakit. “Karena di luar parkir kami tidak bisa memantau, apalagi beberapa hari belakangan ini sangat rawan pencurian di rumah sakit ini,” ungkap Rasman.

Kapolsekta Delitua Kompol SP Sinulingga ketika dikonfirmasi membenarkannya. Menurut Kapolsek, pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap tersangka. Mengingat kasus pencurian sepeda motor sangat meresahkan warga di wilayah hukum Polsekta Delitua.

Selain itu kita juga akan mengobservasi tersangka ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Soalnya saat ditanya petugas keterangannya ngawur dan berbelit-belit. “Kita akan membawa tersangka ke RSJ, apakah tersangka benar-benar sakit jiwa atau hanya modus untuk menghindar dari perbuatan yang dilakukannya,” tegas Kapolsek. (bara)
Sumber: www.analisadaily.com

Rabu, 26 Januari 2011

Polsek Delitua tentang korban gantung diri tidak di dikawinkan oleh orang tua


MEDAN (Berita): Diduga frustasi karena keinginan untuk berumahtangga tidak mendapat tanggapan, seorang remaja berusia 17 tahun ditemukan tewas gantung diri di rumahnya Jalan Jamin Ginting Gang Victoria, Simpang Selayang Kecamatan Medan Selayang, Selasa (25/01).

Mayat Asdi Sitepu selanjutnya dibawa petugas Polsekta Delitua Ke RS H Adam Malik Medan guna keperluan otopsi. Aksi nekad yag dilakukan remaja tersebut pertama kali diketahui oleh teman korban Sisko. Tubuh Asdi Sitepu ditemukan

tergantung di kamarnya dengan menggunakan tali.

Begitu mengetahui remaja tersebut gantung diri membuat keluarga korban terkejut sekaligus melaporkan peristiwa itu ke Polsekta Delitua.

Menurut informasi, tiga hari sebelumnya korban sempat curhat kepada seorang temannya. Kepada temannya itu, korban bercerita dirinya akan kawin, namun keinginan tersebut tidak mendapat tanggapan dari pihak keluarga. Diduga tidak mendapat tanggapan tersebut, korban kecewa sehingga nekad gantung diri.

Kapolsekta Delitua Kompol SP Sinulingga menjelaskan aksi nekad tersebut dilakukan korban diduga karena frustasi. “Sebelumnya, korban sempat mengutarakan keinginannya untuk berumahtangga namun tidak mendapat tanggapan dari pihak keluarga,” jelasnya.

Dijelaskan Sinulingga korban murni gantung diri dan tidak ditemukan tanda-tanda yang mencurigakan sekujur tubuhnya. “Saat mayat diperiksa, tidak ada tanda-tanda mencurigakan dan banyak sperma ditemukan di alat kelamin korban,” tambah Kompol Sinulingga. (att)
Sumber:

Minggu, 23 Januari 2011

polsek Deli Tua terima pengaduan penipuan di PTPN III

Dijanjikan Kerja di PTPN III Puluhan Warga Ditipu Rp 1 M

Starberita-Delitua, Puluhan warga kota Madya Tebing Tinggi protes dan mengadu ke Mapolsek Deli Tua, mereka mengaku ditipu oleh oknum karyawan PTPN III untuk dapat bekerja di perusahaan perkebunan tersebut, namun hingga warga mengalami kerugian mencapai Rp1 Miliar, kerjaan tak juga mereka terima.

Kedatangan warga ini disambut oleh Kapolsek Deli Tua Kompol SP Sinulingga, dan menerima laporan warga yang mengatakan bahwa pelaku bernama Djoni Sihombing alia Jon Warga Sei Berantas yang mengaku bekerja di PTPN III sebagai Serikat Pekerja Perkebunan di PTPN III.

"Awalnya pelaku menawarkan kepada Korban bahwa pelaku dapat menjamin dan memasukkan korbannya untuk bekerja sebagai staf di PTPN III, namun para korban-korbannya harus membayar terlebih dahulu dengan sejumlah uang sesuai dengan jabatan yang dimintanya di perusahaan perkebunan milik negara tersebut,"Adi Purnomo (32) warga Serdang Bedagai

Adi juga menambahkan bahwa dirinya sudah memberikan Uang sejumlah Rp 110 juta yang diminta pelaku untuk meloloskan Adi sebagai salah satu staf di PTPN III, namun setelah uang diberikan, panggilan kerja dari PTPN III kepadanya belum juga ada diterimanya.

"Saya sudah nunggu dua tahun untuk bekerja di PTPN III sesuai dengan janjinya, namun setelah dirinya diberikan uang sebesar Rp 110 juta malah sampai sekarang tidak pernah kelihatan lagi, kami memang orang susah, tapi janganlah ditipu seperti ini" ujar Adi.

Sementara salah satu korban bernama Lilik Sumanto (30) warga Kotamadya tebing tiggi mengatakan hal yang serupa bahwa dua bulan yang lalu dirinya juga menjadi korban penipuan dari pelaku yang bermarga Sihombing. Lilik juga dijanjikan dapat bekerja sebagai karyawan di PTPN III dengan hanya membayar sebesar RP 15 juta sebagai tahap awal, namun setelah pembayaran selama dua bulan lebih pelaku menghilang melarikan diri.

Lilik juga mengaku kalau pelaku sudah melakukan aksi penipuannya kepada puluhan warga di Tebing tinggi, hingga jika ditotalkan semua pendapatan yang berhasil ditipunya dari warga tebing sudah mencapai Rp 1 Milyar. Karena ditipu mentah-mentah oleh penipu ulung tersebut maka puluhan warga tebing mencari jejak kepergian pelaku, dan mereka berhasil mendapatkan informasi bahwa pelaku telah melarikan diri ke Jalan Djamin Ginting tepatnya di daerah Simpang Pos Padang Bulan Medan.

Beranjak dari informasi tersebut puluhan warga tebing lantas terjun ke Tempat kediaman pelaku dan berhasil menemukan pelaku di Simpang Pos Padang Bulan Medan. Adu mulut antara para warga tebing tinggi dengan pelaku pun terjadi, karena Para warga tebing tinggi meminta pelaku untuk ikut bersama mereka ke tebing tinggi untuk membicarakan masalah penipuan yang dilakukannya.

Melihat para warga tebing tinggi yang sudah kesal melihat tingkah lakunya maka Pelaku lantas mencoba melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor Yamaha RX King warna hitam miliknya, namun bisa dicegah masyarakat.

Karena pelaku mau melarikan diri seakan tidak lagi ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya membuat para warga tebing tinggi tersebut naik pitam dan hampir mengeroyok pelaku namun berhasil dicegah karena para warga ingin uangnya dikembalikan pelaku.

Para warga lantas membawa pelaku ke Polsekta Delitua untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, namun karena aksi penipuan terjadi di Kabupaten Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi maka, pelaku dan korban diminta pihak kepolisian untuk membuat laporan pengaduan ke Polres Serdang Bedagai, sementara pelaku langsung dikawal kepolisian Polsekta Delitua menuju ke Polres Serdang Bedagai.

Sempat terjadi kericuhan antara pelaku dan korban begitu juga dengan pengacara pelaku saat polisi mengawal pelaku untuk diantarkan ke Polres Serdang Bedagai, hal ini terjadi karena pelaku sempat mendorong salah satu korban hingga terjatuh ke tanah.

Kapolsek Kompol SP Sinulingga melalui Kanit Reskrim AKP Semion Sembiring mengatakan bahwa pelaku akan diserahkan ke Polres Serdang Bedagai, sementara korban diminta untuk langsung melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Serdang Bedagai karena aksi penipuan pelaku terjadi disana.(andalas/STP/BHI)

Dr H Fauzi Usman MBA sah sebagai pemilik lahan seluas 12 hektar (ha) di Desa Delitua

Illustrasi
Medan, (Analisa)

Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan menguatkan hak kepemilikan Dr H Fauzi Usman MBA secara sah terhadap lahan seluas 12 hektar (ha) di Desa Delitua Kecamatan Namorambe, Deli Serdang yang sempat digugat secara berantai oleh dua kelompok masyarakat.

Putusan majelis hakim diketuai Budhi Hasrul dengan anggota Erly Suhermanto dan Lusinda Panjaitan serta panitera Nuraini Damanik, Rabu (13/1) menyatakan, mengabulkan permohonan pencabutan gugatan penggugat, sekaligus mencoret perkara No.71 dan No.70 itu dari persidangan berjalan, serta membebankan biaya perkara kepada penggugat terdiri dari 12 orang.

Pada sidang terakhir tanpa dihadiri para penggugat ataupun kuasa hukum, majelis hakim kepada tergugat Fauzi Usman, perkara gugatan terhadap lahan 12 ha dengan Sertifikat Hak Milik No.286, 287, 288 dan No.289 yang kini diusahai belasan petani setempat seizin tergugat telah selesai dengan mencabut gugatan itu.

Atas putusan itu, Fauzi Usman juga Ketua DPD Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Sumut, menyatakan lega. Sebab, hampir 15 tahun ia menghadapi gugatan dari dua kelompok masyarakat yang berbeda terhadap tanah miliknya sebesar 12 ha yang dibelinya dari pihak pemilik ketiga setelah pemilik pertama, kedua dan ketiga melepaskan hak kepemilikan.

Tentu, katanya, hal itu suatu perjuangan panjang dan cukup melelahkan karena selama hampir 15 tahun harus bertahan melawan gugatan kelompok masyarakat yang mengaku tanah itu milik mereka. Ia juga mengaku perjuangan membela hak selama hampir satu setengah dekade itu cukup menguras pikiran, waktu dan dana. Bahkan memaksanya untuk sport jantung sambil berdoa kepada Allah SWT.

Diajak berdamai

Selain itu, Fauzi Usman yang juga pimpinan dari dua jaringan radio swasta yakni Radio Bonsita FM dan Radio Istana, mengaku sempat diajak berdamai oleh dua kelompok penggugat. Namun, ia menolak keras tawaran itu karena ingin membuktikan sejauhmana perjuangannya menegakkan kebenaran dan keadilan terhadap hak kepemilikan terhadap tanah bersertifikat itu.

Fauzi Usman mengatakan, sebenarnya dia sudah enam kali memenangkan putusan pengadilan, mulai tingkat Pengadilan Negeri, Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung (MA). Khusus mengenai gugatan 12 orang yang muncul setelah gugatan pertama oleh kelompok beranggotakan dua orang dan kalah di MA, putusan PTUN Medan yang mengabulkan permohonan pencabutan perkara gugatan para penggugat, lanjut Fauzi Usman, mereka dari kelompok penggugat juga telah dinyatakan kalah di PN Lubuh Pakam beberapa tahun lalu untuk objek gugatan serupa.

Atas keputusan itu Fauzi Usman menyebutkan bahwa sertifikat hak kepemilikan atas tanah miliknya itu telah teruji melalui pengadilan yang dibelanya tanpa didampingi kuasa hukum. Ditanya kenapa tanah yang dibelinya itu bisa digugat masyarakat, Fauzi Usman menjawab, kelompok masyarakat punya alasan, pertama dengan dasar tali air, dan kedua landreform. Atas hal itu pihaknya meminta bukti kepemilikan itu. Namun nyatanya bukti pihaknya lebih kuat, apalagi bukan sebagai orang pertama yang bersetifikatkan tanah tersebut tetapi hanya sebagai pembeli dengan balik nama. (dn)
Sumber: analisadaily

Kanal yang terletak di Delitua harus dibenahi.


Oleh: Adelina Savitri Lubis

DIREKTUR Wahana Lingkungan Hidup Sumatera Utara (Walhi Sumut), Syahrul Sagala, menuturkan, secara geografis Kelurahan Kampung Baru dan Kelurahan Sungai Mati terletak di Kecamatan Medan Maimun.

Sebelah barat bersebelahan dengan Bandara Polonia (Kelurahan Suka Damai), dan sebelah timur besebelahan dengan Kelurahan Sitirejo serta Pasar Merah Darat. Kumuh, Padat, dan tanpa sanitasi yang baik adalah gambaran tersendiri dari pemukiman masyarakat Kelurahan Sungai Mati dan Kampung Baru.

Memiliki luas daerah yang hanya mencapai 1,50 km kedua kelurahan tersebut didiami oleh 27293 jiwa. Miskin dan tanpa pendidikan yang memadai merupakan gambaran lain dari kehidupan masyarakat Sungai Mati dan Kampung Baru. Dari segi pendidikan mayoritas masyarakat Sungai Mati dan Kampung Baru hanya tamat Sekolah Menengah Pertama, dan wajar saja jika mayoritas dari mereka bekerja disektor informal; Pengemudi Becak, Buruh Bangunan, Pedagang Kaki Lima, Kerajinan Rumah Tangga, Sopir Bajai, Tukang Kayu dan lain sebagainya.

Faktanya, banyak kalangan telah mengingatkan Pemerintah Provinsi Sumut maupun Pemko Medan, pelurusan Sungai Deli selain merusak ekosistem juga telah merugikan masyarakat yang tinggal di lokasi proyek, apalagi perlurusan tersebut berkaitan dengan rencana pembangunan Centrasl Business Districk dan Real Estate (super Block Medan Project).

Diungkapkan Syahrul, Robert J Kodoatie, seorang pakar pengairan Universitas Diponegoro dalam satu acara seminar yang diadakan di Medan mengatakan bahwa penimbunan DAS (Daerah Aliran Sungai) dan pelurusan sungai merusak lingkungan dan menganggu ekosistem. Jika hal ini diabaikan bukan tidak mungkin kota Medan akan mengalami banjir dengan frekuensi yang lebih besar, dan telah banyak contoh kasus yang membutikan hal tersebut.

"Pasalnya sungai hanya mampu menampung air 2-4 kali dan DAS menampung 35 kali oleh karenanya DAS dan sungainya jangan dirusak," katanya kepada Analisa.

Menurut hemat Syahrul, DAS justru harus dipersiapkan untuk menahan air, bukan malah ditimbun dan diluruskan serta menjadikan areal tesebut sebagai pusat business dan perumahan mewah.

"Tuhan telah menciptkan sungai dengan berbelok-belok dan terdapat DAS tentu ada manfaatnya," sahut Syahrul.

Setidaknya berdasarkan catatatan Walhi Sumut, sebanyak 32 industri yang beroperasi dan memanfaatkan media air sungai deli untuk membuang limbah B1 dan B3, jenis limbah yang di buang dari berbagi jenis indutri. Adapun spesifikasi limbah dari tiap industri, diungkapkan Syahrul, yakni, pertama, industri plywood; limbah cair (fenol, amonia, asam resin, dan padatan tersuspensi). Kedua, industri perkebunan (sawit); limbah cair - pada tahap sterilisasi (15 persen jumlah limbah cair) dan penjernihan (75 persen jumlah limbah cair) adalah sumber utama air limbah.

"Kilang minyak sawit adalah limbah berkekuatan tinggi," bilangnya.

Parahnya, limbah kilang sawit mengandung Crum Rubber, asam formiat atau sulfur yang digunakan untuk penggumpalan lateks. Kadar nitrogen ammonia. Biasanya tinggi karena digunakan untuk pengawetan lateks. Buangan lainnya mengandung banyak bakteri indiaktif seperti bakteri E. coli dan streptococcus.

Pada 2007 lalu, Walhi Sumut, LBH Medan, Pusaka Indonesia, Kontras dan YLL, melakukan gugatan menuntut Pemko medan, gubernur, atas izin yang dikeluarkan untuk real astate dan meluruskan sungai deli di kawasan multatuli. Proses gugatan yang dilakukan oleh Walhi Sumut saat ini menunggu putusan dari pengadilan tinggi, setelah Walhi Sumut melakukan banding pada pengadilan negeri.

Idealnya, jelas Syahrul, meskipun sebuah perusahaan telah mengantongi izin usaha, perusahaan tetap harus melakukan analisis atau studi mengenai dampak lingkungan (amdal). Terkait pengurusan sungai, Syahrul mengungkapkan, ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintahan kabupaten mau pun provinsi.

Agaknya pemerintah masih ragu menindak tegas perusahaan pencemar lingkungan karena dikhawatirkan berdampak pada tutupnya industri yang bisa menimbulkan dampak negatif bagi pekerja, penerimaan pajak dan devisa.

Amdal sendiri, dijelaskan Syahrul merupakan kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambil keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan. Dalam pengelolaan lingkungan hidup, Amdal berperan untuk mengetahui sejak awal dampak positif dan negatif akibat kegiatan proyek hingga memberikan informasi dan data bagi perencanaan pembangunan suatu wilayah.

Pencemaran ini mengakibatkan sejumlah perairan sungai tidak lagi bisa dikonsumsi hingga tak bisa digunakan meski hanya untuk mandi. Pasalnya, tingkat Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) dan PH melampaui baku mutu yang ditetapkan. Padahal berdasarkan acuan Keputusan Menteri Kesehatan nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 menyebutkan, tingkat keasaman air (PH) harus antara 6,5 hingga 8,5. Nilai ini sama dengan yang telah ditetatapkan oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization). Bila BOD dan COD sudah melampui baku mutu akan menyebabkan matinya ikan, biota air dan mikro-mikro organisme karena ketiadaan oksigen. Kalau kondisinya sudah begini, rakyat yang menjadi korban dan berujung kemiskinan, karena mau mendapatkan air bersih harus beli, mencari ikan di sungai pun tak bisa lagi.

penataan ulang

Setidaknya anggota DPD RI, Parlindungan Purba akan membawa persoalanan sungai ini ke rapat Paripurna pada 12 Januari 2011 mendatang di Jakarta. Diungkapkan Parlindungan, dari semua itu yang paling penting adalah upaya pencegahannya. Saat ini Parlindungan sudah mengkomunikasikan permasalahan ini pada Kementrian PU.

"Mereka akan langsung turun ke Medan untuk melihat permasalahan sungai ini," katanya kepada Analisa.

Adapun gagasan-gagasan yang diemban Parlindungan bersama Kementrian PU, sebut saja, pertama melakukan kembali gerakan menanam pohon bersama di pinggir sungai. Apalagi seperti yang diketahui bersama, persoalanan luapan air sungai (banjir) berasal dari persoalanan di hulu sungai.

Kedua, diungkapkan Parlindungan, masalah penataan sungai Deli dan sungai Babura itu harus memiliki satu badan yang mengurusi hal ini. Pasalnya, kedua sungai ini terkendala wilayah kepemilikan.

"Kalau kabupaten kota, tapi batasanya tidak jelas. Jadi siapa yang mau mengurusi ini?" bilangnya.

Meskipun ada badan khusus dibawah dari Dinas Pengairan Sumut, sambung Parlindungan, nyatanya mereka tidak mampu untuk mengurusi kedua sungai ini. Dalam hal ini, Parlindungan meminta agar pemerintah menata ulang penanganan sungai-sungai yang ada di Sumut. Termasuk persoalanan limbah, disampaikan Parlindungan, limbah harus dikelola dengan baik, dan adanya pemberlakuan Undang-Undang yang tegas.

"Sebulan yang lalu saya pergi ke Malang, Jawa Timur. Menariknya disana ada badan khusus dibawah pemerintahan pusat yang menangani sebuah sungai. Apakah bencananya, apakah penataannya, pencemarannya," ujarnya.

Hemat Parlindungan, setidaknya pemerintahan dapat meninjau ke Malang terkait persoalanan yang dialami sungai Deli dan sungai Babura.

"Kalau dibiarkan lama-lama bisa gawat Sumut ini bah," sahut Parlindungan.

Terlepas dari itu, dalam menangani persoalanan pada kedua sungai tersebut, Parlindungan berpendapat, Kanal yang terletak di Delitua sepatutnya harus dibuka dan dibenahi.
Sumber: analisadaily

Rabu, 19 Januari 2011

Koramil 15 Delitua bantu bangun Tujuh Portal Cegah Galian C Ilegal

MEDAN (Berita): Untuk mencegah maraknya lokasi galian C ilegal di areal eks HGU PTPN II Kebun Patumbak, Muspika Patumbak bekerjasama dengan PTPN II memasang tujuh portal di tujuh lokasi yang selama ini dijarah oleh pengusaha galian C ilegal tersebut, Selasa (18/01) siang.

Pemasangan portal tersebut sempat diprotes oleh pengusaha galian C ilegal namun setelah datang petugas Polsekta Patumbak, Koramil 15 Delitua, Satpol PP Deliserdang dan Camat Patumbak, pembangunan fondasi portal baru bisa dilaksanakan hingga portal tegak berdiri. Ketujuh portal tersebut dipasang di Gang Panut, Gang Bandrek, Pasar, Gang Indopam dan tiga lagi di Desa Patumbak II.

Camat Patumbak Khairul Saleh Siregar yang ditemui Waspada di lokasi pemasangan portal menyebutkan, setelah pemasangan portal tersebut diharapkan tidak ada lagi ditemukan lokasi galian C ilegal di kawasan areal eks HGU PTPN II Kebun Patumbak. Sedangkan lokasi galian C ilegal yang berada di Pasar V Desa Mariendal I milik seorang wanita yang masih tetap beroperasi akan segera ditutup.

Menurut Camat Patumbak, ketika dirinya dilantik sebagai camat beberapa pekan lalu, perintah pertama adalah harus segera menutup lokasi galian C ilegal yang banyak ditemukan di wilayah Kecamatan Patumbak.

“Penutupan lokasi galian C ilegal ini sebagai realisasi dari perintah Bupati Deliserdang kepada saya saat baru pertama kali dilantik sebagai Camat Patumbak,” ujar Khairul Saleh Siregar.

Menurut Camat Patumbak, keberadaan lokasi galian C ilegal tersebut selain merugikan rakyat juga membuat warga yang bermukim di sepanjang Jalan Pertahanan Patumbak menderita karena menghirup debu dan banyak terdapat kerusakan jalan akibat dilalui dump truk bertonase tinggi. “Setelah pemasangan portal, tidak akan ada lagi warga yang berunjuk rasa akibat debu-debu yang berterbangan ke rumah warga, karena tidak ada lagi dump-truk yang keluar masuk di lokasi galian C,” tegas Khairul Saleh Siregar.

Sementara itu, sejumlah warga yang bermukim di Desa Patumbak II mengeluhkan pemasangan portal tersebut karena akan mengalami kesulitan saat menjual hasil bumi dan saat akan melaksanakan kegiatan perekonomian. Tak hanya itu, warga juga tidak akan membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) karena keberadaan portal tersebut sangat berpengaruh karena menghalangi truk pengangkut hasil bumi milik warga desa.

“Keberadaan portal akan menghambat truk keluar masuk yang akan menjual hasil bumi,” sebut Thamrin, seorang warga Pasar II. (att)
Sumber: beritasore

Sabtu, 15 Januari 2011

warga Gg. Pahlawan, Pinang, Kel. Kedai Durian terracuni dirumah Tomi Suprapto Gg. Pinang catering Kak Timun

Illu
DELITUA,Sumutcyber- Berita keracunan makanan kembali merebak. Setelah 23 murid Sekolah Dasar (SD) Negeri 105292 Bandar Khalippa keracunan bakso kojek, Selasa (11/1) lalu, kali ini terungkap keracunan yang melanda puluhan warga di Jalan Pahlawan, Gang Pinang, Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Deli Serdang. Para korban menduga, mereka keracunan makanan dari catering yang dipesan untuk konsumsi perwiridan.

Keterangan yang dihimpun wartawan Sumut Pos di lokasi, peristiwanya terjadi Jumat, 11 Desember silam, sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu Tomi Suprapto (44) yang juga pengusaha tempe membuat hajatan perwiridan untuk seluruh karyawan dan warga sekitar di rumahnya di Jalan Pahlawan, Gang Pinang, Delitua.

Karena tidak mau repot, Tomi memesan makanan catering kepada Kak Timun di Jalan Besar Delituan

Usai melaksanakan hajatan, seluruh makanan yang sudah dipesan langsung dibagikan kepada 30 orang peserta wirid yang semuanya perempuan. Setelah menerima nasi hajatan tersebut, seluruh peserta wirid langsung membawanya pulang ke rumah masing-masing.

Fatmawati, seorang peserta perwiridan juga membawa makanan ke rumah lalu memakannya. Namun sekitar pukul 22.30 WIB, Fatmawati mengalami gejala tak biasa. Badanya terasa panas kemudian disusul dengan muntah-muntah.

Menduga istrinya masuk angin, suaminya Usman hanya memberikan obat masuk angin yang dibelinya di warung sekitar. Setelah meminum obat, tubuh Fatma normal kembali. Keesokannya, Sabtu (12/12) pagi, wajah Fatma membiru. Usman yang ketakutan langsung langsung melarikannya ke RS Hidayah di Jalan Besar Deli Tua. “Seluruh tetangga ternyata mengalami hal yang sama. Ketahuannya saat bertemu di rumah sakit,” kata Usman yang ditemui di rumahnya di nomor 261.

Kejadian serupa dialami seluruh penerima nasi cateringan dari hajatan tersebut. “Tidak semua dirawat di Rumah Sakit Hidayah, sebahagian di rawat di Rumah Sakit Sembiring di Deli Tua,” ucap Usman lagi.

Kemudian Usman membawa wartawan Sumut Pos (grup sumutcyber) ke pabrik tempe milik Tomi. Usman memperlihatkan seluruh karyawan pabrik tempe yang sudah sehat dan menjalani pekerjaan seperti semula. Usai menjalani perawatan di RS. “Biaya istri saya di rumah sakit mencapai Rp650 ribu,” katanya.

Tomi yang membuat hajatan tersebut juga keracunan makanan dari catering, Ia bersama istri dan dua anaknya sempat dirawat dua hari di RS Sembiring dengan biaya mendapai Rp6 juta. Karena keterbatasan biaya, Tomi dan keluarganya memilih berobat jalan hingga sembuh.

Merasa bertanggung jawab atas kejadian keracunan makanan tersebut, Tomi bersama korban lainnya atas nama Vika Ramadhani, Hadi Saputra, M Fauzi dan korban lain membuat laporan ke Polsekta Delitua. Laporan mereka dituangkan dalam surat bernomor STBL/606/XI/2010/SU/Resta Medan/Sek Deli Tua pada Minggu, 14 Desember 2010.

“Dalam isi laporan disebutkan, pihak catering melanggar Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 2002, yang menerima laporan kami Aiptu Lukman Hakim, KA SPK (Sentra Pelyanan Kepolisian),” ucap Tomi yang mewakili seluruh korban yang keracunan.

Dari hasil keterangan polisi setelah pihak pelapor menanyakan perkembangannya dengan barang bukti sisa sebungkus dari nasi catering tersebut seluruh korban belum dapat menemukan hasilnya. “Untuk hasilnya kami tidak diberitahu. Polisi mengatakan kalau diserahkan kepada pihak Labfor Poldasu.

Menanggapi hal tersebut, Kapolsek Deli Tua, Kompol SP Sinulingga sudah memberitahukan kepada seluruh korban kalau hasil Labfor negatif. Itu artinya, seluruh korban yang menjalani perawatan di rumah sakit, tidak ditemukan bahan yang bisa menyebabkan keracunan. “Diagnosa dari laboratorium sudah diceritakan pada korban kalau hasilnya negatif,” beber Sinulingga.(mag-1)
Sumber: sumutcyber

Kamis, 13 Januari 2011

Forum Deli Pers Sumut Dan Recasseering Indonesia Bantu Korban Banjir Delitua


Starberita-Medan, Forum Deli Pers bekerjasama dengan Reclassering Indonesia(RI) Komda Medan, Kamis, (13/01) memberikan bantuan kepada korban banjir yang berada di kawasan kecamatan Medan Johor.

Pemberian bantuan tersebut diberikan secara simbolis yang di terima oleh Camat Medan Johor, Mhd. Aswarlin Nst, SH yang diwakili oleh Sekretaris Kecamatan Khoiruddin Rangkuti S.Sos di kantor Camat Medan Johor.

Hadir pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Forum Deli Pers Sumut, Andarias Barus, Ketua Harian FDP Indra Jaya Sembiring(Hr.Perjuangan), Ketua Kordinator Bidang Bencana Alam Imanuel Sitepu (Hr. andalas) Ketua FDP Kota Medan Doddy F Ismana beserta sekretaris Priscilia Sinaga, bersama dengan dan beberapa wartawan yang tergabung di FDP diantaranya Mhd. Sukri Metro 24, Ain Top Kota, Mhd. Ali Sinuhaji Harian Bersama, Vona Tarigan TV One, Sapuan MNC TV,dan Bardan Dari Harian Analisa sedangkan dari LRRI di hadiri oleh Ketua Komda Medan Ir. Jonson Sinulingga,Sekjend Komda Medan Sitor Sinaga, Humas Komda Medan Juna Ginting.

Bantuan ini merupakan hasil kerja sama antara Forum Deli Pers Sumut dengan Reclasseering Indonesia Komda Medan yang bertujuan untuk membantu pada suadara-saudara kita yang menjadi korban bencana banjir beberapa waktu yang lalu yang terjadi di pinggiran sungai deli,bantuan ini merupakan bentuk dari kepedulian kita atas dasar kemanusiaan sehingga pada hari ini kita memberikan bantuan berupa mie instan dan air mineral, semoga bantuan ini dapat bermanfaat bagi saudara-saudara kita yang dsedang tertimpa bencana banjir. Ujar Andarias Barus dalam kata sambutannya selaku Ketua Forum Deli Pers Sumut.

Sementara itu, Ketua Reclasseering Indonesia Komda Medan, Ir, Jonson Sinulingga pada sambutanya menyampaikan, banhwa pemberian bantuan merupakan bentuk kepedulian dari RI Komda Medan terhadap masyarakat yang terkena bencana. “Sebagai Ketua Komda Medan saya tidak bisa berbuat banyak, semoga dengan adanya bantuan ini dapat bermanfaat bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah,” demikian yang disampaikan oleh Jonson Sinulingga di dampingi beberapa anggotanya.

Selanjutnya, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Medan Johor mengucapkan terima kasih atas kepedulian yang diberikan oleh Asosiasi FDP Sumut yang bekerja sama dengan RI dimana hal ini sangat membantu saudara-saudara kita yang tertimpa bencana tersebut.

Pemberian bantuan tersebut dilakukan secara simbolis yang diterima oleh Sekcam di halaman Kantor Camat Medan Johor. Kemudian langsung didistribusikan oleh beberapa orang staf kecamatan ke lokasi kejdian bencana.

Ketua harian Deli Pers Sumut Indra Jaya Sembiring yang juga wartawan harian Perjuangan mengatakan, bantuan ini tidak hanya di kecamatan Medan Johor saja. Namun menurut ketua, yang biasa disapa bang Ucok ini, bantuan bencana juga akan disalurkan di Kecamatan Delitua, Jelasnya. (andalas/STP/BHI)
Sumber: starberita

Rabu, 12 Januari 2011

Polsek Delitua Tangkap Pencuri Kabel Listrik

Illustrasi
Starberita-Tuntungan, Dua pemuda ketangkap tangan saat beraksi melakukan pencurian kabel listrik lampu jalan di kawasan Jalan Bunga Turi II Kelurahan Sidomulya Keacamatan Medan Tuntungan, Rabu (12/1).

Kedua tersangka Rudi Hartono (18) warga Jalan Sei Glulugur Gang Seri dan Asnan Iskandar (28) Jalan Amal Gang Sehat 1 No 6 Kelurahan Sunggal nekat mencuri kabel listrik dengan cara memotong langsung kabel listrik lampu jalan yang terpasang langsung ditiangnya pukul 10 malam.

Akibat perbuatannya tersebut kedua pemuda ini hampir saja dihajar masa dan langsung diserahkan ke petugas kepolisian Polsekta Delitua untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.

Menurut Asnan saat ditemui andalas Rabu (12/1) di Polsekta delitua, menceritakan bahwa dirinya berdua bersama temannya Rudi berangkat dari rumahnya dengan mengendarai sepeda motor Supra warna hitam BK 5568 GW dengan membawa peralatan untuk memotong kabel yakni Tali Tambang dan tang potong.

Setibanya di jalan bunga turi keduanya pun lantas memanjat lampu jalan dengan menggunakan tali tambang layaknya seorang pekerja PLN, dari operasi mereka dalam satu malam sudah 200 meter panjang kabel listrik yang berhasil di potong mereka dan berhasil menipu para warga sekitar karena warga sekitar menduga mereka adalah pekerja dari PLN.

Namun karena banyaknya kabel lampu yang diambil kedua pemuda ini membuat warga curiga dan langsung menanyakan identitas keduanya, karena keduanya gugup disaat ditanyai warga dan warga menduga bahwa keduanya inilah bukan petugas PLN maka warga langsung menghubungi Polsekta Delitua untuk membawa kedua pelaku pencurian ini.

Saat diperiksa petugas kepolisian Polsekta Delitua kedua pemuda ini barulah mengaku kalau mereka bukanlah petugas PLN melainkan pencuri yang suka mencuri kabel listrik lampu jalan, akibat perbuatannya tersebut maka kedua pencuri tersebut langsung dijebloskan ke balik jeruji Polsekta Delitua.

Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga melalui Kanit Reskrim AKP Semion Sembiring saat dikonfirmasi mengatakan, kalau dua pemuda ini memang merupakan pemain pencuri kabel listrik dan keduanya juga memang mengerti tentang listrik karena berani memotong kabel listrik lampu jalan saat dalam keadaan aktif.

Lanjut Semion, pihak kepolisian juga telah mengamankan barang bukti berupa kabel tus tik lebih kurang sepanjang 200 meter ukurann 3.10, tali tambang, dan sebuah sepeda motor supra warna hitam dari kedua pelaku, akibat perbuatan kedua pelaku kini dijerat pasal 363 dengan ancaman hukuman diatas 7 tahun penjara. (andalas/STP/BHI)
Sumber: starberita

Selasa, 11 Januari 2011

Polsek Delitua dan Robinhood wow

Illustrasi
Digoda Cewek Oukup, Revo Robinhood Dilarikan Starberita-Delitua, Seperti dalam cerita-cerita fiksi biasanya robinhood suka mencuri dan melarikan harta-harta orang kaya kemudian dibagikan kepada rakyat yang membutuhkan, namun robinhood yang satu ini kebalikannya malah harta bendanya sendiri dicuri dan dilarikan seorang cewek oukup karena termakan bujuk rayuan cewek tersebut.

Inilah yang dialami Robinhood Hutasoit (38) warga komplek perumahan PT Milala Tengah Tahap 3 Kecamatan Pancurbatu yang telah kehilangan sepeda motor revo BK 4202 AQ karena dilarikan cewek yang baru saja dikenalnya di Oukup Segar Baru yang terletak di simpang selayang kecamatan Medan Tuntungan Selasa (11/1) sekira pukul 15.00 Wib.

Kepada petugas kepolisian SPK Delitua Robinhood menceritakan bahwa dirinya berniat untuk
membersihkan tubuhnya dengan mendatangi Oukup segar baru, namun selesai mandi Oukup dan bersantai-santai di oukup milik marga tarigan tersebut tiba-tiba dirinya didatangi oleh seorang gadis, keduanya sempat berbicara singkat, kemudian cewek yang baru dikenalnya lantas meminjam sepeda motor revo Robinhood dengan alasan ingin ke kios untuk membeli pulsa.

Karena percaya kepada wanita tersebut maka robinhood memberikan sepeda motornya, namun setelah beberapa jam kepergian cewek tersebut barulah robinhood curiga dan sadar kalau sepeda motornya telah dilarikan cewek tersebut.

"Mau beli pulsa katanya pak, ya saya berikan saja, karena saya pikir tidak lama perginya, ditunggu-ditunggu selama beberapa jam ternyata kretanya ga datang-datang pak, kemudian saya tanya kepada pemilik cafe, katanya cewek tersebut sudah pergi bersama seorang laki-laki" ujar robinhood dengan kesal.

Walaupun sepeda motornya sudah dilarikan cewek tersebut bersama seorang laki-laki tidak membuat dirinya menyerah untuk mencari tahu keberadaan kedua pasangan tersebut, kemudian salah seorang temannya yang melihat sepeda motornya dilarikan langsung melapor ke robinhood bahwa dirinya melihat sepeda motornya dibawa sepasang laki-laki dan wanita ke dalam hotel bukit hijau di jalan djamin ginting.

Namun sesampainya Robinhood ke hotel tersebut dan menanyakan kepada penjaga hotel namun penjaga hotel mengatakan bahwa kedua pasangan tersebut baru saja pergi meninggalkan hotel dan tidak tahu ke arah mana mereka pergi.

Robinhood yang sudah bersusah payah mencari sepeda motor yang baru dikreditkan selama 1 tahun 9 bulan terpaksa pasrah dengan mendatangi polsekta Delitua, Senin (10/1) sekira pukul 12.00 wib dengan harapan sepeda motornya dapat kembali dan pelaku dapat tertangkap. (andalas/stp/BHI)
Sumber: starberita

Polsek Delitua tangkap bandar ganja

Illustrasi

Miliki 5 Am Ganja,Parbetor Gol
Starberita-Delitua, Miliki 5 Am ganja kering seorang penarik becak bermotor (parbetor) Agus Ramadani (31) warga Bunga Kantil Gg Rejeki No.35 Kecamatan Medan Selayang, diringkus sat reskrim Polsekta Delitua,di Jalan Pintu Air IV Senin (10/1) sekira Pukul 16.00 Wib.
Keterangan yang dihimpun andalas, Agus ditangkap sat reskrim Polsekta Delitua,ketika Agus sedang mnyimpan barang haram tersebut di baju jaket Lee yang dikenakanya. Saat dilakukan penggerebekan,Agus tidak dapat berkutik. Namun ketika polisi melakukan pengembangan, tidak jauh dari lokasi penangkapan,Polisi kembali menemukan 1 kilogram ganja kering yang dibungkus dalam plastik asoi. ketika polisi meminta keterangan dari tersangka, agus berdalih jika barang tersebut adalah milik salah satu temanya S (buron). Untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut tersangka kemudian digelandang ke Mapolsekta Delitua bersama barang bukti.


Kapolsekta Delitua Kompol SP Sinulingga melalui Kanit Reskrim AKP S Tarigan ketika dikonfirmasi Selasa (11/1) Membenarkanya. Menurut Tarigan, tersangka akan di jerat pasal 111ayat1 uu no 35 thn 2009.

Istri tersangka, Juliani (21) sempat pingsan dua kali di unit SPK Polsekta Delitua setelah mengetahui suaminya Agus tersangkut masalah Ganja.

"Tidak mungkin suami saya melakukan pekerjaan itu". tutur Juliani sembari tersungkur ke lantai jatuh pingsan. Mengetahui ada keributan kecil, Kapolsek Kompol SP Sinulingga akhirnya keluar dari ruanganya dan memberikan penjelasan kepada Juliani. Setelah mendapat penjelasan dari kapolsek Juliani akhirnya memakluminya dan meninggalkan mapolsek Delitua. (andalas/STP/BHI)

Sabtu, 08 Januari 2011

Wow jambret, Hermansyah warga Lingkungan III Gang Tumiran No.35 Kelurahan Delitua Barat dihakimi masa

Illustrasi
Starberita-Tebingtinggi, Hermansyah (20) warga Lingkungan III Gang Tumiran No.35 Kelurahan Delitua Barat Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli Serdang, digelandang ke Mapolresta Tebingtinggi karena tertangkap menjambret di kawasan Lapangan Merdeka Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi,

Mengutip keterangan sumber di kepolisian setempat, Jum’at (07/01) bahwa tersangka sebelumnya menjambret tas milik korban Srimuliani (32) warga Jalan Kebun PKS Rambutan Kelurahan Tanjung Marulak Tebingtinggi., persis pada Rabu (5/1) malam korban sedang duduk-duduk di kawasan di Lapangan Merdeka Tebingtinggi, tiba-tiba tersangka bersama temannya dengan mengendarai sepeda motor. berhenti di dekat korban, tersangka turun dari boncengan sepeda motor sedang satu orang lagi tetap berada diatas sepeda motornya.

Selanjutnya tersangka mendekati korban dan langsung menjambret tas sandang berwarna coklat milik korban yang berisikan satu buah HP, ATM Bank Sumut, SIM C dan satu buah buku tabungan. Korban yang terkejut langsung berteriak “ jambret “ dan tersangka buru-buru kabur, teriakan korban menjadi perhatian warga yang ada disekitar TKP. Spontan warga mengejar tersangka, dan tersangka berhasil di ciduk warga. Sedangkan temannya yang identitasnya telah di kantongi petugas, kabur dengan sp.motornya Guna mempertanggung jawabkan perbuatannya, tersangka kini mendekam di sel tahanan Mapolres Tebingtinggi sementara kawan pelaku masih dalam pengejaran petugas. (andalas/MET/BHI )
Sumber: starberita

Delitua, Banjir!

Lubukpakam, (Analisa)

Ribuan rumah warga di lima kecamatan di Kabupaten Deliserdang tergenang air hingga mencapai ketinggian empat meter. Banjir akibat hujan lebat yang turun sejak Rabu (5/1) sore hingga Kamis (6/1) dinihari.

Banjir terparah melanda lima desa di Kecamatan Sunggal yaitu Desa Tanjungselamat, Desa Lalang, Desa Payageli, Desa Tanjunggusta dan Desa Sunggal kanan sedang empat kecamatan lain yang dilanda banjir adalah Kecamatan Namorambe, Hamparanperak, Delitua dan Sibirubiru.

Banjir juga menimbulkan longsor di 11 titik di jalan menuju Desa Sarilaba Kecamatan Sibirubiru yang mengakibatkan dua rumah warga tertimbun tanah longsor namun tidak ada korban jiwa.

Camat Sunggal Drs Sariguna Tanjung, MSi saat dihubungi, Kamis (6/1) mengatakan 250 unit rumah di komplek Perumahan Flamboyan Desa Tanjung Selamat yang 50 unit telah ada penghuninya terendam air hingga mencapai ketinggian empat meter akibat tanggul yang ada di kawasan itu jebol.

Sedang di Desa Lalang tercatat 1545 rumah,di Desa Payageli 840 rumah, di Desa Tanjung Gusta 520 rumah dan di Desa Sunggalkanan 23 rumah terendam air.

Begitu mengetahui terjadinya banjir,pihak kecamatan dan instansi terkait langsung melakukan pemantauan sekaligus membangun Posko Kesehatan dan dapur umum serta memberi bantuan kepada warga korban banjir.

Sementara warga yang rumahnya kebanjiran terlihat sibuk mengamankan harta bendanya dan mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi maupun ke rumah famili terdekat.

Bupati Deliserdang Drs H Amri Tambunan begitu mendapat laporan banjir di lima kecamatan itu langsung memerintahkan Kadis Sosial Drs Josia Gurusinga untuk melakukan pendataan sekaligus mempersiapkan penyaluran bantuan untuk korban banjir.

Kadis Sosial Drs Josia Gurusinga saat dikonfirmasi mengatakan bantuan yang disalurkan kepada korban banjir berupa beras, mie instan dan bahan makanan lainnya.

Sementara Asisten II Setdakab Drs Agus MSi juga melakukan peninjauan ke lokasi bencana banjir sekaligus mendata jumlah korban banjir.

Khawatir

Meski banjir sudah surut, namun tidak sedikit penduduk di sekitar bantaran Sungai Belawan dan Sungai Krio di Desa Paya Geli dan Sunggal Kanan Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, mengaku cemas akan datangnya banjir bandang susulan.

Kekhawatiran ini dipicu oleh mendung yang menggelayuti Kota Medan dan sekitarnya, terutama sepanjang Kamis (6/1) sore.

Mereka khawatir hujan kembali mengguyur hulu sungai sehingga bisa menimbulkan banjir bandang seperti yang terjadi sepanjang kemarin dinihari hingga siang.

Beberapa warga yang dihubungi Analisa secara terpisah, kemarin, menyatakan, meski hujan juga turun di wilayah mereka, termasuk Medan dan sekitarnya, tetapi ini dianggap bukan penyebab utama terjadinya banjir kemarin.

Mereka meyakini, banjir yang terjadi kemarin lebih disebabkan hujan yang turun di bagian hulu sungai sepanjang Rabu (5/1) sore hingga Kamis malam. Keyakinan ini juga berdasarkan pengalaman selama ini. Tidak jarang baik Sungai Belawan maupun Sungai Krio meluap akibat hujan di hulu sungai.

Kemarin siang, banjir yang melanda beberapa desa di Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, sudah surut. Meski masih tampak tinggi, tapi permukaan air Sungai Belawan dan Sungai Krio sudah di bawah bibir sungai.

Ratusan korban banjir di Paya Geli dan Sunggal Kanan Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, sampai kemarin petang masih terlihat membersihkan rumah masing-masing dari air dan lumpur sisa banjir. Sebagian harta benda, terutama perkakas dapur, tempat tidur dan kasur masih terlihat di luar.

Selain itu, sebagian penduduk Paya Geli, juga mendirikan dapur umum di sekitar perumahan Lalang Greenland. Sementara penduduk Desa Sunggal Kanan membuka posko korban banjir. Mereka juga meminta sumbangan kepada masyarakat yang melintas di Jalan Sunggal Kanan.

Berdasarkan pantauan, wilayah paling luas dihantam banjir bandang adalah Desa Paya Geli. Di desa ini, ratusan rumah penduduk terendam banjir antara setengah hingga satu meter. Pemukiman penduduk ini berada di bantaran antara dua sungai, yakni Sungai Belawan dan Sungai Krio.

Sementara, kerusakan lebih berat menimpa pemukiman di bantaran Sungai Belawan di Sunggal Medan. Beberapa bangunan, seperti lokasi hiburan yang dibangun dari atap nipah dan bahan kayu, hanyut dibawa banjir. Sebagian pagar lokasi hiburan yang terbuat dari beton juga tumbang dihantam air.

Transportasi terputus

Banjir yang terjadi kemarin juga sempat membuat arus transportasi antara Kota Medan dan beberapa desa di Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, terputus, sebellum akhirnya pulih kembali pada siang hari.

Arus transportasi beberapa desa di Kecamatan Sunggal, seperti Desa Paya Geli, Medan Krio, Sunggal Kanan, dan Sukamaju, sempat terputus total setelah Sungai Belawan, Medan dan Sungai Krio meluap hingga ke ruas Jalan Sei Mencirim dan Jalan Sunggal Kanan.

Ketinggian air di Jalan Desa Mencirim, tepatnya di sekitar perumahan Lalang Greenland Desa Paya Geli, Kamis pagi sekitar pukul 08.30 WIB mencapai pinggang orang dewasa, atau sekitar 75 cm. Diperkirakan air mulai merendam badan jalan ini sekitar pukul enam pagi.

Akibatnya, kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat tidak berani melintas. Warga sekitar lokasi banjir ini juga memblokir jalan dengan menempatkan bangku-bangku panjang di tengah jalan.

Pemblokiran ini untuk mencegah pengendara melintas karena ketinggian air dianggap cukup berbahaya untuk dilintasi.

Sementara, menurut beberapa warga, luapan banjir Sungai Belawan sudah memutuskan jalur transportasi antara Sunggal (Medan) dengan Desa Sunggal Kanan (Deli Serdang) sejak pukul 04.00 WIB. Air sudah melimpas ke permukiman penduduk di sepanjang bantaran (Daerah Aliran Sungai) dengan ketinggian mencapai hampir satu meter.

Akibat terputusnya jalur transportasi ini, para komuter (pekerja dan pelajar ulang-alik ke Medan) gagal berangkat ke tempat bekerja dan sekolah masing-masing.

Penduduk Paya Pasir, Benny, menyatakan, dia gagal ke tempatnya bekerja meski sudah siap berangkat sejak pagi sebagaimana biasanya. Ini karena baik jalur transportasi utama yang biasa dilaluinya, yaitu Jalan Sei Mencirim dan jalur alternatif (Jalan Sunggal Kanan/PAM Sunggal) tidak bisa dilintasi.

Meski demikian, tetap ada warga yang nekad melintasi Jalan Sei Mencirim, baik untuk bekerja maupun bersekolah. Mereka umumnya mendorong sepedamotornya untuk melintasi banjir bandang ini. Tetapi, tidak sedikit pula sepeda motor yang akhirnya mogok di tengah banjir akibat aksi nekad tersebut.

Dampak lain dari terputusnya arus transportasi ini, ratusan masyarakat, terutama pelajar dari semua jenjang pendidikan—mulai SD hingga SMA—terpaksa berjalan kaki menuju sekolah masing-masing. Pemandangan ini antara lain terlihat di sepanjang ruas Jalan Sei Mencirim di Desa Sukamaju, Medan Krio, dan Paya Geli.

Salah seorang warga korban banjir, Wahidin, yang juga Ketua PMK Medan Sunggal menyebutkan, warga korban banjir sangat membutuhkan posko kesehatan, selain posko bantuan lainnya, untuk mengantisipasi merebaknya penyakit pascabanjir. Di Perumahan BKN Jalan TB.

Simatupang, warganya meminta kepada pihak BKN untuk segera membangun kembali tanggul yang jebol di belakang gedung tersebut dan menggenangi seluruh rumah di komplek tersebut. Di Desa Payageli, akses Jalan Sei Mencirim sepanjang beberapa kilometer tidak dapat dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua hingga siang hari.

Ketinggian air menurut warga saat air Sungai Belawan meluap mencapai dada orang dewasa dengan arus yang cukup deras. Arus lalu lintas dari Medan tujuan Binjai maupun sebaliknya putus total paginya dan mulai agak lancar siang hari. Polisi lalu lintas dibantu warga terus melakukan pengaturan guna menjaga agar kemacatan dapat dihindari.

Hingga Kamis (6/1) petang, bantuan terus berdatangan guna meringankan penderitaan para korban banjir. Ini merupakan peristiwa banjir kedua kalinya. Tahun 2001 lalu, banjir yang melanda desa yang sama dan terjadi saat warga tertidur menewaskan belasan orang. (sk/gas/wan)
Sumber: analisadaily

Banjir penduduk Gg. Sejarah Meninggal

Gg. Sejarah Delitua
Medan, (Analisa)

Wagubsu H Gatot Pujo Nugroho ST memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk membuat posko bantuan di sejumlah lokasi guna memudahkan pemberian bantuan kepada masyarakat yang menjadi korban banjir.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Bulog agar dapat mendistribusikan bahan makanan ke berbagai lokasi banjir, kata Gatot usia meninjau pusat kanal pengendali banjir di kawasan Medan Johor, Kamis (6/1), terkait banjir yang menggenangi ribuan rumah di Kota Medan.

Wakil Ketua Komisi A DPRDSU Sonny Firdaus, SH turun langsung meninjau beberapa lokasi banjir yang melanda kota Medan, Kamis (6/1 ). Sonny yang didampingi Bendahara PMI Sumut, Ir. Tomi Wistan turun langsung ke beberapa titik banjir yang cukup parah.

Rombongan meninjau langsung mulai dari basement di kompleks perumahan Multatuli, areal parkir Rumah Sakit Martha Friska, dan diakhiri di Jalan Brigjen Katamso Gang Merdeka Medan.

Di titik terakhir yang dikunjungi rombongan, Sonny Firdaus menyatakan keprihatinannya atas bencana banjir tersebut. Pasalnya hingga pukul 12 siang dia berada di lokasi bencana, tidak terlihat petugas dari Dinas Sosial maupun Dinas Kesehatan Kota Medan. Padahal titik banjir di Sei Mati merupakan salah satu titik yang paling parah dan tinggi air mencapai 4 m.

"Untunglah ada PMI Sumut yang cukup tanggap dan responsif melakukan evakuasi warga" ujar Sonny. Sementara itu Kepala Bidang Penanggulangan Bencana PMI Sumut Dr. John Rider Purba yang telah berada di lokasi sejak tengah malam menyatakan pihaknya telah menurunkan ratusan relawan PMI yang dilengkapi dengan ambulans dan tim medis di beberapa titik rawan bencana banjir.

Sonny mengatakan pihaknya akan meminta agar perusahaan perusahaan melalui program CSR mereka dapat turun dan mengirimkan bantuan secepatnya agar warga tidak sampai kekurangan bahan makanan maupun kebutuhan sehari-hari. Selain itu Sonny juga meminta agar Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan agar lebih tanggap dan cepat mengatasi korban banjir tersebut.

Sementara pascabanjir yang menyebabkan ribuan rumah masyarakat di bantaran sungai Deli dan Babura meluap, warga mengambil inisiatif meminta sumbangan sukarela. Seperti terlihat di sepanjang Jalan Brigjen Katamso, puluhan masyarakat dalam kondisi tubuh basah kuyup membuat kotak sumbangan dari bekas kardus minuman mineral.

"Pak, tolong bantuan sekadarnya untuk kami yang sedang kebanjiran," kata seorang pemuda di depan gang Alfajar, Medan, Kamis (6/1) sekira pukul 09.00 WIB, seraya mengulurkan kotak kardus kepada pengguna jalan raya.

Menurutnya, inisiatif seperti ini dilakukan masyarakat sekadar untuk meringankan beban korban banjir. "Uang yang terkumpul nanti akan dimanfaatkan untuk membeli sembako. Sebab direncanakan masyarakat juga akan membuat dapur umum di sekitar lokasi banjir," terang Hafni (25) penduduk Jalan Brigjen Katamso gang Merdeka, Medan.

Hal serupa juga terlihat di kawasan Kampung Anggrung, Medan. Beberapa pria remaja dan dewasa melakukan hal yang sama.

Pemandangan lain terlihat tumpukan peralatan dapur dan gundukan pakaian di beberapa titik. Diperkirakan barang-barang tersebut milik korban banjir yang berhasil diselamatkan. Untuk mengantisipasi tindak pencurian, barang-barang itu diawasi salah seorang pihak keluarga. Selain itu, personil Kepolisian dibantu Dishub, TNI dan Palang Merah Indonesia (PMI) juga bersiaga mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi.

Akibat banjir tersebut, sempat beredar isu sejumlah orang tewas, di antaranya di Jalan Brigjen Katamso gang Merdeka dan gang Sejarah, Delitua.

Kasubid Dokliput Polda Sumut AKBP MP Nainggolan yang dikonfirmasi isu tersebut membantahnya. "Berdasarkan laporan yang diterima, tak ada korban jiwa dalam peristiwa banjir itu," tegas Nainggolan.

Penegasan senada juga disebutkan Kapolsek Medan Kota, Kompol Sandy Sinurat, SiK. Menurutnya, isu adanya korban jiwa di gang Merdeka tak benar. "Laporan yang kita terima, tak ada korban jiwa. Hanya beberapa atap rumah yang hanyut," jelas Sandy.

Puluhan Mobil Terendam

Di lokasi lain, akibat banjir juga menyebabkan puluhan mobil yang parkir di basement salah satu bangunan di Jalan Multatuli, Kamis (6/1) tenggelam, setelah dinding bagian belakang gedung jebol akibat hantaman arus Sungai Deli.

Rusman, seorang sekuriti mengungkapkan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB ditandai dengan suara runtuhan dinding. Ketika itu arus air yang tengah meluap akibat hujan deras langsung masuk ke bagian basement hingga merendam puluhan mobil yang sedang terparkir.

"Banyak juga orang di dalam basement, semuanya berhamburan keluar," kata Rusman.

Menurut Rusman, di antara puluhan mobil itu terdapat tujuh unit mobil perusahaan rekanan pengantar uang ke bank. Namun belum bisa dipastikan apakah tujuh unit mobil itu berisi muatan uang.

Nasdem

Dewan Pimpinan Daerah Nasional Demokrat (DPD Nasdem) Sumatera Utara menyalurkan bantuan kepada korban banjir di Medan, utamanya di kawasan Jalan Brigjen Katamso Medan. Bantuan berupa beras, mi instant dan air mineral diserahkan Ketua Nasdem Medan Anel Siagian yang juga didampingi H Tun Hidayat selaku Tim Resque, Kamis (6/1).

Demikian dikatakan Ketua DPD Nasdem Sumut H Ali Umri SH MKn di Vip Room Bandara Polonia sebelum bertolak ke Jakarta untuk menghadiri Rapat Terbatas Nasdem di Hotel Serathon. Menurutnya, bantuan yang diberikan tersebut merupakan bantuan emergency saat musibah banjir terjadi.

"Nasdem masih akan terus memberikan bantuan kepada para korban banjir di kawasan Medan dan sekitarnya. Bantuan apa yang akan diberikan nantinya tergantung para pengurus Nasdem Sumut dan Kota Medan serta Tim Resque lainnya, yang saat ini masih melakukan monitoring di lapangan," ujar Ali Umri mantan Walikota Binjai.

Selain bantuan mi instant, beras dan air mineral, kata Ali Umri, pihaknya juga telah menurunkan bantuan perahu karet, dan ambulan yang disiagakan di lapangan. "Selain itu, Nasdem juga telah menyalurkan sebanyak 150 nasi bungkus ke kawasan Kampung Baru," tambahnya. (hen/ir/msm)
Sumber: analisadaily

Rabu, 05 Januari 2011

RS Sembiring terima pasien terlalu banyak minuman keras dan meninggal

Sibolangit, (Analisa)Tiga warga Desa Buluhawar Kecamatan Sibolangit, Deliserdang, meninggal dunia. Ketiganya tewas diduga akibat minuman keras (miras), Sabtu (31/12) malam lalu.

Ketiga korban, Liston Tarigan (47), Sentosa Bukit (47) Dalan Nggit Bukit (45).

Informasi di Polsek Pancurbatu menyebutkan, ketiga korban bersama beberapa temannya malam itu sedang merayakan pergantian tahun 2010 ke tahun 2011. Mereka bergembira ria sambil menenggak minumman keras di Desa Buluhawar.

Karena terlalu banyak meminum minuman keras itu, menyebabkan perut mereka tiba-tiba terasa sakit. Keesokan harinya, dua di antaranya dibawa keluarganya berobat ke Rumah Sakit Bina Kasih Sunggal dan seorang lagi dibawa berobat ke RS Sembiring di Delitua yang sebelumnya sempat berobat di Klinik di Bandar Baru.

Liston Tarigan dan Sentosa Bukit meninggal dunia di rumah sakit Bina Kasih, Senin (3/1) pukul 09.00 WIB. Sedang Dalan Nggit Bukit meninggal dunia di RS Sembiring di Delitua, Selasa (4/1).

Ketiga korban dibawa ke rumah duka masing-masing di Desa Buluhawar Sibolangit untuk dikebumikan di Buluhawar, setelah upacara adat dan agama.

Kapolsek Pancur Batu Kompol JK Tampubolon SH didampingi Kanit Reskrim AKP Paidir Chaniago SH kepada wartawan membenarkan kejadian tiga warga Desa Buluhawar meninggal dunia diduga akibat terlalu banyak meminum minuman keras.

JK Tampubolon menjelaskan, ketiga korban sudah mendapat visum luar di rumah sakit masing-masing. Barang bukti sudah diamankan di Mapolsek Pancurbatu dan sejumlah saksi juga sudah dimintai keterangannya.

Istri para korban dijadikan saksi dan sudah diperiksa. Riamin br Sirait istri dari Dalan Nggit Bukit dan sudah membuat keterangan didampingi Kades Buluh Awar, Obet Bukit. Mereka menyatakan tidak keberatan atas meninggalnya suaminya yang diduga terlalu banyak meminum minuman keras.

Camat Sibolangit Tuah Malem Tarigan, SH ketika dikonfirmasi wartawan Analisa melalui telefon seluarnya, Selasa (4/1) siang membenarkan ketiga warganya meninggal dunia diduga akibat meminum minuman keras berlebihan.

"Informasi itu, saya peroleh dari Kepala Desa Buluhawar Obet Bkit yang sempat membesuk korban saat berada di rumahsakit," ungkap Camat Sibolangit. (dr)
Sumber: analisadaily


Tiga Tewas Usai Pesta Miras.
Wednesday, 05 January 2011 06:39 Tiga warga Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Deliserdang tewas, saat merayakan pergantian tahun dengan pesta minuman keras. Salah seorang korban Dalan Nggit Bukit (27) tewas dalam perawatan tim medis di RS Sembiring Delitua, Selasa (4/1) pukul 14.00 WIB. Dua korban lain Liston Tarigan (47) dan Sentosa Bukit (47) menghembuskan nafas terakhir setelah dua hari dirawat di RS Bina Kasih Sunggal, sehari sebelumnya.

Keterangan diperoleh, jelang Sabtu (1/1) dinihari ketiganya merayakan pergantian tahun dengan menggelar pesta minuman beralkohol di kampung mereka, Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Deliserdang. Keesokan harinya, ketiganya merasa sakit di bagian perut diduga akibat kebanyakan menenggak minuman keras.

Karena kondisinya kritis, korban secara terpisah dibawa berobat oleh keluarga masing-masing ke rumah sakit. Liston dan Sentosa dibawa ke RS Bina Kasih, Sunggal, sementara Dalan dibawa ke RS Sembiring Delitua.

Dalan sempat mengeluh sakit di bagian dada, kemudian keluarga membawanya berobat ke Klinik di Bandar Baru. Karena sakitnya tak kunjung sembuh, Dalan dirujuk ke RS Sembiring, Delitua. Namun sekitar pukul 14.00 WIB Dalan menghembuskan nafas terakhir, menyusul Liston dan Sentosa yang meninggal duluan di RS Bina Kasih.

Kini ketiga jenazah korban dibawa ke rumah duka masing-masing untuk disemayamkan.

Kapolsek Pancurbatu Kompol JK Tampubolon membenarkan insiden pesta miras menelan tiga korban jiwa. Menurut keterangan, para korban menenggak minuman keras bukan hanya di satu tempat melainkan di berbagai tempat di desanya. Dan korban diduga kerap menenggak minuman beralkohol.

"Mereka murni meminum alkohol, biasa kan perayaan tahun baru diwarnai dengan minum-minum, tapi mereka berlebihan, makanya bisa meninggal," ujarnya.

Keterangan lain menyebutkan, ketiga korban menjalin pertemuan setelah salah satu teman mereka yang dari Pekanbaru tiba di Pancubatu, ditawari akan bersnag-senag, merekapun sepakat meminum minuman jenis anggur dari 31 Desember hingga 2 Januari lalu.

Dari lokasi pesta miras, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, diantaranya botol minuman anggur beralkohol. Polisi juga minta keterangan sejumlah saksi. Salah satunya, Riamin br Sirait istri Ngit Bukit didampingi Kades Buluh Awar,Obet Bukit.
Edward| Global | Medan
Sumber:  harian-global

Senin, 03 Januari 2011

Perayaan Natal Paroki St Yosef Delitua Penuh Sukacita

Delitua, (Analisa)

Ribuan umat Katholik Paroki St Yosef Delitua Kabupaten Deliserdang menghadiri perayaan Natal Oikumene menampilkan pengkhotbah Uskup Agung Medan Mgr Dr AB Sinaga dirangkai dengan Lomba Paduan Suara Gerejani (LPSG) yang dibuka Bupati Deliserdang Drs H Amri Tambunan dengan pemukulan gong di Wisma Deli Persada Delitua,Rabu (29/12) sore.

Perayaan Natal Oikumene mengambil thema "Kelahiran Yesus merupakan pernyataan cinta Allah terhadap manusia" dan sub thema "Marilah kita bagikan cinta Allah terhadap sesama".

Kegiatan dimeriahkan artis ibukota Tio Panta Pinem serta hadir pula anggota DPD-RI Parlindungan Purba,mewakili Gubsu Staf Ahli Gubernur Bidang Pertanahan dan Aset Alexius Purba, Ketua DPRD Sumut H Saleh Bangun,Ketua DPRD Deliserdang Hj Fatmawati, Muspida Deliserdang, sejumlah pimpinan SKPD dan Camat Delitua Edy Yusuf,MSi beserta Muspika.

Bupati Drs H Amri Tambunan mengatakan kehadiran ribuan umat Katholik pada perayaan Natal ini menunjukkan kuatnya rasa kebersamaan serta menunjukkan jati diri sebagai umat yang memiliki keimanan dan taat terhadap ajaran agama.

Sebagai umat yang berbangsa dan bernegara kita tentu senantiasa menghadapi berbagai tantangan dan cobaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan yang hanya bisa dicapai dengan adanya rasa kebersamaan.

Bahkan tidak akan ada canda ria dan kegembiraan bila umat tidak memiliki tekad yang sama dalam hati sesuai dengan tuntunan ajaran agama termasuk menjaga sikap dan tutur sapa.

Untuk itu,kepada seluruh umat diajak untuk terus memperkokoh rasa kebersamaan dan saling menyayangi agar dapat menjadi kekuatan dalam kehidupan untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks ke depan,kata Bupati Drs H Amri Tambunan.

Uskup Agung Medan Mgr Dr AB Sinaga dalam khotbahnya mengajak seluruh umat yang hadir untuk mendukung program pemerintah agar ke depan dapat hidup dalam suasana yang lebih harmonis dan sejahtera.

Ketua Pelaksana Drs Johannes Sembiring melaporkan kegiatan diawali dengan misa dipimpin Uskup Agung Medan diikuti 7000 umat Katholik dan sebagai tanda kebesaran hati panitia, dipakaikan ulos kepada yang mewakili Gubsu,Bupati Deliserdang, Ketua DPRD Sumut dan Ketua DPRD Deliserdang. (sk)
Sumber: analisadaily

Minggu, 02 Januari 2011

RS Sembiring terima korban hanyut dari Namorambe

Bekas Galian C di Namorambe Telan Dua Korban Jiwa Minggu, 02 Januari 2011 21:28

Starberita-Namorambe, Setelah dua bocah cilik, Aprianita br Ginting (10) dan Muliadi Ginting (9) tewas di bekas galian C di Desa Kwala Lau Bicik, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Jumat 22 Oktober 2010 yang lalu, peristiwa yang sama kembali terjadi, Minggu (02/11).Dua abang beradik tewas di bekas galian c tersebut.

Lokasi bekas galian C milik salah seorang pengusaha di alur sungai Tani/Deli di kawasan Desa Namo Landur, Kecamatan Namorambe, Deli Serdang, di hari pertama 2011 juga mengambil dua korban jiwa. Sitor Lumbantobing (27) dan adiknya Laura Efrida br Lumbantobing (22) warga Jalan Binjai KM 14,2 Sumber Melati Diski, Kecamatan Sunggal Deli Serdang tewas di bekas lokasi galian berkedalaman 8 meter.

Laura Efrida ditemukan mengapung sekira pukul 20.00 WIB sekitar 15 meter ke hilir dari lokasi tenggelamnya korban. Saat ditemukan, korban yang sudah bekerja di salah satu bank swasta di Medan ini tidak bernyawa lagi. Sedangkan Sitor Lumbantobing ditemukan sekitar 1 kilometer ke hilir sungai persisnya di sekitar komplek SMA Negeri 1 Namorambe, kawasan Desa Jati Kesuma, Minggu (2/1) sekira pukul 11.30 WIB. Sebelum korban disemayamkan di rumah duka, terlebih dahulu dibawa ke RSU Sembiring Delitua untuk keperluan visum et-repertum sebagai bahan pengusutan Polsek Namorambe. Pada saat dilakukan pencarian terhadap korban, turun ke lokasi kejadian antara lain Camat Namorambe Hendra Wijaya, Kapolsek Namorambe AKP SH Karo- Karo beserta Kanit Reskrim Iptu M.Yunus Tarigan.

Menurut keterangan salah seorang adik sepupu korban Andi (15) ketika di konfirmasi andalas di Rumah Sakit Sembiring Minggu (2/12) sekira pukul 3 sore, mereka serombongan dengan menumpang dua mobil pribadi tiba di lokasi pemandian kawasan Desa Namo Landur, Namorambe. Kedua korban juga ikut dalam rombongan, karena memang semua peserta yang jumlahnya belasan orang masih punya pertalian keluarga. Tujuan mereka ke Namorambe untuk berlibur dalam suasana tahun baru.

Sesampai di lokasi pemandian alam, rombongan mandi-mandi untuk menghilangkan rasa pengab dalam perjalanan. Namun baru berkisar sepuluh menit mandi-mandi, Laura Efrida Lumbantobing terperosok ke lubuk bekas galian C berkedalaman 8 meter di alur sungai. Melihat Laura terperosok sambil minta tolong, Sitor Lumbantobing selaku abangnya segera memberikan pertolongan. Namun belum sempat Laura ditolong, Sitor juga ikut terperosok dan akhirnya tenggelam di lubuk yang sama hingga keduanya hilang ditelan sungai.

Keluarga yang ikut dalam rombongan segera melakukan pencarian terhadap kedua korban sekaligus memberitahukannya kepada warga di sekitar lokasi kejadian. Sejumlah petugas dari Polsek Namorambe, Polres Deli Serdang yang dilapori segera turun ke lokasi kejadian guna memberikan bantuan pencarian terhadap korban. Setelah dilakukan pencarian, sekitar 3 jam kemudian tepatnya sekira pukul 8 malam, Laura Efrida Lumbantobing menyembul di permukaan air.

Keluarga yang turut melakukan pencarian segera mendekat ingin tahu bagaimana keadaan korban. Begitu mengetahui korban sudah meninggal, jerit tangis keluarga korban seketika memecah ketegangan yang menghantui orang- orang yang melakukan pencarian.

Meski Laurua sudah ditemukan, pencarian terhadap Sitor Lumbantobing, abang Laura kembali diteruskan. Namun pada malam itu pencarian terpaksa dihentikan setelah lewat tengah malam karena air sungai mulai meluap. Pagi harinya, Minggu (2/1) kembali dilakukan.

Sekira pukul 08.00 WIB Tim Badan SAR Nasional Kantor Besar Medan tiba di lokasi pencarian. Pencarian dipusatkan di lubuk sungai bekas pengorekan galian C karena diyakini bahwa korban masih berada di
lubuk tersebut.

Pada saat dilakukan pencarian, Kepala Desa Jati Kesuma Panggung Wasito, tampak berperan aktif bantuan Tim Basarnas yang pada pagi itu sudah ikut melakukan pencarian terhadap korban. Setelah 18 jam lebih sejak hilang, korban Sitor akhirnya ditemukan sekitar 1 kilometer ke hilir sungai. Saat ditemukan, posisi korban tidak mengenakan baju dan seolah mendekab batu besar di tengah sungai dengan kedua kakinya tersangkut di celah-celah batu. Tim Basarnas dibantu warga setempat segera memberikan pertolongan dengan membawa korban ke tepi sungai. Selanjutnya korban yang mengalami luka-luka akibat benturan batu saat hanyut, dibawa polisi ke RSU Sembiring Delitua untuk divisum. (andalas/stp/BHI).
Sumber : starberita