Kamis, 30 September 2010

Sisa Kereta Api di Delitua


Jembatan Kereta api jalur kampung baru - Pancur batu di atas Sungai Babura (rel yang tersisa disana masih berembosskan tulisan 1885 DSM)


Sisa spoor jalur Kampung baru - Pancur batu di jalan luku

 Stasiun Kedai Durian jalur KA Kampung baru - delitua di daerah Bandar durian dekat delitua yang udah jadi rumah tinggal

 Sisa-sisa rel yang menyembul di jalur KA kedai durian - delitua

Bekas Stasiun KA Delitua yang sudah berubah jadi pasar 

 Sisa spoor di jalur Delitua - Batu 

 Bekas Stasiun Batu di Kecamatan sibiru-biru

 Sisa Spoor yang ada di kompleks stasiun di bekas stasiun pancur batu

Bekas stasiun pancur batu yang udah jadi tempat tinggal

 Spoor mati sepanjang pemukiman penduduk di daerah kampung baru, medan

Bekas tiang sinyal masuk yang sudah berada didalam rumah penduduk

 Bekas stasiun kampung baru yang berada ditengah-tengah pemukiman penduduk.

Rabu, 29 September 2010

Jalur Kereta Api Medan - Delitua akan Kembali Dibuka

Oleh : Jannerson Girsang

Sebuah harapan baru dilansir PT KA (Kereta Api) Divre I Sumut dan NAD (Nanggroe Aceh Darussalam) Januari 2010 lalu.

Perusahaan yang mengelola perkeretapian di Sumut dan Aceh ini mengungkapkan rencana membuka kembali jalur Medan-Delitua, Medan-Pancur Batu dan lokasi lain.

Terlapas dari realisai rencana itu, kami tergugah menuliskan pesan kami kepada perusahaan yang menawarkan jasa murah, cepat, efisien dan nyaman ini. Sebuah kisah yang mengagumi, menggunakan, lantas menaruh harapan baru terhadap jasa kereta api.

Semoga bermanfaat menumbuhkan rasa cinta terhadap kereta api serta mendorong pengelola memenuhi harapan yang telah dijanjikan dan meningkatkan pelayanan.

Orang Desa: Kagum Melihat Kereta Api

Memutar memori puluhan tahun lalu, kata kereta api seingat saya masuk ke telinga kami melalui lagu "Naik Kereta Api". Lagu itu diajarkan guru, ketika masih menjadi siswa Sekolah Dasar, akhir dekade 60-an.

Lagu itu benar-benar menggugah hati kami penduduk desa: Bemimpi Naik Kereta Api". Syairnya sederhana, riang dan mudah dinyanyikan. Semua orang Indonesia pasti mampu menyanyikan lagu anak-anak yang sangat populer. Semua orang Indonesia cinta kereta api.

Masa kecil saya tinggal di desa Nagasaribu. Sebuah desa di Simalungun yang terletak di dataran tinggi di apit Gunung Sinabung, Gunung Sibayak, Gunung Singgalang dan Gunung Sipiso-piso. Di sana hanya ada kereta yang ditarik lembu atau kerbau. Selain itu, penduduk desa saat itu masih terbelakang. Mobilisasi penduduk masih rendah. Anak seusia saya yang pernah mengunjungi Pematangsiantar atau Medan masih bisa dihitung dengan jari.

Tahun 1973, ketika saya berusia 12 tahun, itulah pengalaman pertama mengenal kereta api dari dekat. Saat itu kami berdarma wisata dari desa kami melalui Brastagi-Medan-Pematangsiantar. Di beberapa lokasi perjalanan Medan-Pematangsiantar, kami menyaksikan kereta api melintas di atas rel yang kadang sejajar dengan bus yang kami tumpangi. Suatu ketika kami harus berhenti saat kereta api lewat, seperti di Lubuk Pakam.

Pemandangan itu membuat saya dengan siswa lainnya kagum. Puluhan gerbong—beberapa kali lebih besar dari gerobak kereta lembu di kampung kami, bisa mengangkut banyak sekali penumpang. Sesekali kami juga menyaksikan kereta barang yang mengangkut kelapa sawit. Di desa kami kereta yang ditarik dengan kerbau hanya mampu megnagkut 400-500 kg barang dan jarang bawa penumpang.

Di Jakarta: Menikmati Jasa Kereta Api

Anehnya, meski di Sumatera Utara tersedia jasa kereta api, naik kereta api justru tidak saya alami di Sumatera Utara. Peristiwanya tahun 1978, yakni ketika kami pindah sekolah SMA dari Pematangsiantar ke Jakarta.

Saat memasuki hari-hari pertama sebagai siswa pindahan di salah satu SMA di Jakarta, teman-teman saya berbicara tentang kereta api layaknya membicarakan mobil angkutan "Simas", Kabanjahe-Pematangsiantar.

Beberapa orang teman sekelas saya tinggal di Depok. Setiap hari mereka naik kereta api sampai ke Stasion Cikini, lantas naik bus kota ke sekolah kami di sekitar Utan Kayu, Jakarta Timur.

"Naik kereta api ke sekolah?". Bagi saya rasanya tidak masuk akal saya. Pandangan saya ketika itu, kereta api hanya melayani penumpang ke luar kota, Jalannya kencang, dan tidak boleh berhenti. Aduh dasar anak kampung!.

Sampai suatu ketika, saya mengusulkan agar saya bisa ikut teman yang tinggal di Depok. Hanya supaya bisa naik kereta api. Hingga tiba hari yang tepat di suatu Sabtu, saya bisa bersama teman ke Depok. "Naik kereta api!".

Dari sekolah kami di Utan Kayu, naik bus kota menuju Stasion Kereta Api Cikini. Saya tidak bisa membayangkan sebuah stasion kereta api semegah itu. Seolah kerbau dicucuk hidung, saya mengikuti petunjuk teman sekelas tadi. Mulai dari membeli tiket sampai bagaimana caranya menaiki kereta api.

Ongkos kereta api sangat murah karena kami membeli tiket ekonomi atau kelas "balbal". Seingat saya jauh lebih murah dari ongkos bus kota dari Cililitan ke Tanjung Priok. Saya lupa. Mungkin ketika itu Rp 25, sedangkan angkutan kota jauh dekat Rp 50.

Saya memang sedikit kesal, karena tidak mendapat tempat duduk. Seluruh tempat duduk sudah penuh, bahkan seluruh gang kereta api sudah penuh dengan penumpang. Ternyata kereta api yang kami tumpangi sudah penuh sesak oleh penumpang dari dari Stasion kota dan beberapa stasion yang dilintasi kereta api itu.

Teman saya bilang, itu sudah biasa dan bagi mereka sudah merupakan kenikmatan tersendiri. Saya maklum karena begitu banyak penumpang di Jakarta yang harus diangkut. (Sampai kini, menumpang kereta api ekonomi di Jakarta kondisinya masih sama. Setiap gerbong sudah penuh, bahkan ada yang duduk di atas atap kereta api. Ngeri juga!).

Dengan kereta api ekonomi, Jarak Cikini-Depok ditempuh hanya 20-30 menit. Rasanya terlalu cepat, dan ingin rasanya saya teruskan ke Bogor. Hal yang mustahil tentunya, karena saya sudah janji dengan teman menginap di rumahnya.

Sejak itu, mimpi naik kereta api, berubah menjadi kebiasaan. Penduduk Jakarta menggunakan jasa angkutan kereta api sebagai alat transportasi sehari-hari di wilayah Jabotabek, maupun ke luar kota. Dari Stasion Kota, segala jurusan bisa dituju, ke Tangerang, Rangkas Bitung, Bekasi, Bogor dan lain-lain. Selain itu Jakarta memiliki stasion Gambir yang bisa menghubungkan kereta api ke seluruh penjuru di pulau Jawa.

Kenangan indah naik kereta api pertama itu, tidak bisa kami lupakan. Kalau saya ke Jakarta, saya senang menggunakan jasa angkutan ini. Bulan April 2010 lalu, saya naik kereta api ekonomi Bekasi-Stasion Kota dan Kota-Bogor. Hanya membayar Rp 6000. Jaraknya pasti lebih dari 40 kilometer.

Beberapa tahun sebelumnya saya menggunakan kereta api ekspress Parahyangan (sebelum ditutup) dari Jakarta ke Bandung yang menempuh jarak 180 kilometer. Jarak tempuhnya kurang dari tiga jam. Saya pernah menggunakan jasa kereta api ke Jawa Timur. Lebuh murah, cepat dan nyaman dibanding naik bus.

"Kereta", demikian orang di Jakarta menyebut kereta api, telah menjadi alat angkutan layaknya bus umum. Bisa di dalam kota maupun di luar kota. Relatif murah, tidak macet, dan lebih nyaman dibanding kalau kita naik bus kota.

Di Medan : Mimpi Naik Kereta Api Medan-Pancur Batu

Kini, mimpi puluhan tahun lalu itu sudah berubah. Tidak lagi sekedar melihat kereta api atau naik kereta api. Saya bermimpi suatu ketika bisa menggunakan kereta api sebagai alat angkutan sehari-hari di kota Medan. Selama ini kami menggunakan jasa kereta api ke Rantau Prapat, atau ke Perdagangan (stasion Perlanaan). Cukup menyenangkan.

Sayangnya, di kota Medan sendiri kami sedih menyaksikan rel kereta api Medan-Pancur batu lokasinya tidak jauh dai tempat tinggal kami di Simalingkar, sekarang sudah jadi besi tua, bahkan mungkin sudah diusahai penduduk. Demikian juga di berbagai lokasi lainnya, masih banyak jalur rel yang tidak berfungsi.

Kabar yang menggembirakan meluncur dari Suhendro Budi Santoso di depan wartawan 19 Januari 2010. Kepala Humas PT KA Divre I Sumut dan NAD, mengungkapkan: "Mengantisipasi kemacetan lalulintas di Kota Medan sekitarnya, PT KA (Kereta Api) Divre I Sumut dan NAD (Nanggroe Aceh Darussalam) akan kembali membuka jalur rel kereta api yang lama antara lain, Medan-Delitua, Medan-Pancurbatu, dan lain-lain", sebagaiman dilansir oleh berbagai media.

Saya dan anda penduduk Medan berharap ucapan Kepala Humas PT KA Divre I Sumut dan NAD, 19 Januari 2010 lalu di depan para wartawan bukan isapan jempol belaka.

Alangkah eloknya, seandainya Medan memiliki jasa angkutan keretas api seperti di Jabodetabek. Medan bisa menghubungkan jalur kereta api tidak hanya Medan-Pematangsiantar atau Rantau Prapat, tetapi juga ke Banda Aceh dan berbagai kota di Sumatera.

Saya yakin harapan yang dijanjikan PT KA itu sedang ditunggu banyak penduduk Medan dan bagian lain pulau Sumatera. Jasa angkutan ini begitu istimewa di mata banyak orang.

Dua harapan pembaca situs: http://rudikurniawandiary.wordpress.com/2008/05/17/kereta-api/, jelas merupakan harapan yang seirama dengan impian para pengguna jasa angkutan kereta api. Ludy Hartono, mengatakan : "saya warga kota kisaran di Sumatra Utara, rasanya menarik sekali menaiki kereta api, cuma, untuk perlintasannya tidak sepanjang di Jawa, mungkin pembangunannya ke depan bisa sampai ke Sumatra Barat, Riau, dan Provinsi lainnya," (Juli 16, 2009 pada 6:30). .

Sementara komentator lain bernama Rudi, mengatakan: "Betul Bang, ada kesenangan sendiri menaiki jenis kendaraan masal ini. Ya mudah-mudahan perkereta apian di negara kita semakin canggih dan profesional. Tidak hanya di Jawa tapi di daerah-daerah lain di seluruh wilayah Indonesia". (Juli 17, 2009 pada 4:03 am).

Semoga terwujud. Namanya juga bermimpi!.***
Gambar: Ilustrasi 

Selasa, 21 September 2010

Balai Desa Kelurahan Delitua Barat mengadakan pelatihan dasar pekerja sosial masyarakat yang digelar Forum Komunikasi Pekerja Sosial Masyarakat (FKPSM) Sumut

Delitua,(Analisa)

Sebanyak 50 peserta se Kabupaten Deli Serdang mengikuti pelatihan dasar pekerja sosial masyarakat yang digelar Forum Komunikasi Pekerja Sosial Masyarakat (FKPSM) Sumut di Balai Desa Kelurahan Delitua Barat, Selasa (21/9).

Ketua FKPSM Sumut Ir Erliyanto Harahap AmAka memberikan berbagai materi dasar tentang tata cara untuk bisa bergabung dalam pekerja sosial masyarakat di wilayahnya masing masing.

Ia mengatakan, setiap peserta harus siap dan memiliki keikhlasan tanpa pamrih untuk menjadi pekerja sosial masyarakat di desa, kota maupun tingkat nasional serta mampu menggalang rasa gotong royong, tolong menolong antar sesama tanpa imbalan.

Ada tiga tugas pokok yang harus dijalankan para insan pekerja sosial yakni, bisa memotivator, sebagai dinami sator dan mampu menfasilitator.

Erliyanto mengatakan, menjadi pekerja sosial masyarakat (PSM) itu harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang baik dan jangan asal bicara melulu. Tunjukkan sebagai insan PSM mampu terjun di tengah tengah masyarakat untuk membantu berbagai kesulitan atau penderitaan yang dikeluhkan mereka.

Bila terjun ke masyarakat harus memimili dedikasi yang tinggi, tidak digaji tetapi harus siap melayani, melakukan pendataan terhadap para tokoh masyarakat lingkungan sekitar dan lainnya, katanya.

Sebagai pelayan masyarakat, katanya, antara lain harus tanggap terhadap nasib anak terlantar, yatim piatu maupun fakir miskin, warga jompo, perumahan warga tidak layak huni yang perlu dibantu.

"Semuanya itu memerlukan kebersamaan, kekompakan yang berkaitan dalam masalah sosial masyarakat dan kesejahteraanyta," ujarnya. (re/abah)

Dir RS Sembiring Delitua (Johanes Sembiring) ikut mendampingi Kombes Drs Ricky F Wakano (Mantan Kapolres Karo) Pemberian Bantuan secara simbolis kepada pengungsi Sinabung

SIMBOLIS: Siti Aminah Br Parangin-angin SE ketika menerima bantuan secara simbolis disampaikan panitia disaksikan Kombes Drs Ricky F Wakano dan Kapolres Karo AKBP Drs Ig Agung Prasetyoko SH MH di HIS, Berastagi.
Diwakili Kombes Drs Ricky F Wakano
* Bantuan Disalurkan Rp350 Juta dan 2,5 Ton Pakaian

T Karo (SIB)
Sejak kehadiran tim relawan dari Pemprov/Polda dan TNI Kepri bersama tim IKABSU-IKAMSU, Merga Silima di lingkungan Pemprov Kepri, Sabtu (18/9) ke Tanah Karo, telah disalurkan bantuan ke 11 jambur (tempat pengungsian-red) di wilayah Kabanjahe – Berastagi, Tigabinanga dan Merek, 2,5 ton pakaian layak pakai dan bantuan materil hampir mencapai Rp350 juta.

Seluruh bantuan disampaikan atas ijin Gubernur Kepri H Moh Sani dan Kapolda Kepri Brigjen Pol Drs Puji Hartamto dan diketahui Kapoldasu dan Gubernur Sumut kepada pengungsi melalui jambur-jambur tempat pengungsian puluhan ribu pengungsi di Kabanjahe, Berastagi, Tigabinanga, Kutabuluh, Munte dan Merek. Selain memberikan bantuan secara langsung, tim juga memberikan hiburan-hiburan bersama Harto Tarigan dan keyboard Dogel.

Hal ini dikatakan Karo Bina Mitra Polda Kepri Kombes Drs Ricky F Wakano didampingi panitia lainnya kepada SIB, Senin (20/9) di Hotel Internasional Sibayak (HIS) Berastagi sebelum kembali ke Kepri.
Kemungkinan bantuan berikutnya tidak dalam bentuk bantuan materil. Hal ini merupakan wujud kepedulian pemerintah Pemprov Kepri dan TNI/Polda Kepri bersama organisasi-organisasi lainnya yang secara tulus ikhlas memberikan perhatian kepada puluhan ribu pengungsi Sinabung.

Ketua DPRD Karo (non aktif) merupakan sahabat lama ketika saya menjabat Kapolres Karo beberapa tahun silam. Siti Aminah figur tokoh masyarakat yang benar-benar bermasyarakat dan sangat mendukung setiap kegiatan TNI/Polri. Kami pernah melakukan sosialisasi tentang antisipasi letusan Gunung Sinabung dan antisipasi gempa bersama Ir Jonathan Tarigan.

Kepada Ibu Siti Aminah juga diharapkan agar senantiasa memberikan informasi kepada kami di Kepri serta ikut mengawasi setiap bantuan yang ada. Diharapkan, bantuan darimana pun tepat sasaran dan benar-benar menyentuh kepada pengungsi,” ujar Kombes Drs Ricky F Wakano didampingi mewakili Pemprov Kepri Drs Hemat Girsang MSi, Ketua tim, Gembira Ginting dan rombongan, Manis Ginting, Majid Ginting, Thomas Sembiring, Dr T Tarigan, Dr Kurniawan Kin, Daud Sembiring, Helen Gurusinga, serta didampingi tokoh masyarakat Deli Serdang, Dir RS Sembiring Delitua, Johanes Sembiring dan Koordinator dewan pakar Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Ir Jonathan Tarigan. (M37/s)
Sumber: hariansib

Minggu, 19 September 2010

Dir RS Sembiring Delitua (Johanes Sembiring) ikut mendampingi Kombes Drs Ricky F Wakano (Mantan Kapolres Karo) Pemberian Bantuan Kepada Pengungsi Sinabung yang merupakan bantuan dari Pemerintah Propinsi Kepri dan Polda Kepri senilai Rp300 Juta dan 2,5 Ton Pakaian

T Karo (SIB)

Kepedulian kepada puluhan ribu pengungsi Gunung Sinabung. Pemerintah Propinsi Kepri dan Polda Kepri menyampaikan bantuan Rp300 juta dan 2,5 ton pakaian. Bantuan disampaikan, Sabtu (18/9) melalui Karo Bina Mitra Polda Kepri Kombes Drs Ricky F Wakano dan jajarannya, di pendopo rumah dinas bupati Karo.

Kombes Drs Ricky F Wakano yang juga mantan Kapolres Karo menjelaskan bahwa, bantuan tersebut seijin dari Gubernur Kepri dan Kapolda Kepri diserahkan melalui pihaknya bersama beberapa komponen Merga Silima-Karo yang ada di Kepri dan Batam serta diwakili pihak pemerintah secara simbolis diterima Sekda Tanah Karo Ir Makmur Ginting MSi.

Menurut Ricky, mantan Kapolres Karo ini bahwa bantuan tersebut hendaknya bermanfaat dan paling tidak sebagai wujud kepedulian masyarakat Karo yang ada di Batam dan Kepri pada umumnya serta paling istimewa perhatian Kapolda Kepri dan Gubernur Kepri. Rombongan terdiri dari Ketua Merga Silima, Gembira Ginting (Ketua tim), Ketua Merga Silima Batam Manis Ginting, Majid Ginting, Thomas Sembiring, Dr T Tarigan, Dr Kurniawan Kin, Daud Sembiring, Helen Gurusinga, Hemat Girsang mewakili Pempro Kepri dan tim lainnya serta didampingi Dir RS Sembiring Delitua, Johanes Sembiring dan Koordinator dewan pakar Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Ir Jonathan Tarigan, tambah Ricky.

Sementara itu, Sekda Makmur Ginting didampingi Dandim 0205/TK Letkol Inf Martohap Simorangkir, Kapolres Karo AKBP Drs Ig Gaung Prasetyoko SH MH yang mewakili bupati Karo Drs Daulat Daniel Sinulingga mengatakan bahwa, bantuan tersebut sangat berguna terlebih perhatian cukup besar dari Pemprovsu Kepri dan Polda Kepri. Seluruh bantuan yang disampaikan kepada Pemkab Karo akan didata secara online di internet. Kecuali bantuan yang disampaikan kepada posko-posko tertentu, tidak, ujar Sekda singkat.

Kepada SIB, ditambahkan Ricky bahwa, kunjungan rombongan Pemprovsu Kepri dan Polda Kepri selama 2 hari dan mengunjungi berbagai tempat pengungsian. Termasuk membuat hiburan dan doa serta bersilaturahmi dengan Polres Karo dan Kodim 0205/TK. “Di Tanah Karo ini pernah saya sakit dan berduka dan pernah juga bersukacita,” tandasnya.(M37/g)
Sumber: hariansib

Senin, 13 September 2010

Pestana Sembiring SAg (Korlap Paroki Delitua) ikut mendampingi Uskup Agung Medan menyambut Calon Bupati dan Wakil Bupati Karo DR Ir Petrus Sitepu dan Kornelius Tarigan ST SH

Uis: Uskup Agung Medan, Mgr DR AB Sinaga OFM Cap didampingi Pengurus FMKI Sumut, Parlindungan Purba SH, Drs IS Sihotang, Timor Panjaitan SH menyematkan Uis kepada Pasangan Calon Bupati Karo dan Wakil Bupati Karo DR Ir Petrus Sitepu dan Kornelius Tarigan ST SH saat beraudiensi, Minggu (12/9) di Keusukupan Agung Medan. (Foto SIB/Wilfrid B Sinaga)

Medan (SIB)
Calon Bupati dan Wakil Bupati Karo DR Ir Petrus Sitepu dan Kornelius Tarigan ST SH meminta doa restu kepada Uskup Agung Medan Mgr DR AB Sinaga OFM Cap, Minggu (12/9) sebagai bekal dalam memenangkan Pemilukada Kabupaten Karo.

Pasangan yang sudah lolos seleksi di KPU dan mendapatkan nomor urut 7 itu disambut baik oleh Uskup Agung Medan yang didampingi Ketua FMKI Sumut Parlindungan Purba SH beserta jajaran pengurus lainnya, Drs IS Sihotang, Gregorius Marbun, Timor Panjaitan SH, serta pengurus lainnya, Pestana Sembiring SAg (Korlap Paroki Delitua).

Uskup Agung Medan dalam sambutannya mengatakan bahwa hal yang utama dipegang oleh para calon yang akan mengikuti pemilukada dimanapun berada adalah harus secara terus menerus mengambil simpati masyarakat dan jangan terlalu banyak janji. Secara umum pemenang pada sejumlah pemilukada adalah pasangan yang mau turun menemui dan bersosialisasi langsung dengan masyarakat.

Setelah melakukan dialog yang langsung dipandu oleh FMKI Sumut, Uskup Agung menyematkan uis beka buluh kepada Calon Bupati dan Wakil Bupati Karo DR Ir Petrus Sitepu dan Kornelius Tarigan ST SH dan diiringi dengan doa yang intinya agar pasangan tersebut memiliki kemampuan dalam mengambil simpati masyarakat Karo dan bisa menjadi pemenang dalam pemilukada.

DR Ir Petrus Sitepu dan Kornelius Tarigan ST SH pada kesempatan itu mengatakan bahwa langkah untuk meminta doa restu kepada Uskup Agung adalah salah satu langkah untuk menunjukkan bahwa dalam mengerjakan pekerjaan besar tidak hanya mengandalkan kekuatan sendiri tapi juga mengharapkan dukungan dari kekuatan yang diyakini oleh agama. Dalam hal ini kami meminta doa restu dari Uskup Agung Medan dan selanjutnya kami juga akan meminta doa restu dari pimpinan-pimpinan agama lainnya.

Sebagai calon yang memilih jalur independen DR Ir Petrus Sitepu dan Kornelius Tarigan ST SH menjanjikan perubahan dalam pembangunan Kabupaten Karo bila dipercayakan masyarakat Karo sebagai Bupati dan Wakil Bupati Karo untuk periode 2010-2015.

Petrus Sitepu telah menyiapkan 15 butir kontrak politik yang dinilai sebagai dasar pembawa perubahan di antaranya adalah penerapan transparansi (keterbukaan) sistem pemerintahan dan anti korupsi, memprioritaskan pembangunan bidang pertanian, kesehatan, pendidikan dan pertanian, program KTP gratis dan berasuransi, perbaikan infrastruktur jalan menuju sentra pertanian dan pariwisata, membuat sistem pertanian terpadu, jaminan pupuk bersubsidi.

Program perubahan akan menjadikan Kabupaten Karo sebagai sentra pengekspor jagung, jeruk, hortikultura (sayur mayor, kol, wortel, tomat) yang berbasis non pestisida. Hal lain sebagai pendukung program tersebut adalah peningkatan SDM petani dengan pelatihan yang berkesinambungan, menjalin komunikasi langsung dengan petani dalam bentuk sharing langsung setiap hari Jumat di Pendopo Bupati.

Investor sebagai salah satu pendukung pembangunan harus dijamin sehingga merasa nyaman untuk masuk ke Kabupaten Karo akan tetapi harus menyesuaikan diri dengan petani sehingga bisa sejalan dengan kebutuhan petani. Program pendukung lainnya adalah pembuatan Perda untuk melindungi petani dari persaingan harga.
Petrus Sitepu yang menyelesaikan program Magister (S2) dan Doctor (S3) dari Universitas of Queensland Brisbane Australia mengaku sangat memahami bidang pertanian dan telah menyiapkan konsep pengembangan pertanian di Tanah Karo. Salah satu Sistem yang dirubah adalah Sistem Agrikultur yang dinilai sudah ketinggalan jaman dan sudah saatnya dirubah menjadi menjadi Sistem Agribisnis.

Petrus Sitepu mencalonkan diri sebagai calon bupati berawal dukungan warga dari 67 desa. Dukungan itu sangat riil karena diiringi dengan lampiran fotocopy KTP masing-masing warga. Petrus Sitepu juga mengakui bahwa niatnya untuk menjadi bupati adalah untuk mengabdikan dirinya dalam pembangunan pertanian di Karo.
Sementara itu Kornelius Tarigan yang merupakan lulusan dari Teknik Geologi Pertambangan UPN “Veteran” Yogyakarta mengatakan bahwa salah satu program yang akan dijalankan bila terpilih adalah penataan Rencana Umum Tata Ruang (RUTRK) Kabupaten Karo yang akan disesuaikan dengan potensi wilayah dan peruntukannya dan memenuhi standarisasi Internasional (ISO).

Pada kesempatan itu Petrus Sitepu menyampaikan usulan kepada Ketua FMKI Sumut yang juga sebagai Anggota DPD RI, Parlindungan Purba agar para mahasiswa yang berada di berbagai daerah dan menjadi korban bencana letusan Gunung Sinabung supaya diberi beasiswa karena bencana tersebut telah berdampak pada ekonomi orang tuanya di Kabupaten Karo. Selain itu juga disampaikan usulan agar diberikan kredit kepada petani pasca bencana yang dinilai akan sangat berdampak positif.

  Ditambahkannya bahwa pihaknya telah menyalurkan bantuan berupa 3000 masker, 20 ribu gelas susu yang dinilai mampu mengatasi gejala ISPA yang sudah mulai menyerang para pengungsi. Daerah-daerah yang disalurkan bantuan berada di Desa Sigaranggarang, Kuta Gugung, Sukanalu, Bekerah, dan Simacem. (M15/d)
Sumber: hariansib

Senin, 06 September 2010

Camat Delitua Efendi Citra Capah, anggota DPRD Deliserdang H Sabar Ginting SE pemilik perusahaan CV Ginting Jaya dan Danyom Armed II Letkol Surya Darma Damanik buka puasa bersama

Oleh: Amirul Khair

Terasa rileks dan segar usai mengikuti buka puasa bersama di kediaman pengusaha CV Ginting Jaya yang juga anggota DPRD Deliserdang H Sabar Ginting SE di Jalan Pamah Kelurahan Delitua Barat Kecamatan Delitua Pekan lalu meski suasana dibalut hujan rintik.

Usai melaksanakan salat maghrib berjamaah dan menyantap aneka menu makanan, Penulis sempat melebur duduk bersama H Sabar Ginting, Danyom Armed II Letkol Surya Darma Damanik, Camat Delitua Efendi Citra Capah dan terlibat dalam diskusi ringan namun sarat makna.

Negara Mandiri

Ada banyak pembahasan menarik dalam diskusi singkat tersebut. Mulai dari politik, hukum, pemerintahan, nasionalisme, kemasyarakatan dan sebagainya. Intinya bermuara kepada perbincangan terkait potret Indonesia sebagai sebuah negara yang ternyata memiliki potensi luar biasa dan bisa menjadi negara mandiri yang dibutuhkan dunia internasional.

Menurut Danyom Armed II Letkol Surya Darma Damanik, Indonesia punya potensi luar biasa yang menjadikan negeri ini menjadi negara mandiri yang dunia internasional sangat membutuhkan keberadaan Indonesia. Sayangnya, rakyat Indonesia belum mampu memberdayakan diri untuk mewujudkan potensi tersebut.

Pada kenyataannya ungkap Damanik, negara-negara erofa sangat menakuti keberadaan Indonesia menjadi negara mandiri yang dijuluki sebagai negeri "Macan Asia".

Keberadaan Indonesia di mata negara erofa sangat ditakuti sehingga Indonesia diperlakukan secara baik. Namun paradigma berpikir rakyat ini didoktrin dengan pemikiran-pemikiran yang mengeyampingkan substansi lewat hal-hal yang tidak dirasakan sebagai bentuk ‘penjajahan’ seperti, kebudayaan, kemiskinan dan kebodohan.

Sebab, bila Indonesia dengan kekuatannya diembargo, justeru menjadi motivasi bagi rakyatnya untuk menjadi negara yang mandiri layaknya Iran yang ternyata mampu bangkit dan maju dari himpitan embargo.

Kekuatan ini menurut Damanik, sangat diyakini negara-negara erofa sehingga tidak berani menekan Indonesia dari sektor apapun kecuali lewat ‘celah-celah’ paradigma kebudayaan yang meluputkan perhatian dari segi kemiskinan dan kebodohan.

Nasionalisme

Pemikiran lainnya dilontarkan Camat Delitua Drs Efendi Citra Capah yang memandang ketertinggalan Indonesia disebabkan kadar nasionalisme rakyat Indonesia yang semakin menipis. Padahal, nasionalisme merupakan kekuatan bangsa Indonesia untuk menunjukkan jati dirinya kepada negara lain.

Kekuatan nasionalisme yang dimiliki rakyat Indonesia terbukti menjadikan negeri ini meraih kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 lewat drama proklamasi yang telah mengorbankan segala yang dimiliki termasuk jiwa dan raga.

Tapi ungkap Damanik, nasionalisme terkait psikologis jiwa yang mengalami pasang surut. Nasionalisme rakyat Indonesia akan kembali bangkit manakala memiliki satu musuh. Dimisalkannya, saat perang kemerdekaan bangsa Indonesia yang multi etnik dan agama memiliki musuh yang sama yakni, Penjajah. Kondisi ini yang membuat nasionalisme rakyat meningkat karena punya keterkaitan kepentingan yang sama yaitu, merdeka dari tangan penjajah.

Bergantung Pemimpin

Sementara Politisi PAN H Sabar Ginting SE menilai, kebobrokan Indonesia sangat bergantung dengan komitmen para pemimpinnya untuk memahami kondisi serta membangun negeri ini untuk kesejahteraan rakyatnya.

Paradigma yang terbentuk di kalangan pemimpin saat ini menurutnya masih berkutat untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya sendiri. Kepentingan-kepentinga pribadi dan kelompok inilah yang akhirnya mengabaikan kepentingan rakyat secara luas sehingga yang menjadi korban tetaplah rakyat.

Seharusnya, para pemimpin hari ini mau turun langsung melihat kondisi obyektif rakyatnya. Jangan hanya sekadar menerima laporan dari pejabat bawahannya yang terkadang hanya laporan "angin surga" alias Asal Bapak Senang.

Bagi politisi, Sabar Ginting berpendapat bahwa orientasi politik ke depan juga harus lebih mengarah kepada substansi kepentingan rakyat dan tidak lagi berorientasi kepada kepentingan parpol semata dengan mengabaikan kepentingan rakyat secara luas.

Dari diskusi ringan tersebut ada sebah kesimpulan bahwa Indonesia adalah negeri ‘Maha’ luar biasa yang bila disadari dan diiringi dengan aksi nyata lewat kesadaran serta kebersamaan akan mampu menjadikan Indonesia sebagai negara mandiri yang disegani dan ditakuti lawan.

Sayang, kondisi rakyat kita hari ini belum siap menjadi orang besar dengan cita-cita menjadi Indonesia yang mandiri di mata dunia. Akan tetapi, tetap selalu ada harapan dan cita-cita bahwa Indonesia akan mencapai potret sebagai negara mandiri di dunia. ***

Fr Herman Ofm Conv Delitua Ikut Menyumbang di Posko dan Salurkan Bantuan Dermawan Keuskupan Agung Medan Buka

PENGUNGSI: Puluhan dari ratusan pengungsi berikut beberapa lembu milik pengungsi ikut ditampung di Paroki St Petrus-St Paulus, Kabanjahe bersama Pastor Paroki dan Panitia.
Peduli Pengungsi Gunung Sinabung-Karo
Di Paroki St Petrus-Paulus Jl Irian-Kabanjahe dan Paroki Tigabinanga
* Posko juga telah menampung pengungsian 50 ekor lebih kerbau, lembu dan kambing

Kabanjahe (SIB)
Keuksupan Agung Medan (KAM) dalam wujud kepedulian, rasa keprihatinan dan sepenanggungan kepada puluhan ribu pengungsi Gunung Sinabung yang kini tersebar di berbagai jambur (losd) di Berastagi, Kabanjahe, Singgamanik, Siabang-abang, Tigabinanga, Jamburtaras, Pulungan, Dalihannatolu dan di sejumlah posko lainnya, termasuk ditampung di rumah-rumah warga, juga Paroki St Petrus-St Paulus, Jalan Irian, Kabanjahe menampung ratusan pengungsi dan telah menyalurkan berbagai bantuan dermawan kepada pengungsi di berbagai desa.
Demikian dijelaskan Pastor Paroki St Petrus-St Paulus, Kabanjahe, P Rudianto Sitanggang Pr, Pastor Bernad Sijabat Pr, P Sesarius Pr, P Marianus Sikedang Pr, Pastor Paroki St Fransiskus, Tigabinanga, Pastor Moses Elias Situmorang OFMCap, P Stefanus Sitohang OfmCap dan Koordinator Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) KAM, Pastor Sabat Nababan, Pr didampingi Koordinator Panitia, Bastanta Purba kepada SIB, Minggu (5/9) di Jalan Irian, Kabanjahe.

Didampingi sejumlah relawan dari umat Paroki St Petrus-St Paulus Kabanjahe, Paroki St Fransiskus, Tigabinanga, di antaranya, perwakilan PSE, Herdin Lingga, Dr Marikaya Bangun, Andro Meda Sembiring, Njarumi Sinulingga, Junias Tarigan, Ngajar Bangun, Pendi Tarigan, Martin Sembiring, Sedia Barus, Jaya Ginting, Ananias Sitepu, Mastina Br Sitepu, Curmin Br Ginting, Banngenana Br Purba, Rismawati Br ginting, Ratna Br Sembiring, Nd Andes Br Tarigan, T Purba, Antoni Bangun, Kawal Maha, Alexander Hr Ginting bahwa, sejak terjadinya letusan asap gunung berapi Sinabung, Jumat (27/8) pukul 17.30 wib, pengungsi dari berbagai desa di kaki gunung berapi mulai terjadi. Sejak kejadian dan para pengungsi berdatangan ke paroki telah semaksimal memberikan pelayanan sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan kepada para pengungsi.
Memang, terjadinya letusan gunung berapi Sinabung terletak di Kecamatan Naman Teran diawali letusan asap tebal dan debu panas, Jumat (27/8) pukul 17.30 WIB, awal kecemasan dan kepanikan bagi puluhan ribu masyarakat yang selama ini tinggal di desa-desa di kaki gunung berapi Sinabung. Letusan asap dan api berikut abu panas bercampur belerang, Sabtu (28/8) tengah malam, pukul 23.30 WIB, letusan Minggu (29/8) pukul 06.25 pagi dilanjutkan lagi letusan, Kamis (2/9) subuh sekitar pukul 04.40 dan dilanjutkan Kamis (2/9) sore pukul 18.00 wib membuat kepanikan warga terus meningkat sehingga pengungsian pun terus bertambah.
“Sampai saat ini sudah lebih dari 250 pengungsi dari berbagai desa, di antaranya dari desa Gurukinayan, Sukatendel, Berastepu, Beganding, Selandi, Kutagugung, Simpang Empat, Payung, Sukanalu Teran, Sukandebi, Kampungraya dan sejumlah warga desa lainnya yang mengungsi ke Paroki.

Tidak hanya itu, puluhan hewan warga berupa lembu, kerbau dan kambing kini lebih dari 50 ekor ikut dibawa warga mengungsi ke kompleks paroki. Kepada masyarakat dermawan dan ingin berbagi kasih kepada para pengungsi ini, atas nama Keuskupan Agung Medan, Paroki St Petrus-St Paulus, Jalan Irian, Kabanjahe siap menerima bantuannya untuk disalurkan kepada seluruh pengungsi yang sangat mendambakan bantuan secara cepat, merata dan tepat sasaran dengan tidak lebih lama menimbun bantuan yang ada.
Para dermawan yang ingin mendapatkan informasi lebih jauh kondisi para pengungsi dan situasi gunung berapi Sinabung, dapat menghubungi Koordinator Panitia, Bastanta Purba, HP. 08126403803 atau e-mail : caesarmaujawa@Yahoo.com,” tandas Bastanta Purba dan Dr Marikaya Bangun menambahkan.

Wujud keprihatinan tersebut, Posko KAM tidak hanya berkarya di Paroki St Petrus-St Paulus, Kabanjahe, namun juga di Paroki St Fransiskus, Kecamatan Tigabinanga yang juga telah menampung ratusan pengungsi dari berbagai desa sejak kejadian letusan gunung berapi, Jumat silam. Paroki di KAM ambil bagian dan menyatakan turut prihatin dengan rangkaian kejadian ini. KAM tentu tidak dapat menyatakan rasa keprihatinan ini satu-persatu kepada para pengungsi. Namun melalui tempat penampungan yang tersedia serta bantuan yang ada serta kunjungan dan doa yang disampaikan Pastor dan seluruh umat dan relawannya berkunjung ke berbagai jambur dan desa sebagai tempat penampungan, dapat dimaklumi dan diharapkan dapat memberi pelipurlara dan kekuatan bagi seluruh warga yang mengalami kepanikan dan penderitaan akibat letusan gunung berapi yang sebelumnya tidak terduga terjadi,” ujar Koordinator Panitia, Bastanta Purba didampingi Pastor Paroki Kabanjahe dan Tigabinanga serta sejumlah pantia lainnya.

Demikian juga secara terpisah disampaikan Pastor Paroki St Fransiskus, Tigabinanga, Pastor Moses Elias Situmorang OFMCap didampingi P Stefanus Sitohang, OfmCap kepada SIB, Minggu (5/9) bahwa, sejak kejadian lebih dari 2.013 pengungsi ditampung di lost buah, Tigabinanga. Penampungan pengungsi ini ditanganinya bersama Camat Tigabinanga, Drs Pius Ginting, Danramil 08/TB Kapten Art J Samosir, Kapolsek Tigabinanga, AKP Kandar, Lurah Tigabinanga, Nasrul Sebayang dan masyarakat lainnya.
Ribuan pengungsi ke lost buah Tigabinanga tersebut berasal dari Desa Selandi, Batukarang, Tiganderket, Susuk, Temburun, Sukatendel/simpang, Tj Merawa, Perbaji, Ujung Payung, Rimokayu, Payung, Narigunung, Tigapancur, Beganding, Kutagaluh, Nageri Kutasuah dan Gunung Melawan.

Menurut panitia bahwa sejumlah penyumbang bantuan ke posko KAM di Jalan Irian, Kabanjahe, sampai Sabtu (4/9) pukul 17.00 wib meliputi : Paroki Kabanjahe, Fr Herman Ofm Conv Delitua, Komisi PSE KAM, Tempat Sitepu, Petrus Sitepu, Lingkungan St Maria Paroki Padang Bulan, Cordio KAM, Frans P Gurusinga-Medan, Komisi Komunikasi Sosial, KAM, SD Sinyosev Kabanjahe, Ir Topan Ginting, PT Alam Jaya Sentosa, PT Aneka Inti Sari, PT Indomarko, Paroki Trinitas Cengkareng, Jakarta, PT Sidomuncul, Jakarta, Mariah Runggu, Kabanjahe, SDN 047161 Kabanjahe, STFT-P Siantar, Bpk Tira Sinaga, Marudut Manik, Netti Br Ginting, Kacaribu dan Karo Katolik Santo Stefanus, Binjai.

Pada kesempatan ini, KAM melalui panitia tak lupa mengucapkan terima kasih, kiranya Tuhan senantiasa memberkati kita semua dan masyarakat pengungsi pun tetap tabah dan sehat serta situasi gunung berapi Sinabung pun diharapkan cepat kembali normal sehingga aktivitas warga pun kembali berkarya dalam aktivitasnya masing-masing, tambah Bastanta dan dr Marikaya (M37/u)
Sumber: hariansib