Jumat, 26 November 2010

Diduga pembunuh Jumanto di pos penjagaan rumah milik Deni Ilham Penggabean dilepaskan

Sumber: hariansumutpos

Polsek Delitua usut pembunuhan di rumah milik mantan ketua DPRD Medan

Tak Terbukti, Dimas Dilepas
MEDAN- Dimas alias Eko (20), warga Jalan Eka Bakti, Medan Johor, yang sempat diperiksa polisi, karena dicurigai memiliki hubungan dengan korban Jumanto akhirnya dipulangkan polisi karena tidak terbukti terlibat melakukan pembunuhan.

“Teman spesial korban (Dimas alias Eko, Red) sudah kita periksa dan kita pulangkan. Dari hasil pemeriksaan dia tidak terbukti,” ujar Kanit Reskrim Polsek Delitua, Iptu Simon Sembiring, Kamis (25/11).

Lantas, siapa pelakunya? “Masih dalam proses penyelidikan,” sambung Kapolsekta Delitua, SP Sinulingga singkat.
Hingga kemarin (25/11), polisi sudah memeriksa 10 orang saksi di antaranya, keluarga korban, tetangga di sebelah lokasi kejadian dan teman-teman korban. Namun, dari hasil pemeriksaan tidak ada satu pun yang menunjukkan titik terang siapa pelakunya.

Illustrasi (Inset)
Sedangkan pihak keluarga korban meminta kepada polisi untuk segera menangkap pelaku.

“ Kami minta kinerja kepolisian serius menangani kasus pembunuhan tersebut, kami pun sudah lelah bolak-balik ditanyai oleh polisi yang tidak ada menemukan titik terang,” beber Suryani, kakak kandung korban.
Sekadar diketahui, Jumanto tewas dengan 35 tusukan dan ditemukan di dalam kamar pos penjagaan rumah milik Deni Ilham Penggabean di Jalan Eka Warni No 31 A, Lingkungan III. (mag-1)

Kamis, 25 November 2010

Wanita karyawati IndoMart Delitua ditahan di Polsek Delitua diantara 18 tahanan pria lainnya

Indomaret Deli Tua Kecewakan Ayah Mantan Karyawatinya
Kamis, 25 November 2010 09:19
Illustrasi (inset)
Starberita - Medan, Terkait penahanan karyawati Indomaret berinisial CY (17) yang ditahanan Polsek Deli Tua, Amir ayah CY menyayangkan sikap pihak Indomaret yang tidak mau melakukan negoisasi secara kekeluargaan.
Ditemui Starberita, Rabu (24/11), di Kantor Polsek Delitua dengan raut wajah bersedih ayah CY menuturkan bahwa dirinya sudah dua kali mendatangi pihak managemen Indomaret Deli Tua guna menarik tuntutan mereka atas anaknya. Namun pihak Indomaret tetap berkeras untuk memenjarakan CY mantan kasir mereka tersebut.

"Tega kali Indomaret itu terhadap anak saya, sudah 2 kali saya ke sana tapi mereka tetap tidak mau menyelesaikannya secara kekeluargaan," ucap ayah CY dengan nada sedih.

Sementara itu di sel tahanan Polsek Deli Tua, hanya CY satu-satunya wanita yang berada di tempat tersebut walaupun di pisahkan dari 18 tahanan pria lainnya. Menurut ayah CY, kondisi ini tidak setimpal dengan perbuatan anaknya, yang hanya menggelapkan uang sekira Rp200 ribuan namun harus mendekam di sel tahanan yang kumuh. (AND/RIS)
Sumber: starberita

Rabu, 24 November 2010

Polsek Delitua usut pembunuhan di rumah milik mantan ketua DPRD Medan

Diduga Dirampok, Penjaga Rumah H Denni Ilham Panggabean Ditemukan Tewas Dengan 18 Tikaman di Gedung Johor

* HP Baru dan Dompet Berisi Sejumlah Uang Raib

Delitua (SIB)
Sungguh malang nasib, Jumanto alias Anto (24) warga Jl Karya Jaya, Gg Eka Jaya I, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor ini. Ia ditemukan bersimbah darah dengan kondisi luka pada mata sebelah kanan, leher hampir putus, dan sekitar 18 tikaman senjata tajam di sekujur tubuh, Selasa (23/11) sekira pukul 00.10 WIB di Pos Satpam rumah milik mantan ketua DPRD Medan, H Denni Ilham Panggabean, Jl Eka Warni II, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor. Belum diketahui pasti motif kematian korban, namun kuat dugaan korban sebelumnya dirampok. HP jenis Hi Touch milik korban yang baru sebulan dibelinya serta dompet berisi uang ratusan ribu rupiah raib.
Keterangan yang dihimpun wartawan menyebutkan korban pertama kali ditemukan oleh kakaknya, Rina (36) dan Mian (42) abang iparnya yang sebelumnya menerima SMS dari korban yang menyebutkan dirinya telah dibunuh. ” Sekitar pukul 12 malam kurang, aku dihubunginya lewat SMS yang mengatakan dirinya telah dibunuh, ” kata Rina dengan nada sedih.
Mendapat pesan tersebut Rina dan Mian kemudian mendatangi tempat kerja korban di lokasi kejadian tepatnya di Pos Satpam rumah milik H Denni Ilham Panggabean. Sesampainya di lokasi kejadian, alangkah terkejutnya Rina dan Mian ketika melihat korban telah bersimbah darah dengan kondisi mengenaskan. Posisi tubuh miring sembari memegang HP tergeletak di kasur yang ada di dalam kamar pos Satpam tersebut. Rina dan Mian yang melihat langsung menjerit histeris dan memberitahukannya ke warga sekitar. Warga yang mengetahui kejadian mendatangi lokasi kejadian sembari memberikan pertolongan dan membawa korban ke RS Mitra Sejati, Medan untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun, setelah sekitar satu jam setengah mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU, korban akhirnya tewas. Jenazah korban dibawa ke RSUP H Adam Malik Medan guna diotopsi dan selanjutnya dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan.
Kakak korban, Rina, yang dijumpai wartawan di lokasi kejadian, Selasa (23/11) sekira pukul 12.00 WIB menyebutkan, sangat terpukul dengan kepergian korban yang dikenal rajin dan ramah tersebut. ” Dia tinggal di sini bersama saya dan sering membantu membersihkan kebun dan ruangan di dalam rumah itu. Sebelum kejadian sekitar pukul 17.00 WIB memang ada temannya seorang lelaki yang datang mencari dia. Namun karena korban belum pulang, temannya itu pun kembali pulang. Lebih lanjut menurut Rina, berdasarkan keterangan dari tetangganya, malam itu sebelum kejadian ada suara lelaki yang memanggil-manggil nama adiknya tersebut. Tidak lama kemudian, peristiwa itupun terjadi, ” kata Rina sembari mengatakan HP milik korban ada dua, namun HP jenis Hi Touch yang baru sebulan dibeli korban dan dompet berisikan sejumlah uang ikut hilang.
Pantauan wartawan di TKP, kamar yang ada di Pos Satpam tempat korban pertama kali ditemukan telah dipasang police line, dan polisi melakukan proses identifikasi serta memeriksa saksi-saksi untuk mengusut kasus kematian korban. Mendapat laporan kejadian tersebut, Kanit Jahtranras Poldasu, Kompol Gideon Setiawan SIK didampingi anggota langsung terjun ke lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan.
Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga melalui Kanit Reskrim Iptu Semion Sembiring saat dikonfirmasi wartawan di lokasi kejadian menyebutkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. “Kita masih memeriksa saksi-saksi untuk kemudian melakukan pengembangan guna mengungkap pelaku yang menyebabkan kematian korban,” terang Kanit Reskrim.
Informasi lain yang diperoleh wartawan dari warga sekitar menyebutkan, korban merupakan anak yang baik dan agak sedikit tertutup. “Dia sering naik sepeda namun kadang-kadang naik sepedamotor milik keponakannya,” ucap salah seorang warga sembari mengatakan sekitar 10 hari belakangan ini, korban sering bersama seorang pria bertubuh tegap yang mengendarai mobil. (BSK/ r)
Sumber: hariansib


Penjaga Rumah Denni Panggabean Dibunuh
MEDAN (Berita): Jumanto alias Anto ,30, warga Jalan Ekawarni I Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor, Selasa (23/11) dinihari ditemukan tewas dibunuh di rumah Denni Ilham Panggabean, anggota DPRD Medan dari Partai Demokrat di Jalan Eka Warni No 31-A Medan Johor.

Informasi yang diperoleh di lokasi kejadian menyebutkan, korban ditemukan warga di dalam pos penjagaan rumah Denni Ilham Panggabean sekira pk 00:10. Jufri, salah seorang warga mengatakan, pada malam itu dirinya sempat mendengar suara teriakan minta tolong dari kakak korban bernama Sri Wahyuni.

Mendengar teriakan tersebut, Jufri dan kawan-kawannya yang berada di warung kopi berhamburan menuju tempat kejadian dan menyaksikan Jumanto alias Anto dalam kondisi kritis akibat luka tusukan sedikitnya 17 liang. ‘Saat itu, saya melihat leher korban berdarah dan biji matanya nyaris keluar. Kemudian korban segera diboyong ke rumah sakit Mitra Sejati,’ jelas Jufri. Karena kondisi korban yang semakin kritis, Juamnto alias Anto dilarikan ke Rumah Sakit Adam Malik. Malang korban menghembuskan nafasnya.

Kanit Reskrim Polsekta Delitua Iptu S Sembiring menyebutkan, pelaku pembunuhan tersebut masih dilacak dan diduga motifnya perampokan karena handphone korban dibawa pelaku.

Sedangkan saksi yang dimintai berjumlah lima orang, termasuk kakak kandung dan abang ipar korban serta 3 orang warga yang melihat korban terkapar besimbah darah di dalam pos penjagaan rumah tersebut.

Menurut Iptu Sembiring, sebelum tewas, korban sempat mengirim pesan singkat via HP kepada kakaknya bahwa dirinya akan dibunuh. ‘Pelaku pembunuhan masih dilacak,’ jelas Iptu Sembiring. Menurut warga, rumah Denni Ilham Panggabean yang besar dan mewah tersebut tidak ada penghuninya namun pada hari tertentu di rumah tersebut sering diadakan acara-acara resmi. (att)
Sumber: beritasore



Penjaga Rumah Mantan Ketua DPRD Medan Tewas Dibunuh
Written by Yuni Wednesday, 24 November 2010 10:02
Penjaga rumah mantan Ketua DPRD Medan Deni Ilham Panggabean, di Jalan Jalan Eka Warni No 31 A, Lingkungan III, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, ditemukan tewas mengenaskan.

Korban ditemukan tergeletak bersimbah darah di pos penjagaan, Selasa (23/11) sekitar pukul 00.10 WIB.
Korban diduga sempat melawan, karena saat ditemukan pada bagian lehernya terdapat luka tusukan, mata sebelah kanan hampir keluar, kedua tangannya dan dada sebelah kanan juga terdapat luka tusukan. “Saat ditemukan, kondisinya kritis dengan nafas terengah-engah,” ujar kakak korban bernama Sri Wahyuni (37) sebelum menjalani pemeriksaan di Mapolsek Delitua, Selasa (23/11).

Dituturkan Sri, adiknya Juwanto (35), warga Jalan Eka Warni I, Lingkungan II, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, ditemukan sekarat tergeletak bersimbah darah di pos penjagaan rumah milik Deni Ilham Panggabean dengan 17 tusukan.

Sebelumnya Sri mendapat pesan singkat melalui SMS dari korban karena dirinya terancam akan dirampok dan dibunuh oleh orang tak dikenal.

“Juwanto ada mengirim pesan singkat melalui SMS sebanyak 3 kali. Dua SMS pertama Juwanto mengatakan, kalau dirinya sedang terancam akan dirampok dan dibunuh oleh dua orang tak dikenal. Sedangkan SMS terakhir mengatakan, Bu... cepat kemari, ada yang mau bunuh aku. Saat itu juga aku datang,” ujar Sri.

Tiba di rumah tempat Juwanto bekerja, situasi rumah terlihat sepi. Sri terkejut melihat Juwanto tergeletak bersimbah darah di atas kasur di sudut ruangan dengan nafas terengah-engah. Spontan, Sri menjerit minta tolong membangunkan warga sekitar untuk membantu adiknya.

“Kakaknya datang ke warung kopi tempat kami nongkrong sambil menjerit-jerit minta tolong kalau adiknya digorok. Kami langsung datang untuk melihat dan membantu,” cetus Zufri yang ikut membantu mengangkat korban untuk dibawah ke rumah sakit. “Nyawa korban dalam keadaan ktitis. Namun kita harus menunggu polisi sebelum membawanya ke rumah sakit. Sayang, korban keburu tewas, sehingga polisi tidak mendapat keterangan siapa orang yang membunuh Juwanto,” beber Zufri lagi.

Karena aparat kepolisian yang ditunggu tak kunjung tiba, pihak keluarga akhirnya membawa korban ke RS Mitra Sejati. Setelah menjalani perawatan medis selama 4 jam di ruang ICU RS Mitra Sejati di Jalan AH Nasution, nyawa Juwanto tidak dapat tertolong.

Polisi yang datang ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP meminta pihak keluarga agar jenazah korban dioutopsi. Setelah mendapat persetujuan, jenazah korban dibawah ke RSU H Adam Malik Medan.

Keterangan dari kepolisian, Juwono diduga korban perampokan. Ini dibuktikan, handphone miliknya hilang diduga dibawa oleh kawanan rampok.

"Dari hasil olah TKP, korban diduga dirampok, Barang miliknya seperti handphoen hilang. Kita belum bisa memberikan keterangan, karena masih dalam penyelidikan,” ujar Kanit Reskrim Delitua Iptu Pol Samion Sembiring.

Terkait kasus ini, polisi sudah memeriksa lima orang saksi berikut barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian. “Saksi yang diperiksa sebanyak 5 orang, yakni abang, abang ipar, kakak, kakak ipar dan sepupuh korban. Sedangkan barang bukti yang diamankan adalah topi milik pelaku, celana bekas darah dan baju,” beber Samion.

Keterangan beberapa warga sekitar, malam sebelum Juwanto dibantai, ada orang yang memanggilnya dari luar pagar rumah. Karena daerah tersebut sepi dan tidak menyangka bakal terjadi pembunuhan, warga pun tidak memperdulikannya.

Apalagi, rumah tersebut sering dijadikan tempat kumpul-kumpul Juwanto bersama teman-temannya. “Warga yang tahu hanya ada orang yang memanggilnya dari luar pagar. Namun, warga tidak terlalu memperdulikan karena Juwanto sering mengajak teman-temannya ngumpul di rumah tersebut, ” ujar warga yang identitasnya tidak mau disebutkan,
Sumber: www.harian-global

Selasa, 23 November 2010

Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga SH Hadiri “Gendang Guro-guro Aron” Masyarakat Karo di Delitua

Sumber: SIB
Kapolresta Medan Kombes Tagam Sinaga SH Diulosi uis gara/kain khas Karo oleh Ketua Merga Silima Kecamatan Delitua yang juga Ketua Panitia Gendang Guro-guro Aron Masyarakat Se-Kecamatan Delitua, Gatot Ginting Munthe beserta

* Permasalahan di Desa Masih Bisa Diselesaikan dengan Menggunakan Budaya Masyarakat Setempat.

Delitua (SIB)
Sejak dahulu masyarakat Karo memiliki kekerabatan yang tinggi dikenal dengan “Merga Silima, Tutur Si Waluh dan Rakut Si Telu” seperti anak beru dan kalimbubu. Dahulu nenek moyang kita masih menggunakan kekerabatan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di kampung halamannya.
Hal tersebut disampaikan Kapolresta Medan Kombes Tagam Sinaga SH saat menghadiri acara “Gendang Guro-Guro Aron” masyarakat Karo se-Kecamatan Delitua, Sabtu (20/11) malam di Jambur Stargin Delitua.
Kapolresta Medan mengatakan, jika ada permasalahan di desa, tidak ada salahnya masih menggunakan budaya nenek moyang untuk memecahkan permasalahannya. “Masalahnya, hendaknya jangan dulu dibawa ke polisi. Hidupkan saja budaya ompung kita dahulu,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan kehadirannya di Kecamatan Delitua dalam acara gendang guro-guro aron merupakan yang pertama semenjak menjadi Kapolresta Medan, sehingga menjadi kebanggaan tersendiri dan mengingatkan kembali kampung halaman semasih kecil di Siantar. “Acara ini sangat penting dilakukan untuk generasi penerus kita agar tetap selalu melestarikan budaya dan ingat kepada kampung halaman,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Kapolresta juga memberikan apresiasi kepada Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga yang baru menjabat sebagai Kapolsek di wilayah hukum Delitua yang telah membuat perubahan ke arah yang lebih baik dan dikenal ramah dan dekat kepada masyarakat. “Saya lihat arus lalu lintas di sekitar pasar Delitua sudah mulai lancar. Kalau bisa perubahan itu jangan seperti panas-panas air hangat, akan tetapi dapat seterusnya berjalan. Untuk itu saya berharap agar masyarakat Karo se-Kecamatan Delitua dapat saling bekerjasama untuk memperbaiki wilayahnya, sesuai dengan tema acara “Peduli Budaya Berarti Kita Ikut Memelihara Stabilitas Lingkungan,” katanya.
Kehadiran Kapolres Medan didampingi Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga, Camat Delitua Drs Effendi Capah, Danyon Armed 02 Kilap Sumagan Letkol Art Surya Darma Damanik, Pimpinan RS Sembiring Delitua Drs Yohanes Sembiring dan tokoh masyarakat Delitua, Pandai Sinulingga.
Sebagai tanda persaudaraan dari masyarakat Kecamatan Delitua, Kapolresta Medan, Kombes Tagam Sinaga SH yang merupakan Kapolresta Medan pertama menghadiri acara gendang guro-guro aron di Kecamatan Delitua, kemudian diulosi dengan uis gara/ulos khas Karo yang disampaikan ketua panitia yang juga Ketua Merga Silima Kecamatan Delitua Gatot Ginting Munthe BSc bersama isteri.
Selain Kapolresta Medan, pemberian ulos juga diberikan kepada tokoh masyarakat Delitua yang juga pemilik RS Sembiring, Drs Yohanes Sembiring MPd, Camat Delitua Drs Effendi Capah, Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga, Danyon Armed 02 Kilap Sumagan Letkol Art Surya Darma Damanik, Kanit Reskrim Iptu Semion Sembiring, Niko Sembiring, putra dari Alm D Sembiring pendiri dari KPUM yang sangat peduli akan seni budaya Karo.
Sebelumnya, Kapolresta Medan berkunjung ke RS Sembiring Delitua dan bertemu ramah dengan pimpinan RS Sembiring, Drs Yohanes Sembiring MPd yang didampingi Kapolsek Delitua, Danyon Armed 02 Kilap Sumagan, Direktur Pendidikan Medistra Lubuk Pakam Drs David Ginting, Direktur RS Sembiring Dr Aldo serta dilanjutkan dengan makan malam bersama.
Sementara itu, Ketua Panitia Gendang Guro-Guro Aron Masyarakat se-Kecamatan Delitua Gatot Ginting Munthe BSc didampingi sekretaris, Ir Darma Laurensius Bukit saat dikonfirmasi wartawan di sela-sela acara tersebut menyebutkan selain untuk melestarikan seni dan budaya Karo kepada generasi penerus terlebih-lebih dalam menghadapi era globalisasi, gendang guro-guro aron merupakan pesta adat Karo yang dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat Karo yang pulang dari perantauan saat berkumpul dengan para sanak saudara, keluarga dan teman-teman di kampung halaman. “Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Karo memiliki acuan Merga Silima, Tutur Si Waluh, Rakut Si Telu,” kata Darma Bukit menambahkan sembari mengucapkan terimakasih kepada para donatur di antaranya Drs Yohanes Sembiring MPd pemilik RS Sembiring, Suherman Barus dari PT HMS Jakarta, Tugas Sembiring Kembaren dari PT DMS Jakarta, Niko Sembiring dari KPUM dan Sejati Ginting atas bantuan yang diberikan dalam menyukseskan acara tersebut.
Lebih lanjut Ginting mengatakan selama ini kerjasama antara masyarakat kecamatan Delitua dengan unsur muspika berjalan cukup harmonis. Namun kemacetan arus lalu lintas selama ini cukup dirasakan di wilayah ini. Kami sangat bersyukur dengan kehadiran Kapolsek Delitua yang baru, Kompol SP Sinulingga yang merupakan putra Karo, walau baru menjabat diwilayah ini, dengan melakukan pendekatan dengan masyarakat membuat kebijakan sehingga arus lalu lintas di Delitua sudah mulai lancar. “Jalan yang sempit dapat menjadi lebar, semoga ini dapat berjalan seterusnya,” ucapnya.
Acara yang dihadiri seribuan masyarakat tersebut dihibur oleh penyanyi top Karo, Luther Tarigan, Keleng Barus dan Anita Br Sembiring serta tarian adik-adik dari Sanggar Tari Merga Silima asuhan Ir Purba Yose MSc.
Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua DPRD Deli Serdang Hj Fatmawati Takrim, tokoh masyarakat Delitua di antaranya Drs Yohanes Sembiring MPd, Senjata Ginting, Sabar Bangun, Juliani Sembiring Kembaren yang merupakan putri alm Naksir Sembiring pemilik Jambur Stargin Delitua, Ketua PPM Deli Serdang Yusuf Sinulingga, Istepanus Tarigan serta undangan lainnya.
Adapun susunan panitia Gendang Guro-Guro Aron Masarakat Se-Kecamatan Delitua diantaranya : Ketua panitia Gatot Ginting Munthe BSc, Wakil Ketua dr Thomas Darwin Sembiring, Sekretaris Ir Darma Laurensius Bukit, Wakil Sekretaris Irwan Ginting SH, Bendahara Purnama Tarigan, Wakil Bendahara Sejati Bangun dan masing-masing koordinator seksi.
“Ini baru pertama kali saya lihat seorang Kapolresta Medan mau menghadiri acara seperti ini di wilayah Delitua,” ucap Bp Brian Perangin-angin (41) salah seorang warga sembari mengatakan semoga kegiatan seperti ini dapat lebih dikembangkan di tahun-tahun mendatang. (BSK/y)
Sumber: hariansib

Senin, 22 November 2010

Peresmian Kantor Baru CU Karya Bersama Delitua

CU Karya Bersama Dalam Kurun 8 Tahun Capai Aset Rp11 Miliar
Medan (SIB)
Koperasi Kredit (Kopdit) Credit Union (CU) di Sumut telah eksis selama 40 tahun dan telah memiliki 61 unit dengan anggota sebanyak 250 ribu serta aset mencapai Rp 1 triliun. Hal itu disampaikan Ketua Pusat Kopdit CU Sumut, Drs PM Sitanggang dalam sambutannya pada peresmian Kantor Baru Kopdit CU Karya Bersama Delitua, Sabtu (20/11) di Lapangan Bola Sukamaju Jalan Sibiru-biru Delitua Timur.
Usaha yang diawali dengan situasi yang begitu sulit dana bahkan dalam 10 tahun pertama selalu menghadapi kegagalan mampu bertahan dan mengembangkan usaha dengan berpegang pada ciri khas sebagai kumpulan orang-orang yang merasa bisa maju dengan mengedepankan swadaya, solidaritas dan selalu disadarkan melalui pendidikan.
Dalam sambutannya PM Sitanggang yang pernah mendapatkan Bintang Satya Lencana Pembangunan dari Presiden mengatakan, CU bukan hanya membutuhkan uang akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana sama-sama memikirkan untuk bisa maju.
CU bukan dikembangkan hanya melalui pikiran melainkan menyentuh setiap anggota melalui hati sehingga setiap anggota mau untuk maju yang diawali dengan modal kecil tapi punya tekad dalam menjalin kebersamaan serta mau belajar.
Dikisahkannya bahwa CU di Sumut diawali 40 tahun lalu dengan modal awal hanya Rp 200,- dan dalam perjalan waktu telah berkembang sangat luas.
Kehadiran CU Karya Bersama Delitua yang didirikan tahun 2002 lalu dengan Badan Hukum 518.303/46/BH/KUK/2004 cukup signifikan karena waktu 8 tahun telah memiliki anggota 6 ribu orang dan dengan aset sebanyak Rp 11 miliar.
CU yang dipimpin Ketua Dewan Pengurus Dra Norma Tamba didampingi Bahagia Ginting (Wakil Ketua), Pasang Tarigan (Sekretaris), Runsi Marbun SPd (Bendahara), Riswan Sitepu (Anggota), Ketua Badan Pengawas Perlindungan Br Sembiring, Alemina Pinem (Sekretaris) dan Ngurus Barus (Anggota) kini sudah mampu mendirikan kantor berlantai III di Jalan Besar Delitua.
Drs Norma Tamba dalam sambutannya bahwa CU yang dikelolanya berkembang tidak terlepas dari dorongan dari Pastor Antonio Murru OFM Conv yang selalu memberikan sumbangsih pemikiran agar CU dikembangkan dengan mengajak anggota khusus masyarakat kecil tanpa memandang perbedaan baik suku, ras dan agama tapi mengandalkan persaudaraan dan silaturahmi.
Pada saat peresmian Norma Tamba yang juga Kepala Sekolah Budi Murni 1 Medan melibatkan murid-muridnya, khususnya kelompok paduan suara yang sudah meraih berbagai prestasi di Kota Medan . Paduan Suara SMP Katolik Budi Murni I Medan itu dihadirkan untuk memberikan hiburan dan membawakan Mars Credit Union.
Perwakilan anggota R Marbun dalam sambutannya mengatakan bahwa anggota sudah merasakan sentuhan CU yang dapat menggerakkan perekonomian di desa-desa. Berkat kehadiran CU Karya Bersama tidak sulit lagi mendapatkan pinjaman untuk modal usaha. Hal yang sama disampaikan Kepala Sekolah YPK Budi Murni, P Sihombing, Tokoh Masyarakat Rosalina Saragih, Lurah Delitua Timur.
Pastor Antonio Murru yang merupakan penasehat yang hadir pada kesempatan itu mengatakan, CU Karya Bersama tidak berhenti hanya pada simpan pinjam tapi harus dikembangkan melalui karya sosial dengan melayani masyarakat kecil dengan mengembangkan berbagai potensi.
Pada acara peresmian kantor yang dihibur Erpado Trio pimpinan Alasan Tampubolon dengan Personil Rady Saragih, Harmona Sihotang, Erik Sihombing Key board Abdi Sihotang dihadiri oleh CU di jajaran Sumut antara lain Cinta Kasih Medan, Sondang Nauli, Karya Murni Medan, Rukun Damai Medan HM Joni, CU Horas Tebing Tinggi, CU Satolop Taput, Karya Bakti Siantar, Damai Sejahtera, Harapan Kita Belawan.
Kadis Koperasi Sumut Ir Jhoni Pasaribu MAP yang diwakili Mardiana Sebayang mengatakan, Koperasi Kredit CU dinilai sudah mandiri baik permodalan maupun pengelolaan dan tidak hanya memandirikan koperasi tapi juga memandirikan anggota dari sisi ekonomi anggota. Diakuinya bahwa kelebihan dari CU karena mengedepankan pendidikan, dan berbasis anggota.
Kemandirian CU telah menjadikan CU menjadi contoh perkoperasian di Sumut dan salah satu CU di Tebing Tinggi dalam waktu dekat akan diajukan menjadi Koperasi Skala Besar. Diharapkan CU dapat menunjukkan eksistensi di masyarakat dan tetap berpedoman pada peraturan.
Diharapkan dengan adanya Gedung Baru berlantai III yang dimiliki CU Karya Bersama dan berada di jalan besar diharapkan masyarakat Delitua tertarik untuk bergabung dalam Koperasi CU Karya Bersama.
Acara peresmian kantor ditandai dengan pembukaan selubung papan nama dan penandatanganan prasasti serta peninjauan kantor dan kata-kata sambutan serta makan bersama dan hiburan.(M15/d)
Sumber: http://hariansib.com/?p=152338

Minggu, 21 November 2010

Perintis Indosat Ir. Marwan Batubara, M.Sc Salah satu Tokoh Indonesia kelahiran Delitua

http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/m/marwan-batubara/index.shtml


Nama:
Ir. Marwan Batubara, M.Sc
Lahir:
Delitua, Sumatera Utara 6 Juli 1955
Agama:
Islam
Istri:
Cucu Hertruida
Menikah:
Tahun 1981
Anak:
1. Faisal Reza, lahir tahun 1982, kuliah di Jurusan Teknik Material Fakultas Teknik ITB Bandung
2. Fahmi Irfan, lahir tahun 1988, siswa kelas 1 SMU Al Azhar Kebayoran, Jakarta
3. Faris Ibrahim lahir tahun 1998, duduk di bangku TK Al Azhar Kebayoran Lama, Jakarta

Pendidikan:
 Sekolah Dasar (SD) di Delitua, tahun 1967
 Sekolah Menengah Pertama (SMP di Delitua, tahun 1970
 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3, Medan, tahun 1973
 D-3, Sekolah Teknologi Telkom, Bandung, 1975-1977
 S-1, Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT-UI), Jakarta, 1979-1984
 S-2, master di bidang computing dengan gelar M.Sc, dari Monash University, Melbourne, Australia, 1994-1995

Pengalaman Kerja:
 Tahun 1974, bekerja sebagi operator di radio swasta Alnora, Medan
 Tahun 1977-1981, Teknisi PT Telkom, Jakarta
 Tahun 1981-1984, Teknisi Senior PT Indosat, Jakarta
 Tahun 1995-2000, Manajer Pembangunan, PT Indosat, Jakarta
 Tahun 2000-2004, General Manager (GM) Pembangunan Transmisi, GM Perlengkapan, dan GM Pelayanan Operasi, PT Indosat, Jakarta

Pengalaman Organisasi:
 Tahun 1994-1995, Sekjen IKAMA (Ikatan Alumni Australia), Jakarta
 Tahun 1992-1997, Pengurus ICMI Orsat Kebon Sirih, Jakarta
 Tahun 1998-2001, Anggota Pengurus Yayasan Pengembangan Teknologi Elektro BKE PII, Jakarta
 Tahun 2000-2003, Pendiri dan Ketua Serikat Pekerja (SP) Indosat

Kegiatan Sosial:
1. Penggagas pendirian Yayasan Ummat (Ummat Muslim Indosat), membantu memberikan pinjaman modal bagi pengusaha kecil, membantu pembangunan Sekolah Thariq bin Ziad di Bekasi, memberikan bantuan kepada beberapa yayasan pendidikan di Bandung dan Surabaya.
2. Aktif sebagai Ketua Yayasan Tanmia, yang bersama-sama dengan Yayasan DSUQ mendirikan dan mengoperasikan klinik gratis di kawasan-kawasan kumuh seperti di Pulo Gadung, Cilincing, Ancol, Krukut, dan Grogol.

Karya Tulis Buku:
“Stop Penjualan Asset Negara: Data dan Fakta Dibalik Divestasi Indosat”, diterbitkan Badan Penyelamat Asset Bangsa, Jakarta, tahun 2004.

Alamat Rumah:
Jalan Depsos I No. 21, Komplek Depsos RT 005 RW 001 Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12330

Marwan Batubara
Aktivis Sosial Jadi Senator
Mantan General Manager PT Indosat ini meraih kursi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada Pemilu Legislatif 2004, sebelum menjadi “senator” bahkan jauh sebelum bergelut dalam serikat pekerja, sudah lama bergelut sebagai aktivis sosial. Ia adalah penggagas pendirian Yayasan Ummat (Ummat Muslim Indosat), sebuah yayasan yang banyak membantu memberikan pinjaman modal bagi pengusaha kecil.

Yayasan Ummat antara lain terlibat dalam membantu pembangunan Sekolah Thariq bin Ziad di Bekasi, serta memberikan bantuan kepada beberapa yayasan pendidikan di Bandung dan Surabaya. Marwan juga aktif sebagai Ketua Yayasan Tanmia, yang bersama-sama dengan Yayasan DSUQ mendirikan dan mengoperasikan klinik gratis di kawasan-kawasan kumuh seperti di Pulo Gadung, Cilincing, Ancol, Krukut, dan Grogol.

Lahir di Delitua, Sumatera Utara 6 Juli 1955, Marwan Batubara menyelesaikan pendidikan dasar tahun 1967 dan SMP tahun 1970 di Delitua. Ia melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 3 Medan. Dengan dibantu seorang pamannya Marwan berhasil menamatkan SMA tahun 1973. Selama setahun ia bekerja di sebuah radio swasta, Alnora, Medan sebagai operator. Pada tahun 1975 Marwan berkesempatan memperoleh beasiswa sekolah kedinasan di PT Telkom, Bandung, selama 2 tahun. Tamat dari sana Marwan bekerja dan ditempatkan di Surabaya tahun 1977.

Pada tahun 1978 Marwan diperbantukan sebagai teknisi pada International Maintenance Center (IMC), Indosat, dan ditempatkan di Jakarta dengan tetap berstatus sebagai karyawan Telkom. Di Jakarta Marwan mencoba mengikuti test masuk perguruan tinggi negeri, ketika itu masih bernama Perintis, dan diterima sebagai mahasiswa baru di Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universias Indonesia (FT-UI). Sambil bekerja di IMC, sejak tahun 1979 Marwan mengikuti kuliah dari titik nol. Kuliah dua tahun sebelumnya di Telkom Bandung tak diperhitungkan. Ia menyelesaikan pendidikan dan tamat sebagai insinyur elektro (S1) tahun 1984.

Pendidikan Marwan tak berhenti di situ. Ia kembali menempuh pendidikan tinggi S-2 bidang studi computing di Monash University, Melbourne, Australia pada tahun 1990-1992 hingga memberinya gelar master of science (M.Sc).

Selama bekerja di Indosat, khususnya antara 1993 hingga 2000, Marwan banyak terlibat dalam proyek-proyek pembangunan sarana Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) internasional, yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara di Asia, Eropa, Australia, dan Amerika. Marwan sering mendapat kesempatan menjadi salah satu Co-Chairman dari berbagai Kelompok Kerja perencanaan dan pembangunan SKKL-SKKL. Misalnya pada proyek SKKL Asia Pacific Cable Network (APCN), Jakarta-Surabaya-Australia (Jasuraus), dan South East Asia, Middle East, West Europe (SEA-ME-WE).

Pembangunan SKKL tersebut melibatkan puluhan operator telekomunikasi internasional. Marwan memperjuangkan banyak kepentingan Indonesia di situ. Ia cukup banyak terlibat dalam berbagai negosiasi yang alot. Perjuangan besar itu yang membuat Marwan sangat menyayangkan divestasi. Sebab sebagian hasil perjuangannya bersama kawan-kawan di Indosat menjadi menguap sebab pada akhirnya dinikmati oleh pihak asing dalam hal ini Singapore Tecnologies Telemedia, sebuah anak perusahaan Temasek milik Pemerintah Singapura yang menjadi pemilik baru Indosat.

Marwan menyebutkan proses penjualan Indosat penuh keganjilan. Disebutkannya, perusahaan Singapura itu datang dengan membawa uang pinjaman dari bank untuk membeli Indosat. Begitu dibeli saham Indosat dijaminkan ke bank untuk meminjam uang, hasilnya digunakan untuk membayar pinjaman sebelumnya. “Begitu udah terbeli, sahamnya dijaminkan ke bank lain, mendapat pinjaman, bayar utang tadi, gitu,” kata Marwan.

Dalam buku yang ditulisnya Marwan mengungkap banyak persoalan yang membelit Indosat. Dengan bukunya itu Marwan mempersilakan para pejabat atau instansi yang terkait dengan masalah ini, berinisiatif untuk mem-follow up. Misalnya, kejaksaan atau kepolisian. Termasuk juga anggota DPR yang baru, kepada mereka Marwan berencana akan mendorong untuk melihat dan kembali mereview. Kalau memang ada pelanggaran supaya diperbaiki, dihukum, minimal penjualan dibatalkan seandainya pun susah untuk menghukum orang-orang yang sudah melanggar itu.

“Minimal, kalau ini tidak sah secara hukum penjualannya karena melanggar konstitusi, Tap MPR, atau undang-undang, ya, batalkan saja,” tegas Marwan, mantan Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Australia tahun 1993-1995, dan pengurus ICMI Orsat Kebon Sirih pada tahun 1992-1997.

Indosat menjadi milik Pemerintah RI sejak tahun 1980 ketika dibeli dari ITT-USA. Sejak saat itu pulalah nama Marwan Batubara menjadi tak lekang sebagai karyawan Indosat hingga terakhir kali bekerja pada November 2003, saat ia berinisiatif mengundurkan diri setelah menduduki beragam jabatan general manager. Marwan mundur dari Indosat sebagai respon atas diskriminasi yang ramai menerpa dirinya yang aktivis SP-Indosat.

Dengan mengantongi dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), anak kedua dari delapan bersaudara, ini berjuang menolak penjualan saham PT Indosat ke Singapore Technologies Telemedia (STT), sebuah anak perusahaan asing dari Temasek asal Singapura.

Perjuangan Marwan dalam kapasitas sebagai Ketua Serikat Pekerja (SP) Indosat memperoleh dukungan luas dari ketiga partai ditambah sejumlah elemen mahasiswa dan serikat pekerja lain. Pihak-pihak itulah yang memberikan dorongan kepada suami dari Cucu Hertruida, seorang karyawan PT Telkom yang pernah bersama-sama dengannya mengikuti pendidikan dinas PT Telkom di Bandung, dinikahi tahun 1981, untuk naik jenjang berjuang secara politis sebagai “senator” di arena lembaga politik baru bernama DPD.

Dari pernikahannya dengan Cucu Hertruida asal Bandung, yang masih tercatat sebagai karyawan PT Telkom, Marwan dikaruniai tiga orang anak. Pertama Faisal Reza, lahir tahun 1982, kuliah di Jurusan Teknik Material Fakultas Teknik ITB Bandung. Kedua Fahmi Irfan, lahir tahun 1988, siswa kelas 1 SMU Al Azhar Kebayoran, Jakarta, dan si bungsu Faris Ibrahim kelahiran tahun 1998, masih duduk di bangku TK Al Azhar Kebayoran Lama, Jakarta.



Marwan Batubara yang mulai bermukim untuk pertama kali tahun 1978 di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, itu menikah tahun 1981 lalu menempati sebuah rumah kontrakan di kawasan Setia Budi Timur, Jakarta Selatan. Ia tetap bermukim di situ hingga tahun 1987, sebelum akhirnya kini menetap di Jalan Depsos, Bintaro, Jakarta Selatan.

Marwan harus mencari strategi lain mengembalikan Indosat ke pangkuan ibu pertiwi, dengan menjadi “senator” setelah aksi pembelalannya mempertahankan aset-aset negara khususnya Indosat berbenturan dengan tembok dinding keras yang tak terbantahkan. Penolakan secara akumulatif muncul dari lingkungan Direksi Indosat, Kantor Menneg BUMN, lembaga politik DPR/MPR, bahkan dari lembaga peradilan yang menolak gugatan actio popularis yang diajukan Marwan bersama 143 orang tokoh masyarakat.

Naik jenjang ke arena politik praktis Marwan pun terpilih sebagai “senator” dan melenggang ke Senayan. Karenanya setelah terpilih Marwan ingin memberi pengaruh kepada Indosat, demi meluruskan berbagai permasalahan yang pernah membelit. Tujuannya, kata Marwan, minimal proses penjualan Indosat bisa dibatalkan. Kata penulis buku “Stop Penjualan Asset Negara: Data dan Fakta di Balik Divestasi Indosat”, ini, ganti pemerintahan baru tak berarti harus melupakan kesalahan pengambilan keputusan yang pernah terjadi di masa sebelumnya, seperti pada Indosat.

Marwan menulis buku untuk menunjukkan kebenaran dan tanggungjawab perjuangannya. Buku itu diterbitkan oleh Badan Penyelamat Asset Bangsa, tahun 2004, isinya ikut ditayangkan di internet agar bisa diakses oleh semua orang di website miliknya, marwanbatubara.com.

Ada skenario besar
Jauh sebelum ramai isu ddivestasi sebagai salah seorang pendiri SP-Indosat bersama kawan-kawan aktivis serikat pekerja lain Marwan sejak tahun 1999 telah lantang menyuarakan sikap tentang pengelolaan telekomunikasi di Indonesia. Ketika itu Marwan sudah sangat khawatir akan dampak pemberlakuan UU Telekomuniaksi No. 36/1999, instrumen yang dapat dipakai untuk mengurangi peran strategis pemerintah di sektor telekomunikasi. Marwan merasakan ada skenario besar yang sedang disiapkan yang hasil akhirnya kelak dapat merugikan bangsa Indonesia.

Marwan menganggap Indonesia harus mempunyai sebuah flag carrier yang kuat, sebagaimana berlaku di seluruh dunia termasuk di negara liberal sekalipun. Indosat dan Telkom yang terpisah tidak kuat untuk bersaing. Selaku Ketua SP-Indosat Marwan Batubara mulai berjuang. Pada tahun 2000 ia mengusulkan agar Indosat dan Telkom digabungkan. Ia berkesempatan mempresentasikan usul tersebut kepada Menko Perekonomian Rizal Ramli dan Menhub Agum Gumelar.

Kekhawatiran Marwan tentang sebuah skenario besar di sektor telekomunikasi yang dapat merugikan bangsa Indonesia akhirnya terkuak. Berdasarkan UU No. 36/1999 pemerintah melakukan pemisahan kepemilikan bersama (joint ownership) pada berbagai bisnis anak perusahaan Indosat dan Telkom. Skenario itu akhirnya berujung pada menjual Indosat kepada pihak swasta dan asing, sesuatu yang berbeda jauh dari pemikiran Marwan bersama aktivis SP-Indosat.

Kepada Direksi Indosat secara langsung baik lisan dan tertulis Marwan menyampaikan sikap menolak divestasi Indosat. Bahkan, bersama SP-Indosat ia mengusulkan solusi alternatif pencarian dana bagi APBN kepada Menneg BUMN, Menkeu, Menhub, dan berbagai pejabat eksekutif hingga legislatif.

Kemudian pada tahun tahun 2002 bersama pengurus SP lain Marwan beraudiensi beberapa kali dengan Deputi Menneg BUMN dan Ketua MPR. Akhirnya Marwan aktif menggalang dukungan dari 143 tokoh masyarakat untuk mengajukan tuntutan actio popularis kepada pemerintah, pada bulan Juli 2003, untuk membatalkan divestasi Indosat. Bersamaan itu ia juga aktif mendatangi pengurus beberapa partai, beberapa fraksi, dan anggota DPR untuk menjelaskan kasus divestasi dan agar membatalkan penjualan Indosat.

Tuntutan actio popularis maupun pengajuan hak angket di DPR terbentur tembok semua. Tuntutan 143 tokoh ditolak Pengadilan Negeri Jakarta, rapat-rapat Bamus Hak Angket Divestasi Indoasat tak pernah mencapai korum. Pada saat yang bersamaan Marwan sudah mulai mengalami tindakan diskriminatif dan kezaliman dari manajemen Indosat. Ia akhirnya memutuskan mengundurkan diri sejak Nopember 2003. Ia merasakan banyak pejabat di lingkungan eksekutif dan legislatif tidak lagi menjalankan tugasnya bagi kepentingan rakyat. Bahkan dirasakan ada beberapa tindakan kebohongan publik atau pembodohan masyarakat dalam rangka menjalankan suatu skenario pesanan oknum tertentu, atau badan-badan internasional seperti IMF atau ADB.

Untuk meraih kursi “senator” DPD Marwan Batubara yang mempunyai ayah seorang guru SD (meninggal tahun 1995) dan seorang ibu rumah tangga biasa (meninggal tahun 2003), didukung secara penuh oleh keluarga. Seluruh keluarga mau dan rela mengurangi waktu dan kesempatan untuk berkumpul bersama, demikian pula kehilangan hari libur bersama. Marwan dalam perjuangannya lebih mencurahkan waktu dan pikirannya untuk konsolidasi Tim Sukses serta bertemu para pendukung, yang biasanya hanya dapat berlangsung pada hari libur Sabtu dan Minggu. Keluarga memang mendukung penuh perjuangan Marwan, mantan pejabat Indosat yang pernah menempati berbagai pos penting General Manager (GM) seperti GM Pembangunan Transmisi, GM Perlengkapan, dan terakhir sebelum mundur GM Pelayanan Operasi.



Marwan Batubara (2)Saya Didukung PKS, PAN dan PKB

TokohIndonesia Dotcom mewawancarai Ir. Marwan Batubara, M.Sc Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal DKI Jakarta di sebuah sore hari, Minggu 10 Oktober 2004, mengambil sedikit saja waktu jeda di sela-sela shalat ashar saat berlangsung rapat DPD di Gedung Nusantara V MPR/DPR RI Senayan, Jakarta. Berikut petikannya.

Bagaimana pendidikan dan bentuk pengasuhan orangtua terhadap Bapak, sehingga terbentuk seorang Marwan Batubara seperti yang dikenal banyak orang saat ini?

Kalau bicara masa lalu, didikan orangtua, saya, saya kira sama saja dengan orang-orang kebanyakan. Hidupnya mengalir begitu saja seperti orang-orang lain, terutama dari masyarakat kelas bawahlah. Apa yang bisa dibuat, direkayasa oleh orang-orang dari kelas bawah, itu, saya kira nggak ada, kan. Saya kira sekedar hidup. Orangtuanya sibuk kerja, misalnya, ya, kita ikut bantu-bantu. Orangtuanya misalnya memang tidak punya dana untuk menyekolahkan kita, ya kita mungkin tidak sekolah. Lalu, alhamdulillah waktu itu saya dapat beasiswa.

Jadi, gitu, saya itu sebenarnya sekolah itu sampai SMA, dan bukan cuma orangtua sendiri yang membiayai. Itu ada om saya yang juga membantu untuk saya bisa sampai SMA. Kemudian, ada kesempatan beasiswa dari Telkom di Bandung, waktu itu, untuk sekolah di Telkom, nah saya ikut, lulus tes. Sekolah dua tahun di Bandung lalu penempatan di Jakarta. Sekolah Pengatur Muda, semacam D-3 lah, di Telkom, terus saya ditempatkan di Jakarta.

Ada tes masuk, waktu itu namanya masih Perintis, masuk di Universitas Indonesia (UI), sambil kerja. Kalau nggak sore malam saya kerja, pagi kuliah. Ya, saya mulai dari tingkat satu, jadi nggak dihitung yang di Telkom itu, sampai lima tahun. Tahun 1984 saya lulus Jurusan Elektro Fakultas Teknik UI.

Dengan menjadi anggota DPD apa visi Bapak ke depan, apakah berkeinginan menjadi Gubernur DKI Jakarta, misalnya?

Visi saya, pokoknya supaya di Jakarta ini kita punya kehidupan yang lebih baiklah, adil, sejahtera, gitu. Kemudian misinya, saya lebih banyak fokus kepada pertama, itu, rakyat miskin, supaya ini dikurangi. Kemudian masalah buruh, lapangan kerja. Kemudian yang ketiga masalah moral pendidikan, supaya ada perbaikan semua. Itu masalah misinya.

Bapak pada Pemilu DPD kemarin disupport oleh PKS, salah satunya, ada relasi apa dengan PKS?

Saya kira bukan partainya tapi kesamaan visi misi saja. Karena saya, waktu sebelum ikut Pemilu itu kan aktif di Serikat Pekerja (SP), terutama terkait Indosat. Nah, penjualan aset negara itu kan memang banyak partai yang nggak setuju. Mulai dari PKS, PAN, PKB, terus juga mahasiswa, serikat pekerja, serikat buruh. Nah, merekalah yang selama ini banyak bekerja sama dengan Serikat Pekerja Indosat, waktu itu, yang membantu supaya itu tidak jadi dijual.

Nah, dengan kesamaan visi misi ini lalu mereka mendorong saya untuk ikut Pemilu. Saya sendiri juga di Indosat ada mengalami diskriminasi. Manajemen itu tidak ingin saya terus di sana, gitu. Saya sendiri, kalau memang suasananya tidak kondusif, untuk apa saya terus bekerja di sana.

Nah, kebetulan memang mahasiswa, terutama mahasiswa dan partai, itu yang paling banyak melakukan penolakan itu ya dari PKS, PAN, PKB. Kalau anda baca buku yang saya tulis, yang banyak menandatangani aksi apopularis, tuntutan semacam class action, ya, dari tiga partai itu. Jadi tidak hanya dari PKS. Tapi memang saya didukung PKS, PAN, PKB, gitu.

Sebenarnya, apa sih persoalan di Indosat sampai terjadi friksi yang begitu dalam, sebab ada juga terdengar counter attack terhadap itu?

Kalau soal itu, makanya saya bilang, baca saja yang saya tulis itu. Di web itu cukup lengkap.

Pak Marwan sebagai orang dalam sangat memahami persoalan Indosat. Ada juga sinyalemen bahwa ada pihak-pihak lain yang selama ini kebagian dari Indosat, setelah terjadi privatisasi menjadi tidak kebagian?

Makanya saya bilang, saya tidak bicara itu, saya tidak membahas itu. Saya bicara objektif saja. Bacalah itu. Nanti kalau anda kurang, boleh. Tapi jangan dibawa-bawa bahwa itu, ‘wah, ini orang ini, wah ini orang iri’, nggak ada. Saya nggak punya kepentingan itu.

Saya tidak ada selama ini mendapat keuntungan dari Indosat tidak dijual. Saya cuma karyawan biasa, dan di dalam itu bersih. Lalu, setelah dijual saya berkurang ininya, saya kira nggak. Coba dibaca yang saya tulis. Apa yang saya tulis di situ. Bukunya sudah sempat baca, belum? Oke, nanti ada bukunya saya boleh kasihlah satu. Nah, di situ bisa jelas apa sebetulnya masalahnya sampai 143 tokoh itu tandatangan, melakukan aksi apopularis tadi.

Apa yang dimaksud, aksi apopularis?

Aksi apopularis itu tuntutan supaya itu dibatalkan, semacam class action.

Pak Marwan ada komentar atau bantahan, seperti tadi saya katakan bahwa ada pihak-pihak tertentu yang selama ini memperoleh keuntungan dari Indosat, tapi setelah terjadi privatisasi menjadi tidak lagi kebagian ‘kue’?

Itu cuma alasan yang dibawa oleh Pemerintah terutama Laksamana. Dia suka usung itu. Ya, mungkin itu ada tapi saya kira di Indosat itu tidak ada. Justru yang membuat banyak intervensi ke dalam itu orang-orang yang ditempatkan sebagai komisaris di Indosat. Dan komisaris itu umumnya dari Pemerintah, gitu.

Kalau orang di dalam itu ya profesional semua. Misalnya, yang saya ingat, ini tolong kalau anda mau tulis, Laksamana mengarahkan supaya pemenang konsultan hukum waktu penggabungan Satelindo, Indosat, dan IM3, setahun setelah dijual itu kan akan digabung, di-merge. Konsultan hukumnya itu akhirnya ditunjuk satu perusahaan, dan itu ditunjuk atas dasar tekanan dari kantor Menneg.

Saya sendiri waktu itu ikut dalam proses tender. Saya melakukan bahwa yang menang adalah ini. Nah, saya lupa namanya, Merry Darsa, dia yang menang, nomor satu. Dipaksa supaya ini jangan menang, yang menang nomor dua. Dengan cara apa? Caranya nomor dua itu dinegosiasi, dibuat supaya harganya turun, nomor satu tidak dikasih kesempatan untuk diturunkan harganya. Jadi, itu nggak fair.

Nah, disana kalau anda mau siapa yang punya kepentingan, yang punya kepentingan saya lihat itu orang Pemerintah. Sama juga waktu konsultan keuangan. Konsultan keuangan waktu itu yang menang adalah triple EEE dengan perusahaan Belanda. Mereka yang menang. Nah, di sana manajemen berusaha supaya yang menang itu yang lain, saya sudah lupa (namanya). Waktu itu saya sebagai general manager perlengkapan.

Nah, mereka berupaya supaya jangan dia yang menang karena ada kepentingan di belakangnya. Dan yang memaksa itu bukan orang Indosat, bukan orang-orang yang kalau dikatakan kita punya kepentingan, nggak ada. Yang punya kepentingan itu Kantor Manneg supaya jangan si triple EEE ini yang menang. Padahal prosesnya sudah dilakukan secara objektif. Saya bertahan, akhirnya itu nggak berhasil. Tapi yang konsultan hukum itu berhasil, karena apa, saya dipindahkan dulu.

Nah, jadi siapa yang meniup-niupkan itu anda harus cek juga, jangan mempercayai itu. Tapi yang jelas, bacalah yang saya tulis, itu semuanya saya bisa pertanggungjawabkan karena saya berani itu di-publish. Saya tidak sembunyi-sembunyi.

Tapi, isunya ada juga yang mengatakan bahwa Indosat telah dijadikan sapi perahan oleh kelompok-kelompok kepentingan tertentu, di luar Pemerintah yang Bapak sebutkan itu?
Kalau bicara sapi perah Pemerintah atau kelompok-kelompok tertentu, yang memerah itu ya tadi yang saya bilang, kantornya Laksamana, Kantor Menneg, gitu. Tidak ada yang lain. Isunya seperti apa yang anda dengar, coba dicek, gitu.

Bapak Marwan di Indosat sudah GM tinggal selangkah menjadi direksi, dan kalau di anak perusahaan sudah setingkat Dirut?

Saya waktu itu juga sudah pernah ikut fit and proper (test), jadi soal income saya kira saya sudah lumayanlah, kalau dibanding di sini (DPD).

Tapi isunya kan bukan itu. Saya melihat ini banyak pelanggaran. Kalau kita diam artinya kan kita setuju dengan pelangaran itu. Mungkin ada orang yang tidak setuju, tapi dia merasa tidak berdaya atau tidak berani, ya itu kita hargai. Kalau saya nggak. Saya pikir saya harus ungkap ini makanya saya tulis itu. Saya juga adakan gerakan mengkoordinir demo aksi-aksi, nulis surat, lewat Serikat Pekerja itu.

Apa sebelumnya sudah lama aktif di Serikat Pekerja?

Saya juga ikut mendirikan, salah satu pendiri tahun 2000.

Bapak Marwan sudah punya bakat sebagai politisi, jauh-jauh hari?

Bukan, masalahnya bagi saya bukan soal politisi atau tidak. Prinsip saya sebetulnya saya tidak mau membatas-batasi bahwa ini politik ini bukan. Karena kita ini kan hidup, hidup ini kan menghadapi semua aspek kehidupan.

Nah, kalau nanti anda pisah-pisahkan ini politik ini nggak, lalu anda diam, itu salah kan? Misalnya, anda tinggal di tempat yang tidak jauh dari tempat yang akan digusur. Anda tahu bahwa penggusuran ini salah. Tapi karena ‘ah, ini kan politik, saya nggak mau ikut’, maka tergusurlah orang-orang kecil itu, apa anda terima itu? Saya kira nggak, kan? Anda pasti, kalau memang kita bicara hati nurani, itu apapun masalahnya, masalah pemerintahan, masalah DPR, masalah pendidikan, masalah di perusahaan, itu semuanya bagi saya kalau memang itu kita tahu, kita melihat ada yang tidak benar, ya kita tolak. Kalau ada yang memang baik ya kita dukung, kan gitu.

Jadi, saya tidak melihat itu politik atau tidak politik, pokoknya semua kehidupan itu semua aspeknya sama saja.

Sekarang, setelah menjadi anggota DPD apakah Bapak masih berkeinginan memberikan influence kepada Indosat?

Saya bukan soal influence kepada Indosat. Tetapi, bagaimana kalau memang di sana ada pelanggaran, dan memang saya lihat itu ada pelanggaran, itu tidak bisa dilupakan saja dengan bergantinya pemerintahan.

Namaya salah ya tetap salah harus ada hukumannya, ada semacam sanksi, ya kan? Apa memang kita biarkan? Jadi, nanti setiap ada pemerintah baru dia melakukan banyak hal yang melanggar, lalu ganti pemerintahan yang dilakukan oleh pemerintahan yang lama dibiarkan begitu saja, saya kira nggak begitu, ya, kan? Semua yang berbuat dia harus bertanggungjawab.

Jadi, Bapak masih ingin meluruskan persoalan Indosat?

Oh, iya, iya, jelas, jelas. Minimal saya sudah menulis buku. Saya sudah mengungkap itu, silakan pejabat-pejabat atau instansi yang terkait dengan masalah ini mem-follow up. Misalnya kejaksaan, ‘oh, ini ada pelanggaran ini’, mereka periksa. Polisi misalnya, ‘oh, ini ada…’ apalah yang memang terkait dengan hal-hal yang melanggar, lihat, coba di-follow up.

Termasuk juga di DPR. Saya juga akan dorong DPR-DPR yang baru ini untuk melihat kembali me-review kalau memang ada pelanggaran supaya diperbaiki, dihukum, minimal dibatalkan seandainya pun susah untuk menghukum orang-orang yang sudah melanggar itu. Minimal, kalau ini tidak sah secara hukum penjualannya karena melanggar konstitusi, Tap MPR, atau undang-undang, ya batalkan saja.

Karena saya lihat di Singapura sendiri, yang namanya penggunaan SPV, special purpose vehicle, jadi, kendaraan dengan tujuan khusus namanya dalam bisnis, itu katanya di dalam bisnis kalau menurut (Bacelius) Ruru atau Kantor Menneg itu hal yang biasa. Padahal di Singapura sendiri itu hal yang dilarang. Di negaranya dilarang tapi di negara lain dia terapkan, ya kan? Nah, kalau di kita sebaliknya, kenapa mau dibohongin?

Jadi, kasusnya itu. Apa yang disebut sebagai SPV itu adalah, waktu tender misalnya, Indosat itu datanglah delapan. Katakan mula-mula 14 lalu delapan, delapan perusahaan yang disaring, kemudian tinggal empat, yang akhirnya nanti dari empat inilah akan dipilih siapa pemenangnya. Itu, dari awal misalnya perusahaan A, B, C, D, lalu dipilih diproses ketemu pemenangnya B, misalnya.

Begitu mau tandatangan yang tandatangan bukan si B yang ditunjuk pemenangnya, tapi B ini nanti menyebutkan dia punya anak perusahaan yang namanya X. Nah, si X inilah yang akhirnya tandatangan dengan pemerintah, lalu X ini disebutkan didirikan di Morisius. Memang itu, nah, ini kan sudah menipu.

Siapa yang memiliki X ini, apakah cuma B, atau ada orang-orang oknum-oknum lain di sini, yang itu bisa mengakibatkan misalnya pemilik lama atau orang-orang konglomerat di sini itu bisa. Bukan pemilik lama, ya, tapi konglomeratlah, katakan di Indonesia, atau penjahat, atau siapa yang bisa memiliki perusahaan X itu. Bukan cuma si A, si B yang menang itu. Nah, ini suatu pelanggaran yang saya kira perlu diusut.

Kita bicara tentang DPD, sebuah lembaga baru dalam peta politik nasional. Bagaimana pandangan Bapak Marwan DPD bisa memberikan pengaruh dalam perpolitikan nasional?
Saya kira yang penting kita harus menunjukkan contoh. Kita bisa berbuat sesuatulah, untuk kebaikan kehidupan rakyat atau negara kita atau bangsa kita.

Dengan cara minimal kita bisa hidup hemat, gitu ya. Kita tunjukkan kita ada perhatian, dan bisa membantu orang miskin, berusaha untuk membuat kehidupan moral pendidikan lebih baik, atau bagaimana mendorong supaya lapangan kerja atau buruh bisa diberdayakan.

Nah, ini memang bisa saja bukan wewenang langsung DPD yang diatur UU. Tapi minimal kita coba mengupayakan itu. Yang lain lagi, saya kira kita juga akan berusaha supaya wewenang DPD itu tidak sekedar memberikan masukan, memberikan pertimbangan, atau pengawasan yang tidak jelas kepada lembaga pemerintah lain. Pertimbangan kepada DPR misalnya, atau usulan undang-undang kepada DPR, tapi lebih dari itu kita harapkan juga terlibat dalam mengambil keputusan.

Jadi, tidak seperti yang sekarang diatur oleh UU Susduk hanya sekedar mengusulkan pertimbangan dan budgeting, gitu. Jadi, ada hal-hal yang memang menjadi program di parlemen atau di institusi. Tapi, ada juga program-program yang meskipun tidak diatur UU itu kita bisa berbuat sesuatu yang nyata bagi masyarakat.

Yang nyata itu ya itu tadi, saya sebutkan, bagaimana yang miskin itu bisa dibantu. Ya, bisa saja kita mengkoordinir bantuan dana dari perusahaan atau konglomerat untuk kita bisa salurkan kepada rakyat, terutama masyarakat miskin kota, misalnya. Ini hanya contoh saja, mungkin agak sulit untuk diimplementasikan tapi kita coba berusahalah ke sana, hal-hal praktis yang mungkin bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Dalam pembicaraan-pembicaraan hingga saat ini, porsi-porsi kewenangan apa yang diinginkan DPD?

Saya kira tidak terlalu jauh, ya, masih sama dengan sekarang. Mungkin hanya lima aspek. Masalah otonomi daerah, perimbangan keuangan pusat dan daerah, sumber daya alam, masalah yang terkait dengan pemekaran wilayah, masalah tentang pendidikan, agama, pajak, ya sekitar itu saja. Jadi kalau dihitung itu itemnya, mungkin hanya sembilan, ya. Dan dari sembilan itu mungkin hanya lima yang sifatnya itu terkait dengan legislasi.

Nah, yang kita inginkan, supaya dalam lingkup yang lima atau sembilan tadi kita juga ikut menetapkan, tidak hanya mengusulkan. Dan itu saya kira yang diusulkan oleh Komisi Konstitusi. Jadi, bukan juga semua aspek kehidupan di Indonesia ini, yang memang dihandel oleh DPR, yang kita juga ingin handel. Saya kira tidak sampai seluas itu.

Kalau DPR mungkin ada 20 item lebih, mulai dari pendidikan, agama, sosial, hankam, kelautan, terus perhubungan, anda sebutkanlah apa saja aspek kehidupan yang diatur di negara ini diatur oleh DPR. DPD tidak sampai ke sana. Cuma yang ada sekarang perannya itu tidak sekedar mengusulkan, tapi juga ikut menetapkan, sama seperti DPR.

Nanti, area bermainnya DPD ini lebih berpusat di pusat atau di daerah?

Ada waktunya di pusat, dan akan kebanyakan di pusat, dan ada juga waktunya di daerah. Itu, sama seperti DPR kalau reses.

Bukankah semestinya lebih baik lebih banyak di daerah?

Itu tergantunglah. Jadi, saya kira bisa saja, kalau memang dibutuhkan ke sana. Yang penting kan wewenang tadi, bahwa kita bicara lima atau sembilan aspek, itu sesuai dengan yang diatur UU itu bisa kita hasilkan secara optimal untuk bisa dirasakan oleh masyarakat di seluruh Indonesia, di daerah terutama.

Kalau boleh tahu, apa visi politik Bapak Marwan dalam tempo lima atau 10 tahun ke depan?

Saya kira visinya itu, saya kira samalah. Saya tidak bicara terlalu banyak dan kita tidak bisa juga… Kalau yang namanya visi itu kan semacam cita-cita, cita-cita itu bagaimana supaya masyarakat ini merasakan keadilan, kesejahteraan.

Bapak Marwan seorang Batak tapi menjadi anggota DPD justru dari Jakarta. Ini, bagaimana cerita keluarga Bapak?

Iya, saya kira karena saya tinggal di Jakarta, dan saya kira karena latar belakangnya tadi sudah saya sebutkan. Karena kesamaan visi dan misi dengan beberapa unsur masyarakat, apakah itu partai dan mahasiswa terutama, dan juga Serikat Pekerja dalam kasus Indosat. Kita waktu itu sama-sama bergerak menolak penjualan aset-aset negara.

Nah, dari sana terus saya didorong untuk lebih aktif di bidang ini, masuk ke DPD karena memang pada saat bersamaan saya tidak disukai lagi di Indosat, saya pun merasa tidak nyaman bekerja dalam kondisi adanya diskriminasi di dalam. Itu sebetulnya latar belakangnya. Saya lahir di Deli Tua, Sumatera Utara, saya sejak tahun 1978 di Jakarta.

Bentuk diskriminasi yang bapak maksudkan, dirasakan seperti apa?

Ya, misalnya kan kita dari yang aktif di Serikat Pekerja itu ada yang dipindahkan ke daerah, bonus kita dipotong nggak tahu alasannya apa, kerjaan tidak dikasih, kita punya jabatan tapi tidak ada kerjaan, misalnya, ada kesempatan-kesempatan kita tidak diajak padahal GM lain diajak juga dikasih kesempatan, kita tidak, seperi itu.

Jaman siapa dirutnya, Bapak Hari Kartana atau siapa?

Tidak, Pak Hari saya kira dia bisa mengerti, kita sama-sama mainkan peran, dia sebagai manajemen kita sebagai serikat pekerja. Dan kita bukan menyerang mereka, kok, bukan menyerang manajemen. Kita, yang kita… juga ini bukan masalah serang-menyerang, masalah ingat-mengingatkan bahwa ini melanggar konstitusi, ini melanggar undang-undang, tolong jangan dijual. Nah, kita ingin mengingatkan pemerintah.

Jadi, kalau jaman Pak Hari nggak. Cuma jaman Widya Purnama, orang yang memang waktu sebelum dia menjadi direksi dia sendiri ikut membantu dana untuk Serikat Pekerja, termasuk juga Hasnul Suhaemi, itu juga ikut membantu.

Ini pertanyaan terakhir, bisa diceritakan perjalanan karir profesionalisme Bapak?

Saya, sebetulnya tadi saya sebutkan, mulai kerja itu tahun 1977, waktu itu masih Telkom. Januari 1978 saya pindah ke Jakarta, saya mulai sebagai teknisi, kemudian saya ada kesempatan kuliah tahun 1979 hingga 1984. Begitu lulus saya saya dapat kepala seksi, kemudian dua tahun saya kepala urusan.

Tahun 1990 saya dapat kesempatan beasiswa sekolah di Australia untuk master di bidang computing, dua tahun. Lalu tahun 1992 saya pulang, tahun 1993 saya naik jadi manajer. Tahun 1999 saya naik jadi General Manager (GM), gitu. General Manager saya yang pertama sebagai GM Pembangunan Transmisi, kemudian waktu Widya (Purnama) Dirut saya jadi General Manager Perlengkapan, gitu.

Cuma belakangan, karena mereka tidak leluasa dengan program-program yang diminta oleh Laksamana, ya kan, saya lalu dipindah, ditaruh ditempat yang memang tidak diperlukan sebetulnya itu. Saya General Manager di yang namanya itu Pelayanan Operasi. Itu, kalau ditutup juga nggak masalah bagi Indosat, gitu.

Oke, ada lagi yang ingin Bapak tambahkan?

Saya sebetulnya berharap teman-teman di media bisa saling membantu kalau kita bicara tentang kebaikan kebenaran bagi semua masyarakat. Kalau bicara soal adanya pelanggaran-pelanggaran, saya juga berharap media itu bisa membantu sehingga pelanggaran hal-hal yang jelek itu bisa diungkap, bisa dihentikan.

Saya juga berharap teman-teman di media itu bisa mandiri, tidak terpengaruh oleh kepentingan-kepentingan di luar dari kepentingan yang lebih luas, yaitu kepentingan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar, dan jelas, dan baik.

Sabtu, 20 November 2010

Etnis Karo gelar "gendang guro-guro aron"

Illustrasi (In Set)
Etnis Karo gelar "gendang guro-guro aron"
Warta
WASPADA ONLINE

MEDAN - Masyarakat etnis Batak Karo, Sumatera Utara akan menggelar "Gendang Guro-Guro Aron" yang merupakan tradisi dalam mengeratkan silaturahim di kalangan generasi muda.

"Rencananya akan diselenggarakan di Jambur Stargin Pajak Delitua, Kabupaten Deli Serdang," kata Ketua Panitia Gendang Guro-Guro Aron Gatot Ginting, malam ini.

Gatot Ginting mengatakan, pagelaran Gendang Guro-Guro Aron merupakan salah satu upaya etnis Batak Karo untuk memperkenalkan berbagai budaya etnis tersebut di kalangan generasi muda.

"Guro-guro Aron" yang merupakan budaya tradisinonal itu terdiri dari dua kata yakni "Guro-Guro" yang berarti hiburan atau pesta dan "Aron" yang bermakna muda-mudi.

"Jadi, Guro-Guro Aron adalah suatu pesta muda-mudi yang dilaksanakan berdasarkan adat dan kebudayaan Karo," katanya.

Dengan menggunakan musik etnis karo dan "perkolong-kolong" yakni biduan khusus etnis tersebut, budaya tradisional akan diselenggarakan pada Sabtu (20/11) malam di Jambur Stargin Pajak Delitua, Deli Serdang.

Dalam budaya tradisional itu, kalangan generasi muda Batak Karo akan diajarkan tentang cara membuat "bulang-bulang" yang merupakan tudung atau penutup kepala khas etnis tersebut.

Bahkan, budaya Guro-Guro Aron itu juga mengajarkan tentang cara berperilaku yang baik dalam pergaulan dan mempercantik diri bagi "anak perana" (pemuda) dan "singuda-nguda" (pemudi).

Hebatnya lagi, kata dia, budaya Guro-Guro Aron tersebut juga sering dimaksudkan sebagai arena mencari jodoh bagi anak perana dan singuda-nguda.

"Karena itu, ada kalanya kegiatan itu didorong oleh kalangan orang tua, karena melihat banyak perawan tua dan lajang tua di kampungnya," kata Gatot Ginting.

Editor: SASTROY BANGUN
(dat01/antara)

Jumat, 19 November 2010

petugas Polsek Delitua tangkap Remaja Jurtul Togel

Remaja Jurtul Togel Gol
Jumat, 19 November 2010 23:41

Starberita - Medan, Seorang juru tulis togel masih di bawah umur, IS (16) yang beralamat di Stasiun Sutra, Jl Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan diamankan petugas Polsek Delitua, Kamis (18/11) sekira pukul 19.30 WIB di Jalan Penerbangan, Kelurahan Simpang Selayang, Medan.

Dari tangan tersangka, petugas berhasil menyita barang bukti berupa 1 buah pulpen, 2 lembar kertas bertuliskan angka togel dan uang tunai sebesar Rp41 ribu. Oleh petugas, tersangka beserta barang bukti kemudian diamankan ke Mapolsek Delitua.

Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga didampingi Kanit Reskrim Iptu Semion Sembiring saat dikonfirmasi wartawan diruang kerjanya, Jumat (19/11) membenarkan penangkapan tersebut. "Ya benar, kita lagi giat-giatnya memberantas judi walau penulis togelnya masih muda ya tetap kita proses," kata Kapolsek singkat. (AND/RIS)
Sumber: starberita

Mencuri Di Delitua, POLSEKTA MEDAN BARAT RINGKUS SEORANG SINDIKAT PENCURI SEPEDAMOTOR di MEDAN

* Tersangka Mengaku 6 Kali Mencuri Sepedamotor

Medan (SIB)
Petugas Reskrim Polsekta Medan Barat meringkus seorang sindikat pencuri sepedamotor berinisial H (29) warga Jalan Gurila Medan, Kamis (18/11) pagi dari kawasan Jalan Merak Jingga Medan.
Kapolsekta Medan Barat AKP Arke Furman A SiK melalui Kanit Reskrim Iptu Simon R Kendek menginformasikan, tertangkapnya tersangka berawal dari informasi warga yang menyebutkan kehadiran seorang pria dicurigai akan melakukan aksi kejahatan di kawasan Jalan Merak Jingga.
Petugas Reskrim Polsekta Medan Barat yang meluncur ke lokasi kejadian langsung mengamankan tersangka H sedangkan seorang lagi berhasil kabur mengendarai sepedamotor. Dari tersangka H, polisi menyita barang bukti sejumlah kunci letter “T”.
Dalam pemeriksaan awal lanjut Kanit,tersangka mengaku telah 6 kali melakukan pencurian sepedamotor di kawasan Binjai, Delitua dan Tembung. ”Tersangka mengaku menjual sepedamotor hasil curian ke Aceh,” ujar Simon Kendek.
Iptu Simon R Kendek menambahkan,pihaknya hingga kini masih menelusuri sindikat pencuri sepedamotor lainnya yang melibatkan tersangka. (M18/g)

Sumber : hariansib

Masyarakat Karo Kecamatan Delitua pesta muda-mudi Delitua

Friday, 19 November 2010 22:11

20 November pesta muda-mudi Delitua
Warta
ROMI IRWANSYAH
Koresponden Pemerintahan & Politik
WASPADA ONLINE

DELITUA - Masyarakat Karo Kecamatan Delitua akan menggelar, Gendang Guro-Guro Aron (pesta muda-mudi-red), Sabtu, 20 (11) di Jambur Stargin Pajak Delitua. Panitia menghadirkan artis Karo Keleng Barus berpasangan dengan Anita br Sembiring dan artis lainnya untuk menghibur masyarakat yang datang ke jambur itu

Ketua Panitia Gendang Guro-Guro Aron Masyarakat Delitua, Gatot Ginting, didampinggi Wakil Ketua Thomas Darwin Sembiring, mengatakan, “Guro-guro aron berasal dari dua kata, yaitu, guro-guro dan aron. Guro-guro berarti hiburan atau pesta, sedangkan aron berarti muda-mudi. Jadi guro-guro aron adalah suatu pesta muda-mudi yang dilaksanakan berdasarkan adat dan kebudayaan Karo, dengan memakai musik karo dan perkolong-kolong,” jelas Gatot malam ini.

Menurut Gatot, digelarnya “Gendang Guro-Guro Aron” ini, selain untuk hiburan juga untuk melestarikan seni budaya Karo yang diwariskan oleh orangtua terdahulu sehingga para muda-mudi juga tetap belajar tentang adat Karo. “Misalnya bagaimana cara ertutur, mana yang boleh teman menari, mana yang boleh menurut adat atau mana yang tidak boleh dilakukan dan lain-lain,” ungkap Gatot.

Selain itu, sambung Gatot, dengan diselenggarakannya guro-guro aron ini, tentunya para muda-mudi, yakni anak perana dan singuda-nguda belajar tata rias (metik) guna mempercantik diri. Artinya, mereka belajar membuat tudung atau bulang-bulang dan lain sebagainya. Bahkan, anak perana dan singuda-nguda juga belajar etika atau tata krama pergaulan hidup dengan sesamanya.

“Hebatnya lagi, digelarnya guro-guro aron ini juga dimaksudkan sebagai arena cari jodoh bagi anak perana dan singuda-nguda. Karena itu adakalanya pelaksanaannya didorong oleh orang-orang tua, karena melihat banyak perawan tua dan lajang tua di kampungnya,”tandas Gatot seraya berharap semua masyarakat Karo, dimanapun berada untuk datang ke Jambur Stargin Delitua, untuk menyaksikan hiburan gratis ini sembari mempererat ikatan silaturrahmi sesama warga Karo dan suku lainnya.

Editor: SASTROY BANGUN
(dat08/wol)

Sumber: waspada
Medan, (Analisa)

Polda Sumut mengumumkan 36 daftar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Polri dari sumber pelamar umum Tahun Anggaran 2010 dari pendidikan SMA/SMK yang memenuhi syarat.

“Ke-36 yang dinyatakan memenuhi syarat untuk mengikuti ujian tertulis, yaitu Natalia Nopita Sinaga jurusan IPS, penduduk Jalan Garu II A gang Anggrek No.5 Medan, Taufik Akbar jurusan IPS warga Jalan Gaharu Komplek PTP Blok C No.6 Medan, Khairuddin Rangkuti (IPS) warga Titi Pahlawan gang Pringgan, Medan Marelan, Netty Patrisia Tampubolon (IPA), Asrama Brimob Blok 61 No.1, Yusuf Nodisten Gultom (IPS), Jalan Perjuangan gang Silindit No.20 Medan, Erwin Jonfiter Sihotang (IPA) penduduk Jalan Jahe V No.2 P.Simaligkar, Selamat Rajagukguk (IPS) Jalan Sederhana No.24 Teladan, Medan, Tribayu Harivinarto (IPS), Kampung Durian No.34 C Parak Gadang Timur, Nana Febriana (jurusan Teknik Mesin) Dusun Simargalin RT05/01 Desa Parung Mulya, Karawang, Epsarunika Aritonang (IPA) warga Kampung Salam III Lingkungan XII, Jaserep Sijabat (IPS) asal Pondok Rangon Kecamatan Cipayung, Jawa Timur (Jatim), Boni Brata Aries S (Pelayaran) warga AR. Saleh No.33 RT 13 Kelurahan Palmerah Lama Jambi, Juniel Parasian Siahaan (IPS) warga Afdeling VIII Dolok Ilir Nagori Dolok Ilir II Kecamatan Dolok Batu Banggar,” jabar Kasubid Dokliput Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan, Kamis (11/11).

Selain itu, katanya, Tanda Septiawan Hutajulu (Teknik Mekanik Otomotif), Jalan Pelita IV No.144-A Medan, Eben Ezer Ginting (Teknik Mesin), Bunga Rampai 2 Simalingkar B, Medan, Muhammad Abdul Halim (Elektro) Titi Pahlawan Lingkungan IV Medan Marelan, Aryanto Pandapotan Purba (IPS) warga 5B-56 Lingkungan VI Pulo Brayan Bengkel, Medan Timur, Diamon Romansa Bangun (IPA) warga Bendungan II Lingkungan I Medan, Sri Ani Nanda Sari (IPS) asal Lingkungan Padat Karya Aek Tape A, Rantau Selatan, Septia Diningrum (IPA), Askela Barak Kampar No.215 Kecamatan Binjai Utara, Dedy Fransisco Sibuea (Teknik Medan), Blok 20 Lingkungan XV Belawan Sicanang, Hendrizal (Otomotif), penduduk Rimbo Tarok RT 004 RW 009 Kelurahan Kuranji Padang, Murniman Larosa (IPS) penduduk Pelud Binaka Km12 Dusun Bawadesolo Kecamatan Gunung Sitoli, Nias, Noniat Telaumbanua (IPA) asal Desa Hilidurawa Kecamatan Sawo, Nias Utara, Desman Rahmat Insani Giawa (IPS), Jalan Mawar Blok E No.12 Asrama Polres Nias, Jimmy Fernando (IPS) Jalan Merica Raya No.105 P.Simalingkar.

Selanjutnya, Foresman Zendrato (IPA) Jalan Golkar No.8 Gunung Sitoli, Nias, Yunisokhi Mendrofa (IPA), asal Desa Lolowua Kecamatan Hili Serangkai, Nias, Dedy Syahputra Harefa (IPA), Jalan Pelita No.11 Kelurahan Ilir, Kecamatan Gunung Sitoli, Nias, Yulius Zebua (IPS) Desa Tethosi Kecamatan Bawolato, Nias, Oktoberlius Zamasi (IPS) penduduk Tetehosi Foa Kecamatan Gunung Sitoli Idanoi Nias, Arif Jaya Lafau (IPS) Desa Dahana Kecamatan Bawolato, Nias, Rynto Arbeth Waruwu (IPA) Desa Ononamolo II Kecamatan Mandrehe Utara, Nias, Yanisudiati Lase (IPS) Jalan Sutomo No.15 Dahano Sogawu-gawu Kodya Gusit, Nias dan Lestariani Mendrofa (IPA) penduduk Anggrek No.20 Kelurahan Ilir, Gunung Sitoli, Nias.

Hasil ke-36 CPNS tersebut, katanya, berdasar rujukan Kapolda Sumut nomor:Kep/478/XI/2010 tanggal 9 November 2010 tentang penetapan hasil pemeriksaan administrasi seleksi penerimaan CPNS Polri Tahun Anggaran 2010 sumber pelamar umum khusus kualdik SMA/SMK jurusan IPA/IPS, Komputer, Elektro dan Mesin.

"Pengambilan nomor ujian bisa dilakukan Kamis (11/11) di Biro Personel lantai III Polda Sumut pukul 08.00-15.00 WIB. Pelaksanaan ujian tertulis dilaksanakan Sabtu (13/11) di Aula Kamtibmas Polda Sumut mulai pukul 08.00 WIB. Peserta pria harus mengenakan kemeja putih celana hitam dan wanita kemeja putih rok hitam," tutur Nainggolan. (hen)
Sumber : analisadaily

Kamis, 18 November 2010

Edi Yusuf,SIP MSi Camat Delitua


Lubukpakam, (Analisa)

Bupati Deliserdang, melalui Wakil Bupati H Zainuddin Mars menegaskan, tanggung jawab keberhasilan program pembangunan di daerah, berada di tangan Camat sebagai pimpinan puncak yang mampu memainkan perannya sebagai kepala pemerintahan.

Selain harus dapat meraih kepercayaan masyarakat, Camat juga harus memiliki kemampuan mengajak semua unsur pimpinan kecamatan lainnya, untuk menegakkan panji-panji dan wibawa pemerintahan di daerahnya masing-masing.

Hal itu disampaikan saat melantik 19 dari 22 Camat di kabupaten itu yang dihadiri unsur Muspida, Asisten Setdakab, anggota DPRD,Wakil Ketua TP-PKK Hj Asdiana Zai, Staf Ahli Bupati dan pimpinan SKPD di aula Cendana kantor bupati Jalan Negara Lubukpakam, Jumat (12/11).

Dikatakan, tugas Camat yang harus dilaksanakan dengan baik adalah kemampuan dalam memimpin, mengatur, menggerakkan dan melayani kepentingan masyarakat dengan penuh disiplin dan dedikasi yang tinggi.

Kabupaten Deliserdang harus lebih baik dan jangan kalah dari kabupaten/kota lain. Maka seluruh jajaran dilingkungan Pemkab harus saling bergandeng tangan menjalin kebersamaan dalam membangun daerah serta melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dengan baik.

Camat juga harus mampu mengembangkan seluruh potensi dalam upaya percepatan pembangunan melalui semangat kebersamaan dari seluruh elemen masyarakat, dan sebagai kepala pemerintahan tidak boleh hanya terpaku pada tugas-tugas rutin, tanpa dorongan inovasi dan menciptakan terobosan-terobosan yang berarti dengan melihat lebih jeli situasi dan kondisi kehidupan masyarakat di wilayahnya.

"Tugas dan tanggung jawab ke depan cukup besar dan kompleks, terutama dalam upaya menggali potensi dalam meningkatkan pendapatan asli daerah dalam upaya percepatan pembangunan daerah," tegas Bupati.

Dilantik

Camat yang dilantik,Darwin Zen, S.Sos Camat Percut Seituan, Dedy Maswardy,S.Sos Camat Labuhandeli, TM Zaki Aufa, S.Sos Camat Batangkuis, Faisal Arif Nasution,S.Sos MSi Camat Hamparanperak, Khairul Saleh Siregar,S.Sos Camat Patumbak, Drs Teddy Bachtari Camat Pagar Merbau.

Drs Sariguna Tanjung,MSi Camat Sunggal,Drs Citra Efendi Capah Camat Lubukpakam,Edi Yusuf,SIP MSi Camat Delitua, Drs Zainal Abidin Hutagalung Camat Tanjungmorawa,Safii Sihombing,SIP Camat Kutalimbaru, Ahmad Efendy Siregar, S.Sos MAP Camat Pantailabu, Drs Hendra Wijaya Camat Namorambe,Tuah Malem Tarigan, SH Camat Sibolangit.

Marakali Hasibuan,S.Sos Camat STM Hilir,Batara Rivai Harahap,S.Sos Camat Beringin,Suryadi Aritonang, S.Sos MSi Camat Pancurbatu, Bronsyah Girsang,SE Camat Sibirubiru dan Taufik Israd Harahap, S.Sos Camat Gunungmeriah. (sk)
Sumber: analisadaily

Senin, 15 November 2010

Di Lapangan Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan DelituaPra PON 2011 - 610 Karateka Lemkari Sumut Ikuti Ghasuku

600-an Karateka Lemkari Sumut Gelar Gashuku dan Ujian Kenaikan Tingkat di Lapangan Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan Delitua
Monday, 15 November 2010 05:47

Lemkari Sumatera Utara (Sumut) menyelenggarakan pelaksanaan Ghasuku dan ujian kenaikan tingkat Kyu Semester II tahun 2010 dari 12-14 November 2010 di Lapangan Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan Delitua Medan.

Dalam kegiatan tersebut, diikuti oleh 610 karateka Lemkari, terdiri dari 302 pria, 189 wanita dan 119 orang personel Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan. Ujian kenaikan tingkat resmi dibuka langsung Ketua Umum Lemkari Provinsi Sumatera Utara, yang juga Wakil Bupati Kabupaten Batubara Gong Maratua Siregar.

Di sela-sela kata sambutannya, Maratua menyampaikan, kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja dan tercantum dalam kalender kegiatan Lemkari Sumut, serta sebagai mata rantai yang penting dalam pembinaan olahraga karate.

"Saat ini para duta atlet karate Lemkari sedang mengikuti Pekan Olah Raga Daerah Sumatera Utara (PORDASU), diharapkan para duta Lemkari dapat meraih medali Emas untuk mendapatkan tiket menuju pra PON 2011, agar atlet karate Lemkari semakin diperhitungkan kekuatannya di mata Forki," kata Gong Maratua Siregar.

Kepada seluruh majelis Sabuk Hitam, pinta Gong Maratua Siregar, diharapkan agar dapat melatih para atlet Lemkari dengan tehnik/metode yang terbaru, agar para karateka lemkari lebih bersemangat dan menambah ilmu serta memiliki wawasan yang lebih maju, namun keberhasilan Lemkari tidak terlepas dari komitmen kerja keras pengurus dan dukungan majelis sabuk hitam serta berbagai pihak lainnya.

Sementara Ketua I Pengurus Daerah Lemkari Sumut Danyon Armed 2/105 Kilap Sumagan Letnan Kolonel Arm M Damanik menambahkan, kegiatan ini sebagai wahana untuk meningkatkan dan memupuk jiwa karateka sejati bagi peserta maupun penyelenggara, sehingga diharapkan dapat meningkatkan tali persaudaraan agar bisa saling mengenal dan bertatap muka langsung antar Do Djo.

"Selain itu juga ingin memperkenalkan Do Djo Batalyon Armed dengan Do Djo-Do Djo dari daerah lain. Dalam hal ini Do Djo Armed telah menunjukkan keseriusan dalam keikutsertaannya dalam perguruan karate lemkari, hal ini telah ditunjukkan dengan beberapa prestasi yang berhasil direbut pada even-even bergengsi," kata M Damanik.
Sumber : www.harian-global



600-an Karateka Lemkari Sumut Gelar Gashuku dan Ujian Kenaikan Tingkat
Danyon Armed 2/105 Kilap Sumagan Letkol Arm Surya Darma Damanik (tengah)photo bersama dengan karateka Lemkari Sumut pada acara Gashuku dan ujian kenaikan tingkat Kyu Lemkari kemaren.

- Juga Diikuti Anggota Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan
- Ketua Lemkari Sumut Drs Gongmatua Siregar: Menjadi Karateka Tidaklah Gampang, Harus Mempersiapkan Segala Hal

Medan (SIB)
Enam ratusan karateka Lemkari Sumut mengadakan gashuku dan ujian kenaikan tingkat kyu di Lapangan Batalyon Armed 2/105 Kilap Samagan – Deli Tua pada Sabtu ( 13/11). Dalam gashuku dan ujian kenaikan tingkat tersebut ikut juga 119 anggota Batalyon Armed 2/105 Kilap Samagan. Sebagai penyelenggara adalah Batalyon Armed itu sendiri dengan Ketua Panitia Letda Arm M.Dastin Meta dan Sekretaris Panitia Ahmad Denny SE, karateka senior Lemkari.
Ketua Umum Pengda Lemkari Sumut Gongmatua Siregar SE yang dikenal juga sebagai wakil Bupati Kabupaten Batubara dalam sambutannya pada pembukaan gashuku dan ujian kenaikan tingkat tersebut mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik digelarnya kegiatan tersebut. Sebab penyelenggaraan gashuku dan ujian kenaikan tingkat merupakan kalender kegiatan diadakan setiap 6 bulan sekali.
Katanya ujian kenaikan tingkat tersebut merupakan bagian dari program kerja serta kalender kegiatan lemkari Sumut ,serta mata rantai yang penting bagi pembinaan olahraga karate khususnya di lemkari Sumut.
Dimintakannya agar seluruh insan karate lemkari di manapun berada khususnya di Sumut agar menjaga kekompakan serta stabilitas organisasi. Sebab disebutkannya menjadi karateka itu tidaklah gampang dan harus mempersiapkan segala hal terutama kematangan sendiri. Tidak semua orang bisa menjadi pemimpin apabila tidak dibarengi dengan tindak tanduk dan tingkah laku serta pola pikir yang positif. Jadi pemimpin bukan hanya dituntut keberanian tapi harus dilihat dari beberapa aspek.
Kepada seluruh majelis sabuk hitam, Gongmatua Siregar juga mengingatkan agar meningkatkan tehnik-tehnik karate, bukan mengurusi kepengurusan, karena katanya ia melihat ada indikasi sabuk hitam terlalu jauh mencampuri kepengurusan dan ini telah menyalahi AD/ART Lemkari.
Tugas sabuk hitam adalah melatih serta mempelajari terhnik karate yang terbaru dan tehnik tersebut dapat diajarkan kepada atlet-atlet lemkari.
Gongmatua yakin dan percaya lemkari Sumut ke depan akan lebib kompak dan solid. Apabila di antara anggota lemkari ada yang tidak mau bekerja dan tidak solid hanya memikirkan materi semata mari kita tinggalkan dan kita tidak butuh orang-orang seperti itu . Kita hanya butuh orang-orang yang cinta lemkari, kata Gongmatua Siregar meningatkan.
Sementara itu Komandan Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan Letkol Arm Surya Dharma Damanik mengatakan pihaknya menginstruksikan kepada anggotanya untuk ikut ambil bagian mengikuti gashuku dan ujian kenaikan tingkat ini.
Kami ingin memperkenalkan diri kepada dojo-dojo karate lain bawah kami serius keikutsertaan kami mengikuti perguruan bela diri karate ini. Tentunya kami juga ingin memupuk rasa persaudaraan dengan karateka-karateka lainnya sekaligus bertatap muka juga dengan dojo -dojo lainnya.
Dengan beberapa prestasi yang telah berhasil mereka capai di bebeberapa even bergengsi hal itu menandakan bahwa dojo khusus Batalyon 2/105 adalah dojo yang bisa diperhitungkan dalam cabang karate, tukas Letkol Arm Surya Dharma Damanik yang juga penyandang sabuk hitam DAN II tersebut. Letkol Damanik juga duduk sebagai Ketua Bidang Organisasi Pengda Lemkari Sumut.
Gashuku dan ujian kenaikan tingkat lemkari Sumut ini berlangsung selama 3 hari. (R12/u)
Sumber: hariansib
 

Perampokan dan Percobaan Perkosaan Gadis Naik bus line Delitua-Sei Mencirim-Kutalimbaru


MEDAN (Berita): Dua sopir angkot dan kernetnya diringkus petugas Polsekta Kutalimbaru setelah gagal merampok dan memperkosa penumpangnya di areal perkebunan kelapa sawit di Dusun II Desa Namorobejulu Kecamatan Kutalimbaru, Minggu (14/11) sekira pk 21:00.

Kedua tersangka berinisial BB ,53, sopir angkot, warga Jalan Melur VII Kelurahan Tanjungsari Medan Selayang dan HL ,33, warga Jalan Bunga Rinte Kelurahan Simpangselayang Kecamatan Medan Selayang. Polisi menyita bus angkot Espas Mitra lyn 25 BK 7651 MV sebagai barang bukti sedangkan HP Nokia, dompet milik korban dan 1 kartu ATM telah hilang.

Selanjutnya korban Rika Febriani br Purba ,25, warga Jalan Jamin Ginting Pasar VII, Padangbulan telah membuat laporan pengaduan di Polsekta Kutalimbaru. Kasus percobaan perampokan dan pemerkosaan tersebut berawal, Minggu (14/11) sekira pk 21:00 saat korban Rika Pebriani Purba hendak pulang ke rumahnya dan menumpang bus lyn Delitua-Sei Mencirim-Kutalimbaru yang disopiri oleh tersangka BB dan kernetnya HL.

Di perjalanan, tersangka HL merayu korban agar singgah ke rumahnya sebentar dengan alasan untuk mengambil uang sama keluarganya. Namun, di tengah perjalanan persisnya di areal pepohonan kelapa sawit, tersangka HL dan BB merampas tas dan handphone milik karyawati pabrik tersebut.

Tak hanya itu, kedua tersangka berusaha memperkosa korban. Sadar dirinya akan diperkosa, korban berontak dan berhasil melarikan diri sembari berteriak minta tolong. Sejumlah warga yang mendengar teriakan tersebut sgeera berdatangan dan menolong korban, sementara kedua pelaku melarikan diri dan meninggalkan bus angkot tersebut di areal pepohonan kelapa sawit.

Dari keterangan korban dan penyelidikan petugas, tersangka BB berhasil ditangkap beberapa jam kemudian, sekira dua ratus meter dari lokasi kejadian. Sedangkan temannya HL ditangkap Senin (15/11) sekira pk 06:00 ketika hendak membeli sarapan pagi di dekat rumahnya.

Korban percobaan pemerkosaan tersebut kini mengalami depresi dan dilarikan petugas Polsekta Kutalimbaru ke rumah sakit terdekat. Harta benda milik korban berupa uang Rp50 ribu, HP dan kartu ATM hilang dilarikan kedua tersangka.

Kapolsekta Kutalimbaru AKP Bambang Rubianto menjelaskan, tertangkapnya kedua pelaku karena korban berteriak minta tolong dan didengar oleh warga setempat. Selanjutnya, warga melaporkan peristiwa tersebut melalui handphone kepada petugas Polsekta Kutalimbaru. “Setelah memintai keterangan korban dan mengetahui ciri-ciri pelaku akhirnya kedua tersangka berhasil diringkus,” jelas AKP Bambang Rubianto.

Menurut AKP Bambang Rubianto, meskipun nyaris menjadi korban pemerkosaan, namun buruh pabrik tersebut trauma dan depresi. “Korban masih dicekam trauma dan terlihat depresi sehingga dibawa berobat ke rumah sakit terdekat dan belum bisa dimintai keterangannya,” tambah AKP Bambang Rubianto. (att)
Sumber:



Sopir Angkot Coba Perkosa Penumpang
Posted by Redaksi on November 15, 2010 
MEDAN (Berita): Dua sopir angkot dan kernetnya diringkus petugas Polsekta Kutalimbaru setelah gagal merampok dan memperkosa penumpangnya di areal perkebunan kelapa sawit di Dusun II Desa Namorobejulu Kecamatan Kutalimbaru, Minggu (14/11) sekira pk 21:00.

Kedua tersangka berinisial BB ,53, sopir angkot, warga Jalan Melur VII Kelurahan Tanjungsari Medan Selayang dan HL ,33, warga Jalan Bunga Rinte Kelurahan Simpangselayang Kecamatan Medan Selayang. Polisi menyita bus angkot Espas Mitra lyn 25 BK 7651 MV sebagai barang bukti sedangkan HP Nokia, dompet milik korban dan 1 kartu ATM telah hilang.

Selanjutnya korban Rika Febriani br Purba ,25, warga Jalan Jamin Ginting Pasar VII, Padangbulan telah membuat laporan pengaduan di Polsekta Kutalimbaru. Kasus percobaan perampokan dan pemerkosaan tersebut berawal, Minggu (14/11) sekira pk 21:00 saat korban Rika Pebriani Purba hendak pulang ke rumahnya dan menumpang bus lyn Delitua-Sei Mencirim-Kutalimbaru yang disopiri oleh tersangka BB dan kernetnya HL.

Di perjalanan, tersangka HL merayu korban agar singgah ke rumahnya sebentar dengan alasan untuk mengambil uang sama keluarganya. Namun, di tengah perjalanan persisnya di areal pepohonan kelapa sawit, tersangka HL dan BB merampas tas dan handphone milik karyawati pabrik tersebut.

Tak hanya itu, kedua tersangka berusaha memperkosa korban. Sadar dirinya akan diperkosa, korban berontak dan berhasil melarikan diri sembari berteriak minta tolong. Sejumlah warga yang mendengar teriakan tersebut sgeera berdatangan dan menolong korban, sementara kedua pelaku melarikan diri dan meninggalkan bus angkot tersebut di areal pepohonan kelapa sawit.

Dari keterangan korban dan penyelidikan petugas, tersangka BB berhasil ditangkap beberapa jam kemudian, sekira dua ratus meter dari lokasi kejadian. Sedangkan temannya HL ditangkap Senin (15/11) sekira pk 06:00 ketika hendak membeli sarapan pagi di dekat rumahnya.

Korban percobaan pemerkosaan tersebut kini mengalami depresi dan dilarikan petugas Polsekta Kutalimbaru ke rumah sakit terdekat. Harta benda milik korban berupa uang Rp50 ribu, HP dan kartu ATM hilang dilarikan kedua tersangka.

Kapolsekta Kutalimbaru AKP Bambang Rubianto menjelaskan, tertangkapnya kedua pelaku karena korban berteriak minta tolong dan didengar oleh warga setempat. Selanjutnya, warga melaporkan peristiwa tersebut melalui handphone kepada petugas Polsekta Kutalimbaru. “Setelah memintai keterangan korban dan mengetahui ciri-ciri pelaku akhirnya kedua tersangka berhasil diringkus,” jelas AKP Bambang Rubianto.

Menurut AKP Bambang Rubianto, meskipun nyaris menjadi korban pemerkosaan, namun buruh pabrik tersebut trauma dan depresi. “Korban masih dicekam trauma dan terlihat depresi sehingga dibawa berobat ke rumah sakit terdekat dan belum bisa dimintai keterangannya,” tambah AKP Bambang Rubianto. (att)
Sumber : beritasore

Kafe Kedai Durian Delitua Resahkan Warga

Kafe Kedai Durian Delitua Resahkan Warga
Senin, 15 November 2010 23:30

Starberita - Medan, Kawasan Kafe Kedai Durian Deli Tua dinilai telah meresahkan warga, pasalnya kafe tersebut telah membuat orang tua dikawasan tersebut khawatir dengan keberadaan minuman keras bahkan perempuan seks komersial, Senin (15/11).

Kondisi ini telah berlangsung lama, dan warga juga masih enggan untuk melaporkan pada petugas kepolisian. Kafe yang berada ditengah kuburan Tiong Hoa Kedai Durian Deli Tua tersebut diduga sebagai lokasi prostitusi yang mempengaruhi pemuda pemuda sekitar.

Menyikapi hal ini Kapolsek Deli Tua AKP Drs, S.P Sinulingga mengatakan, pihaknya akan menindak lanjuti keresahan warga tersebut, dan apabila terbukti maka pengelolanya akan di proses sesuai hukum yang berlaku. SP Sinulingga juga mempersilahkan warga untuk menghubungi ke nomor telepon genggam (Hand Phone) pribadinya bila warga mengetahui kejadian kejadian yang melibatkan warga diwilayah hukum Deli Tua, bahkan warga dapat menghubungi langsung HP pribadinya di nomer 08116251968. Hal ini menurut dia akan sangat membantu tugas Polsek(AND/BHI)
Sumber: starberita

Minggu, 14 November 2010

Kapolsek Delitua Kompol Simon Paulus Sinulingga unsur kesengajaan?

Written by Yuni
Illustration: inset
Monday, 15 November 2010 05:20

Sepekan sudah kakak beradik, Khairunnisa Ramadhani (11) dan Muhammad Usnan Sidiq (7) meninggal diduga karena keracunan makanan usai mengonsumsi bakso kojek dan jambu biji pemberian pria misterius. Hingga Minggu (14/11) polisi masih terus berusaha mengungkap kasus ini.

Kapolsek Delitua Kompol Simon Paulus Sinulingga tidak menapik kemungkinan adanya unsur kesengaja atau kriminalitas. Namun dugaan itu belum bisa dibuktikan. "Dugaan bisa saja, tapi sebaiknya jangan disinggung dulu, karena belum ada buktinya," sebutnya singkat.

Dia mengatakan, hasil pengujian (sampling) muntahan dua pelajar Sekolah Dasar (SD) yang tewas, diperkirakan akan selesai dalam minggu ini. Hasil pengujian itu diharapkan menguak tabir penyebab kematian kedua korban.
Ibu kandung kedua korban, Eriani (36) mengaku ikhlas. Namun kepasrahan itu masih meninggalkan tanya penyebab meninggalnya dua buah hati hasil pernikahannya dengan Subandi (42).

Ibu empat anak ini bercerita, sebelum meninggal, buah hatinyasempat memakan buah jambu biji pemberian pria misterius, bakso kojek, dan kerupuk, juga sempat makan ubi kayu. "Memang ada makan ubi. Tapi, bukan hanya cuma anak saya saja yang makan. Saya yakin bukan karena itu (ubi), tapi dugaan lebih kepada jambu. Apalagi sebelumnya saya juga pernah menggoreng dan memakannya, tak terjadi apa-apa," sebutnya.
Sumber: harian-global

Sabtu, 13 November 2010

Penduduk Delitua diantara Ragam Penduduk dan Budaya

Penduduk Kabupaten Deli Serdang terdiri dari berbagai suku bangsa antara lain : Melayu, Karo, Simalungun, Toba, Mandailing, Jawa, Minangkabau dan lain-lain yang pada umumnya memeluk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.

Akibat pemekaran Kabupaten Deli Serdang menjadi dua wilayah pemerintahan, sudah tentu mengalami perubahan kepada pengurangan jumlah penduduk

Jumlah Penduduk yang bermukim di daerah ini sampai dengan tahun 2007 diperkirakan sebanyak 1.686.366 Jiwa.dengan kepadatan rata-rata 675 jiwa/km2 dengan penduduk terpadat di kec. Deli Tua yaitu 6.057 jiwa/km2 dan penduduk terendah/ jarang di kec. Gunung Meriah 33 jiwa/km2.

Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas merupakan modal pelaksanaan pembangunan dan potensi bagi peningkatan pembangunan di segala bidang. Namun jumlah penduduk yang besar apabila tidak diupayakan pengembangan kualitasnya dapat merupakan beban bagi pembangunan dan justru dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

Dampak pembangunan terhadap dinamika kependudukan antara lain dapat dilihat dari aspek kuantitas dan kualitas penduduk yang diindikasikan dari pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, angka ketergantungan umur, median umur, rata-rata anak lahir hidup/rata-rata masih hidup dan angka migrasi, umur perkawinan pertama, pendidikan, dan ketenagakerjaan.

Dinamika kependudukan di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
 

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang 

WARGA Kec. DELITUA ANGGOTA DPRD KABUPATEN DELI SERDANG PERIODE 2009 - 2014

1.
Nama: Rekki Nelson Josep Barus, SH
Partai: PDS
Kantor: Jl. Negara No. 3 Lubuk Pakam 
Rumah: Gg. Nogio Deli Tua Timur
Telp. Kantor: 795 1704
HP.: 081376627377

2.
Nama: H. Sabar Ginting
Partai: PAN
Kantor: Jl. Negara No. 3 Lubuk Pakam 
Rumah: Jl. LK.II Gg. Baru Kel. Delitua Barat Kec. Delitua
Telp. Kantor: 795 1704
HP.: 08116341591

Sumut Terima 8.375 CPNS; Pendaftaran 20 November-4 Desember

Medan, (Analisa)

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) provsu Drs H Suheman MSP menyatakan kuota resmi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Sumut 2010 bertambah dari 7.690 menjadi 8.375.

Seluruh kuota CPNS 2010 Sumut ini sudah disetujui Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara (Kemenegpan), dan Badan Kepegawaian Nasional (BKN), kata Suherman kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (12/11).

Kuota CPNS sebanyak 8.375 untuk pengadaan di 31 kabupaten/kota dan Pemprov Sumut tersebut untuk formasi guru sebanyak 3230, kesehatan 2254 dan tenaga teknis 2891. Dikatakan Kepala BKD Provsu, tahun ini yang tidak membuka lowongan penerimaan CPNS Sumut dari Kota Tanjung Balai, dan Kabupaten Toba Samosir. Padahal, dibandingkan kuota sebelumnya dengan yang sudah resmi ini, ada penambahan sebanyak 685 orang.

Menurut Suherman kabupaten dan kota terbanyak yang membuka lowongan penerimaan CPNS 2010 Sumut masing-yakni Kabupaten Batu Bara (370), Kabupaten Padang Lawas dan Kota Sibolga (360), Kabupaten Nias Barat (340), Kota Medan, dan Kabupaten Labuhanbatu Utara (324), serta Kabupaten Padang Lawas Utara (313).

"Lima terbesar yang membuka lowongan CPNS 2010 Sumut ini, mengajukan tambahan dari kuota sebelumnya (7.690). Sedangkan Pemprov Sumut tetap sebanyak 290 orang, dengan jumlah yang pensiun dan meninggal untuk 2010 ini 340 orang," ungkap Suherman.

Secara keseluruhan dirincikan penerimaan CPNS 2010 yakni, Pemprov Sumut (290 orang), Kota Medan (324 orang), Binjai (153 orang), Pematang Siantar (160 orang), Tebing Tinggi (171 orang), Padang Sidempuan (210 orang), Sibolga (360 orang), adn Gunung Sitoli (302 orang).

Kemudian, Kabupaten Deli Serdang (287 orang), Serdang Bedagai (287 orang), Langkat (285 orang), Karo (196 orang), Dairi (238 orang), Simalungun (219 orang), Tapanuli Utara (203 orang), Pakpak Bharat (249 orang), Humbang Hasundutan (239 orang), Samosir (277 orang), Tapanuli Selatan (229 orang), dan Mandailing Natal (280 orang).

Selanjutnya, Padang Lawas (360 orang), Padang Lawas Utara (313 orang), Tapanuli Tengah (236 orang), Asahan (250 orang), Batubara (370 orang), Labuhan Batu (219 orang), Labuhan Batu Selatan (299 orang), Labuhan Batu Utara (324 orang), Nias (256 orang), Nias Selatan (269 orang), Nias Utara (304 orang), dan Nias Barat (340 orang).

Namun dua daerah lain yakni Kabupaten Toba samosir dan Pemko Tanjung Balai tidak melakukan penerimaan CPNS yang akan dilakukan pada akhir tahun 2010 tersebut.
Penerimaan CPNS dilakukan mulai 16-30 November 2010, pendaftaran 20 November-4 Desember 2010, ujian 15 Desember 2010 pada pukul 09.00 yang dilakukan serentak, dan pengumuman hasil ujian pada 22 Desember 2010, kata Suherman.

Sepakat

Sebelumnya, Pemprov Sumut diwakili Sekdaprovsu DR RE Nainggolan bersama Kepala BKD dari 31 kabupaten dan kota, Jumat (12/11) dalam rapat di Hotel Madani Medan bersepakat terhadap empat hal dalam penerimaan CPNS 2010 Sumut, yakni pengumuman penerimaan CPNS dilakukan mulai 16-30 November 2010, pendaftaran 20 November-4 Desember 2010, ujian 15 Desember 2010 pada pukul 09.00 yang dilakukan serentak, dan pengumuman hasil ujian pada 22 Desember 2010.

Menyangkut kerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN), kita tetap mengimbau dilakukan dengan PTN setempat melalui rektor, apakah dengan USU, atau Universitas Negeri Medan (Unimed)," kata Sekda.

Imbauan Pemprov Sumut kepada 31 kabupaten dan kota tersebut dituangkan dalam Surat Edaran Gubsu Nomor 800/18405/BKD/II/2010, tanggal 5 November 2010 tentang Pelaksanaan Penerimaan CPNS 2010 Sumut.

Dikatakan Sekda, imbauan tersebut tidak bersifat memaksa kepada kabupaten dan kota. "Kami hanya memberikan gambaran, bahwa selama ini, kerja sama Pemprov Sumut dengan PTN setempat dalam penerimaan CPNS, telah memberikan banyak manfaat, antara lain efisiensi waktu dan biaya, serta kemudahaan pengawasan," ujarnya. (ir)
Sumber : analisadaily