Minggu, 31 Oktober 2010

HLN ke-65 di Deli Serdang, Dari 10.725 Target Penyambungan Baru, PLN Cabang Lubuk Pakam Sudah Pasang 8.400 Sambungan

Lubuk Pakam (SIB)
Dari target 10.725 sambungan baru PT PLN Cabang Lubuk Pakam, sudah melaksanakan 8.400 pemasangan hingga puncak peringatan Hari Listrik Nasional (HLN) ke-65 tahun 2010, Rabu (27/10). Jumlah itu disalurkan kepada pelanggan melalui ranting Lubuk Pakam, Delitua, Pancur Batu, Medan Denai, Tanjung Morawa, Perbaungan, Sei Rampah dan Galang.

Acara peringatan ditandai dengan pelepasan balon berhadiah serta pemasangan sambungan baru secara simbolis di rumah M Ali Warga Jalan Thamrin Lubuk Pakam oleh Sekdakab Drs Azwar S MSi didampingi Senior Manajer Pelayanan Pelanggan Indonesia Bagian Barat Djaka Panudju, Manajer PT PLN Cabang Lubuk Pakam Wahyu Nugroho, Asisten II Setdakab Drs Agus Ginting MSi serta unsur AKLI.
Ketua Panitia HLN Ke-65 PT PLN (Persero) Cabang Lubuk Pakam, Situmorang menjelaskan serangkaian dengan HLN Ke-65, PT PLN Cabang Lubuk Pakam telah melaksanakan program “Gerakan Sehari Sejuta Sambungan” (GSSS). “Selain urusan tidak berbelit-belit, diharapkan dengan program GSSS tidak ada lagi ditemukan sambungan liar,” ujarnya.

Bupati Deli Serdang Drs H Amri Tambunan dalam pidato tertulisnya yang dibacakan Sekdakab Drs Azwar S MSi mengatakan peringatan HLN Ke-65 kali ini mengambil thema “PLN bertekad melakukan perubahan menuju perbaikan pelayanan kepada pelanggan” maka ini berarti seluruh jajaran PLN dituntut bekerja keras, tulus ikhlas memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pelanggan.

Sementara itu, Kacab PT PLN Deli Serdang Wahyu Nugroho beberapa waktu lalu mengatakan untuk wilayah Sumatera Utara, PT PLN menyediakan 52 ribu-55 ribu penyambungan baru. Dijelaskannya, PLN juga sudah secara transparan mengumumkan seluruh biaya pemasangan baru, baik yang dilayani PLN seperti biaya penyambungan (BP), dan uang jaminan langganan (UJL). Untuk Listrik 450 VA – 2200 VA dengan biaya Rp.382.290-Rp.1.931.600. Target PLN ke depan, pada HLN ke-75, di Indonesia sudah 100 persen mendapat sambungan listrik.
Demikian pula biaya lain yang menjadi wewenang Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) berupa biaya pemasangan instalasi dan jaminnan instalasi serta sertifikat laik operasi dari Konsuil (Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik) diharapkan dikutip dengan biaya yang tidak terlalu tinggi. (M-32/g)
Sumber: hariansib

Sabtu, 30 Oktober 2010

PLN Kini Dituntut Beri Pelayanan Terbaik Kepada Pelanggan

Lubukpakam, (Analisa)

Bupati Deliserdang Drs H Amri Tambunan mengingatkan jajaran PLN kini dituntut untuk bekerja lebih keras dengan tulus dan ikhlas dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan yang sesuai dengan thema yang diusung dalam peringatan Hari Listrik Nasional (HLN) ke-65 tahun 2010 yaitu

"PLN bertekad melakukan perubahan menuju perbaikan pelayanan kepada pelanggan".

Hal tu diungkapkan Bupati H Amri Tambunan melalui Sekdakab Drs H Azwar S,MSi pada peringatan HLN ke-65 tahun 2010 dikantor PT PLN (Persero) Cabang Lubukpakam di Jalan Diponegoro Kecamatan Lubukpakam,Rabu (27/10) pagi.

Peringatan dihadiri seluruh jajaran PT PLN (Persero) Cabang Lubukpakam,Senior Manejer Pelayanan Pelanggan Indonesia Bagian Barat Djaka Panudju,Manejer PLN Cabang Lubukpakam Wahyu Nugroho, Asisten II Setdakab Deliserdang Drs Agus,MSi dan pengurus AKLI Lubukpakam ditandai pelepasan balon berhadiah oleh Sekdakab H Azwar S serta pemasangan sambungan baru aliran listrik dirumah M Ali warga Jalan Thamrin Lubukpakam.

Menurut Bupati H Amri Tambunan,kedepan untuk membangun dunia perlistrikan yang lebih baik sebagaimana yang menjadi harapan semua pihak diperlukan kesamaan visi antara PLN selaku pengelola perusahaan listrik negara dengan para pelanggannya hingga kedua belah pihak memiliki rasa kebersamaan yang kuat dan bersinerji.

Rasa kebersamaan itu harus dipupuk dan dikembangkan secara terus menerus terlebih lagi jika dikaitkan dengan kondisi perlistrikan saat ini yang masih belum mampu memberi kepuasan kepada seluruh pelanggannya.

Untuk itu, kepada jajaran PLN diajak untuk memanfaatkan momentum HLN sebagai langkah awal untuk lebih mengoptimalkan pelayanan hingga seluruh pelanggan merasa ikut memiliki,bertanggung jawab dan bergerak bersama untuk kebangkitan PLN ke depan.

Program PLN "Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GSSS)" di seluruh Indonesia dinilai merupakan bentuk upaya nyata yang dilakukan PLN dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sekaligus merupakan jawaban atas tuntutan masyarakat yang masih membutuhkan listrik.

GSSS juga sejalan dengan visi pembangunan Kabupaten Deliserdang priode 2009-2014 dimana kebutuhan enerji listrik masih sangat diperlukan bagi peningkatan taraf hidup warga masyarakat,kata Bupati H Amri Tambunan.

Ketua Panitia HLN Situmorang mengatakan serangkaian dengan HLN ke-65,PLN Cabang Lubukpakam mendapat target 10.000 pemasangan listrik baru tanpa melalui "calO" dan hingga Rabu (27/10) telah terpasang 8400 sambungan baru dengan daya 450-2200 VA yang disalurkan kepada pelanggan melalui PLN Ranting Lubukpakam, Delitua, Pancurbatu, Medan denai, Tanjungmorawa, Perbaungan,Seirampah dan Galang. (sk)

Jumat, 29 Oktober 2010

Masyarakat Jangan Terlantarkan Tanah Berlama-lama

Medan, (Analisa) 

Ketua PD Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Sumut, Dr H.Fauzi Usman MBA mengingatkan masyarakat daerah ini untuk tidak menelantarkan tanah miliknya berlama-lama, karena hal itu akan mengundang munculnya sengketa.

"Masalah atau sengketa tanah saat ini sangat rawan sekali akibat semakin banyaknya mafia bermain dengan mengorbankan kepentingan rakyat kecil. Karena itu, masyarakat pemilik tanah harus benar-benar waspada agar terhindar dari incaran mafia," ujar Fauzi Usman kepada Analisa di Medan, Jumat (22/10).

Dikatakan, sepak terjang para mafia tanah di Sumut sudah sangat merajalela dengan melibatkan berbagai oknum. Masyarakat yang lalai dan kurang mengerti hukum, selalu saja menjadi korban.

Oleh karena itu, diingatkan masyarakat pemilik tanah agar lebih hati-hati jika ingin menyewakan atau meminjam pakaikan dan segera menyampaikan pengaduan kepada pihak berwenang bila melihat ada oknum yang mencoba berbuat curang dengan maksud mengambil-alih kepemilikan terhadap tanah dimaksud.

Fauzi Usman mengaku merasa terpanggil untuk menyampaikan permasalahan ini kepada masyarakat luas, karena dirinya pun punya pengalaman cukup pahit berperkara akibat ulah mafia dalam mempertahankan hak atas tanah seluas 12 hektar di Dusun V Desa Delitua Kecamatan Namo Rambe, Deli Serdang.

Bersama dua keluarga dekatnya sekitar tahun 1995 lalu Fauzi Usman mengungkapkan, membeli tanah itu dan langsung disertifikatkan ke Badan Pertahanan Nasional (BPN) Deli Serdang.

Namun, karena terlalu lama dibiarkan kosong, dengan berbekal surat baru ada pihak lain mengaku sebagai pemilik tanah tersebut meskipun Fauzi Usman cs memegang Surat Hak Milik (SHM)-nya.

Wal hasil, tanah tersebut menjadi lahan sengketa yang berlarut-larut mulai tahun 1997, tetapi karena Fauzi Usman cs memiliki SHM yang sah dan menguasai permasalahan secara detail, perkara dapat dimenangkan baik di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) hingga ke tingkat Kasasi di Mahkamah Agung (MA).

Inkracht

Hal itu ditandai dengan keluarnya Surat Keterangan Inkracht No: W1-TUN1/655/AT. 02.07/VIII/2010 tanggal 10 Agustus 2010 atas penolakan MA terhadap gugatan Telista Sinulingga dan Normalis Sinulingga.

MA mengeluarkan putusan Kasasi No.187K/TUN/2009 tanggal 2 Desember 2009 jo Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan No.106/BGD/2008/PT.TUN-MDN tanggal 22 Januari 2009 jo Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan No.08/G/2008/PTUN Medan tanggal 26 Agustus 2008, namun karena lain sesuatu hal baru diterima Fauzi Uslam cs selaku tergugat belum lama ini.

Dari pengalaman pahit ini, Fauzi Usman mengetahui betapa kejam perbuatan mafia tanah tersebut dan konon pula sengketa tanah paling banyak terjadi sekarang ini justru di wilayah Sumatera Utara.

Oleh karena itu, ia sekali lagi menyampaikan peringatan kepada masyarakat luas tidak menganggap sepele masalah kepemilikan tanah, agar terbebas dari sengketa.

(rama)

Masyarakat Jangan Terlantarkan Tanah Berlama-lama

Medan, (Analisa) 

Ketua PD Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Sumut, Dr H.Fauzi Usman MBA mengingatkan masyarakat daerah ini untuk tidak menelantarkan tanah miliknya berlama-lama, karena hal itu akan mengundang munculnya sengketa.

"Masalah atau sengketa tanah saat ini sangat rawan sekali akibat semakin banyaknya mafia bermain dengan mengorbankan kepentingan rakyat kecil. Karena itu, masyarakat pemilik tanah harus benar-benar waspada agar terhindar dari incaran mafia," ujar Fauzi Usman kepada Analisa di Medan, Jumat (22/10).

Dikatakan, sepak terjang para mafia tanah di Sumut sudah sangat merajalela dengan melibatkan berbagai oknum. Masyarakat yang lalai dan kurang mengerti hukum, selalu saja menjadi korban.

Oleh karena itu, diingatkan masyarakat pemilik tanah agar lebih hati-hati jika ingin menyewakan atau meminjam pakaikan dan segera menyampaikan pengaduan kepada pihak berwenang bila melihat ada oknum yang mencoba berbuat curang dengan maksud mengambil-alih kepemilikan terhadap tanah dimaksud.

Fauzi Usman mengaku merasa terpanggil untuk menyampaikan permasalahan ini kepada masyarakat luas, karena dirinya pun punya pengalaman cukup pahit berperkara akibat ulah mafia dalam mempertahankan hak atas tanah seluas 12 hektar di Dusun V Desa Delitua Kecamatan Namo Rambe, Deli Serdang.

Bersama dua keluarga dekatnya sekitar tahun 1995 lalu Fauzi Usman mengungkapkan, membeli tanah itu dan langsung disertifikatkan ke Badan Pertahanan Nasional (BPN) Deli Serdang.

Namun, karena terlalu lama dibiarkan kosong, dengan berbekal surat baru ada pihak lain mengaku sebagai pemilik tanah tersebut meskipun Fauzi Usman cs memegang Surat Hak Milik (SHM)-nya.

Wal hasil, tanah tersebut menjadi lahan sengketa yang berlarut-larut mulai tahun 1997, tetapi karena Fauzi Usman cs memiliki SHM yang sah dan menguasai permasalahan secara detail, perkara dapat dimenangkan baik di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) hingga ke tingkat Kasasi di Mahkamah Agung (MA).

Inkracht

Hal itu ditandai dengan keluarnya Surat Keterangan Inkracht No: W1-TUN1/655/AT. 02.07/VIII/2010 tanggal 10 Agustus 2010 atas penolakan MA terhadap gugatan Telista Sinulingga dan Normalis Sinulingga.

MA mengeluarkan putusan Kasasi No.187K/TUN/2009 tanggal 2 Desember 2009 jo Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan No.106/BGD/2008/PT.TUN-MDN tanggal 22 Januari 2009 jo Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan No.08/G/2008/PTUN Medan tanggal 26 Agustus 2008, namun karena lain sesuatu hal baru diterima Fauzi Uslam cs selaku tergugat belum lama ini.

Dari pengalaman pahit ini, Fauzi Usman mengetahui betapa kejam perbuatan mafia tanah tersebut dan konon pula sengketa tanah paling banyak terjadi sekarang ini justru di wilayah Sumatera Utara.

Oleh karena itu, ia sekali lagi menyampaikan peringatan kepada masyarakat luas tidak menganggap sepele masalah kepemilikan tanah, agar terbebas dari sengketa.

(rama)

Kamis, 28 Oktober 2010

Tak Ada Modal Kawin, Nekat Curi Ranmor

DEMI Cinta apa pun dilakukan. Mungkin, itulah salah satu motto hidup RPN, 25, bersama kekasihnya Sri, 27. Karena sudah ngebet hendak berumah tangga, sementara modal belum ada, akhirnya sepasang kekasih warga Jalan Karya Selamat Lingkungan VI, Pangkalan Mansyur itu, nekat mencuri sepeda motor Yamaha MIo milik Bastok, warga Pangkalan Mansyur, yang sedang parkir di depan rumahnya.

Namun, saat sepasang kekasih itu mendorong sepeda motor itu beberapa meter, aksinya diketahui Bastok yang kebetulan ke luar dari rumahnya. Akibatnya, pasangan kekasih itu diteriaki Bastok, sehingga mengundang warga berdatangan dan langsung meringkus keduanya.

Masih untung bagi pasangan pencuri ranmor tersebut, karena tidak diamuk massa atas kejahatan yang dilakukan mereka sebab petugas Polsekta Delitua yang berketepatan sedang melintas patroli langsung mengamankannya.

Keduanya langsung diboyong ke Mapolsekta Delitua untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Saat ditemui Berita di sel tahanan, Rabu (27/10), tersangka RPN mengakui, rencananya sepeda motor curian itu akan dijual dan dijadikan modal untuk melamar kekasihnya.

“Tadinya kami tidak ada niat untuk mencuri, entah kenapa saya melihat sepeda motor Mio yang terparkir didepan rumah itu terlintas dalam benak saya untuk mengambilnya,” kata RPN.

Menurutnya, dia tergoda untuk mendapatkan uang banyak dengan cara mudah yakni mencuri sepeda motor Mio tersebut. “Hasil penjualan sepeda motor itu nantinya akan kujadikan sebagai modal untuk meminang Sri yang sejak lama sudah mendesak saya untuk dilamar. Karena saya bilang uang belum ada, wajah pacar saya Sri langsung cemberut, disitulah terlintas pikiran saya hendak mengambil kereta Mio tersebut bang,” dalih tersangka.

RPN mengaku kalau hubungan mereka sudah lama dan Sri sudah berumur 27 tahun. “Mungkin faktor usia inilah dia mendesak saya untuk melamarnya. Yah cemanalah bang,” tambah tersangka seraya menambahkan dirinya saat ini belum memiliki pekerjaan tetap alias nganggur.

Sementara itu, pengakuan Sri juga menyatakan dirinya bersalah karena terus mendesak RPN untuk melamar dirinya.

“Habis dianya selalu cari alasan kalau berbicara tentang kelangsungan hubungan kami bang,” ujar Sri sedih menyesali perbuatannya.

Disebutkannya, sewaktu RPN membicarakan untuk mengambil sepeda motor itu, dia pikir kekasihnya RPN hanya bercanda. “Rupanya RPN tidak main-main untuk membuktikan cintanya padaku, apapun dilakukannya. Saya tidak menyangka kalau RPN senekat itu untuk mencuri sepeda motor yang sekarang menjadi barang bukti menjebloskan kami berdua ke dalam sel,” sesal Sri. (aru)
Sumber : beritasore.com

Sabtu, 23 Oktober 2010

Berangkat Kuliah, Dua Mahasiswi Dihipnotis, 1 Laptop, 2 HP dan Uang Dibawa Kabur

Delitua (SIB)
Sungguh apes nasib Hepna Br Siagian (18) asal Sidumpat, Balige dan Debora Manalu (18) asal Aek Raja, Tarutung yang kos di Perumahan Wakiki Blok F No 51, Medan Tuntungan ini, pasalnya mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di Medan ini ditipu dengan cara hipnotis oleh orang yang baru dikenalnya, Jumat (22/10) pukul 10.00 WIB di simpang masuk perumahan tersebut. Akibat kejadian tersebut, 1 unit laptop, 2 HP dan uang Rp600 ribu milik korban dibawa kabur.

Informasi yang diperoleh wartawan saat korban mengadu ke SPK Polsek Delitua, Jumat (22/10) siang menyebutkan, pagi itu kedua mahasiswi ini bermaksud bersama-sama berangkat ke kampus mereka. Saat itu korban Hepna Br Siagian menunggu temannya Debora yang merupakan teman satu kosnya di simpang perumahan tersebut. Setahu bagaimana tiba-tiba, korban Hepna Br Siagian didatangi orang yang berada di mobil Avanza berwarna biru sembari berpura-pura menanyakan alamat dinas perhubungan untuk keperluan menggadaikan barang perhiasannya. Spontan saja, korban menyarankan agar perhiasan tersebut dibawa ke Pegadaian bukan ke dinas perhubungan, katanya sembari berniat membantu. Tak lama kemudian korban Debora pun datang dan melihat mereka sedang mengobrol. Tak lama kemudian kedua korban pun masuk ke dalam mobil tersebut dan berkenalan dengan orang tersebut dan seorang sopir yang menunggu di dalam mobil. ” Orang itu mengaku warga Malaysia dan sopirnya mengaku suku batak bermarga Sianipar, ” ucap Hepna.

Lebih lanjut korban Hepna menyebutkan saat di mobil, orang yang mengaku warga Malaysia tersebut ingin mengurus paspornya yang telah hilang. ” Disebabkan tidak mempunyai uang, orang itu mengaku bermaksud hendak menggadaikan jam tangan berlapiskan emas hadiah buat pamannya dan kemudian diperlihatkan kepada kami,” ucap Hepna. Mendengar hal tersebut, setahu bagaimana kedua korban pun kembali ke tempat kos sembari membawa laptop dan HP serta sejumlah uang ke dalam mobil pelaku dan kemudian menyerahkannya kepada pelaku. “Kami diturunkan di Simpang Pos, dan membawa jam berlapis emas yang dimasukkan ke dalam bungkusan terlebih dahulu ke tempat kosan, namun saat dibuka, tahu-tahunya jam itu sudah berubah menjadi jam biasa, ” ucap Debora sembari menunjukkan jam tangan tersebut.

Sementara itu Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga melalui Kanit Reskrim Iptu Semion Sembiring saat ditemui wartawan membenarkan adanya pengaduan tersebut. ” Kasus ini masih dalam penyelidikan, ” kata Kanit Reskrim singkat. (BSK/x)
Sumber : hariansib

Jumat, 22 Oktober 2010

Polsek Delitua Ungkap Sindikat Pencuri Komputer, 3 Tersangka dan 37 Unit Komputer Diamankan

Delitua (SIB)
Petugas Unit Reskrim Polsek Delitua mengungkap sindikat pencurian komputer di Warnet, Selasa (19/10) sekira pukul 11.30 WIB di, Jl HR Hakim, Medan. Tiga tersangka masing-masing AR (23) warga Jl Bakti, Medan Denai, FR (18) warga Jl Gotong Royong, Medan Denai dan AG (18) warga Jl Brigjend Katamso, Medan serta barang bukti sebanyak 37 unit komputer diamankan petugas ke Mapolsek Delitua. Barang bukti tersebut merupakan hasil curian dari beberapa warnet yang ada di tiga lokasi berbeda di antaranya Jl Karya Wisata, Jl Brigjen Hamid, Titi Kuning, dan Jl Kwala Bekala, Medan Johor.

Informasi yang diperoleh wartawan terungkapnya sindikat pencurian komputer di Warnet tersebut berawal dari adanya laporan pengaduan korban, Hashfi Candra SH (29) warga Komplek Johor Indah Permai, Medan Johor yang melaporkan telah kehilangan 12 unit komputer di Warnet miliknya di daerah Jl Karya Wisata, Medan Johor, Senin (18/10) sekira pukul 08.10 WIB ke SPK Polsek Delitua.
Kapolsek Delitua, Kompol SP Sinulingga didampingi Kanit Reskrim Iptu Semion Sembiring saat dikonfirmasi wartawan di ruang kerjanya membenarkan penangkapan tersebut. “Berdasarkan laporan dari masyarakat, ketiga tersangka di antaranya dua pencuri dan satu penadah komputer sudah kita amankan beserta barang bukti. Saat ini kita sedang melakukan pengembangan dan pengejaran terhadap tersangka lainnya. Kasus ini masih dalam pemeriksaan dan penyelidikan guna diproses lebih lanjut, ” kata Kapolsek. (BSK/n)
Sumber : hariansib

Selasa, 19 Oktober 2010

SMA dari Delitua di depan FKSS IKIP Negeri Medan hadiri kegiatan di halaman kampus

PARA sastrawan Sumatera Utara sudah tidak masuk lagi ke sekolah-sekolah. Juga jarang adakan acara di kampus-kampus. Kalaupun ada hanya kampus tertentu saja. Acara sastrawan masuk sekolah, sudah lebih 25 tahun tidak bangkit lagi di Medan.

Tahun 1979, sebuah organisasi penulis yang dimotori oleh Yudhi Harsoyo dan teman-teman. Ketika itu, Penulis dan Shafwan Hadi Umri (saat itu penulis dan Shahwan) masih sama-sama mahasiswa di tingkat akhir. Saya di Fakultas Hukum USU, Shafwan di IKIP Negeri Medan. Himpunan Penulis Muda (HPM) yang bermarkas di Jalan Ahmad Yani, kantor Harian Berita Yudha Perwakilan Medan.

HPM begitu aktif menggalang para penulis remaja untuk menjadi cerpenis dan pemuisi. Selain aktif dalam berbagai kegiatan omong-omong sastra dari rumah ke rumah, HPM juga mengadakan berbagai kegiatan lainnya. Tersebutlah Rustam Lubis Djamaksyari aktif di dalamnya.

Tak lama berdirinya HPM, Shafwan menjadi pegawai negeri dan ditugaskan di Tapanuli Selatan sebagai guru Bahasa Indoensia. Bersama Yudhi Harsoyo dan Rustam Lubis Djamaksyari, kami terus menggalakkan sastra masuk sekolah-sekolah. Pada tahun itu juga HPM mengadakan kegiatan di IKIP Negeri Medan Jalan Merba. Ketika itu HPM bekerja sama dengan Dewan Mahasiswa IKIP egeri Medan, menampilkan Damiri Mahmud sebagai pembicara dari HPM dan BP Situmorang dari IKIP Negeri Medan.

Mulanya rektor IKIP Negeri Medan menolak. Drs. B. P. Situmorang yang pernah sebagai pembicara pada Pertemuan sasttrawan Sumut tahun 1977 di Taman Budaya Medan "berduet" dengan Sabarudin Ahmad, BA. Ketika itu, Sabaruddin Agmad masih belum mengambil doktorandusnya.

Perdebatan yang sangat hangat di Taman Budaya Medan yang sebelumnya bernama Taman Bina Budaya Medan (TBBM) bergaung bukan hanya sampai ke Jakarta, bahkan sampai ke negara tetangga di Malaysia. Dengan tegas, ketika itu, B. P. Situmorang mengatakan, sastra kita baru sampai lampu satu, belum berlayar mengharungi lautan bebas ke mancanegara. Di sisi lain BP. Situmorang mengatakan, kalau sastra Malaysia tertinggal 20 tahun dari Indonesia.

Pro-kontra ketika itu sangat tajam. Saat itu, mata Jakarta terbuka karena tajamnya pro-kontra pertemuan itu menghiasi berbagai halaman koran Jakarta, seperti Sinar Harapan (Belum dibreidel dan berganti Suara Pembaruan), Kompas, Berita Yudha, bahkan MBM Tempo yang ditulis oleh Zakaria M Passe.

Mengingat itu, B. P. Situmorang mengajak saya menemui rektor ke ruangannya. Saat itu kebetulan di ruangan rektior ada Dekan FKSS (Fakultas Kejuruan Sastra dan Seni di Unimed sekrang bernama FBS). Drs. B. P. Situmorang meyakinkan rektor, kalau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh HPM adalah kegiatan positif.

Perlu digarisbawahi, ketika itu kampus-kampus yang baru saja tenang dalam berbagai demo, sangat "tertutup" pada komunitas luar kampus. "Kalau Pak Situmorang berani bertanggungjawab, silahkan," ancam rektor ketika itu. Dengan lantang Drsw. B. P. Situmorang mengatakan:" Saya yang akan bertanggung jawab."

Dalam kegiatan di halaman kampus di depan FKSS IKIP Negeri Medan, hadir juga undangan para siswa SMA, termasuk SMA dari Delitua yang dibawa gurunya Angkup Lubis, SH dan kini menjadi hakim tinggi di Jambi. Kegiatan itu pun berlangsung dengan baik dan penuh antusias dari kalangan mahasiswa. Sebelumnya, mereka hanya membaca tulisan yang hadir seperti Damiri Mahmud, A.N. Zaifa, Rahim Qahhar, R. Lubis Djamaksyari dan sebagainay dari kioran saja.

Seperti Koran SIB, Analisa, Waspada, Bukit Barisan dan Bintang Sport & Film (BSF) saja. Kotran-koran tertera di atas saja ketika itu yang aktif terus-menerus mengadakan kolom sastra dan budaya. Walaupun ketika itu BSF dicetak dalam bentuk Letter Press dan bermarkas di Jalan Hindu namun setiap minggunya memuat cerpen dan puisi serta artikel sastra.

Para peminat olahraga yang berlangganan BSF tetap aktif membaca hal-hal sastra. Tak geran jika para pemain tua PSMS, mengenal siapa-siapa sastrawan Sumatera Utara. Pemain tua PSMS bahkan lebih mengenal sastrawan Sumatera Utara ketimbang para guru Bahasa Indonesia ketika itu, karena para pemain PSMS selalu berlangganan BSF.

Kini, sastrawan masuk ke sekolah-sekolah sudah sangat langa terdengar. Guru-guru Bahasa Indonesia di SLTA, sepertinya tidak memikirkan hal itu. Atau mungkin njuga kepala sekolah yang tak terpikir ke arah itu, hingga saat guru Bahasa Indoensia menyampaikan hal itu, kurang mendapat tanggapan.

Sarifuddin Lubis di Binjai, kelihatannya masih terus aktif mengembangkan sastra sekolah. Itu juga nampaknya masih terbatas kepada para siswanya saja. Selaian itu, untung masih banyak juga media yang memiliki kolom remaja dan ada ruang sastranya.

Kalau majalah sastra Horison kita menggalakkan sastrawan masuk sekolah, sebenarnya Sumatera Utara sudah terlebih dahulu melakukannya. Bedanya, mereka mendapat dana dan biaya yang cukup, sementara di Sumatera Utara tidak. Sudah selayaknya para Kepala Dinas Pendikan di Kabupaten/Kota memikirkan hal ini, karena kegiatan inisangat positif kepada para siswa. Idris Pasaribu

Sabtu, 16 Oktober 2010

Polsek Deli Tua membenarkan Polisi Tewas Kencan Di Hotel

MEDAN-Seorang personil Polisi Polsek Kutalimbaru Bripka Julius Barus (35) ditemukan tewas sekira pukul 15.15, Jum’at (15/10), di kamar 11 Hotel DG, Jalan Jamin Ginting, Simpang Selayang Kelurahan Selayang, Medan Tuntungan. Informasi yang dihimpun wartawan di Polsek Deli Tua, personil polisi ini ditemukan tewas di kamar hotel saat bersama Debora Simanjuntak. Diduga tewasnya oknum polisi ini diakibat menegak obat kuat sebelum berkencan.

Pasangan kencan ini mulai masuk ke Hotel DG ini sekira pukul 13.00. Saat itu keduanya langsung berada di hotel tersebut. Beberapa lama setelah berada di kamar tersebut, Debora sempat sontak melihat oknum polisi tersebut menegang dan tewas di kamar tersebut.

Atas penemuan ini, oknum polisi yang tewas langsung dilaporkan ke Polsek Deli Tua. Laporan inilah yang ditindaklanjuti. Jasadnya dibawa ke RS Brimob dan Debora diboyong ke Polsek Deli Tua untuk dimintai keterangan.

Tak ada petugas yang mau dimintai keterangan resmi. Namun seorang petugas mengatakan, Debora diduga mau berkencan dengan oknum polisi ini untuk menebus adiknya yang ditangkap atas tuduhan pencurian. Dengan memadu kasih di kamar hotel inilah, ada jaminan bakal ibebaskan adiknya yang saat ini ditahan atas tuduhan pencurian.

Sayangnya, upaya untuk membebaskan adiknya dari tuduhan pencurian gagal. Wanita bertubuh sintal itu malah terpaksa berurusan lagi dengan Polsek Deli Tua atas peristiwa ini. Hingga pukul 21.30 WIB, Debora masih berada di ruangan juper Polsekta Deli Tua. Saat ditanya tentang peristiwa yang sebenarnya, Debora enggan memberikan jawaban. Dia malah menangis sambil tertunduk, sembari sesekali menyeka air matanya yang terus menetes.

Kapolsek Deli Tua Kompol SP Sinulingga tidak bersedia memberikan keterangan terkait tewasnya oknum polisi tersebut. Wartawan Sumut Pos (grup JPNN) berupaya menemui di ruangannya. Namun sejumlah petugas mengatakan pimpinannya tak ada di ruangan. Saat dihubungi melalui ponselnya, Sinulingga, langsung mengangkatnya dan menanyakan identitas wartawan Sumut Pos. Saat dijelaskan dan ditanya kasus tersebut, Sinulingga tak memberikan jawaban dan langsung mematikan handphonenya. Beberapa saat kemudian dikontak lagi, namun hp nya tak aktif lagi. (mag-1)


Delitua, (Analisa)

Anggota Polsek Kutalimbaru Bripka Usaha Julius Barus (49) warga Jalan TB Simatupang, Medan tewas di kamar mandi hotel “VJE” Jalan Anggrek Raya Simpang Selayang, Jumat (15/10) sekira pukul 15.15 WIB. Diduga korban tewas karena terkena serangan jantung.

Informasi menyebutkan, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya di kamar hotel tersebut, korban membuat janji ketemuan melalui HP dengan seorang wanita berinisial D H Br S warga Bumi Sentuhan Sejahtera Desa Lau Bakeri Kutalimbaru di Simpang Melati.

Setelah bertemu, korban bersama wanitanya minum kelapa muda di lokasi Simpang Melati tersebut. Sehabis itu, korban membawa wanitanya jalan-jalan. Namun sampai di Jalan Anggrek Raya Simpang Selayang, korban membawa masuk wanitanya ke sebuah hotel.

Sesampai di kamar hotel keduanya sempat memadu kasih. Karena kelelahan merekapun beristirahat. Korban saat itu menuju ke kamar mandi hotel tersebut. Tapi naas ketika akan masuk ke kamar mandi hotel tersebut korban terjatuh. Kondisinya langsung kejang-kejang dan mengorok. Diduga korban saat itu terkena serangan jantung.

Melihat korban terjatuh. Wanitanya meminta bantuan petugas hotel. Petugas hotel kemudian membawa korban dengan menaiki becak menuju ke RS Bumi Putra. Namun sebelum sampai ke rumah sakit tersebut, korban sudah meninggal dunia.

Kapolsekta Delitua Kompol SP Sinulingga melalui Kanit Reskrim Iptu Simione Simbiring ketika dihubungi melalui telepon membenarkannya ada seorang anggota polisi tewas di kamar mandi hotel “VJE”. Namun dia belum jelas anggota polisi ini bertugas. “Dugaan sementara korban tewas karena serangan jantung. Kita sudah memeriksa dua saksi dalam peristiwa ini”, katanya. (bara)

Jumat, 15 Oktober 2010

Guru Les Puku Murid ditangkap

Delitua (SIB)
Diduga menganiaya seorang murid les privat hingga mengalami luka memar pada bagian paha kiri dan punggung, AC (30) warga Jl Brigjend Katamso, Gg Baru Indah Kel Titi Kuning, Medan Johor diamankan Polsek Delitua, Rabu (13/10) sekira pukul 19.30 WIB di kediamannya.
Informasi yang diperoleh wartawan, tertangkapnya AC berdasarkan pengaduan dari orangtua korban bernama Silvia Wati (30), warga Jl Brigjend Katamso Gg Sado Kel Titi Kuning, Kec Medan Johor, Rabu (13/10) sekira pukul 12.00 WIB, yang menyebutkan ia keberatan dengan penganiayaan yang dilakukan tersangka AC terhadap anaknya Jovin (9) murid kelas IV salah satu SD swasta di Medan. Tersangka AC memukuli anak tertua Silvia Wati (30) itu terjadi di rumahnya yang dijadikan tempat mengajar private, Selasa (12/10) sekira pukul 17.00 WIB. Sore itu, seperti biasa, ibu rumah tangga tersebut, mengantarkan Jovin ke tempat les private milik tersangka AC. Kepada AC, Silvia berharap agar ia dapat memberikan pengajaran dengan lebih serius terhadap Jovin, yang dalam waktu dekat akan menghadapi ujian di sekolahnya. Namun alangkah terkejutnya Silvia saat melihat tubuh bagian punggung dan paha sebelah kiri Jovin mengalami luka memar terkena pukulan sebuah hanger (gantungan baju). “Awalnya anak saya tidak mau mengaku telah dipukulinya, namun adik Jovin yang bernama Cendy yang juga ikut les mengadukannya kepada saya,” ucap Silvia.
Kapolsekta Deli Tua Kompol SP Sinulingga melalui Kanit Reskrim Iptu S Sembiring saat dikonfirmasi wartawan di ruang kerjanya, membenarkan adanya penangkapan tersangka tersebut. “Tersangka kita amankan setelah mendapat laporan dari ibu korban, yang keberatan dengan penganiayaan yang dilakukan tersangka terhadap anaknya, saat ini kasus ini masih dalam pemeriksaan guna proses lebih lanjut, ” tegas Kanit Reskrim. (BSK/h)
Sumber : hariansib

Kamis, 14 Oktober 2010

Penelitian Situs Benteng Putri Hijau di Kec. Delitua

MEDAN - Sejarawan Universitas Negeri Medan, Erond Damanik, mengatakan, belum semua situs bersejarah yang ada di Sumatera Utara diteliti oleh para sejarawan dan arkeologi baik peneliti asing maupun peneliti dalam negeri.

"Padahal banyak situs-situs peninggalan masa lampau terdapat di Sumut, namun sayangnya belum semua mendapat perhatian yang serius untuk dilestarikan dan diteliti.Bahkan sebagian diantaranya dibiarkan terbengkalai tanpa perawatan," katanya, malam ini.

Misalnya situs bersejarah yang ada di Pulau Kampai, Kabupaten Langkat, sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian secara komprehensif dan baru hanya sebatas survey saja yang dilakukan oleh arkeolog berkebangsaan Inggris Edward McKinnon tahun 1977.

Demikian juga dengan Situs Gunung Kerang di Hinai, Kabupaten Langkat yang diperkirakan merupakan sisa-sisa peradaban zaman prasejarah. Namun sayangnya keberadaan situs ini sudah keburu hancur dijarah masyarakat untuk diambil kandungan kapurnya.

Baru beberapa situs bersejarah di Sumut yang sudah diteliti, diantaranya di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 1994 hingga tahun 2004, Candi Portibi di Padang Lawas (2005-2009), Kota China (1972-1979), Kota Rentang (2008) dan Situs Benteng Putri Hijau di Kabupaten Deli Serdang (2008 - 2009).

Ia mengatakan, satu lagi yang perlu dilakukan adalah penelitian dibidang jalur perdagangan antara daerah pesisir dengan pegunungan. Karena sebagian besar situs-situs tersebut berada di daerah pesisir, sementara komoditi perdagangan pada masa lalu sebagian besar berasal dari daerah pegunungan.

Seperti misalnya Barus di Tapanuli Tengah, Candi Portibi di Padang Lawas, Kota China, Kota Rantang dan Situs Benteng Putri Hijau di Kec. Delitua Kabupaten Deli Serdang, semuanya berkaitan dengan perairan baik laut maupun sungai.

"Artinya, tentunya ada jalur perdagangan antara daerah pesisir sebagai daerah pemasaran dengan pegunungan selaku penghasil komoditi. Nah hubungan antara kedua daerah ini yang belum pernah diteliti keterkaitannya," katanya.

Berbicara masalah Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia sebagai peneliti, ia mengatakan, peneliti-peneliti lokal sebenarnya tidak kalah kompetensinya dibandingkan dengan peneliti asing lainnya yang juga banyak melakukan penelitian tentang situs bersejarah di Indonesia.

Hanya kendala peneliti Indonesia selalu terbentur dengan permasalahan dana. Ini berbeda dengan peneliti asing yang selalu mendapat sokongan dana dari pemerintahnya untuk melakukan penelitian.

"Kalau peneliti asing akan selalu mendapat dukungan penuh dari pemerintah maupun lembaga tempat ia bernaung, baik materi maupun perlengkapan lainnya dalam melakukan penelitian. Kalau kita, harus cari dana sendiri, kalaupun dapat bantuan dananya sangat terbatas," katanya.
Sumber: waspada

Rabu, 13 Oktober 2010

Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga membenarkan adanya kasus perampokan di Asrama Haji,, Rp 20 Juta lewong

Delitua (SIB)
Bermaksud mengantarkan ibu berangkat naik haji, Tata Masyitah Nasution (38) warga Jl Riau, Pakan Baru kehilangan satu dompet berisi uang Rp 300 ribu dan surat-surat penting. Peristiwa tersebut dialami korban, Selasa (12/10) sekira pukul 13.30 WIB di Jl AH Nasution tepatnya di Asrama Haji, Medan.

Informasi diperoleh wartawan menyebutkan, sebelum kejadian, korban beserta keluarganya bermaksud mengantarkan ibunya yang hendak berangkat naik haji. Saat korban membuka tas dompet yang ada di dalam tas miliknya telah hilang. “Saya hendak membeli mainan buat anak saya, tahu-tahunya dompet yang ada di dalam tas ternyata telah hilang,” ucap korban di hadapan petugas SPK Polsek Delitua.

Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga saat dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya pengaduan tersebut. “Kasus ini masih dalam penyelidikan,” ucap Kapolsek singkat. (BSK/d)
Sumber: hariansib

Minggu, 10 Oktober 2010

Tahun 2010 di Delitua penderita Demam berdarah dengue (DBD) 11 penderita dengan dua meninggal dunia

Kadis Kesehatan Deliserdang Imbau ; Warga Waspadai Siklus Lima Tahunan DBD
Lubukpakam, (Analisa)

Kadis Kesehatan Kabupaten Deliserdang dr H Masdulhag Siregar,SpOG (K) MHA imbau warga mewaspadai siklus lima tahunan Demam berdarah dengue (DBD) terutama dalam kondisi cuaca yang sedang tidak kondusif seperti saat ini.

Masalahnya,kondisi seperti ini diduga dapat membawa dampak berkembangnya virus DBD dan terjadinya siklus lima tahunan DBD terlihat dari jumlah penderitanya di 19 dari 22 kecamatan yang ada di kabupaten itu,kata Kadis Kesehatan H Masdulhag Siregar kepada Analisa diruang kerjanya Jalan Sudirman Lubukpakam, Jumat (8/10).

Ditahun 2005 ditemukan 646 penderita DBD dengan 19 diantaranya meninggal dunia lalu ditahun 2006 ada 197 penderita dengan tujuh meninggal dunia, ditahun 2007 ada 433 penderita dengan 12 meninggal dunia,ditahun 2008 ada 326 penderita dengan lima meninggal dunia,ditahun 2009 ada 539 penderita dengan 12 meninggal dunia dan ditahun 2010 yang merupakan era dari siklus lima tahunan DBD hingga September saja sudah ditemukan 877 penderita dengan 23 meninggal dunia.

Penyebaran penyakit DBD tahun 2010 ini terbesar di Kecamatan Sunggal dengan 197 penderita dan 12 meninggal dunia,Tanjung Morawa 177 penderita dengan dua meninggal dunia, Percut Seituan 163 penderita dengan empat meninggal dunia, Hamparanperak 81 penderita dengan dua meninggal dunia, Pancurbatu 80 penderita dengan satu meninggal dunia, Lubukpakam 45 penderita dengan dua meninggal dunia, Batangkuis 45 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia, Patumbak 37 penderita dengan satu meninggal dunia dan Namorambe 30 penderita dengan satu meninggal dunia.

Kecamatan STM Hilir 27 penderita dengan satu meninggal dunia,Galang 17 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia,Bangunpurba 16 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia, Delitua 11 penderita dengan dua meninggal dunia,Labuhandeli 11 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia,Beringin 10 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia, Pagarmerbau 10 penderita namun tidak ada yang meninggal dunia, Sibirubiru delapan penderita namun tidak ada yang meninggal dunia,Kutalimbaru tujuh penderita namun tidak ada yang meninggal dunia dan Pantailabu lima penderita namun tidak ada yang meninggal dunia. Sementara kecamatan di kabupaten itu yang bebas dari endemi DBD adalah Kecamatan Sibolangit,STM Hulu dan Sibolangit.

Untuk menangani siklus lima tahunan DBD itu,Dinas Kesehatan Deliserdang untuk kawasan yang kasus DBD nya meningkat telah melaksanakan "fogging" sementara peralatan "fogging" kini juga sudah ada disetiap Puskesmas yang ada di kabupaten itu,membagikan bubuk "abate" kepada masyarakat yang memiliki tempat penampungan air serta mengaktifkan Jumantik untuk melakukan pemantauan jentik secara rutin terutama di desa endemik DBD.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus DBD,Kadis Kesehatan H Masdulhag Siregar mengimbau warga untuk lebih rajin melaksanakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M+1T (menguras, menutup, mengubur dan telungkup) semua tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti seperti bak kamar mandi, dispencer, drum,tempat minum burung, tempat penampungan air hujan dan lainnya.

Agar tidak tertular DBD kepada warga di daerah yang tertular DBD diminta untuk tidur dengan memakai kelambu atau mempergunakan obat anti nyamuk serta mengatur pola makan yang benar dan bergizi.

Kemudian bagi warga yang mengalami gejala DBD seperti mendadak menderita panas tinggi hingga 2-7 hari,ulu hati merasa nyeri,timbul bintik bintik merah pada kulit dan kadang kadang mimisan segeralah ke Puskesmas terdekat untuk mendapat perawatan semestinya agar penyakit DBD itu dan cepat tertanggulangi.

Dari hasil pengamatan dan pemantauan jentik yang dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan diperoleh Angka Bebas Jentik (ABJ) di rumah dan lingkungan ternyata masih rendah yaitu sekitar 67 persen dari 95-100 persen dari yang diharapkan Angka Bebas Jentik Nasional (ABJN).

Sabtu, 09 Oktober 2010

Aparat Polsek Delitua tentang isu baku tembak teroris dengan Polisi

Medan (SIB)
Masyarakat Medan khususnya yang berdiam di seputaran Jalan Brigjen Zein Hamid, tak jauh dari persimpangan Jalan Jenderal AH Nasution (Titi Kuning), Medan diguncang isu terjadinya baku tembak antara sekelompok bersenjata dengan aparat keamanan, Jumat (8/10) sekira pukul 10.30 WIB. Dalam waktu bersamaan juga beredar isu telah terjadi perampokan di Bank Syariah Mandiri di Jalan Brigjen Katamso, Medan, yang dilakukan sekelompok orang bersenjata api.
Isu tersebut sempat membuat heboh banyak kalangan masyarakat, apalagi belakangan beberapa kali aparat keamanan terlibat kontak senjata dengan kelompok bersenjata yang kerap disebut teroris.

Isu itu juga telah membuat sibuk aparat Brimob dan Polsekta Medan Kota serta Polsek Delitua, yang mebawahi dua wilayah yang disebutkan tempat kejadian. Aparat Polsekta Medan Kota yang dimpim Kapolseknya AKP Sandy Sinurat dan aparat Polsek Delitua langsung menyisir Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Brigjen Zein Hamid untuk mencari tahu apa yang terjadi. Namun, hingga beberapa saat mencari kejadian yang diisukan tidak benar terjadi.
Beberapa masyarakat di kawasan itu yang ditemui mengaku mendengar isu tersebut. Bahkan saking santernya, disebutkan beberapa orang tak dikenal disebut-sebut tewas tertembak.

“Kami juga mendengar isu itu yang menyebutkan terjadi baku tembak teroris dengan Polisi,” ujar Mukhlis di lokasi. Bahkan isu itu sempat dipancarkan aparat Polsekta Medan Area melalui ragio “handy talky” (HT), sehingga menambah kehebohan.
Akibat isu tersebut, puluhan personil Brimob mengendarai sepeda motor trail dilengkapi senjata laras panjang juga mendatangi lokasi yang disebutkan. Sebagian berjaga-jaga di Bank Mandiri yang ada di kawasan tersebut, sebagian lain menyisir lokasi.
Sementara, sejumlah pedagang yang membuka usaha di sekitar itu langsung menutup pintu berjaga-jaga berbagai kemungkinan.
Kapolsek Medan Kota AKP Sandy Sinurat memastikan peristiwa baku tembak itu tak ada dan hanya isu yang dihembuskan orang-orang tak bertanggungjawab.

Terpisah Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Baharudin mengimbau agar masyarakat jangan cepat mempercayai isu yang beredar.
“Jangan cepat percaya dengan isu. Jika mendengar informasi tertentu, beritahu ke petugas keamanan agar dicek kebenarannya, serta jangan gegabah dalam bertindak. Tapi juga diminta supaya tetap waspada,” ujar Baharudin.

Seorang Lagi Anggota Kelompok Bersenjata yang Masih Dikejar di Dolok Masihul Bernama Syahrul Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno menyebutkan, seorang dari kelompok bersenjata yang masih dikejar aparat gabungan yang berada di Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai diidentifikasi bernama Syahrul Saat berkunjung ke RS Bhayangkara Jalan KH Wahid Hasyim. Jumat (8/10) pagi, Oegroseno mengatakan, menurut analisis intelejen, ada 12 orang anggota kelompok bersenjata yang berada di Dolok Masihul, di antaranya 8 sudah tewas, 3 hidup dan seorang pelaku lagi yang diduga Syarul masih dikejar.

Ditambahkannya, sejauh ini tim gabungan yang masih berada di Dolok Masihul melakukan penyisiran dan mencari Syarul yang masih DPO. Selain Syahrul kelompok lainnya yang dikhawatirkan berada di daerah tersebut juga masih dicari.
Sementara saat dikonfirmasi dengan keberadaan jenazah para tersangka yang tewas dalam baku tembak di Dolok Masihul, Oegreseno tidak mau berkomentar banyak. “Semua saya serahkan kepada Karumkit saja karena semua punya tugasnya masing-masing, ” kata Oegreseno.
Jenazah Diharapakan Diambil Pihak Keluarga

Kepala RS Bhayangkara Medan Kombes Pol Drs Arsyad Ginting sesuai dengan perintah Kapolda Sumut Irjen Pol Oegreseno mengharapkan kepada pihak keluarga untuk segera mengambil seluruh jenazah yang dititipkan Dit Reskrim Polda Sumut di RS Bhayangkara Jalan KH Wahid Hasyim, Medan dan RS Adam Malik.
Dikatakan Arsyad, seluruh pihak keluarga yang mau mengambil seluruh jenazah agar menyelesaikan terlebih dahulu segala administrasi di Polda Sumut, yang menitipkan jenazah tersebut di rumah sakit.
Dalam memenuhi segala persyaratan administrasi, diharapkan dari Pihak keluarga yang langsung datang membuat laporan ke penyidik Dit Reskrim Polda Sumut. Ditambahkannya, diharapkan apabila tersangka masih lajang, maka orang tuanya dan anggota keluarga yang sudah berkeluarga datang membereskannya. Mereka (pihak keluarga) akan dilakukan test DNA. Mereka diminta membawa KTP dan Kartu Keluarga untuk mencocokkan ciri-ciri dari tersangka yang sudah tewas dalam baku tembak di Dolok Masihul dengan anggota keluarganya.
Sementara dari pantauan wartawan di RS Bahyangkara, di kamar mayat jenazah yang tersisa hanya dua, yakni yang terakhir ditemukan warga setelah baku tembak di Dolok Masihul, sedangkan yang 6 lagi sudah dititipkan di RS H Adam Malik Medan.
Sedangkan yang masih menjalani perawatan medis di RS Bhayangkara Robin alias Dedy alias Hamzah Simanjuntak yang baru selesai menjalani operasi, sementara Abdul Ghani sudah dibawa ke Dit Reskrim Polda Sumut. (Pr2/y)
Sumber: hariansib

Kamis, 07 Oktober 2010

Sambungan Baru Listrik disediakan PT PLN untuk kawasan Delitua


PLN Cabang Lubuk Pakam Penuhi Permintaan 10 Ribu Sambungan Baru.

HLN KE-65, PT PLN GELAR GERAKAN SEHARI SEJUTA SAMBUNGAN
Deli Serdang (SIB)
PT PLN Cabang Lubuk Pakam bakal memenuhi permintaan 10 ribu penyambungan baru untuk daya dibawah 6.600 VA yang merupakan bagian dari “Gerakan Sehari Sejuta Sambungan” terkait Hari Listrik Nasional (HLN) ke-65, 27 Oktober mendatang.

Untuk Wilayah Sumatera Utara, PT PLN menyediakan 52 ribu-55 ribu penyambungan baru, ujar Kepala Cabang PT PLN Lubuk Pakam, Wahyu Nugroho, Rabu (6/10) di ruang kerjanya. Sementara di seluruh Indonesia dicanangkan sejuta pemasangan baru pada HLN ke-65 mendatang.

Pada HLN nanti, PLN Cabang Lubuk Pakam mendapatkan jatah 10 ribu pemasangan baru yang akan disalurkan melalui ranting yang dibawahinya seperti Lubuk Pakam, Delitua, Pancur Batu, Medan Denai, Tanjung Morawa, Perbaungan, Sei Rampah dan Galang.

Dijelaskannya, PLN juga sudah secara transparan mengumumkan seluruh biaya pemasangan baru, baik yang dilayani PLN seperti biaya penyambungan (BP), dan uang jaminan langganan (UJL). Untuk Listrik 450 VA – 2200 VA dengan biaya Rp.382.290-Rp.1.931.600. Demikian pula biaya lain yang menjadi wewenang Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) berupa biaya pemasangan instalasi dan jaminnan instalasi serta sertifikat laik operasi dari Konsuil (Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik) diharapkan dikutip dengan biaya yang tidak terlalu tinggi.

Dari 10 ribu pelanggan yang ditargetkan, sejak awal Oktober kemarin sudah ada sekitar 1.268 sambungan yang dipasang. Diharapkan masyarakat bisa menikmati sambungan listrik hingga 27 Oktober mendatang. Di PLN Cabang Lubuk Pakam sendiri, sudah 86 persen rakyat menikmati fasilitas listrik. Target PT PLN nantinya pada HLN ke-75, seluruh rakyat Indonesia sudah menikmati fasilitas listrik tanpa kecuali, ujarnya lagi.
Secara umum tidak ada pembatasan pelanggan dalam program ini. Namun diutamakan pelanggan yang ingin memasang dibawah 6.600 VA, sementara untuk yang tingkat besar juga akan dilayani dengan catatan menyangkut masyarakat banyak. Guna meningkatkan pelayanan, PT PLN Cabang Lubuk Pakam juga membuka kantor pada hari Sabtu. Saat ditanya SIB, Wahyu juga menegaskan bertambahnya sambungan baru itu tidak akan mempengaruhi pasokan listrik. “Bertambahnya pemasangan baru, sudah diperkirakan dengan pasokan listrik dari pembangkit listrik di Labuhan Angin dan Asahan 1,” ujar Wahyu lagi.

Masyarakat diharapkan memanfaatkan kesempatan ini, karena pemasangan baru segera dilayani. Masyarakat juga diharapkan tidak segan-segan menghubungi pihaknya kalau mendapati pelayanan yang tidak baik dari para pegawai PLN. Bagi masyarakat yang “terpaksa” mencuri listrik karena tidak mendapat pemasangan listrik, diharapkan segera melapor dan akan diberi pemasangan baru, ujarnya mengakhiri. (M-32/s)


PLN Cabang Lubukpakam Akan Layani 10.000 Pelanggan Baru
Lubukpakam, (Analisa)
PLN Cabang Lubukpakam dalam rangka menyambut Hari Listrik Nasional (HLN) ke-65 yang jatuh pada 27 Oktober 2010 akan melayani 10.000 pelanggan baru listrik terutama untuk rumah tangga dengan daya 450-2200 VA.

Kepala PLN Cabang Lubukpakam Wahyu Nugroho kepada Analisa diruang kerjanya Jalan Diponegoro Lubukpakam, Rabu (6/10) mengatakan sehubungan dengan peringatan HLN tahun ini dengan jargon "gerakan sehari sejuta sambungan" PLN Cabang Lubukpakam yang membawahi PLN Ranting Medan Denai, Pancurbatu, Delitua, Tanjungmorawa, Lubukpakam, Perbaungan,Sei Rampah dan Galang mendapat target 10.000 pemasangan baru hingga 27 Oktober 2010 mendatang.

Untuk itu, guna pencapaian target 10.000 pemasangan baru yang diamanahkan pimpinan maka pihaknya bertekad akan memberikan pelayanan terbaik dan memberi kemudahan kepada pelanggan yang akan melakukan pemasangan baru dan telah memenuhi persyaratan yang layak dengan langsung mengoperasikan aliran listrik yang diinginkan.

Dikatakan,untuk biaya pemasangan listrik baru dengan daya 450-2200 VA sebesar Rp.382.290-Rp.1.931.600 tidak termasuk biaya pemasangan instalasi serta Sertifikat Light Operation (SLO) yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik (Konsuil)

Berdasarkan sinyalemen, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang dengan terpaksa menggunakan listrik secara tidak sah dan untuk jalan keluarnya kepada keluarga yang sebelumnya melakukan itu diimbau untuk segera menghubungi Ranting PLN maupun langsung ke PLN Cabang Lubukpakam untuk mendapatkan keabsahan pemakaian listrik melalui pemasangan baru secara sah.

Untuk pemasangan baru, petugas PLN tidak akan meminta bayaran diluar Biaya Penyambungan dan Uang Jaminan Pelanggan (BPUJL) yang telah ditetapkan dan bila masyarakat mengetahui ada petugas PLN dalam pemasangan baru meminta pembayaran diluar BPUJL, segera laporkan ke PLN Ranting maupun ke PLN Cabang Lubukpakam untuk ditindaklanjuti secara tegas karena PLN sekarang ingin menunjukkan perubahan dengan meninggalkan gaya lama mulai dari pelayanan hingga teknologi yang digunakan, tegas Wahyu Nugroho. (sk)

Rabu, 06 Oktober 2010

Polsekta Delitua menerima pengaduan tentang Pencurian mobil jenis L300

MEDAN (Berita) : Maling satu ini cukup profesional, setelah berhasil menunggu pemiliknya tidur, maka mobil jenis L300 warna hitam berplat BK 9596 CB milik pengusaha bilyard, Ifana Widi Astuti (31), warga Jalan AH Nasution, Kelurahan Titi Kuning, Medan Johor pun berhasil diraibkannya.

Menurut keterangan yang diperoleh Berita di Polsekta Delitua, kejadian ini terjadi pada Selasa (05/10) dinihari, ketika sang pemiliknya terlelap tidur. Mobil L300 yang biasa dibawa karyawannya itu hilang saat diparkirkan di belakang rumahnya.

Si pemilik yang terbangun pada pagi hari sekitar pukul 7.00 WIB, terkejut begitu melihat mobilnya tidak berada lagi di tempatnya. Melihat mobilnya raib seperti ditelan bumi, Widi pun panik dan menanyakan hal itu kepada karyawannya.

Namun tidak seorang karyawan pun yang mengaku membawa atau mengetahui keberadaan mobil L300 tersebut. Hingga akhirnya Widi merasa yakin, mobilnya telah raib digondol pencuri dan korban pun langsung membuat Laporan Pengaduan (LP) ke Polsekta Delitua hari itu juga. (don)

Jumat, 01 Oktober 2010

Spesialis Pembobol Sekolah dan Kantor Akan beraksi merampok di Delitua Dibekuk Unit Jahtanras Dit Reskrim Polda Sumut

Komplotan Spesialis Pembobol Sekolah dan Kantor Dibekuk Poldasu
Medan (SIB) / Posted in Kriminal by Redaksi on Oktober 1st, 2010
Tiga tersangka spesialis pembobol sekolah dan perkantoran antar Kab/Kota serta satu orang penadah, dibekuk Unit Jahtanras Dit Reskrim Polda Sumut, Kamis (30/9) dini hari di kawasan Jalan Besar Delitua.
Para tersangka tersebut adalah, HAS (31) warga Pasar 10 Brahrang, Kota Binjai; E alias T (28) warga Tanjung Jati Pasar VIII, Binjai Barat dan MA alias I (20) warga Jalan Deli Tua Gang Aliman. Sedangkan, penadah hasil kejahatan mereka, yakni HS (32) warga Jalan Tengku Amir Hamzah, Binjai Utara.

“Para tersangka ditangkap saat akan beraksi. Sedangkan penadah hasil kejahatan mereka ditangkap di rumahnya,” ungkap Kasubid Dokliput AKBP MP Nainggolan kepada wartawan di ruang kerjanya kemarin.
Nainggolan menuturkan, dari para tersangka, petugas menyita sejumlah barang yang digunakan pelaku untuk beraksi. Yakni, satu unit mobil Toyota Kijang hitam BK 1386, 1 gunting besi, 1 linggis, 1 obeng.
“Sedangkan hasil dari kejahatan mereka, CPU komputer 9 unit, satu televisi, 1 printer, 1 mikroskop, 1 loudspeaker, 1 adaptor dan 1 modem,” rinci Nainggolan.

Para tersangka sangat ahli memainkan peran mereka. Sebagai pembobol sekolah atau perkantoran, para pelaku kerap berpindah- pindah tempat bahkan sampai ke daerah lain agar aksi mereka berjalan dengan lancar.

Berdasarkan pengakuan tersangka, beberapa kali sekolah dan perkantoran yang menjadi sasaran aksi mereka. Yakni, SD Negeri di Pematangsiantar, Kantor Lurah Pematangsiantar, Simpang awas Mencirim Binjai Timur, Jalan Soekarno Hatta, Binjai Timur, SMP Negeri 2 Kaban Jahe, SMP Negeri 2 Brastagi, SMP Negeri Sidamanik, Simalungun dan Kantor Camat Kabanjahe. “Semua aksi mereka itu berjalan dengan mulus,” tandas Nainggolan. (Pr2/x)
Sumber: hariansib


Spesialis Pembobol Sekolah dan Kantor Antarprovinsi Dibekuk
Medan, (Analisa)

Tiga pelaku spesialis pembobol sekolah dan perkantoran antarkabupaten/kota serta satu penadah, dibekuk Unit Jahtanras Dit Reskrim Polda Sumut, Kamis (30/9) dinihari.

Para tersangka pembobolan masing-masing HAS (31) penduduk Pasar 10 Brahrang, Kota Binjai, E alias Tatin (28) penduduk Tanjung Jati Pasar VIII, Binjai Barat dan MA alias Ipan (20) penduduk Delitua. Sedangkan penadah hasil kejahatan mereka, yakni HS (32) penduduk Jalan Tengku Amir Hamzah, Binjai Utara. ”Para tersangka ditangkap saat akan beraksi. Sedangkan penadah hasil kejahatan mereka ditangkap di rumahnya,” ujar Kasubid Dokliput AKBP MP Nainggolan, Kamis (30/9) siang.

Menurutnya, dari tangan para tersangka polisi menyita sejumlah barang yang digunakan pelaku untuk beraksi yaitu satu unit mobil, satu gunting besi, satu linggis, satu obeng. “Sedangkan hasil kejahatan mereka, 9 unit CPU, satu televisi, satu printer, satu mikroskop, satu loudspeaker, satu adaptor dan satu modem,” rinci Nainggolan. “Para tersangka termasuk ahli memainkan peran masing-masing. Mereka kerap berpindah-pindah tempat bahkan sampai ke daerah lain agar aksinya berjalan lancar,” tambah Nainggolan.

Berdasarkan pengakuan tersangka, lanjutnya, beberapa kali sekolah dan perkantoran yang menjadi sasaran seperti SD Negeri di Pematangsiantar, Kantor Lurah Pematangsiantar, Simpang Awas Mencirim Binjai Timur, Jalan Soekarno Hatta, Binjai Timur, SMP Negeri 2 Kaban Jahe, SMP Negeri 2 Brastagi, SMP Negeri Sidamanik, Simalungun dan Kantor Camat Kabanjahe.

Aksi pembobolan ini, jelas Nainggolan, dilancarkan para tersangka setelah sebelumnya mengamati sasaran. Biasanya, sasaran sekolah dan perkantoran dicari para tersangka yang tidak dijaga atau pun sistem keamanannya lemah. Para tersangka masuk setelah merusak pintu menggunakan peralatan yang sudah disiapkan. Kemudian membawa barang-barang berharga dengan mobil. Hasil kejahatan kemudian dijual kepada HS. (hen)
Sumber: analisadaily